“Kenapa wajahmu kusut begitu?” Zavian menatap sahabatnya sambil memberikan berkas yang perlu ditandatangani Zack.Sambil membaca berkas kemudian menandatanginya satu persatu, Zack bercerita. Ia baru tau bahwa selama ini ada gosip yang beredar.Pernyataan yang membuat Zack kesal. Sebagian orang berpikir Zack menikahi adik angkatnya karena Aurora adalah seorang bangsawan kaya raya.Zavian menggeleng. Ia mengaku tidak pernah mendengar berita tersebut. Lalu, Zavian menyarankan agar Zack tidak ambil perduli pada kebohongan tersebut.“Aku akan masa bodoh jika Aurora tidak tau berita ini.”“Semoga saja Aurora tidak tau.”“Doamu terlambat. Aurora sudah tau dan kesal sekali.”Menurut cerita Zack, Aurora tak sengaja mendengar percakapan Zack dengan Mami di ruang makan. Di depan Mami, Aurora bersikap biasa saja. Tetapi, kemudian saat berduaan dengan Zack, ia mengeluh dan mengaku sebal.&ldqu
“Hah?” Alzard tercengang, meski dalam hati bersorak senang. “Ka—Kamu melamarku?”Wajah Jenny memerah jambu. “Seharusnya kamu yang melakukannya, bukan? Kenapa lama sekali kau mengatakannya?”Alzard mengabaikan pernyataan Jenny. “Jadi, kau menyukaiku? Sejak kapan?”Jenny tidak berterus-terang. Ia berkata bahwa ia menyukai perhatian Alzard. Merasa nyaman berbincang dan berdua dengan lelaki itu dan juga senang dengan kepribadiannya yang hangat.Terus mengulur waktu, Alzard tersenyum senang. Ia mengucapkan terima kasih atas segala pujian Jenny.Mereka bersantai di cafe. Alzard menolak tawaran Jenny untuk makan karena ia baru saja makan bersama Aurora, Zack dan Zavian.“Apa kamu sudah tau jenis kelamin bayi Aurora?”“Zack dan Aurora memilih tidak mengetahuinya. Mereka akan menerima apa pun jenis kelamin bayi itu.”“Kenapa begitu? Jika sudah ketauan, s
Puas sekali Alzard malam ini. Dalam perjalanan pulang ke kediaman mewah milik Zack, ia tak hentinya tersenyum.Aurora memang tidak sedarah dengannya. Namun begitu, Alzard berpendapat hanya ia yang boleh menjahili adik angkatnya tersebut. Orang lain yang merundung Aurora harus berhadapan dengannya.Tiba di rumah, Alzard menunggu Zack di ruang kerja. Jeff bilang kakaknya itu sudah pulang dan sedang menemani istrinya di kamar. Meski begitu, Alzard tetap meminta Jeff untuk memberitahu Zack bahwa ia menunggunya.“Sebaiknya alasanmu cukup bagus untuk membuatku keluar kamar.” Zack datang sambil mendengus kasar.Alzard berbalik badan. Kakaknya yang tampan itu sudah mengenakan piyama sutra yang Alzard tau senada dengan yang dimiliki Aurora. Tetapi, Alzard juga yakin saat ini, piyama itu sudah tidak cukup untuk perut Aurora.“Kalau mau melamun, silahkan. Aku kembali ke kamar saja.” Zack berancang-ancang akan pergi saat melihat sang adik hanya diam memperhatikan dirinya.“Tunggu, tunggu!” Alzard
Aurora mengelus-elus perutnya dengan air mata berlinang. Zack lebih panik lagi. Ia sempat akan pingsan namun berhasil menguatkan diri.Tiba di rumah sakit, Aurora langsung di bawa ke ruang gawat darurat. Dokter Edwin terlihat berlari dan langsung mengenakan sarung tangan karet dibantu seorang suster.Zack duduk di luar ruangan. Menutup wajahnya dengan kedua tangan. berusaha mengatur napas walau sangat sulit dilakukan. Kini, air matanya tidak bisa lagi ia tahan untuk tidak keluar.“Bagaimana Aurora?” Dokter Edwin mulai menggerakkan alat USG.“Sakit. Kram. Kencang. Sulit bernapas.”Dokter Edwin mengucapkan beberapa kalimat perintah. Aurora segera diinfus. Perutnya dipasangi alat deteksi jantung bayi.Zack dipanggil ke dalam ruangan. Tangannya langsung bertemu dengan tangan Aurora yang terasa lemas. Aurora mendapat kecupan dalam dari sang suami.Meski setengah tidur, Aurora masih mendengar Dokter Edwin berkata bahwa Aurora mengalami kontraksi karena bayi di dalam kandungannya sangat akti
