All Chapters of Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Chapter 241 - Chapter 250

362 Chapters

Bab 241 Setelan Jas

Di hari ke empat setelah meninggalnya Felix, Bastian dan Elsie sudah kembali ke Sunnyside Estate. Dan hari itu, Bastian berencana masuk bekerja. Bastian baru saja selesai mandi. Ia berjalan keluar kamar mandi dengan mengenakan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Di kamar itu, ia hanya seorang diri. Entah kemana Elsie pagi itu. Saat ia bangun, Elsie sudah tidak ada di kamar. Bastian hendak berjalan ke dalam closet saat telepon genggamnya yang ada di atas meja nakas bergetar. Berhenti melangkah, Bastian berbalik arah mengambil telepon itu. Dan bibirnya langsung tersenyum saat melihat nama yang muncul di layar telepon genggamnya itu. “Bastian, bagaimana kabarmu?” Bastian tersenyum membaca pesan dari Kanaya. Bastian duduk di tepi ranjang dan membalasnya. “Still missing you.” Beberapa hari ia belum bertemu Kanaya. Sebagai menantu Felix satu-satunya, ia sibuk dengan pemakaman Felix, menemui tamu-tamu yang datang silih berganti tiada habisnya. Sampai-sampai ia tidak punya wak
Read more

Bab 242 Insecure

“Nah ini!” Bastian langsung mengambil setelan jas itu dari tangan Citra kemudian masuk kembali ke dalam closet untuk mengenakannya.Elsie merasa kesal karena Bastian tidak menggubrisnya. Ia tidak mengikuti Bastian masuk kembali ke dalam closet, tetapi diam-diam memperhatikan suaminya itu dari tempatnya berdiri. Kenapa Bastian senang sekali mengenakan jas itu? Pikir Elsie kala melihat Bastian dengan antusias mengenakan setelan jas itu. Sejak mengenal Bastian, suaminya itu jarang sekali mau mengenakan pakaian yang menarik perhatian. Warna-warna terang atau motif yang tidak biasa.Bahkan saat memesan pakaian couple untuk acara baby shower, Elsie harus meminta bantuan Miranda untuk membujuk Bastian agar mau mengenakan setelan jas berwarna putih.Tetapi sekarang, Bastian begitu bersemangat mengenakan setelan jas dengan motif garis yang bisa dibilang lebih “bold”, lain dari yang lain, dan lebih “fashionable”.Dari mana Bastian mendapatkan setelan jas itu? Sepertinya tidak mungkin jika ti
Read more

Bab 243 Melepas Rindu

Setelah selesai mandi, Kanaya duduk menunggu Bastian di atas birthing ball miliknya sembari menghubungi Laila, budenya, untuk menanyakan keadaan Ayunda.Sejak keluar dari rumah sakit, Laia dan Ayunda tinggal di sebuah apartemen yang berdekatan dengan rumah sakit ERC. Hal ini untuk mempermudah cek up yang masih harus dilakukan oleh Ayunda untuk beberapa bulan ke depan.“Bude yakin?” Kanaya bertanya dengan nada khawatir.“Iya. Televisi di rumah Bude matikan. Ibumu tidak tahu mengenai berita itu.” Laila membicarakan mengenai berita meninggalnya Felix Gunawan. Laila menghela nafas. “Untuk sekarang, bude memang masih bisa menutupinya. Tetapi… entah sampai kapan—” Laila tidak meneruskan ucapannya. Yang ia maksudkan adalah identitas Bastian serta hubungan antara Kanaya dan Bastian yang mereka tutupi dari Ayunda.Sebab jika Ayinda melihat berita itu, dia pasti akan terkejut dan bertanya-tanya mengenai identitas Bastian sebagai suami Elsie dan menantu Felix.Hal ini karena mereka masih mengkh
Read more

