Share

138. Memang Bodoh

last update Last Updated: 2024-09-18 14:45:55

Pagi di kota Jakarta, Adhitama bersama Risha menemani hari pertama Lily pergi ke sekolah barunya. Sepanjang jalan tampak keceriaan di wajah mereka.

Hingga setelah meninggalkan Lily yang memang sudah terbiasa tidak Risha tunggui di sekolah, Risha mengajak Adhitama berbelok ke sebuah warung makan yang sedang viral.

Dengan dalih ingin mencoba makanan di sana, Risha hendak menanyakan sesuatu ke Adhitama.

Tiba di warung makan itu, mereka harus menunggu lima belas menit sampai mendapat tempat duduk. Risha terus menunjukkan wajah antusias ke Adhitama, menutupi kegelisahannya.

Sambil menunggu pesanan mereka datang Risha terlihat mengambil beberapa biji gorengan dan membuat Adhitama memandang heran.

"Apa kamu masih lapar? Kita tadi sudah sarapan," ucap Adhitama.

Risha mengangguk, memulas senyum dan menjawab," Porsi makanannya sedikit kok Mas."

Adhitama tertawa, dia menyentuh sudut bibir Risha yang sedikit berlepotan saat sedang makan gorengan.

"Mas, aku mau ngomong sesuatu, tapi janji dulu Ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Rara benaran bilang ke Tama ttg kerjasama sevia dan mm nya
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Bego di Rico mau aja dimanfaatkan sama jalang ...
goodnovel comment avatar
ramadhaniyulia
Rico sableng...wkwkwk Rara bnr tuh, tiatii kena hiv
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   139. Pergi Bersama

    Risha berada di kamarnya sedang sibuk mengemas pakaian yang akan dibawa ke pesta ulang tahun Kakek Roi. Sesekali Risha memandang Adhitama yang duduk di tepian ranjang bersama Lily.“Apa Lily nanti mau berenang di sana?” tanya Risha sambil memasukkan pakaiannya ke koper.“Mau,” jawab Lily saat menoleh Risha.Risha mengangguk lalu pergi mengambil baju renang Lily.“Papa, di sana nanti ada apa aja?” tanya Lily penasaran.Adhitama tampak berpikir sebentar, lalu menjawab, “Ada kolam renang besar, ada penyu, ada pantai yang cantik juga.”Lily tampak senang dan begitu antusias, anak itu semringah seolah tahu hendak diajak pergi liburan.Beberapa saat kemudian Risha datang membawa baju renang milik Lily.“Berapa orang yang diundang Kakek, Mas?” tanya Risha ke Adhitama lalu memasukkan baju Lily ke koper.“Aku kurang tahu, mungkin seratus atau lebih,” jawab Adhitama, “Memangnya kenapa?” Adhitama balas bertanya.“Tidak, aku hanya ingin tahu saja,” jawab Risha.“Apa Mas yakin mau membawa satu s

    Last Updated : 2024-09-18
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   140. Jamuan Makan Mengejutkan

    “Para tamu undangan sepertinya akan sampai di sini besok pagi,” ucap Adhitama.Risha yang sedang membantu Adhitama memasang dasi terlihat mengangguk. Wanita itu mengusap bagian depan jas yang Adhitama kenakan lantas menoleh Lily yang sedang berputar-putar, membuat gaun yang dipakai ikut mengembang.“Lily nanti kepalanya pusing lho.” Ucapan Risha sukses membuat Lily berhenti.Setelah memberi peringatan pada putrinya, Risha kemudian berjalan menuju depan kaca untuk memastikan penampilan.“Aku penasaran, apa mungkin kerena terlalu kaya jadi setiap tahun Kakek Roi selalu menggelar pesta,” kata Risha. “Empat tahun ini Kakek tidak pernah merayakan ulang tahunnya.” Risha langsung menatap Adhitama saat mendengar jawaban pria itu. Dia terdiam tak percaya. Mungkinkah karena dia tidak ada jadi Kakek Roi enggan membuat pesta? Melihat Risha diam, Adhitama lantas mendekat dan menyentuh pipi Risha. “Malam ini kamu cantik sekali,” puji Adhitama. Risha tersipu malu sampai mengulum bibir karena puj