"Kenapa tiba-tiba kamu ingin melahirkan di sini, Aurora? Kami sampai kaget mendengar berita ini." Vigor menatap Aurora dan Zack bergantian."Sebenarnya aku sudah memikirkan ini sejak kandunganku memasuki usia enam bulan. Hanya alasan sentimentil sebenarnya."Semua menatap Aurora yang mengelus perutnya sambil tersenyum."Aku tidak lahir di kastil." Aurora mengembuskan napas panjang sambil menatap sekelilingnya. "Terus-terang, tempat ini masih asing bagiku.""Semoga dengan lahir di sini, bayi kastil akan merasa memiliki tempat ini. Tempat leluhurnya tinggal."Ucapan Aurora membuat semua yang mendengar terharu. Terutama Kakek Viscout. Cucunya ternyata memikirkan sampai sejauh itu.***June tetap bersikeras membuat pesta pengumuman jenis kelamin. Ia bersama Alzard sangat kompak dalam merancang pesta tersebut.Dengan senang hati, Kakek Viscout menyiapkan tempat dan makanan sementara dekorasi didesain khusus oleh June."Wuiihh cantik dan tampan sekali." June bertepuk tangan menatap Aurora d
Pesta usai untuk memberi waktu bagi Aurora untuk beristirahat. Meski begitu, kakek Viscout masih membuka kastil untuk para tamu. Bahkan makanan tak hentinya datang sebagai suguhan yang membuat semua merasa betah.“Nanti malam akan ada pesta kembang api. Istirahatlah dulu.” June mengedipkan matanya pada Aurora dan Zack.Zack menggeleng samar. Lagi-lagi, ia harus berbasa-basi nanti malam. Namun melihat Aurora tampak bahagia dan antusias, Zack akhirnya tersenyum dan ikut mengucapkan terima kasih pada June.“Gender reveal rancanganmu sukses. Kuenya bagus dan enak banget. Kamu pintar sekali memilihnya.” Aurora memuji kerja June.“Alzard banyak membantu.” June mengendik pada adik Zack yang masih mengobrol dengan para sahabat Zack.“Kalian memang cocok. Sama-sama iseng!”Kepala Aurora mengangguk menyetujui pernyataan Zack. June hanya terkekeh, lalu kembali mengusir Aurora.“Sudah, sana. Masuk kamar. Rendam kakimu dengan air dingin. Walaupun sepatu heels pilihanku nyaman untuk wanita hamil te
“Sejak kapan?” Zack berdiri di depan alzard dan June yang duduk bersebelahan.Semua terkejut saat June memekik senang, sedangkan Alzard berlutut di depannya. Aurora dan Zack bahkan tidak bertepuk tangan saking kagetnya melihat pemandangan tersebut.Zack menyeret keduanya masuk ke dalam kastil. Kini menginterogasi adik dan sahabat istrinya sambil mondar-mandir di depan mereka.“Aku sering berbincang dengan June mengenai Jenny. Lama-kelamaan kami bertemu, jalan bersama dan akhirnya nyaman.” Alzard tersenyum menatap June.Aurora terheran sendiri. Kenapa ia sampai tidak sadar pada hubungan keduanya. Padahal ia sering mendengar June bercerita bahwa sahabatnya itu ada janji temu dengan Alzard.“Kenapa kamu nggak cerita padaku, June?” Aurora tampak sedih.“Kamu tidak bertanya. Lagipula aku tidak mau merusak kebahagiaanmu saat hamil begini.” June memberikan alasannya.“Tak apa, Adik Cantik. Yang penting, sekarang kalian semua sudah tau.”Tak lama kemudian Mami Clara dan Kakek Viscout masuk. M
“Bukankah akan lebih stress jika kau mencari tau lebih banyak?” Vigor memperhatikan Zack yang sedang membaca buku-buku mengenai kelahiran.Bahkan di meja kerja sahabatnya itu bukan hanya ada satu-dua buku. Setumpuk buku dengan penulis yang berbeda kini menghiasi mejanya.“Paling tidak aku mempersiapkan diri pada kemungkinan yang akan terjadi.”“Yang terjadi adalah akan banyak darah. Bahkan bayimu keluar dengan berlumuran darah. Itu yang harus kau siapkan secara kau takut darah!” Vigor mengingatkan sang sahabat.“Sial, kau! Aku jadi membayangkan yang tidak-tidak!” Zack mengumpat kesal.“Ingatlah saat kau membuat Aurora berdarah di malam pertama. Kau malah menikmatinya, kan?”“Pergi kau dari sini. Sama sekali tidak membantu!” Zack dengan wajah merah mengusir sahabatnya.Vigor malah tergelak. Baru kali ini ia melihat Zack sangat tegang karena akan menghadapi detik-detik kelahiran sang buah hati ke dunia. Drama menjelang kelahiran yang dibuatnya tidak selesai-selesai.“Aku hanya ingin men