Semua Bab Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Bab 201 - Bab 210

268 Bab

201. Terluka

Sevia menyembunyikan perawat itu di kamar mandi. Dia bersikap tenang, lalu berjalan keluar kamar mendorong troli. Sevia waspada, untungnya polisi tidak menyadari kalau dia bukanlah perawat. Sevia bisa keluar dari tempat itu dengan tenang, lantas bergegas meninggalkan rumah sakit. “Mas Adhitama pikir bisa menjebloskanku ke penjara begitu saja? Dia tidak akan bisa melakukan itu!” Sevia melepas maskernya, lalu mencari taksi begitu berhasil keluar dari rumah sakit. Sevia sudah berada di taksi. Dia mendapat uang di kantong seragam perawat untuk kabur, Sevia juga membawa gunting di saku pakaian yang dia gunakan. Tak lama kemudian taksi yang dinaiki Sevia sampai di sekolah Lily. Dia mengawasi sekolah itu dan mencari keberadaan Lily. Jika Sevia tidak bisa membalas Risha, maka dia akan menjadikan Lily sasaran. Pikirannya sudah tak waras, hal yang paling Sevia inginkan sekarang hanyalah menyakiti Risha sejauh yang dia bisa. “Lihat saja, apa Risha masih bisa tertawa kalau anaknya m
Baca selengkapnya

202. Karma Setimpal?

Risha sangat panik ketika mendapat kabar dari Lily. Dia gemetar hingga membuat Adhitama bingung."Kenapa Sha? Ada apa?"“Mas,ada yang menyerang Lily. Lily bilang Audrey terluka, ayo kita ke rumah sakit sekarang," kata Risha.“Apa?” Adhitama sangat terkejut. “Audrey dibawa ke rumah sakit mana?” tanyanya sambil menyambar kunci mobil.Risha menyebutkan nama rumah sakit itu kemudian bergegas keluar dari rumah bersama Adhitama.Di sisi lain. Lily terus menangis sepanjang perjalanan menuju rumah sakit. Dia berada di mobil yang sama dengan Audrey, Lily terus menatap Audrey yang kesakitan.“Kak Audrey akan baik-baik saja, kan? Maaf ya, Kak Audrey.” Lily bicara sambil terus menangis.Audrey melihat Lily tidak bisa berhenti menangis. Dia mencoba tersenyum sambil mengangguk meski kesakitan. Jika saja tidak memiliki tujuan lain, tentu saja Audrey tidak akan membiarkan dirinya terluka seperti ini.Sesampainya di rumah sakit. Audrey langsung dibawa masuk IGD. Lily mengikuti bersama wanita yang tadi
Baca selengkapnya

203. Duka Cita

Setelah Sevia tidak akan pernah lagi menjadi ancaman bagi keluarganya, Adhitama dan Risha terlihat lebih tenang.Hari itu mereka datang menjenguk Audrey yang masih mendapat perawatan di rumah sakit.Adhitama heran, bagaimana bisa pengawal yang dia bayar mahal malah terluka saat menjaga putrinya.Berbeda dari Risha yang terlihat bersimpati, Adhitama memandang heran dan curiga ke Audrey.“Terima kasih,” ucap Audrey saat Risha menyodorkan jeruk yang sudah dia kupas.“Apa keluargamu tidak tinggal di kota ini? Kenapa tidak ada seorang pun yang menjengukmu.” Adhitama bertanya dengan nada dingin.“Saya sudah tidak punya orangtua, dan tidak ada saudara,” balas Audrey.Risha hanya diam mendengarkan sambil menawari Lily jeruk seperti yang dia berikan ke Audrey.“Kamu tahu ‘kan sebagai pengawal Lily kamu sudah membuat kesalahan, bisa saja putriku terluka kemarin.” Adhitama menatap tajam Audrey. “Jika sampai itu terjadi apa kamu bisa bertanggungjawab?” tanyanya.Audrey meletakkan jeruk yang ada d
Baca selengkapnya