    Last Updated : 2024-09-19
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   141. Botol Obat

    Hari berikutnya. Satu per satu tamu Kakek Roi akhirnya tiba di pulau itu. Mereka terlihat senang saat disambut sendiri oleh Kakek Roi, apalagi mereka akan menikmati pesta dengan konsep liburan yang pasti menyenangkan.“Bagaimana penerbangannya?” tanya Kakek Roi saat salah satu direktur perusahaan menyapanya.“Sangat menyenangkan, ini akan jadi akhir pekan yang sangat memuaskan,” balas direktur itu.Kakek Roi tertawa kecil, lalu meminta semua orang pergi ke kamar yang sudah disiapkan agar bisa beristirahat. Satu undangan untuk dua orang, sehingga ada yang membawa pasangan, atau mengajak anak.Sementara Kakek Roi dan Adhitama sibuk menyambut tamu, Risha memilih menemani dan mengawasi Lily bermain di pantai.Risha terus berada di dekat Lily, sedikit pun tidak berpaling dari anak itu.“Bu Risha.”Seseorang tiba-tiba menyapa Risha dan membuatnya menoleh.Ternyata Alma yang menyapa. Alih-alih istirahat, sekretaris Haris itu malah memilih langsung berjalan-jalan.Risha membalas sapaan Alma d

    Last Updated : 2024-09-19
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   142. Cucu Yang Serakah?

    Adhitama syok dan berlari masuk untuk melihat apa yang terjadi. Dia kaget melihat Kakek Roi yang tergeletak sedang berusaha diangkat oleh beberapa orang. “Apa yang terjadi?” tanya Adhitama panik. “Nanti saya jelaskan, kondisi Tuan buruk, seseorang sepertinya sudah menaruh racun di minuman Tuan Roi.” Penjelasan asisten Kakek Roi membuat Adhitama terkejut bukan kepalang, dia menggenggam erat botol obat yang diberikan Rara padanya tadi. Adhitama masih mematung sampai Haris mendekat dan berbisik ke telinganya,”Jangan bilang kalau kamu mungkin dijebak membunuh Kakekmu sendiri.” Tanpa menoleh Haris, Adhitama menjawab,” Wanita itu, akan kubunuh dia jika sampai terjadi hal buruk ke Kakek.” Adhitama geram, berjanji akan membalas kejahatan orang-orang itu dengan lebih kejam. Tak lama Risha datang, dia bingung melihat orang-orang tampak panik lantas mencoba mencari tahu apa yang terjadi. Risha mendekat ke Adhitama dan Haris. “Ada apa ini?” tanya Risha sambil menatap cemas A

    Last Updated : 2024-09-20
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   143. Menyudutkan

    Malam harinya semua tamu undangan sudah berkumpul di ruang pesta untuk merayakan ulangtahun Kakek Roi.Meski berada di sana tapi terlihat jelas kalau mereka bingung dengan apa yang terjadi. Kecurigaan mereka bertambah kuat karena tidak ada satupun keluarga Mahesa yang menyambut kedatangan mereka."Pasti memang terjadi sesuatu.""Apa benar Pak Roi diracuni cucunya sendiri?" Mereka saling berbisik dan tak ayal menyebabkan kesimpangsiuran kabar.Sementara itu, di kamarnya Adhitama dan Risha tampak sama-sama diam. Risha duduk di tepi ranjang sedangkan Adhitama berdiri di dekat jendela.Adhitama baru saja menceritakan soal rencana buruk Sevia, tapi bukan meracuni Kakek Roi seperti ini, tapi membuatnya menenggak obat perangsang. "Dia licik sekali, dengan siapa dia mau menjebakku? Mungkin dia pikir Kakek akan mengundangnya," kata Adhitama.Risha hanya diam, karena sebelumnya Adhitama berkata bisa saja Risha lah yang dijebak bersama Haris. Risha menahan gemuruh di dada, merasa geram membaya

