Share

132. Mulai Overprotektif

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-14 18:04:03

Risha pergi ke perusahaannya hari itu, dia tak lagi takut Adhitama mencuri idenya, atau melihat caranya mengelola My Lily. Risha malah merasa terbantu karena Adhitama bisa menjaga Lily.

Risha duduk di ruang rapat, dia membuka laporan dari staffnya tentang penjualan My Lily, ternyata ada beberapa jenis produk yang mengalami penurunan penjualan.

“Apa mungkin ini dampak dari masalah kemarin?” tanya Risha ke staffnya.

“Bisa jadi, Bu.”

Staff yang menjawab lantas saling pandang dengan rekannya kemudian bertanya ke Risha. “Apa Bu Risha tidak ingin mengambil langkah hukum?”

Risha membuang napas lewat mulut, dia sebenarnya sangat ingin menuntut penyebar berita hoax tentang produknya itu, tapi hati kecilnya merasa kasihan.

“Biarkan saja! Tuhan akan ganti yang lebih dari ini,” balas Risha.

Para staff yang sedang rapat internal dengan Risha terdiam, mereka merasa beruntung memiliki atasan berhati mulia seperti wanita itu.

“Aku akan mulai membuka agen atau distributor untuk My Lily,” kata Risha.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Tama udah mikirin Lily ga boleh pacaran dulu.hihihi
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Betul kata Tama tuh kudu hati2 jgn percaya aja ,bahaya mengintai terus
goodnovel comment avatar
vieta_novie
setuju ma Tama....emang hrs antispasi & waspada, krn kita ga tau isi hati orang yg sbnernya...bener² baik atau cuma pura²... btw kepo juga alasan Tama benci banget ma Arin & Rara...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   133. Saingan

    Pagi itu Rara yang sibuk bekerja di ruangannya dibuat terkejut karena Sevia mendatanginya secara tiba-tiba. Dia sampai panik kenapa Sevia muncul di hadapannya tanpa pemberitahuan dulu seperinti ini.Rara takut, berhubungan dengan Sevia dalam situasinya yang baru saja mendapat maaf dari kakek Roi karena kejadian Lily jelas tidak menguntungkan.Semua orang tahu kalau Sevia itu gatal dan ingin mendapatkan Adhitama. “Ada apa kamu datang ke sini? Kenapa tidak memberitahu lebih dulu?” Rara sampai buru-buru bangkit dari kursi, hingga pahanya membentur meja.Bagi Rara melihat Sevia lebih menakutkan dari pada melihat hantu.“Lebih baik kamu jangan deket-deket lagi denganku, aku tidak mau mendapat masalah karenamu,” ucap Rara langsung memberi peringatan. “Kenapa kamu tiba-tiba bilang begitu?” Sevia mengerutkan kening. “Memangnya ada masalah apa?” tanyanya masih berpura-pura bodoh dan tak tahu apa-apa. “Semua orang tahu kamu itu sangat jahat, jadi lebih baik jangan mendekatiku lagi,” balas R

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   134. Tugas

    Hari berikutnya, kini giliran Adhitama yang bangun kesiangan. Dia menyentuh bagian ranjang di mana Risha tidur dan tak mendapati istrinya itu di sana.Adhitama menegakkan badan, setelah itu tersenyum mengingat bagaimana semalam Risha memanjakannya. Adhitama tak percaya Risha bisa sepanas itu di atas ranjang.Setelah membersihkan diri, Adhitama mencari keberadaan Risha. Dia mendapati Lily sedang makan sereal di meja makan, sedangkan Risha sibuk memasak di depan kompor.“Pa …” Lily hampir saja menyebut nama Adhitama, tapi anak itu lebih dulu diam saat melihat papanya meletakkan telunjuk di depan bibir.Lily mengangguk. Bocah itu tertawa geli menebak Adhitama pasti hendak mengagetkan Risha.Namun, ternyata Lily salah terka. Anak itu buru-buru menutup matanya menggunakan sebelah tangan melihat Adhitama memeluk Risha dari belakang.“Mas Tama!” Risha berjengket kaget. Dia menoleh sedikit dan melihat Lily tertawa-tawa. “Ada Lily,” kata Risha.“Kenapa? Kita ini papa dan bundanya, Lily pasti s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   135. Apa Akan Percaya?

