Home / Pernikahan / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Chapter 211 - Chapter 220

268 Chapters

211. Mungkinkah?

Keesokan harinya. Rapat di Mahesa berlangsung di pagi hari. Rapat itu dihadiri beberapa petinggi perusahaan termasuk Haris, itu artinya Andre dan Alma juga ikut serta dalam rapat itu. Adhitama duduk mengamati. Dia memperhatikan sikap Alma, Andre, dan Haris yang aneh, sampai membuat Adhitama menggeleng kepala pelan. Rapat dimulai, Adhitama mendengarkan usul dari salah satu direktur untuk acara perayaan ulang tahun perusahaannya nanti. “Jadi, saya usul untuk memberikan penghargaan ke karyawan. Saya rasa penghargaan ini bisa meningkatkan semangat pada semua karyawan agar lebih giat bekerja. Mereka akan sangat dihargai karena mendapat penghargaan atas kerja keras mereka.” Adhitama mendengarkan dengan seksama, ide itu memang bagus, tapi dia meminta yang lainnya untuk tetap memberikan masukan. Setelah rapat selesai. Adhitama langsung berdiri lebih dulu untuk pergi. Namun, dia melihat Andre yang masih belum beranjak seperti menunggu sesuatu. “Kamu ngapain?” tanya Adhitama keher
Read more

212. Periksa

Risha yang berdiri di lobi rumah sakit tampak tersenyum saat melihat Adhitama datang. Dia buru-buru mengulurkan tangan saat melihat suaminya itu mendekat. Mereka sepakat memeriksakan calon anak ke dua mereka bersama meski datang menggunakan mobil berbeda. "Aku tidak terlambat kan?" tanya Adhitama. "Tidak!" Risha memberikan senyuman manis ke Adhitama lantas mereka berjalan menuju poli kandungan di mana Risha sudah mendaftar jauh-jauh hari. Risha tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Berbeda saat dulu mengandung Lily, Risha merasa mendapat dukungan penuh dari pria yang dicintainya ini. "Kamu tersenyum terus, apa hal baik terjadi?" Adhitama memandang Risha penuh cinta, kemudian membenarkan hijab Risha yang sedikit kusut di samping muka. "Semua hal baik terjadi padaku setiap hari semenjak aku tahu Mas Tama sangat mencintaiku," balas Risha. "Tapi jujur saja aku bahagia karena hari ini kita bisa melihat adik Lily bersama," imbuhnya. Adhitama merasa hatinya menghangat me
Read more

213. Bukan Orang Biasa

Audrey berada di kantor agensi tempatnya bernaung. Dia tampak berdiri menghadap ke luar jendela sambil bersedekap dada.Tak berselang lama seorang pria masuk dan menyapanya.“Anda seharusnya tidak perlu menerima pekerjaan itu, Pak Adhitama saat ini sedang mencari tahu tentang Anda secara detail.”“Buat dia mendapatkan apa yang dia mau,” balas Audrey.“Maksud Anda?”Audrey memutar tumit menatap dingin pria yang mengajaknya bicara. Pria itu langsung menundukkan pandangan karena takut padanya.“Apa aku perlu mengajarimu? Selama ini kamu sudah lihat sendiri bagaimana caranya aku bertahan sambil menyembunyikan identitas asli, kalau kamu sudah tidak bisa membantuku, lebih baik pergi,” kata Audrey.Pria itu menggeleng menolak ucapan Audrey.“Tapi bukankah kemarin Anda sengaja terluka agar dipecat? Kenapa Anda berubah pikiran? Ini tidak seperti Anda.”Audrey hanya menyipitkan mata, tanpa bicara dia bisa dengan mudah membuat si lawan bicara yang umurnya jauh lebih tua darinya itu buru-buru per
Read more