    Last Updated : 2024-09-20
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   144. Gagal

    "Buyut!" Lily memeluk Kakek Roi yang terlihat begitu sehat. Hingga Semua orang terkejut apalagi Arin yang seketika itu gemetar ketika melihat Kakek Roi baik-baik saja. “Maaf kalau aku sedikit terlambat,” ucap Kakek Roi ke semua tamu yang ada di sana. Adhitama menatap tak percaya Kakek Roi yang ternyata sehat. Dia sangat bahagia saat sang kakek berjalan menghampirinya. Kakek Roi mengusap lengan Adhitama. Dia tahu kalau cucunya itu pasti sangat mencemaskan dirinya. Arin yang ketakutan menjadi gelagapan sampai tanpa sadar bertanya, “Papa tidak mati?” Pertanyaan bodoh dari Arin membuat Kakek Roi langsung menoleh dengan tatapan tidak senang. “Apa kamu ingin aku mati?!” Suara Kakek Roi terdengar tegas, apalagi tatapan mata pria tua itu sangat tajam ke Arin. Arin megap-megap kebingungan. Rencananya berantakan dan dia kini merasa nyawanya terancam."Kenapa Papa bicara seperti itu?" tanya Arin. “Berhenti memanggilku papa karena kamu bukan anakku!” tandas Kakek Roi tegas. Se

    Last Updated : 2024-09-21
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   145. Bukti

    Pesta Kakek Roi tetap meriah meski sebelumnya terjadi hal yang kurang menyenangkan. Selesai pesta, Kakek Roi menemui Arin di ruang khusus tempat Arin ditahan bersama Rara dan Rico. Pria tua itu ke sana bersama yang lain. Saat melihat Kakek Roi datang, Arin panik dan takut. “Berikan obat yang dibilang berisi racun itu padanya,” perintah Kakek Roi sambil menatap Arin. Asisten Kakek Roi mengangguk lalu memberikan botol obat batuk itu ke Arin. Arin gelagapan dan semakin panik. “Minum!” perintah Kakek Roi dengan tatapan tanpa ampun. Arin langsung berlutut mendengar perintah Kakek Roi. “Aku minta maaf. Aku benar-benar tidak berniat melakukan itu semua.” Arin bersujud sambil memohon. Kakek Roi masih menatap datar, lalu bertanya ke Roshadi. “Wanita seperti ini sebaiknya diapakan?” Kakek Roi benar-benar sudah geram dengan kelakuan Arin. Roshadi menatap Arin yang bersujud di lantai lalu menjawab, “Terserah Papa, aku benar-benar merasa bersalah dan malu sudah membawanya ke keluarga ki

    Last Updated : 2024-09-21
  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   146. Balasan Setimpal

    Sevia berjalan dengan sombong menuju ruangan privat di sebuah restoran yang sengaja dia pesan. Wanita itu tersenyum miring melihat mobil milik Arin sudah terparkir di depan, yang menandakan bahwa wanita itu artinya sudah berada di dalam. Sevia masuk ke ruangan itu setelah pelayan membukakan pintu. Namun, alangkah terkejutnya Sevia saat melihat siapa yang duduk menunggunya. “Mas Adhitama!” Sevia ketakutan, dia mundur ke arah pintu lantas berbalik. Sevia berusaha membuka pintu itu tapi ternyata sudah dikunci dari luar. “Kenapa kamu takut? Apa kamu pikir sudah berhasil membunuh Kakek Roi dan menjebloskanku ke penjara?” Adhitama memulas seringai, dia menatap penuh kebencian ke Sevia yang berdiri dengan sedikit gemetaran. Sevia merasa terjebak, foto yang dia minta ke Arin semalam untuk membuktikan Kakek Roi sudah meninggal ternyata palsu. “Apa yang Mas bilang, aku tidak tahu apa-apa, aku tidak mengerti maksudnya.” Sevia masih saja mengelak. “Kamu pikir kejahatanmu itu akan selaman