    Sevia datang ke penjara menemui Anwar. Dia datang ke sana sengaja memakai hijab juga kacamata berbingkai tebal agar tidak ada yang mengenalinya. Sevia menunggu di ruang khusus pengunjung, hingga beberapa saat kemudian Anwar datang diantar penjaga, lalu ditinggalkan berdua bersama Sevia di sana. “Untuk apa kamu ke sini? Kalau kedatanganmu bukan untuk membebaskanku, lebih baik tidak usah kemari?” tanya Anwar agak ketus ke Sevia. Sevia menatap Anwar yang baru saja duduk dan bersikap menjengkelkan kepadanya. “Aku ke sini ingin memperingatkanmu, lebih baik kamu tetap menjaga mulutmu dan jangan pernah menyebut namaku!” Sevia bicara dengan nada penekanan. Anwar marah karena ucapan Sevia. “Kamu memang sialan! Aku tidak mau membusuk di penjara sendiri! Semua ini karenamu, kamu yang menyuruhku berbuat jahat seperti itu lalu sekarang kamu mau lepas tangan, hah!” Anwar berteriak-teriak seperti orang kesetanan. Dia tak sadar saat menerima tawaran Sevia. Anak angkatnya itu sangat licik dan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   136. Tidak Biasanya Bertengkar

    Masih berada di Jogja, Adhitama hari itu melakukan dua tugas sekaligus. Dia menunggu Risha live di kantor wanita itu sambil bekerja dan menjaga Lily. Adhitama duduk di sofa di dalam ruangan bersama staff lain sambil mengamati Risha, sedangkan Lily asyik bermain boneka di sampingnya.Adhitama masih fokus dengan laporan yang harus dia teliti, hingga telinganya mendengar staff Risha saling bisik dan tersenyum.Adhitama langsung mengambil ponsel untuk melihat siaran langsung Risha dari sana. Sekilas Adhitama melihat banyak komen yang bergulir naik begitu cepat, tentu saja hal itu membuatnya penasaran. Adhitama akhirnya menghentikan pekerjaannya lalu melihat komentar-komentar yang mengikuti live Risha.[Aku baru pertama kali melihat live My Lily. Ternyata benar Ownernya cantik.][Kalau live setiap hari juga aku betah mantengin.]Adhitama mengerutkan alis membaca komentar-komentar itu. Dia lantas mengecek salah satu akun yang memberi komentar kalau Risha cantik, hingga ekspresi wajahnya be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   137. Jauh Lebih Penting?

    Setelah mengurus kepindahan sekolah Lily, Risha mengajak Adhitama ke panti asuhan yang dulu sering mereka kunjungi sebelum kembali ke Jakarta. Adhitama yang baru saja turun dari mobil tampak tertegun memandang bangunan panti asuhan itu, sudah sangat lama dia tak ke sana hingga merasa tempat itu adalah tempat yang berbeda. “Ayo masuk!” ajak Risha sambil menggandeng Lily. Adhitama mengangguk, lalu mereka berjalan beriringan menuju ke kantor panti itu untuk menemui pengurus panti.Saat tiba di ruangan itu, ternyata Ibu panti sendiri yang menyambut kedatangan mereka, tapi Ibu panti sudah tidak ingat siapa Adhitama hingga mengamati wajah Adhitama dengan seksama. “Gimana kabar Ibu? Sehat kan?" tanya Risha saat bertemu ibu panti. “Sehat,” jawab ibu panti sambil masih memandang Adhitama. “Dia siapa?” tanya wanita itu kemudian. Risha menoleh ke Adhitama yang duduk memangku Lily. “Apa Ibu ingat peristiwa kebakaran pondok di belakang panti? Saya anak laki-laki yang dulu selamat dari ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   138. Memang Bodoh