Bab 244 Legacy Kanaya

“You are late.” Indra melirik Bastian dari tempatnya duduk dengan tatapan kesal.Ia tidak melakukan hal itu pada Kanaya. Hanya pada Bastian.“Tidak perlu membesar-besarkan. Kami hanya terlambat 2 menit!” jawab Bastian dengan acuh tak acuh.Melihat kedua pria itu saling beradu mulut, Kanaya masuk dengan canggung.Indra mendengus mendengar bantahan Bastian. Ia beranjak dari duduknya, menghampiri Kanaya sembari bercetus, “Kalau tidak bisa mengantar, bilang saja. Biar aku kirimkan mobil untuknya!”Bastian berdecak hampir sama cepat dengan dengan gerakannya. “Jangan rewel seperti nenek-nenek! Lagipula siapa bilang aku tidak bisa mengantar? Buktinya aku ada di sini kan?” Bastian yang tadinya menanggapi dengan acuh tak acuh mulai terdengar kesal. Ia bahkan merubah posisi yang tadinya dibelakang Kanaya menjadi di depannya, menghalangi Indra dari berdekatan dengan Kanaya.Indra hampir saja menabrak Bastian jika ia tidak berhenti mendadak. Ia berdecak sengan kesal dan membuka mulitnya hendak
Read more

Bab 245 Tahu Yang Dilakukan

“Vitamin yang biasa tetap dikonsumsi. Nanti aku akan minta ahli gizi untuk buatkan menu baru untukmu. Lebih banyak mengandung kalsium, vitamn C, D, zat besi dan omega 3,” ujar Indra sembari mengetik rekam medis Kanaya di komputernya.Mereka sudah selesai pemeriksaan USG 4 dimensi dan Indra sedang membuat catatan pada rekam medis Kanaya “Ada keluhan lain? Bagaimana dengan tidurmu? Bisa tidur kalau malam?”“Jangan kuatir, Naya tidur sangat baik.” Bastian mendahului menjawab sambil melirik Kanaya, dan mengaitkan jari tangan mereka.Kanaya berusaha melepaskannya, namun Bastian sengaja menggenggamnya erat.Tatapan Indra langsung tertuju pada Bastian. Ekspresinya berubah melihat tatapan nakal mata temannya itu serta kaitan tangan mereka. “Aku tanya Kanaya. Kenapa kamu yang jawab?” seloroh Indra dengan nada kesal.Bastian menoleh ke arah Indra. “Kenapa tidak boleh? Aku tahu persis bagaimana Kanaya tidur.” Bastian menaikkan satu alisnya dengan bangga memamerkan pada Indra.Indra berdecak. “
Read more

Bab 246 Rico

Bastian duduk di kursi kantornya. Baru saja menyelesaikan serangkaian rapat yang sempat tertunda selama masa cutinya.Ia baru punya waktu bersantai sejenak siang itu.Tangan Bastian meraih saku jas bagian dalam, dan ia mengeluarkan buku panduan yang diberikan Indra. Bersama buku itu, foto USG 4 Dimensi anaknya ikut terbawa.Bastian tersenyum melihat foto itu. Ia mengangkatnya dan memperhatikan sekali lagi penampakan wajah putranya. Meskipun berupa foto USG, namun sudah terlihat jelas bagaimana bentuk wajahnya. Dan yang membuat senyumnya bertambah lebar adalah kedua mata itu. Ya, putranya itu memiliki bentuk mata yang sama dengan Kanaya. Kedua mata ekspresif itu berbentuk seperti kacang almond, cenderung lancip di bagian sudut-sudutnya. Selama ini Bastian selalu penasaran, bentuk fisik apa yang Kanaya turunkan pada putranya itu. Dan sekarang ia tahu. Bastian mengecup wajah putranya itu sebelum ia menyimpan foto itu di laci meja kerjanya.Ia laku membuka buku panduan yang diberika
Read more

Bab 247 Kejutan Untuk Bastian

“Kamu jadi datang ke rumah?” Kanaya sedang berada di dapur, menulis pesan singkat kepada Bastian.Bastian yang sedang mendengarkan laporan salah satu menejer perusahaannya, merasakan telepon di sakunya bergetar.Tidak banyak orang yang mengetahui nomor telepon pribadi miliknya itu, sehingga siapa pun yang mengirim pesan padanya adalah salah satu circle terdekatnya.Bastian meraih telepon genggamnya itu dan melihat siapa pengirimnya. Seketika itu juga ia tersenyum dan tanpa ragu membalas pesan itu.“Tentu Naya. Miss me already?”Kanaya membaca balasan Bastian dan seperti menularkan virus, balasan itu membuat ujung bibir Kanaya melengkung ke atasIa menoleh ke luar jendela, melihat Sifa dan Emran yang tengah membuat sesuatu di sana, sebelum membalas pesan Bastian.“Sedikit,” tulisnya sambil tertawa kecil. Entah bagaimana ia tidak ingin terang-terangan mengatakan jika ia merindukan Bastian.Ia lalu lanjut menulis. “Naya mau siapin makanan untuk makan malam. Kamu makan malam di sini kan?”
Read more

