Home / Pernikahan / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Chapter 131 - Chapter 140

270 Chapters

131. Aku Satu-satunya

Di tempat lain Haris tampak berada di ruangannya. Pria itu sedang mengecek pekerjaannya seperti biasa. Saat Haris sedang fokus bekerja, terdengar suara ketukan pintu yang membuatnya langsung menatap ke arah sana. “Permisi Pak Haris.” Alma menyapa, dia berada di ambang pintu masih dengan satu tangan memegang gagang pintu. “Sekretaris Pak Tama mencari Anda,” kata Alma. Haris cukup terkejut karena Andre mencarinya pagi-pagi. “Suruh dia masuk!” perintah Haris. Alma mengangguk lalu membuka lebar pintu agar Andre masuk. “Apa yang membuatmu datang ke sini?” tanya Haris saat melihat Andre berjalan menghampirinya. “Saya ke sini hanya untuk menyampaikan pesan Pak Tama,” jawab Andre. Dia sedikit ragu, meski begitu tetap melangkah mendekat ke meja kerja Haris. Haris mengerutkan alis, hingga melihat Andre mengeluarkan kertas dari amplop yang sedang dipegang. Andre ternyata memberikan beberapa lembar kertas biodata lengkap dengan foto wanita. “Apa ini?” tanya Haris bingung. “
Read more

132. Mulai Overprotektif

Risha pergi ke perusahaannya hari itu, dia tak lagi takut Adhitama mencuri idenya, atau melihat caranya mengelola My Lily. Risha malah merasa terbantu karena Adhitama bisa menjaga Lily.Risha duduk di ruang rapat, dia membuka laporan dari staffnya tentang penjualan My Lily, ternyata ada beberapa jenis produk yang mengalami penurunan penjualan.“Apa mungkin ini dampak dari masalah kemarin?” tanya Risha ke staffnya.“Bisa jadi, Bu.” Staff yang menjawab lantas saling pandang dengan rekannya kemudian bertanya ke Risha. “Apa Bu Risha tidak ingin mengambil langkah hukum?”Risha membuang napas lewat mulut, dia sebenarnya sangat ingin menuntut penyebar berita hoax tentang produknya itu, tapi hati kecilnya merasa kasihan.“Biarkan saja! Tuhan akan ganti yang lebih dari ini,” balas Risha.Para staff yang sedang rapat internal dengan Risha terdiam, mereka merasa beruntung memiliki atasan berhati mulia seperti wanita itu.“Aku akan mulai membuka agen atau distributor untuk My Lily,” kata Risha.
Read more

133. Saingan

Pagi itu Rara yang sibuk bekerja di ruangannya dibuat terkejut karena Sevia mendatanginya secara tiba-tiba. Dia sampai panik kenapa Sevia muncul di hadapannya tanpa pemberitahuan dulu seperinti ini.Rara takut, berhubungan dengan Sevia dalam situasinya yang baru saja mendapat maaf dari kakek Roi karena kejadian Lily jelas tidak menguntungkan.Semua orang tahu kalau Sevia itu gatal dan ingin mendapatkan Adhitama. “Ada apa kamu datang ke sini? Kenapa tidak memberitahu lebih dulu?” Rara sampai buru-buru bangkit dari kursi, hingga pahanya membentur meja.Bagi Rara melihat Sevia lebih menakutkan dari pada melihat hantu.“Lebih baik kamu jangan deket-deket lagi denganku, aku tidak mau mendapat masalah karenamu,” ucap Rara langsung memberi peringatan. “Kenapa kamu tiba-tiba bilang begitu?” Sevia mengerutkan kening. “Memangnya ada masalah apa?” tanyanya masih berpura-pura bodoh dan tak tahu apa-apa. “Semua orang tahu kamu itu sangat jahat, jadi lebih baik jangan mendekatiku lagi,” balas R
Read more