204. Tak Mau Jujur

Suasana di dalam mobil yang dikendarai Adhitama pulang bersama Risha dan Lily hening. Meskipun berita duka yang mereka dengar bukan dari orang terdekat mereka, tapi tetap saja ada rasa sedih sebagai manusia. Adhitama menoleh Risha yang memandang keluar jendela, meraih tangan wanita itu lalu membawanya ke depan bibir dan menciumnya penuh cinta."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Adhitama penuh kelembutan. “Kenapa sejak tadi diam? Mana Rishaku yang cerewet.”"Tidak ada," balas Risha lalu tertawa. Dia menoleh bangku belakang di mana Lily duduk di sana. Anak itu ternyata tertidur."Lily pasti lelah, sejak pagi kita ajak dia ke rumah sakit menjenguk Audrey lalu ke rumah Alma," kata Risha."Kamu sendiri, apa kamu tidak lelah? Seharusnya kamu tidak perlu pergi ke pemakaman adik Alma," balas Adhitama. “Aku tidak mau kalau kamu sampai masuk rumah sakit lagi.”"Mana mungkin aku tidak ikut? Mas tahu Alma beberapa kali membantuku menjaga Lily. Dia juga butuh dukungan, aku malah seperti melihat diri
Baca selengkapnya

205. Lily Maunya Itu

Sore itu Kakek Roi pergi ke rumah Adhitama untuk bertemu Lily. Saat sampai di sana Risha, Adhitama juga Lily menyambutnya hangat.Terutama Lily, beberapa hari tak bertemu dengan buyutnya membuat anak itu kegirangan bahkan sangat antusias.“Kakek Buyut!” Lily yang senang melihat kedatangan Kakek Roi bergegas menghampiri pria tua itu lalu menggandengnya.Kakek Roi senang. Dia berjalan bersama Lily juga dua cucunya menuju ruang keluarga.“Apa benar informasi yang aku terima soal Sevia?” tanya Kakek Roi sesaat setelah mereka duduk.“Benar, dia sudah mati karena kecelakaan, saat berusaha kabur setelah menusuk Audrey,” jawab Adhitama.Kakek Roi terkejut, tapi juga lega karena akhirnya wanita jahat itu mati.“Baguslah. Wanita itu memang lebih baik tidak ada di dunia ini,” ucap Kakek Roi.“Mungkin itu karma. Dia tidak mau mempertanggungjawabkan kesalahannya di dunia, jadi biar dia mempertanggungjawabkannya di akhirat,” balas Adhitama yang selalu saja geram jika mengingat perbuatan Sevia.“Buy
Baca selengkapnya

206. Rahasia Kita

Audrey datang ke rumah Adhitama setelah kondisinya membaik. Dia ke sana bermaksud untuk mempertanggungjawabkan pekerjaannya karena membuat Lily hampir celaka. “Kak Audrey!” teriak Lily saat melihat Audrey datang. Risha dan Adhitama langsung menoleh ketika mendengar Lily berteriak. Audrey mengangguk ke Risha dan Adhitama, lalu memandang Lily yang sudah berdiri di depannya. “Bagaimana kondisimu?” tanya Risha. “Sudah lebih baik, terima kasih,” jawab Audrey sopan. “Saya ke sini karena mau bertemu Lily,” ucap Audrey lagi. Seperti tahu apa yang ada di pikiran Audrey, Lily berkata, “Kak Audrey mau berhenti kerja? Nggak boleh! Lily nggak ngizinin!” Adhitama dan Risha sampai terkejut dengan sikap Lily. Audrey tersenyum canggung, lalu meminta izin pada Risha dan Adhitama agar bisa bicara berdua dengan Lily, dan dia mendapat izin. “Kak Audrey tidak boleh dipecat!” Lily berpikir jika Audrey akan berhenti bekerja karena dipecat papanya. Audrey diam sejenak, lalu bertanya, “Apa Lily mau
Baca selengkapnya

207. Kecewa

Kakek Roi mengundang Risha dan Adhitama makan malam di rumahnya hari itu. Mereka sudah berkumpul dalam situasi yang hangat. Lily juga ikut ke sana, tapi anak itu malah sibuk bermain dengan Audrey dan melewatkan makan malamnya. “Ternyata kalian masih mempertahankan Audrey," ucap Kakek Roi. Adhitama menoleh pada Lily yang sedang bermain sampai tertawa, lalu membalas, “Ya, Kakek lihat sendiri. Lily hanya mau Audrey, bahkan saat aku menawari mencarikan pengganti dia menolak sampai merengek.” Kakek Roi melihat keceriaan Lily, lalu terlihat mencemaskan sesuatu. “Sebenarnya aku menyelidiki siapa Audrey, tapi aneh karena aku sama sekali tidak bisa menemukan informasi apa pun tentangnya.Bahkan masa lalunya seperti apa juga tidak ada,” ujar Kakek Roi. Adhitama tidak menyangka Kakek Roi akan bertindak sejauh itu. Namun, dia juga merasakan hal aneh, tapi mencoba mengabaikan itu. “Coba kamu pastikan lagi ke agensi yang menaunginya, cek dan pastikan asal-usul juga informasi tentang Audrey,” u
Baca selengkapnya