    Last Updated : 2024-09-22

Latest chapter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Happy Family : END

    Risha dan Adhitama berjalan beriringan masuk ke sekolah Lily pagi itu. Mereka terlihat beberapa kali berhenti untuk berbicara dengan orangtua teman Lily yang juga datang ke sekolah.Hari itu acara kelulusan murid digelar, Risha sudah tidak sabar melihat bagaimana penampilan putri kecilnya di atas pentas.Risha duduk sambil harap-harap cemas menunggu acara dimulai.“Dia tidak akan membuat kesalahan ‘kan?” tanya Risha sambil meremas tangan. Padahal Lily yang akan tampil, tapi dia yang grogi.Adhitama yang melihat Risha beberapa kali menggigit bibir bawah hanya tersenyum, dia meraih tangan sang istri yang ada di atas paha lalu menggenggamnya erat.“Dingin sekali, kenapa kamu yang gugup begini?” tanya Adhitama.“Aku hanya khawatir. Lihat saja banyak orang begini, bagaimana kalau dia takut hingga membuat kesalahan. Dia pasti sedih dan bisa kehilangan rasa percaya diri, ini penampilan pertamanya di depan banyak orang,” jawab Risha.“Kamu harus yakin ke Lily, dia pasti bisa. Calon penerus Ma

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 11 : Menikah?

    Sore itu, Andre duduk di meja kerjanya sambil menatap layar laptop. Pekerjaan hari itu hampir selesai, tetapi ada satu hal lagi yang harus dia urus sebelum meminta izin pulang ke Adhitama.Andre melihat jam di tangannya, sudah hampir pukul lima sore. Andre menarik napas dalam-dalam sebelum berdiri dan melangkah ke ruangan Adhitama.“Pak, apa saya bisa bicara sebentar?” kata Andre, mencoba terdengar tenang meskipun ada sedikit kegugupan di suaranya.Adhitama yang masih berkutat dengan layar laptop menjawab, “Tentu. Ada apa?”“Saya mau minta izin, Pak. Lusa rencananya saya ingin mengambil cuti untuk jalan-jalan sebentar. Sudah lama saya tidak liburan."Adhitama sedikit terkejut mendengar permintaan Andre. Dia menghentikan pekerjaannya sejenak lalu memandang sekretarisnya itu. “Jalan-jalan? Ke mana? Memang kamu sudah punya pacar?” goda Adhitama.Andre tertawa kecil mendengar pertanyaan sang atasan. Pemuda itu sedikit berkilah dengan menjawab, “Memang pergi jalan-jalan harus bersama pacar

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 10 : Pulang Bersama

    Seminggu kemudian Alma dan Haris mengadakan syukuran atas kelahiran anak mereka.Syukuran di rumah mereka berjalan meriah. Tamu-tamu yang datang silih berganti, membawa suasana hangat penuh canda tawa.Alma, yang baru saja melahirkan putra pertamanya, tampak bahagia menyambut satu per satu tamu yang hadir.Andre melangkah masuk dengan senyum kecil di wajah. Berbaur dengan tamu-tamu lain yang sebagian besar dia kenal. Namun, saat melihat sosok gadis yang tengah mengobrol di sudut lain ruangan, Andre segera berjalan mendekatinya. Ia sudan lama tak bertemu dengan Mahira, tapi dia sebenarnya sudah menduga pasti akan bertemu dengan Mahira di rumah Alma."Andre! Lama nggak ketemu. Apa kabar?" tanya Mahira sambil tersenyum lebar.Andre mengangguk kecil. "Baik. Kamu gimana?""Aku? Baik juga. Ngomong-ngomong, kabar mamamu gimana? Sehat kan?""Sehat kok," jawab Andre.Mereka terlihat canggung, Mahira bahkan ingin menjauh tapi entah kenapa ada perasaan yang membuatnya ingin terus mengobrol denga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 9 : Satu Malam Indah

