All Chapters of Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Chapter 231 - Chapter 240

362 Chapters

Bab 231 Geram

“Apa kau bilang?! Kapal tidak jadi berangkat?”“Iya Bos! Mereka bilang, kapal tiba-tiba mengalami kerusakan listrik, sehingga tidak bisa berangkat malam ini.” Jono, salah seorang anak buah Ravioli melaporkan dengan bergidik. Bagaimana tidak? Ia baru saja menyampaikan kabar buruk kepada bos mafia di Emerald City!Kargo “istimewa” yang harusnya berangkat besok pagi-pagi sekali, terpaksa berpindah kapal untuk berangkat lebih awal. Itu semua dilakukan untuk menghindari ancaman Bastian tadi malam. Namun, kapal pengganti yang sedianya berangkat nanti malam, ternyata mengalami kerusakan listrik dan tidak bisa berangkat malam ini! “Bajingan! Bangsat!”Brak! Ravioli menggebrak meja dengan kepalan tangannya. Ia sangat geram dan gusar.Bagaimana mungkin sebuah kapal kargo besar mengalami kerusakan secara tiba-tiba hingga tidak jadi berangkat? Padahal kapal itu adalah satu-satunya kapal yang berangkat ke tujuan yang ia inginkan hari ini!Ia tahu persis ulah siapa ini! Siapa lagi orang yang ma
Read more

Bab 232 Simalakama

“Ravioli?” Felix terkejut melihat kedatangan mafia rekan bisnisnya itu.Mau apa dia datang ke sini? Apakah ini suatu kebetulan? Ia baru saja berencana untuk pergi menemui pria itu, untuk membicarakan solusi yang terbaik bagi mereka semua. Agni pun terkejut. Pasalnya Ravioli jarang sekali terang-terangan datang ke rumah mereka.Jika Felix membicarakan bisnis dengan Ravioli, mereka selalu melakukannya di luar rumah. Entah kantor, pelabuhan atau tempat- tempat lain yang tidak telihat orang banyak.Kedatangan Ravioli ke rumah mereka siang itu, cukup membuat keduanya merasa was-was dan tegang.“Apa aku datang disaat yang tidak tepat?” Ravioli berjalan menghampiri Felix dan Agni yang sedang berpegangan tangan dengan wajah tegang.“Ooh, tidak—tidak!” Felix segera menimpali sambil memaksakan senyuman di bibirnya. Bagaimana pun terkejutnya ia, Felix berusaha tidak menampakkan kegelisahan yang ia rasakan. “Aku hanya terkejut. Apa yang membuatmu datang ke sini?” Felix berusaha merubah ekspresi
Read more

Bab 233 Fakta Mengejutkan

Felix dan Agni panik. Tidak! Bastian tidak boleh mengetahui hal itu! Bagaimanapun keburukan Elsie tidak boleh diketahui Bastian!“Raf—Raf— begini. Bastian tidak boleh tahu hal ini. Aku minta kamu untuk tidak memberitahu dia kalau Elsie yang memintamu melakukan hal itu.” Felix berusaha untuk meminta pengertian Ravioli. Pasti ada jalan lain yang bisa mereka tempuh untuk menutupi keterlibatan Elsie.Ravioli tiba-tiba tertawa, diikuti oleh anak buahnya yang ada di sana. Mereka semua tertawa kecuali Felix dan Agni.Felix dan Agni menjadi bingung. Mereka berdua kembali saling tatap, tidak paham apa yang ditertawakan Ravioli.Ravioli masih tertawa saat dia mengatakan, “Kau pikir aku akan mengatakan pada Bastian kalau Elsie yang memintaku menyuruh supir itu menabrak direktur rumah sakit itu?” Bukan?Felix dan Agni semakin tidak mengerti. Bukan kah itu yang sedang mereka bicarakan? Kalau bukan itu, lalu apa?Ravioli menarik nafas dalam untuk menghentikan tawanya, sampai-sampai suara tarikan
Read more

Bab 234 Hit First, Hit Hard

City HallReno bersama asistennya Heri dan beberapa orang timnya dari Renowed innovation duduk di kursi di ruang tunggu. Beberapa saat yang lalu mereka telah selesai mempresentasikan proposal yang mereka ajukan.Saat ini, mereka sedang memperhatikan DPG Corp, sebagai perusahaan terakhir yang menyampaikan penawaran mereka. Reno duduk dengan punggung ditegakkan. Ia menatap ke arah Bastian di podium yang sedang menerangkan poposal bidding dari perusahaannya.Reno sangat yakin perusahaannya akan bisa bersaing dengan penawaran yang diberikan oleh Bastian. Sebab, ia telah mendapatkan informasi dari sumber terpercaya mengenai harga final penawaran dari DPG Corp. Oleh karenanya ia yakin harga yang ia berikan jauh lebih baik dari harga yang Bastian tawarkan.Di depan penyelenggara tender dan dua perusahaan peserta bidding lainnya, Bastian berdiri dengan sikap yang kharismatik, menerangkan apa saja yang ditawarkan perusahaannya pada proyek urban planning di Emerald City.Setelan jas baru yang
Read more