134. Tugas

Hari berikutnya, kini giliran Adhitama yang bangun kesiangan. Dia menyentuh bagian ranjang di mana Risha tidur dan tak mendapati istrinya itu di sana.Adhitama menegakkan badan, setelah itu tersenyum mengingat bagaimana semalam Risha memanjakannya. Adhitama tak percaya Risha bisa sepanas itu di atas ranjang.Setelah membersihkan diri, Adhitama mencari keberadaan Risha. Dia mendapati Lily sedang makan sereal di meja makan, sedangkan Risha sibuk memasak di depan kompor.“Pa …” Lily hampir saja menyebut nama Adhitama, tapi anak itu lebih dulu diam saat melihat papanya meletakkan telunjuk di depan bibir.Lily mengangguk. Bocah itu tertawa geli menebak Adhitama pasti hendak mengagetkan Risha.Namun, ternyata Lily salah terka. Anak itu buru-buru menutup matanya menggunakan sebelah tangan melihat Adhitama memeluk Risha dari belakang.“Mas Tama!” Risha berjengket kaget. Dia menoleh sedikit dan melihat Lily tertawa-tawa. “Ada Lily,” kata Risha.“Kenapa? Kita ini papa dan bundanya, Lily pasti s
Read more

135. Apa Akan Percaya?

Sevia datang ke penjara menemui Anwar. Dia datang ke sana sengaja memakai hijab juga kacamata berbingkai tebal agar tidak ada yang mengenalinya. Sevia menunggu di ruang khusus pengunjung, hingga beberapa saat kemudian Anwar datang diantar penjaga, lalu ditinggalkan berdua bersama Sevia di sana. “Untuk apa kamu ke sini? Kalau kedatanganmu bukan untuk membebaskanku, lebih baik tidak usah kemari?” tanya Anwar agak ketus ke Sevia. Sevia menatap Anwar yang baru saja duduk dan bersikap menjengkelkan kepadanya. “Aku ke sini ingin memperingatkanmu, lebih baik kamu tetap menjaga mulutmu dan jangan pernah menyebut namaku!” Sevia bicara dengan nada penekanan. Anwar marah karena ucapan Sevia. “Kamu memang sialan! Aku tidak mau membusuk di penjara sendiri! Semua ini karenamu, kamu yang menyuruhku berbuat jahat seperti itu lalu sekarang kamu mau lepas tangan, hah!” Anwar berteriak-teriak seperti orang kesetanan. Dia tak sadar saat menerima tawaran Sevia. Anak angkatnya itu sangat licik dan s
Read more

136. Tidak Biasanya Bertengkar

Masih berada di Jogja, Adhitama hari itu melakukan dua tugas sekaligus. Dia menunggu Risha live di kantor wanita itu sambil bekerja dan menjaga Lily. Adhitama duduk di sofa di dalam ruangan bersama staff lain sambil mengamati Risha, sedangkan Lily asyik bermain boneka di sampingnya.Adhitama masih fokus dengan laporan yang harus dia teliti, hingga telinganya mendengar staff Risha saling bisik dan tersenyum.Adhitama langsung mengambil ponsel untuk melihat siaran langsung Risha dari sana. Sekilas Adhitama melihat banyak komen yang bergulir naik begitu cepat, tentu saja hal itu membuatnya penasaran. Adhitama akhirnya menghentikan pekerjaannya lalu melihat komentar-komentar yang mengikuti live Risha.[Aku baru pertama kali melihat live My Lily. Ternyata benar Ownernya cantik.][Kalau live setiap hari juga aku betah mantengin.]Adhitama mengerutkan alis membaca komentar-komentar itu. Dia lantas mengecek salah satu akun yang memberi komentar kalau Risha cantik, hingga ekspresi wajahnya be
Read more

137. Jauh Lebih Penting?

Setelah mengurus kepindahan sekolah Lily, Risha mengajak Adhitama ke panti asuhan yang dulu sering mereka kunjungi sebelum kembali ke Jakarta. Adhitama yang baru saja turun dari mobil tampak tertegun memandang bangunan panti asuhan itu, sudah sangat lama dia tak ke sana hingga merasa tempat itu adalah tempat yang berbeda. “Ayo masuk!” ajak Risha sambil menggandeng Lily. Adhitama mengangguk, lalu mereka berjalan beriringan menuju ke kantor panti itu untuk menemui pengurus panti.Saat tiba di ruangan itu, ternyata Ibu panti sendiri yang menyambut kedatangan mereka, tapi Ibu panti sudah tidak ingat siapa Adhitama hingga mengamati wajah Adhitama dengan seksama. “Gimana kabar Ibu? Sehat kan?" tanya Risha saat bertemu ibu panti. “Sehat,” jawab ibu panti sambil masih memandang Adhitama. “Dia siapa?” tanya wanita itu kemudian. Risha menoleh ke Adhitama yang duduk memangku Lily. “Apa Ibu ingat peristiwa kebakaran pondok di belakang panti? Saya anak laki-laki yang dulu selamat dari ke
Read more