    Risha baru saja keluar dari kamar Lily malam itu. Dia berjalan pelan sambil memandang pintu ruang kerja Adhitama. Risha ragu mungkinkah Adhitama masih berada di sana atau sudah kembali ke kamar mereka. Risha mengedikkan bahu, memilih mempercepat langkah menuju kamar tidur. Baru saja menutup pintu, Adhitama membuat Risha terkejut karena sudah berada di dalam. “Astaga Mas Tama!” pekik Risha setelah sebelumnya berjengket karena kaget. “Kamu itu kenapa?” Adhitama terkekeh kecil lalu menekuk tangan di depan dada. “Aku pikir Mas masih di ruang kerja,” balas Risha sambil naik ke atas ranjang lalu duduk di samping Adhitama. “Apa ada masalah lagi di Mahesa?” tanyanya penuh perhatian. “Tidak ada, hanya mengecek dan memastikan sesuatu.” Adhitama membalas sambil melingkarkan tangan melewati punggung Risha, memberi isyarat kalau dia ingin memeluk istrinya itu. “Bagaimana Pembangunan kantor dan pabrik barumu? Bukankah seharusnya bulan depan pabrik sudah bisa mulai beroperasi?” tanya Adhitama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 8 : Kode Ke Suami

    “Sudah sayang, kamu sudah cantik!”Ucapan Adhitama membuat Risha menoleh dan tersenyum. Adhitama berjalan mendekat pada Risha yang masih mematut diri di depan cermin, memeluk pinggang lalu mencium pundak istrinya itu.“Lily sudah siap?” tanya Risha sambil memandang Adhitama dari pantulan kaca di hadapannya.“Sudah, dia senang sekali mendengar kita mau mengajaknya pergi belanja,” balas Adhitama. “Ternyata semua wanita sama, suka sekali dengan hal berbau materi,” imbuhnya.Risha tertawa lebar, dia memutar tubuh lalu memandang Adhitama yang semakin hari semakin terlihat menawan di matanya.“Jadi selama ini Mas Tama pikir aku ini matre? Begitu?” goda Risha.“Hm .. bagaimana aku menjawab? Yang pasti aku bahagia bisa memberimu segalanya.” Adhitama meraih pinggang Risha. Menarik tubuh wanita itu hingga menempel padanya.“Aku hanya butuh Mas cintai dan jadikan satu-satunya wanita di dalam hidup Mas Tama,” ujar Risha. Senyum tipis dan tatapan matanya yang penuh cinta melenakan Adhitama hingga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Pantas Bahagia

    Andre sedang duduk di meja kerjanya, memeriksa laporan yang harus diserahkan ke Adhitama saat atasannya itu baru saja datang.Andre langsung berdiri dan menyapa dengan sopan. “Selamat pagi, Pak.”"Pagi, ikut ke ruanganku, ada yang mau aku bicarakan," ucap Adhitama seraya melangkah masuk.Andre mengangguk, dia berdiri dari kursinya kemudian menyusul Adhitama. Meskipun terdengar serius, tapi raut Adhitama tidak tampak mengintimidasi."Aku mendengar dari pengacara kalau masalah dengan ayahmu itu belum ada titik temu, bagaimana perkembangannya?” tanya Adhitama.Andre menarik napas dalam sebelum menjawab. “Sebenarnya semalam saya bertemu dengannya, yang bisa saya baca dia mulai terlihat khawatir. Mungkin karena saya bilang bekerja di Mahesa dan memiliki dukungan penuh dari perusahaan.”Adhitama tersenyum tipis. “Baguslah kalau begitu. Orang seperti Papamu itu biasanya hanya menggertak. Kalau ada yang kamu butuhkan, jangan ragu untuk bicara, aku pasti akan membantu,” ucapnya.“Terima kasih,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Tidak Akan Menang

