Semua Bab Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya: Bab 81 - Bab 90

339 Bab

BAB DELAPAN PULUH SATU

David berjalan masuk ke sebuah klub, tempat di mana dia biasa melepas stres dan penat. Netra coklatnya memandang jauh, menembus kabut yang tercipta dari asap rokok yang meliuk di bawah sinar lampu berkelap kelip. Langkah panjang David membawanya ke depan barterder. Lelaki itu memesan minuman pada sang peracik minum. Sembari menunggu, matanya kembali memindai tempat tersebut. David tak menghiraukan sentuhan menggoda yang datang padanya. Mengusap pundak, lengan, dada bahkan paha. Para penjaja tubuh itu sudah hafal mana pria yang bisa diajak ke ranjang, mana yang tidak. David memenuhi kriteria pria dengan otak mesum. Manik mata David memicing, memindai, menilai tiap tubuh yang melewatinya. Ukuran dada, pinggul, bokong, paha, betis, leher. Semua tak luput dari penilaian David, penikmat wanita yang akhir-akhir ini kehilangan minat.Semua karena satu wanita. David menenggak habis satu gelas koktail sekali habis. Tubuh itu, sial! David tak bisa mengenyahkannya dari pikirannya. Seksi dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya

BAB DELAPAN PULUH DUA

"Kenapa?" Rafael muncul di belakang Nadine dari arah kamar mandi. "Max siapa?" Nadine bertanya langsung. Rafael terdiam sesaat. Seolah tengah mempertimbangkan sesuatu."Aku, kadang mereka suka memanggilku dengan nama tengahku," balas Rafael akhirnya. Nadine mengerutkan dahi. Hal itu membuat Rafael curiga."Jangan bilang kamu tidak tahu nama panjangku," tebak Rafael. Nadine nyengir seketika."Memang tidak." Astaga! Rafael menepuk dahinya. Lelaki itu gegas naik ke kasur. Lalu mengubur dirinya dalam selimut."Aku kesal Nad. Masak nama suami sendiri tidak tahu," ujar Rafael dari balik gulungan selimut. Nadine melongo sekaligus lucu. Rafael mana betah pakai selimut, pria itu paling tidak betah gerah. Kalau tidur, AC diturunkan sampai suhu enam belas derajat. Dan itu sudah cukup membuat tubuh Nadine mengigil kedinginan.Beda dengan Rafael yang masih bisa tidur tanpa baju. Kalau Nadine sudah tidak tahan dingin, baru Rafael mendekapnya, guna menghangatkannya. Dan seringnya berakhir dengan pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-06
Baca selengkapnya

BAB DELAPAN PULUH TIGA

Paramita menggeram kesal ketika Rion tetap tak bersedia menghubungkan dengan putranya. Wanita itu sungguh rindu pada Rafa, demikian dia sering memanggilnya. Beberapa waktu terdiam hingga dia teringat seseorang. Buru-buru dia melangkahkan kaki, keluar dari ruangan tempatnya bekerja."Nadine mana, Rena?" Paramita bertanya pada Rena. Sang asisten mengangguk sebelum menjawab."Biasa Ibu, ngambil makanan yang diantar suaminya. So sweet banget gak sih, hampir tiap hari dikirim makan siang sama cemilan. Jadi kepo deh sama suaminya Nadine.""Hush, cepuan amat. Pengen ya suruh suami kamu jadi kurir."Paramita memang akrab dengan staf di lantai dua puluh lima. Tidak peduli dengan statusnya yang istri salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan ini, atau posisinya yang sekarang wakil CEO. Paramita tetaplah perempuan yang ramah dan hangat pada siapa saja.Maka tak heran, banyak staf yang sering ikut meladeni wanita itu saat bercanda, atau situasi informal seperti saat ini. "Suaminya Nadine e
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-07
Baca selengkapnya