    Pagi di kota Jakarta, Adhitama bersama Risha menemani hari pertama Lily pergi ke sekolah barunya. Sepanjang jalan tampak keceriaan di wajah mereka.Hingga setelah meninggalkan Lily yang memang sudah terbiasa tidak Risha tunggui di sekolah, Risha mengajak Adhitama berbelok ke sebuah warung makan yang sedang viral.Dengan dalih ingin mencoba makanan di sana, Risha hendak menanyakan sesuatu ke Adhitama. Tiba di warung makan itu, mereka harus menunggu lima belas menit sampai mendapat tempat duduk. Risha terus menunjukkan wajah antusias ke Adhitama, menutupi kegelisahannya.Sambil menunggu pesanan mereka datang Risha terlihat mengambil beberapa biji gorengan dan membuat Adhitama memandang heran."Apa kamu masih lapar? Kita tadi sudah sarapan," ucap Adhitama.Risha mengangguk, memulas senyum dan menjawab," Porsi makanannya sedikit kok Mas."Adhitama tertawa, dia menyentuh sudut bibir Risha yang sedikit berlepotan saat sedang makan gorengan."Mas, aku mau ngomong sesuatu, tapi janji dulu Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   139. Pergi Bersama

    Risha berada di kamarnya sedang sibuk mengemas pakaian yang akan dibawa ke pesta ulang tahun Kakek Roi. Sesekali Risha memandang Adhitama yang duduk di tepian ranjang bersama Lily.“Apa Lily nanti mau berenang di sana?” tanya Risha sambil memasukkan pakaiannya ke koper.“Mau,” jawab Lily saat menoleh Risha.Risha mengangguk lalu pergi mengambil baju renang Lily.“Papa, di sana nanti ada apa aja?” tanya Lily penasaran.Adhitama tampak berpikir sebentar, lalu menjawab, “Ada kolam renang besar, ada penyu, ada pantai yang cantik juga.”Lily tampak senang dan begitu antusias, anak itu semringah seolah tahu hendak diajak pergi liburan.Beberapa saat kemudian Risha datang membawa baju renang milik Lily.“Berapa orang yang diundang Kakek, Mas?” tanya Risha ke Adhitama lalu memasukkan baju Lily ke koper.“Aku kurang tahu, mungkin seratus atau lebih,” jawab Adhitama, “Memangnya kenapa?” Adhitama balas bertanya.“Tidak, aku hanya ingin tahu saja,” jawab Risha.“Apa Mas yakin mau membawa satu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   140. Jamuan Makan Mengejutkan

    “Para tamu undangan sepertinya akan sampai di sini besok pagi,” ucap Adhitama.Risha yang sedang membantu Adhitama memasang dasi terlihat mengangguk. Wanita itu mengusap bagian depan jas yang Adhitama kenakan lantas menoleh Lily yang sedang berputar-putar, membuat gaun yang dipakai ikut mengembang.“Lily nanti kepalanya pusing lho.” Ucapan Risha sukses membuat Lily berhenti.Setelah memberi peringatan pada putrinya, Risha kemudian berjalan menuju depan kaca untuk memastikan penampilan.“Aku penasaran, apa mungkin kerena terlalu kaya jadi setiap tahun Kakek Roi selalu menggelar pesta,” kata Risha. “Empat tahun ini Kakek tidak pernah merayakan ulang tahunnya.” Risha langsung menatap Adhitama saat mendengar jawaban pria itu. Dia terdiam tak percaya. Mungkinkah karena dia tidak ada jadi Kakek Roi enggan membuat pesta? Melihat Risha diam, Adhitama lantas mendekat dan menyentuh pipi Risha. “Malam ini kamu cantik sekali,” puji Adhitama. Risha tersipu malu sampai mengulum bibir karena puj

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19

Bab terbaru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status