Home / Romansa / Kakak, Jangan Merayuku Terus! / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Kakak, Jangan Merayuku Terus!: Chapter 141 - Chapter 150

258 Chapters

141. Bukan Kencan

Zack mondar-mandir di kamar. Matanya sibuk melirik ponsel di tangan berkali-kali. Menunggu memang hal yang mengesalkan."Zack, aku mau dipeluk." Aurora merajuk karena ditinggal tidur sendirian."Oh iya. Aku segera datang." Setengah berlari, Zack mendekat dan langsung naik ke ranjang.Cup. Kecupan singkat diberikan Zack di pipi sang istri. Meski sedang memeluk Aurora, matanya tetap mengamati layar ponsel."Aku yakin Vigor tidak akan meneleponmu malam ini." Aurora berkata dalam dekapan Zack."Dia pasti menelepon.""Kenapa kamu begitu yakin?"Sambil menyeringai, Zack menjawab," Karena kubilang sepupunya yang hamil penasaran dan dia harus menuruti permintaan wanita hamil!""Ya, ampun!" Aurora menggeleng mendengar Zack menggunakan dirinya sebagai alasan.Sudah lewat jam sepuluh malam. Masih belum ada kabar dari Vigor. Aurora mulai memejamkan mata dan bernapas teratur di dalam dekapan Zack.Tangan kiri Zack mengelus perut buncit istrinya, sementara tangan kanan bermain ponsel. Ia tetap bert
Read more

142. Pasien Istimewa

Zack dan Aurora menatap pasangan di depan mereka. Vigor berpakaian rapi dengan stelan jas dan Marshella yang mengenakan gaun panjang bertali spaghetti.“Terima kasih atas kedatangannya. Sebenarnya ini acara makan malam dalam rangka ucapan terima kasih pada Uncle Vigor yang telah membantu selama melakukan studi banding di parlemen.” Marshella dengan santun berkata pada Zack dan Aurora.“Karena kalian tidak bisa berduaan, jadi kami diajak?” Aurora tersenyum penuh pengertian saat Marshella mengangguk malu.Sementara Zack harus menahan gelak tawanya karena Marshella memanggil Vigor dengan sebutan ‘Uncle’.“Jadi, tugasmu di parlemen sudah selesai?” Zack akhirnya bertanya.Marshella mengangguk pelan. “Iya. Besok aku akan kembali ke negaramu.”Sepanjang makan malam, Aurora banyak berkomunikasi dengan Marshella. Aurora mengundang Marshella ke kastil, dengan juga sebaliknya.Bahkan, keduanya bertukar cerita tentang keluarga masing-masing. Baik Vigor maupun Zack hanya tersenyum dan sesekali men
Read more

143. Tendangan Bayi Kastil

Sudah satu bulan Aurora dan Zack berada di kastil. Kini, mereka harus kembali. Aurora berhenti dari kegiatannya mondar-mandir sambil mengelus-elus perutnya.“Kenapa, Sayang? Bayi kastil bergerak lagi?” Zack segera menghampiri istrinya.Aurora tidak menjawab. Ia meraih telapak tangan Zack dan meletakkannya di perut bagian samping. Keduanya saling menatap dan merasakan getaran dari dalam perut Aurora.“Ya Tuhan. Dia aktif sekali. Dan tendangannya lebih keras dari tadi pagi, bukan? Apa ini sakit?” Zack lalu menatap perut Aurora dengan wajah cemas.“Tidak sakit, Zack. Hanya kadang kaget saja.”Tak lama kemudian, gerakan itu mereda dan hilang sama sekali. Zack tetap mengelus perut sang istri beberapa saat sebelum akhirnya kembali membereskan koper mereka.“Kasihan Kakek Viscout yang belum pernah merasakan tendangan bayi kastil. Selalu saja sudah mereda saat ada Kakek.” Aurora bicara pada perutnya.“Akan ada saatnya Kakek bisa merasakannya, Sayang.” Zack bicara sambil mengeluarkan dua koper
Read more