BAB DELAPAN PULUH EMPAT

Rafael terdiam beberapa waktu, mendengar langkah heels mendekat ke arahnya. Jantung Rafael berdebar, napasnya memburu. Meski detik setelahnya dia berusaha menenangkan hati dan pikirannya. Sekali dua Rafael menghembuskan napas, hingga dia mampu menguasai diri.Perlahan suami Nadine berbalik arah, tepat dengan Paramita berhenti di depannya. "Maaf, Anda siapa?" Paramita mundur selangkah. Perempuan itu memindai wajah pria bermasker di hadapannya.Rafael membuka maskernya. Ekspresi Paramita seketika berubah kecewa. "Maaf, saya salah orang." Perempuan itu membalikkan badan, pelan berjalan meninggalkan Rafael yang turut menunjukkan wajah sendu. "Maaf, Ma. Belum waktunya. Tapi setidaknya Rafa tahu Mama baik-baik saja."Rafael segera masuk ke dalam lift, yang seharusnya Paramita tahu kalau benda itu tidak bisa sembarangan dipakai. "Kamu keterlaluan, Max." Sandy langsung menyembur sang teman sekaligus atasannya.Sandy memang lebih banyak membantu Rafael bekerja dari ruangan rahasia mereka, sej
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya

BAB DELAPAN PULUH LIMA

Mood Nadine memburuk sepanjang sisa hari. Hal itu dipicu munculnya satu orang yang akan bergabung di kantor Nadine. Sebenarnya tidak banyak dampaknya pada Nadine, hanya saja kehadiran orang itu akan mengingatkan istri Rafael akan kebodohannya di masa lalu."Tenang saja, nanti tante pasang plakat di depan pintu. David Prasetio dilarang masuk." Rena terkekeh mendengar lelucon atasannya. Tumben Paramita masih stay sampai sore."Sorry, Nad. Bapaknya anak yang punya perusahaan, jadi suka-suka dia mau nempatin anaknya di mana saja." Rion ikut nimbrung dari depan sana. Sepertinya cerita Nadine yang pernah bertunangan dengan David sudah menyebar di lantai itu."Bukan salah kalian. Mungkin akunya saja yang terlalu lebay." Sepertinya Nadine harus mulai membatasi diri dalam menanggapi kedatangan David di kantor ini. Jika sikapnya masih menunjukkan kemarahan, tak pelak pandangan orang justru akan buruk padanya. Bisa saja mereka menganggap Nadine belum move on dari David meski sudah menikah."Jang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-08
Baca selengkapnya

BAB DELAPAN PULUH ENAM

"Apa itu?" Nadine bertanya ketika Rafael tampak mengamati sebuah benda yang menurut Nadine "unik" di matanya. Benda itu hanya seperti batang besi dengan ujung bergerigi seperti potongan ... kunci."Tidak tahu." Rafael menjawab datar. Pria itu sejak tadi tidak bisa memikirkan benda apa yang sedang dia pegang. Atau lebih tepatnya, kenapa Lio memiliki benda itu, atau apa gunanya benda di tangannya. Lio adalah orang yang fungsional, semua benda yang dia miliki pasti punya fungsi, tidak mungkin dia menyimpang hal yang tidak berguna, apalagi Melani bilang kalau benda ini ada di jaket Lio saat kecelakaan terjadi."Memang itu punya siapa?" Nadine kepo juga akhirnya."Punya kakakku." Nadine menoleh cepat, terkejut dengan ucapan sang suami."Kamu punya kakak?" Ini informasi baru untuk Nadine."Punya, tapi sudah lama meninggal." Wajah Rafael datar, tapi dari suaranya jelas sekali jika lelaki itu sedih."Maaf, aku tidak tahu." Nadine memeluk Rafael yang seketika melesakkan kepalanya di dada Nadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya

BAB DELAPAN PULUH TUJUH

"Kalian berantem?" Rafael yang sedang membopong sebuket bunga mawar merah besar dan satu paper bag berisi martabak full toping, dengan harga ratusan ribu, terpaksa menghentikan langkah di ambang pintu. Ada Sita yang mencegatnya."Bukan urusanmu!" Desis Rafael penuh penekanan, lelaki itu hampir mengeja ucapannnya. Bukannya mundur, Sita justru maju menghadang Rafael yang terpaksa memundurkan langkahnya."Akan jadi urusanku, kalau kamu menyakiti kakakku. Tidak peduli kau dan teman-teman mafiamu itu!" Balas Sita tak kalah berani.Rafael menyeringai, meski yang kemudian terlihat justru bukan hal menakutkan. Namun tampilan manis seorang pria yang tampak tersenyum di balik kuntum mawar yang menutupi sebagian wajah Rafael. Suami Nadine belum menunjukkan wajah aslinya seratus persen, tapi lelaki itu tetap meninggalkan jejak rupawan pada parasnya saat ini. "Apa perlu kuingatkan, kalau semua rahasiamu ada di tanganku. Termasuk kau yang hampir dilecehkan lagi di klub," ancam Rafael.Bola mata S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya

BAB DELAPAN PULUH DELAPAN

Klik! Rafael, Sandy, Rion bertukar pandang ketika bagian milik Lio disatukan dengan milik Rafael, pas. "Kunci!" Rion berteriak antusias."Istrimu cerdas. Pertanyaannya, kunci apa ini? Masak di zaman seperti ini masih ada yang memakai sistem kunci manual. Bukannya pakai password dengan kode kombinasi yang memusingkan kalian para hacker untuk menembusnya," tambah Rion lagi.Rafael terdiam, menatap benda di tangannya yang memang sempurna menyerupai kunci. Dia pun ingat Lio juga pandai. Cerdas dalam mengkombinasikan berbagai unsur dalam kehidupannya. Kakak Rafael memang lihai memadupadakan sistem lampau dan masa depan."Justru yang berasal dari masa lalu itu mengagumkan, meski kadang menyakitkan." Itu yang Lio pernah katakan satu waktu di masa lampau, sampai sekarang Rafael tidak paham maksudnya.Suami Nadine ingat ketika Lio memberikan seuntai kalung dengan bandul bulat ditambah permata berwarna hitam di bagian tengah. Rafael sempat menolak benda itu, tapi Lio memakaikan paksa rantai per
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-10
Baca selengkapnya

BAB DELAPAN PULUH SEMBILAN

Saat kesadarannya kembali, Rafael menemukan jalan keluar. Pria itu siap melompati jendela, ketika sosok tersebut kembali bicara. "Sebentar saja." Rafael kembali jadi batu. Apalagi ketika kedua tangan tiba-tiba memeluknya dari belakang."Lima menit saja, Mama hanya ingin memastikan kalau kamu baik-baik saja." Kemeja Rafael bagian belakang basah oleh linangan air mata. Paramita terisak di punggung Rafael. Tubuh wanita itu bergetar hebat. Awalnya Rafael hanya diam. Sampai dia sendiri tidak tahan dengan situasi yang tengah dia hadapi. Tidak bisa dia pungkiri, dirinya juga merindukan mamanya. Paramita masih menangis ketika perlahan Rafael melepaskan pelukan tangan sang mama."Sebentar saja," mohon Paramita."Lima menit lagi." Paramita langsung berhenti menumpahkan air mata. Giliran dia yang terpaku di tempatnya berdiri, menatap gerakan Rafael yang sedang membuka masker. Bak slow motion, perlahan wajah Rafael terlihat jelas di hadapan sang mama."Rafael!" Paramita memeluk erat sang putra.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-10
Baca selengkapnya

BAB SEMBILAN PULUH

Hubungan Rafael dan Nadine makin memburuk beberapa hari belakangan. Nadine makin cuek dengan Rafael. Sedang Rafael kian terlilit kesibukan pekerjaan. Yang Nadine dan keluarganya tahu, kiriman paket Rafael membludak karena peak season gelaran dari berbagai aplikasi belanja online yang mengadakan promo besar-besaran.Padahal lelaki itu sibuk lantaran tumpukan dokumen yang harus dia selesaikan. Semua mengejar persetujuannya juga analisanya. Rafael lupa dengan nasihat Paramita untuk tidak membiarkan masalah dirinya dan Nadine berlarut-larut. Rafael tenggelam sepenuhnya dalam ritme kerjanya sebagai CEO yang bekerja di balik layar.Kinerja kantor Rafael tetap berjalan lancar meski Paramita tak selalu datang ke perusahaan. Hal ini tak pelak membuat beberapa orang menjadi curiga. Terutama Arya dan Rionald. "Tidak mungkin seorang Paramita mampu melakukan itu semua. Meski aku tahu kemampuan istriku sendiri." Arya bergumam mendengar laporan anak buahnya.Arya sejatinya telah menunggu kekosongan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
34
DMCA.com Protection Status