    Di tengah hujan gerimis yang mengguyur kota, Mahira duduk di kursi penumpang mobil Andre sambil membuka jendela, membiarkan angin segar bercampur bau aspal basah masuk ke dalam mobil.Di tengah perjalanan menuju kos, tiba-tiba Mahira berkata, “Apa bisa berhenti sebentar di minimarket depan? Aku mau beli beberapa makanan buat stok di kos.”Andre mengangguk tanpa banyak bicara, lalu memutar setir ke arah minimarket yang Mahira maksud. Mobil itu melambat dan berhenti di depan minimarket yang terlihat ramai. Mahira keluar lebih dulu, lalu menoleh ke Andre yang masih duduk di kursi kemudi.“Yuk, ikut," ajaknya. Andre sebenarnya malas keluar mobil, tapi entah kenapa dia mengiyakan saja ajakan Mahira."Kamu kalau mau beli sesuatu boleh. Aku traktir, kamu pilih apa aja yang kamu mau.” Senyum Mahira mengembang. Pikirnya, Andre sudah banyak membantu jadi tidak ada salahnya mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk membelikan pemuda itu sesuatu.Andre menghela napas sambil menggeleng. "Nggak usah.

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Bisakah Perasaan Berubah?

    Mahira duduk di ruang kecil kantor My Lily, matanya terus melirik jam dinding. Risha belum juga datang, dan dia sudah tidak sabar untuk meminta izin pada ibunda Lily itu.Meski terdengar keterlaluan, tapi Mahira berniat mengajukan diri agar diizinkan melakukan live penjualan sepanjang hari.Mahira masih menunggu dengan cemas, hingga Risha muncul dengan senyum maanis.“Pagi,” sapa Risha ke semua stafnya. Wanita itu berjalan ke ruang kerjanya dan disusul oleh Mahira.“Bu Risha, permisi. Apa saya boleh bicara?”Ucapan Mahira membuat Risha menghentikan langkah lalu menoleh.“Bicara apa?” tanya Risha dengan kening berkerut halus.“Begini Bu Risha. Saya mau meminta izin, boleh tidak hari ini saya mengambil alih live dari pagi sampai petang? Maksimal delapan jam.”Risha mengangkat alis, kaget dengan permintaan itu. “Kenapa tiba-tiba kamu ingin live selama itu?”Mahira menarik napas panjang, matanya sedikit berkaca-kaca. “Saya butuh uang, Bu. Papa saya … papa saya ditangkap polisi.”Risha ter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Andre - Mahira : Fakir Miskin

    Lain di mulut lain di hati. Meski terlihat tak peduli, nyatanya Andre tidak benar-benar bisa mengabaikan Mahira. Malam itu, meskipun memaksakan diri untuk tidur, pikiran Andre tetap berkelana, memikirkan Mahira dan apa yang mungkin sedang terjadi.Pagi harinya, Andre bangun dengan perasaan yang masih sama. Namun, dia tetap berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaannya kepada siapapun, termasuk ibunya.Andre bangkit dari tempat tidur dengan mata berat. Ponselnya tergeletak di meja dengan layar hitam tanpa notifikasi baru. Dia memegangnya lagi, ragu sejenak sebelum mengetik pesan lain untuk Mahira.[Kalau kamu butuh bantuan, bilang aja.]Setelah mengirim pesan itu, Andre termenung, berharap balasannya kali ini datang.Namun, keheningan tetap mengisi ruang kamarnya. Andre mendesah berat, merasa bersalah tapi masih enggan mengakui."Apa aku harus ke sana langsung?" gumamnya. Pikiran tentang Mahira di kos seorang diri terus menghantui Andre.***Matahari baru saja muncul, memancarkan sin

DMCA.com Protection Status