144. Ngidam Yogurt

Aurora bercerita dengan wajah memberengut. Ia, Alzard dan Mami sampai menunggu hampir dua jam di kantor manager supermarket agar kerumunan yang menunggu Aurora membubarkan diri."Ya, sudah. Yang penting sekarang kalian tidak apa-apa. Apa bayi kastil rewel?" Zack menenangkan sang istri sambil mengelus perutnya."Tidak. Bayi ini pintar. Hanya saja setelah keluar dari supermarket aku lapar sekali hingga menghabiskan dua porsi lasagna."Tetapi, Aurora masih belum puas mengomel. Ia bilang seandainya ada Zack pasti penanganannya lebih cepat. Secara Zack adalah lelaki yang pandai mengamati situasi."Padahal aku mau beli yogurt yang aku suka di sana." Sambil merajuk, Aurora mengadu pada Zack."Nanti aku akan minta Jeff membelinya untukmu, Sayang."Kepala Aurora menggeleng keras. "Aku mau kamu yang belikan.""Aku? Ke supermarket?"Aurora mengangguk."Oke. Besok, ya. Sekarang sudah malam."Wajah Aurora lebih memberengut. Kepalanya menggeleng lalu dengan mata memohon menatap Zack."Aku mau sekar
Read more

145. Gosip Sosialita

“Kenapa wajahmu kusut begitu?” Zavian menatap sahabatnya sambil memberikan berkas yang perlu ditandatangani Zack.Sambil membaca berkas kemudian menandatanginya satu persatu, Zack bercerita. Ia baru tau bahwa selama ini ada gosip yang beredar.Pernyataan yang membuat Zack kesal. Sebagian orang berpikir Zack menikahi adik angkatnya karena Aurora adalah seorang bangsawan kaya raya.Zavian menggeleng. Ia mengaku tidak pernah mendengar berita tersebut. Lalu, Zavian menyarankan agar Zack tidak ambil perduli pada kebohongan tersebut.“Aku akan masa bodoh jika Aurora tidak tau berita ini.”“Semoga saja Aurora tidak tau.”“Doamu terlambat. Aurora sudah tau dan kesal sekali.”Menurut cerita Zack, Aurora tak sengaja mendengar percakapan Zack dengan Mami di ruang makan. Di depan Mami, Aurora bersikap biasa saja. Tetapi, kemudian saat berduaan dengan Zack, ia mengeluh dan mengaku sebal.&ldqu
Read more

146. Bukan Berarti ....

“Hah?” Alzard tercengang, meski dalam hati bersorak senang. “Ka—Kamu melamarku?”Wajah Jenny memerah jambu. “Seharusnya kamu yang melakukannya, bukan? Kenapa lama sekali kau mengatakannya?”Alzard mengabaikan pernyataan Jenny. “Jadi, kau menyukaiku? Sejak kapan?”Jenny tidak berterus-terang. Ia berkata bahwa ia menyukai perhatian Alzard. Merasa nyaman berbincang dan berdua dengan lelaki itu dan juga senang dengan kepribadiannya yang hangat.Terus mengulur waktu, Alzard tersenyum senang. Ia mengucapkan terima kasih atas segala pujian Jenny.Mereka bersantai di cafe. Alzard menolak tawaran Jenny untuk makan karena ia baru saja makan bersama Aurora, Zack dan Zavian.“Apa kamu sudah tau jenis kelamin bayi Aurora?”“Zack dan Aurora memilih tidak mengetahuinya. Mereka akan menerima apa pun jenis kelamin bayi itu.”“Kenapa begitu? Jika sudah ketauan, s
Read more

147. Menerima Bantuan

Puas sekali Alzard malam ini. Dalam perjalanan pulang ke kediaman mewah milik Zack, ia tak hentinya tersenyum.Aurora memang tidak sedarah dengannya. Namun begitu, Alzard berpendapat hanya ia yang boleh menjahili adik angkatnya tersebut. Orang lain yang merundung Aurora harus berhadapan dengannya.Tiba di rumah, Alzard menunggu Zack di ruang kerja. Jeff bilang kakaknya itu sudah pulang dan sedang menemani istrinya di kamar. Meski begitu, Alzard tetap meminta Jeff untuk memberitahu Zack bahwa ia menunggunya.“Sebaiknya alasanmu cukup bagus untuk membuatku keluar kamar.” Zack datang sambil mendengus kasar.Alzard berbalik badan. Kakaknya yang tampan itu sudah mengenakan piyama sutra yang Alzard tau senada dengan yang dimiliki Aurora. Tetapi, Alzard juga yakin saat ini, piyama itu sudah tidak cukup untuk perut Aurora.“Kalau mau melamun, silahkan. Aku kembali ke kamar saja.” Zack berancang-ancang akan pergi saat melihat sang adik hanya diam memperhatikan dirinya.“Tunggu, tunggu!” Alzard
Read more