208. Kejutan

Sesampainya di rumah. Risha masih diam, bahkan dia mengabaikan Adhitama. Adhitama bingung dengan sikap Risha. Meski Risha kecewa dengan kejujuran kakek Roi, tapi apa harus sampai seperti ini? “Sudah, tidak usah terlalu memikirkan kebohongan Kakek, nanti malah kamu stres dan berpengaruh ke kesehatanmu,” ucap Adhitama akhirnya bersuara setelah sejak tadi ikut diam. Risha terkejut. Dia menoleh pada Adhitama dengan tatapan tidak senang. “Mas bilang tidak usah memikirkan? Setelah semua ketakutan yang aku rasakan, Mas Tama berkata seenak ini? Mas benar-benar tidak paham perasaanku!” amuk Risha geram. Adhitama terkejut karena Risha sampai mengamuk seperti itu. Saat dia ingin menjelaskan, Risha sudah lebih dulu meninggalkannya. Dia bergeming melihat Risha yang masuk kamar Lily. Adhitama merasa reaksi Risha berlebihan. Namun, dia mencoba memahami jika mungkin perasaan Risha sedang sensitif saja. ** Saat tengah malam. Adhitama memutuskan pergi ke kamar Lily. Dia melihat Risha berbaring
Baca selengkapnya

209. Konsultasi

Haris duduk di meja kerjanya diam melamun, dia tidak tahu kenapa terus memikirkan Alma.Haris menggeleng menepis pikirannya, dia merasa harus fokus bekerja dan tidak boleh lagi memikirkan soal sekretarisnya itu.Haris kembali mengamati laptopnya yang berisi beberapa grafik penjualan untuk dianalisa, saat tiba-tiba saja pintu ruang kerjanya diketuk.“Siapa?” tanya Haris heran.“Pak ini saya, Alma.”Haris kaget mendenger suara Alma, dia seketika berdiri tampak bingung dan kembali duduk di kursinya.Haris berusaha menyembunyikan salah tingkahnya. Dia berdehem sebelum mengizinkan Alma masuk.“Masuk!”Haris kembali menatap laptop setelah bicara, kemudian bersikap biasa seolah tak menunggu kedatangan Alma.“Pak Haris,” sapa Alma.Haris berpura-pura terkejut, untung saja sikapnya yang agak aneh itu tak begitu Alma perhatikan.“Kenapa kamu sudah masuk? Aku pikir kamu akan mengambil libur beberapa hari lagi,”kata Haris.Alma memulas senyum tipis, dia berjalan mendekati meja kerja Haris lalu me
Baca selengkapnya

210. Galau Masalah Wanita

Risha mengerutkan kening mendengar pertanyaan Haris. Dia mencoba menerka-nerka siapa wanita yang dimaksud oleh pria ini. “Apa wanita yang sedang Kakak bicarakan itu Alma?” tanya Risha memastikan, meski dia yakin tebakannya benar. Haris gelagapan dan tampak panik. Ingin mengelak tapi apa yang dikatakannya sudah terlalu jelas. “Kakak tidak bisa menutupi itu dariku, jadi tidak usah berbohong,” ucap Risha ketika melihat gelagat aneh Haris. Haris belum bisa menjawab, sampai Risha kembali bicara. “Sekarang mau Kak Haris bagaimana?” tanya Risha, “kalau menurutku, kalau Kak Haris hanya mau mengungkapkan perasaan saja tidak apa-apa, tapi kalau ada niat merebut tidak boleh. Kakak harus memikirkan perasaan orang lain juga,” imbuh Risha. Haris diam berpikir. “Tapi dari pada memendam perasaan dan galau terus menerus lebih baik Kak Haris jujur saja supaya tidak memiliki beban,” ucap Risha memberi nasihat, apalagi Haris sangat jelas terlihat bingung untuk membuat keputusan. Haris tid
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
27
DMCA.com Protection Status