214. Anakku Dimarahi

Malamnya Adhitama pulang larut. Adhitama bahkan tak sempat bertemu Lily karena anak itu sudah tidur.Setelah melihat putri kecilnya di kamar, Adhitama kembali ke kamarnya. Di sana Risha baru saja meletakkan teh yang baru saja dia buat ke meja.“Mau aku siapkan air hangat?” tanya Risha sambil mendekat ke arah Adhitama. Dia membantu pria itu melepas kancing kemejanya.“Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri,” kata Adhitama. Dia menyambar bibir Risha dan menciumnya begitu lama.“Mas Tama kangen ya sama aku?” goda Risha saat tautan bibir mereka terlepas.“Banget.” Adhitama kembali mencium bibir Risha, dan kali ini dengan sedikit lumatan hingga lidah mereka saling bertautan.“Sudah, Mas mandi dulu sana.” Pipi Risha sudah bersemu merah. Dia tahu malam itu Adhitama pasti akan mengajaknya mendayung nirwana.Adhitama mengangguk, menyesap sedikit teh yang Risha buat sebelum masuk ke kamar mandi.Sesaat kemudian, Adhitama keluar dengan handuk yang melingkar di pinggang. Dia melihat Risha ber
Read more

215. Cinta Segitiga

Pagi harinya Adhitama tampak berhadap-hadapan dengan Audrey di depan. Seperti biasa Audrey datang untuk mengantar Lily ke sekolah. Risha yang melihat menjadi takut jika sampai Adhitama kelewat batas dalam memarahi Audrey. Namun ternyata Adhitama hanya meminta Audrey agar tidak terlalu keras ke Lily. "Maaf Pak." Hanya itu kata yang Audrey ucapkan ke Adhitama. Setelah itu dia mengajak Lily berangkat. Lily sendiri bersikap biasa, bahkan sudah cerewet ke Audrey seperti sebelumnya. Risha yang melihat tersenyum. Dia mensejajari Adhitama lalu berkata," Syukurlah Lily memiliki sifat yang mudah memaafkan." "Dia sepertiku," kata Adhitama sedikit narsis. Risha melebarkan mata, dia hampir saya terbahak mendengar omongan Adhitama. *** Di sisi lain siang itu Alma duduk di meja kerjanya dengan wajah cemas. Dia takut kalau sampai Risha dan Adhitama menceritakan pertemuan mereka di rumah sakit tadi. Alma tidak fokus, pikirannya sudah sampai ke mana-mana. Sampai-sampai Alma terke
Read more

216. Ungkapan Rasa

Sementara Andre berada di ruang kerja Adhitama, Haris dan Alma pergi keluar untuk bertemu klien. Mereka masih berada di mobil menuju tempat pertemuan. Sesekali Haris menoleh Alma yang diam duduk di sampingnya memandang aspal jalanan lewat kaca depan. Haris merasa tak bisa terus seperti ini hingga berusaha memecah keheningan yang terjadi di antara dirinya dan Alma. “Apa kamu benar-benar pergi ke dokter kemarin?" tanya Haris. "Iya Pak," jawab Alma singkat. "Kalau begitu masukkan saja tagihan pemeriksaanmu ke admin biar nanti diganti," ucap Haris. Alma yang mendengar seketika kaget. Dia menolak dengan berkata biaya yang dia keluarkan untuk periksa tidak sebesar itu. "Lalu apa kata dokter? Apa sekarang sudah lebih baik? Atau kamu masih merasa kurang enak badan?" tanya Haris. “Sudah,” jawab Alma," Setelah minum obat rasanya tidak seburuk kemarin," imbuh wanita itu sambil menunduk. Alma diam-diam meremas ujung blouse yang dipakai karena gugup. Haris hanya mengangguk la
Read more

217. Bermesraan Di Ruang Kerja

Alma tertegun, dia tak menyangka Haris akan menyatakan perasaan seperti ini. "Pak Haris, saya .... " Belum juga Alma membalas, Haris sudah lebih dulu bicara. "Aku tidak butuh jawabanmu, aku hanya ingin mengungkapkan isi hatiku," kata Haris. "Rasanya lega," imbuhnya kemudian sambil memulas senyuman. Alma terpaku, dia tak bisa berkata-kata dan bingung harus berbuat apa. Mereka tiba di kantor dan langsung menuju tempat masing-masing. Alma hanya bisa memandang punggung Haris yang menghilang setelah masuk ke ruang kerja. Alma bingung, merasa apa yang barus terjadi hanya mimpi. Dia duduk di belakang mejanya kemudian meraih sepucuk amplop yang tadi pagi dia letakkan di dalam laci. "Bagaimana ini? Haruskah aku memberikannya ke Pak Haris?" gumam Alma. *** Sementara di ruangan lain, Risha tak langsung pergi setelah Adhitama dan Andre selesai makan. Dia duduk di sofa, menahan Adhitama kembali bekerja dan bersandar manja ke dada pria itu. "Kenapa? Apa ada yang kamu pikirka
Read more