138. Memang Bodoh

Pagi di kota Jakarta, Adhitama bersama Risha menemani hari pertama Lily pergi ke sekolah barunya. Sepanjang jalan tampak keceriaan di wajah mereka.Hingga setelah meninggalkan Lily yang memang sudah terbiasa tidak Risha tunggui di sekolah, Risha mengajak Adhitama berbelok ke sebuah warung makan yang sedang viral.Dengan dalih ingin mencoba makanan di sana, Risha hendak menanyakan sesuatu ke Adhitama. Tiba di warung makan itu, mereka harus menunggu lima belas menit sampai mendapat tempat duduk. Risha terus menunjukkan wajah antusias ke Adhitama, menutupi kegelisahannya.Sambil menunggu pesanan mereka datang Risha terlihat mengambil beberapa biji gorengan dan membuat Adhitama memandang heran."Apa kamu masih lapar? Kita tadi sudah sarapan," ucap Adhitama.Risha mengangguk, memulas senyum dan menjawab," Porsi makanannya sedikit kok Mas."Adhitama tertawa, dia menyentuh sudut bibir Risha yang sedikit berlepotan saat sedang makan gorengan."Mas, aku mau ngomong sesuatu, tapi janji dulu Ma
Read more

139. Pergi Bersama

Risha berada di kamarnya sedang sibuk mengemas pakaian yang akan dibawa ke pesta ulang tahun Kakek Roi. Sesekali Risha memandang Adhitama yang duduk di tepian ranjang bersama Lily.“Apa Lily nanti mau berenang di sana?” tanya Risha sambil memasukkan pakaiannya ke koper.“Mau,” jawab Lily saat menoleh Risha.Risha mengangguk lalu pergi mengambil baju renang Lily.“Papa, di sana nanti ada apa aja?” tanya Lily penasaran.Adhitama tampak berpikir sebentar, lalu menjawab, “Ada kolam renang besar, ada penyu, ada pantai yang cantik juga.”Lily tampak senang dan begitu antusias, anak itu semringah seolah tahu hendak diajak pergi liburan.Beberapa saat kemudian Risha datang membawa baju renang milik Lily.“Berapa orang yang diundang Kakek, Mas?” tanya Risha ke Adhitama lalu memasukkan baju Lily ke koper.“Aku kurang tahu, mungkin seratus atau lebih,” jawab Adhitama, “Memangnya kenapa?” Adhitama balas bertanya.“Tidak, aku hanya ingin tahu saja,” jawab Risha.“Apa Mas yakin mau membawa satu s
Read more

140. Jamuan Makan Mengejutkan

“Para tamu undangan sepertinya akan sampai di sini besok pagi,” ucap Adhitama.Risha yang sedang membantu Adhitama memasang dasi terlihat mengangguk. Wanita itu mengusap bagian depan jas yang Adhitama kenakan lantas menoleh Lily yang sedang berputar-putar, membuat gaun yang dipakai ikut mengembang.“Lily nanti kepalanya pusing lho.” Ucapan Risha sukses membuat Lily berhenti.Setelah memberi peringatan pada putrinya, Risha kemudian berjalan menuju depan kaca untuk memastikan penampilan.“Aku penasaran, apa mungkin kerena terlalu kaya jadi setiap tahun Kakek Roi selalu menggelar pesta,” kata Risha. “Empat tahun ini Kakek tidak pernah merayakan ulang tahunnya.” Risha langsung menatap Adhitama saat mendengar jawaban pria itu. Dia terdiam tak percaya. Mungkinkah karena dia tidak ada jadi Kakek Roi enggan membuat pesta? Melihat Risha diam, Adhitama lantas mendekat dan menyentuh pipi Risha. “Malam ini kamu cantik sekali,” puji Adhitama. Risha tersipu malu sampai mengulum bibir karena puj
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
27
DMCA.com Protection Status