Bab 248 Spesial

Bastian merasakan angin menerpa tubuhnya. Lalu sedikit rasa hangat dari sesuatu di dekatnya. Ia begitu penasaran dan ingin membuka matanya, saat ia mendengar suara Kanaya, “Kamu boleh membuka matamu.” Bastian membuka matanya perlahan. Hal pertama yang dilihatnya adalah Kanaya. Kanaya, gadis itu berdiri di hadapannya. Dia tersenyum dengan wajah yang diterpa cahaya berwarna kuning hangat dan temaram. Merasa sedikit aneh dengan pencahayaan yang ada di sana, ia melihat ke sekelilingnya. Taman yang biasanya terang benderang oleh lampu di setiap sudut taman itu, saat ini tampak temaram. Semua lampu taman dalam keadaan mati, diganti dengan lampu gantung kecil-kecil yang cahayanya tidak terlalu terang, namun memberikan kesan romantis dan syahdu. Dan cahaya kuning hangat yang mereka berdua rasakan berasal dari perapian yang ada tidak jauh dari mereka. Dan bukan itu saja. Saat Bastian menoleh, dibelakangnya berdiri sebuah tenda dengan alas piknik yang nyaman dan hangat! Kanaya menga
Read more

Bab 249 Batasan

“Hm… “ Bastian mendesah merasakan burger itu di mulutnya. Masih dengan mengunyah, ia menoleh. “Ini enak, Naya. Bumbunya pas, dan dagingnya hm… juicy!” puji Bastian. Ia lalu menyodorkan burger di tangannya ke mulut Kanaya. “Kamu pasti belum mencobanya. Cobalah.” Kanaya hendak menggigit burger itu saat Bastian mengatakan, “Buka mulutmu lebih lebar… ya, seperti itu…” Kanaya membuka mulutnya lebih lebar dan menggigit burger itu dengan malu-malu. Ia dan Bastian tertawa kecil oleh cara mereka menyantap burger yang tebal itu. Mungkin kali berikut, ia harus membuat burger yang lebih tipis, batin Kanaya sambil menertawakan mulutnya yang menganga lebar saat menggigitnya. “Enak?” tanya Bastian masih menyisakan tawa kecil sambil ibu jarinya membersihkan noda mayonaise di ujung bibir Kanaya dengan lembut. Kanaya mengangguk sembari mengunyah makanan di mulutnya. Kanaya memang belum mencobanya burger buatannya itu. Ia sengaja menunggu Bastian agar mereka menikmatinya bersama-sama. “Lagi?
Read more

Bab 250 Menolak

Kanaya tertidur tidak lama setelah mereka bercinta di dalam tenda malam itu.Perlahan Bastian menggendong Kanaya masuk ke dalam rumah, kemudian membaringkannya dengan hati-hati di atas ranjang. Kanaya tidak terbangun, dia hanya bergerak sedikit, dan kembali lelap saat tangannya menemukan maternity pillow miliknya.Bastian tersenyum melihat tingkah polos gadis itu. Ia lalu menyelimuti, mengecup perut serta kening Kanaya dengan perlahan, berusaha untuk tidak membangunkannya. Setelah itu, dengan tanpa suara ia berjalan keluar dari kamar.Bastian tidak menginap di Sunset Summit malam itu. Meskipun ia ingin menginap di sana, namun Ia harus pulang ke Sunnyside Estate.Dalam perjalanan pulang, Bastian tidak banyak bicara. Ia terus memikirkan apa yang Kanaya katakan padanya malam ini. Setelah selesai bercinta, mereka berdua berbaring menyamping saling berhadapan di dalam tenda itu, saling memandang dengan hanya mengenakan selimut yang menutupi tubuh mereka.Tiba-tiba saja Kanaya berkata pa
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
37
DMCA.com Protection Status