218. Ngidam Aneh

Setelah selesai bermanja-manjaan dengan Adhitama, Risha lantas pamit pergi. Namun, baru beberapa langkah, Risha buru-buru mengurungkan niat. Dia menghubungi Haris lebih dulu dan menanyakan apa pria itu sibuk. Haris menjawab belum ada pekerjaan yang mendesak, hingga Risha mengajaknya untuk bertemu. Namun, bukannya meminta Risha datang ke ruangannya, Haris meminta adik angkatnya itu menunggu di kafe dekat kantor. Risha awalnya merasa aneh, tapi setelah Haris datang dan langsung memesan makanan, dia tahu kalau pria itu belum makan siang. "Kita bisa pergi ke restoran atau tempat makan, kenapa memilih di sini? Makanan kafe tidak begitu enak," kata Risha. "Tidak apa-apa yang pasti bisa mengganjal perut dan aku tidak sampai terkena sakit maag," jawab Haris dengan nada candaan. Risha yang mendengar tertawa kemudian membalas," Makanya cepat cari pasangan supaya ada yang memperhatikan Kak Haris untuk hal-hal kecil semacam ini." Haris hanya tersenyum tipis, dia kembali menyantap m
Read more

219. Memenuhi Keinginan Istri

Hari berganti tapi Adhitama terus memikirkan permintaan Risha. Bahkan sebelum berangkat tadi wanita itu mengingatkannya untuk bicara ke Andre lagi.Hingga Adhitama memutuskan memanggil Andre dan Haris untuk datang menemuinya di rooftop gedung Mahesa setibanya dia di sana.Andre dan Haris yang datang bersamaan terkejut saat tahu mereka sama-sama diundang Adhitama.Mereka bingung sampai menatap pada Adhitama yang sudah menunggu.“Apa yang sebenarnya mau kamu lakukan?” tanya Haris.“Iya, Pak. Sebenarnya ada apa ini? Pak Tama tidak akan melakukan sesuatu pada saya, kan?” tanya Andre panik.Tatapan Adhitama beralih ke Andre, lalu berkata, “Memangnya kamu pikir aku akan berbuat apa? Kamu bicara seolah kamu orang penting saja.”Andre langsung melipat bibir mendengar ucapan Adhitama,“Ada apa sebenarnya? Kenapa harus bicara di rooftop?” tanya Haris lagi.Adhitama menatap Haris dan Andre bergantian, lalu menjawab, “Risha ngidam.”Haris dan Andre terkejut sampai melongo.“Lalu, apa hubungannya
Read more

220. Malam itu

Alma ragu, tapi akhirnya tetap memberanikan diri untuk menjawab.“Itu surat pengunduran diri saya, Pak.”Alma menjelaskan dengan suara yang berat.Haris terkejut sampai menegakkan tubuh.“Kenapa mendadak sekali? Apa karena ungkapan perasaanku padamu kemarin?” tanya Haris menyelidik.Alma menggeleng, lalu menjawab, “Bukan karena itu, Pak.”“Lalu soal apa? Kenapa kamu tiba-tiba ingin mengundurkan diri?” tanya Haris.Alma menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan pelan. Dia sudah menebak jika Haris tidak akan setuju begitu saja dengan keputusannya ini, sehingga Alma harus menyiapkan alasan yang tepat.“Ada masalah pribadi yang tidak bisa saya jelaskan pada Anda,” jawab Alma berusaha tenang.“Aku tidak bisa menerima surat pengunduran dirimu,” tolak Haris sambil menyandarkan punggung di kursi.“Lagi pula, bukankah sudah jelas aturannya? Jika ingin mengundurkan diri, kamu harus mengajukan sebulan sebelumnya dan kamu harus membantu memberikan arahan pada sekretaris baru yang ditunjuk,” uja
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
27
DMCA.com Protection Status