148. Bayi yang Aktif

Aurora mengelus-elus perutnya dengan air mata berlinang. Zack lebih panik lagi. Ia sempat akan pingsan namun berhasil menguatkan diri.Tiba di rumah sakit, Aurora langsung di bawa ke ruang gawat darurat. Dokter Edwin terlihat berlari dan langsung mengenakan sarung tangan karet dibantu seorang suster.Zack duduk di luar ruangan. Menutup wajahnya dengan kedua tangan. berusaha mengatur napas walau sangat sulit dilakukan. Kini, air matanya tidak bisa lagi ia tahan untuk tidak keluar.“Bagaimana Aurora?” Dokter Edwin mulai menggerakkan alat USG.“Sakit. Kram. Kencang. Sulit bernapas.”Dokter Edwin mengucapkan beberapa kalimat perintah. Aurora segera diinfus. Perutnya dipasangi alat deteksi jantung bayi.Zack dipanggil ke dalam ruangan. Tangannya langsung bertemu dengan tangan Aurora yang terasa lemas. Aurora mendapat kecupan dalam dari sang suami.Meski setengah tidur, Aurora masih mendengar Dokter Edwin berkata bahwa Aurora mengalami kontraksi karena bayi di dalam kandungannya sangat akti
Read more

150. Gender Reveal

"Kenapa tiba-tiba kamu ingin melahirkan di sini, Aurora? Kami sampai kaget mendengar berita ini." Vigor menatap Aurora dan Zack bergantian."Sebenarnya aku sudah memikirkan ini sejak kandunganku memasuki usia enam bulan. Hanya alasan sentimentil sebenarnya."Semua menatap Aurora yang mengelus perutnya sambil tersenyum."Aku tidak lahir di kastil." Aurora mengembuskan napas panjang sambil menatap sekelilingnya. "Terus-terang, tempat ini masih asing bagiku.""Semoga dengan lahir di sini, bayi kastil akan merasa memiliki tempat ini. Tempat leluhurnya tinggal."Ucapan Aurora membuat semua yang mendengar terharu. Terutama Kakek Viscout. Cucunya ternyata memikirkan sampai sejauh itu.***June tetap bersikeras membuat pesta pengumuman jenis kelamin. Ia bersama Alzard sangat kompak dalam merancang pesta tersebut.Dengan senang hati, Kakek Viscout menyiapkan tempat dan makanan sementara dekorasi didesain khusus oleh June."Wuiihh cantik dan tampan sekali." June bertepuk tangan menatap Aurora d
Read more

151. Pesta Kembang Api

Pesta usai untuk memberi waktu bagi Aurora untuk beristirahat. Meski begitu, kakek Viscout masih membuka kastil untuk para tamu. Bahkan makanan tak hentinya datang sebagai suguhan yang membuat semua merasa betah.“Nanti malam akan ada pesta kembang api. Istirahatlah dulu.” June mengedipkan matanya pada Aurora dan Zack.Zack menggeleng samar. Lagi-lagi, ia harus berbasa-basi nanti malam. Namun melihat Aurora tampak bahagia dan antusias, Zack akhirnya tersenyum dan ikut mengucapkan terima kasih pada June.“Gender reveal rancanganmu sukses. Kuenya bagus dan enak banget. Kamu pintar sekali memilihnya.” Aurora memuji kerja June.“Alzard banyak membantu.” June mengendik pada adik Zack yang masih mengobrol dengan para sahabat Zack.“Kalian memang cocok. Sama-sama iseng!”Kepala Aurora mengangguk menyetujui pernyataan Zack. June hanya terkekeh, lalu kembali mengusir Aurora.“Sudah, sana. Masuk kamar. Rendam kakimu dengan air dingin. Walaupun sepatu heels pilihanku nyaman untuk wanita hamil te
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
26
DMCA.com Protection Status