Bab 235 ICU

Bastian mempercepat langkahnya berjalan di lorong rumah sakit.Dari City Hall ia langsung pergi menuju rumah sakit Medical Centre di mana Felix sedang dirawat.Di depan ruang operasi, ia bertemu dengan Agni dan Elsie.“Bas! Papa…” Elsie langsung menghamburkan dirinya ke pelukan Bastian. Ia menangis dan meneteskan airmata sambil memeluk suaminya itu.“Papamu akan baik-baik saja,” ucap Bastian sembari membalas pelukan Elsie.Meskipun ia sedang kesal dengan istrinya itu, namun kondisi saat itu membuatnya berempati. Bagaimanapun ayah dari istrinya itu sedang sakit, Felix dikabarkan mendapat serangan stroke yang menyebabkan pembuluh darahnya pecah, dan saat ini sedang menjalani operasi.Bastian menoleh ke arah Agni yang berdiri tidak jauh dari mereka berdua. Wanita berusia lima puluhan tahun itu terlihat terpukul.“Mah, apa Mama baik-baik saja? Apa yang terjadi?” tanya Bastian sembari berjalan mendekat bersama Elsie di rangkulannya.Wajah Agni sedikit menunduk. Diam-diam ia melirik Elsie,
Read more

Bab 236 Untuk Keluarga

Bastian berdiri di depan pintu ruangan ICU. Ia menarik nafas panjang, merasakan udara dingin area beraroma antiseptik itu.Di balik pintu kaca, mertuanya, Felix, terbaring lemah setelah serangan stroke yang dialaminya siang tadi. Bastian belum pernah melihat Felix dalam kondisi serapuh itu. Entah apa yang dilakukan Ravioli hingga membuat Felix mengalami serangan stroke sampai sefatal itu. Hanya dalam sekejap merubah pria berusia limapuluhan tahun itu menjadi pria yang tampak jauh lebih tua dari usianya.Bastian menarik napas dalam dan membuka pintu ruangan itu. Suara alat bantu napas dan monitor yang berdetak pelan mengikuti irama jantung di ruangan itu terdengar semakin jelas.Saat Bastian berjalan mendekat, kedua mata Felix terbuka, dan pria itu menatap langsung ke arah Bastian dengan tatapan lemah."Bastian..." Suara Felix terdengar serak memanggilnya, nyaris tidak terdengar.Bastian tersenyum, berusaha menyembunyikan rasa ibanya. Ia mendekat, duduk di kursi di samping ranjang Fel
Read more

Bab 237 kesempatan

Berita mengenai berpulangnya Felix Gunawan, pengusaha shipping company cukup menyita banyak perhatian media. Hal ini karena selain sebagai seorang pengusaha, Felix adalah juga ayah mertua dari Bastian Aryo Dwipangga, pengusaha terpandang, tidak hanya di Emerald City, namun juga di Eastasia. Tidak ayal acara pemakamannya pun dihadiri oleh orang-orang kalangan atas yang ada di Emerald City. Pejabat, pengusaha serta keluarga konglomerat lainnya yang mempunyai kedekatan hubungan dengan keluarga Dwipangga ikut datang untuk memberikan ucapan belasungkawa. Suasana duka cukup terasa di rumah kediaman orang tua Elsie. Berbagai macam karangan bunga tanda belasungkawa, menghiasi halaman depan rumah itu. Rumah orang tua Elsie itu penuh dengan pelayat. Orang-orang datang dan pergi, menyampaikan ucapan belasungkawa dengan penuh simpati. Bastian ikut hadir di sana. Ia berdiri di samping Elsie dan Agni, mengucapkan terima kasih atas kedatangan mereka. Agnie tidak berhenti menangis. Sebe
Read more

Bab 238 Pelampiasan

“Elsie, aku turut berduka cita. Maaf aku tidak ada saat Papamu pergi. Aku—baru mengetahuinya semalam dan langsung berangkat pagi ini.” Rosa datang siang itu ke rumah orang tua Elsie untuk mengucapkan belasungkawa.Setelah Bastian mengkonfrontirnya mengenai keterlibatan Elsie dengan Direktur Alex, Bastian memberi Rosa sejumlah uang yang dipergunakan olehnya untuk pergi berjalan-jalan ke luar negeri. Rosa sengaja melakukannya untuk menghindari Elsie. Ia merasa bersalah setiap kali bertemu Elsie. Rosa tidak datang seorang diri. Ia datang bersama Rico. Rico sudah lama tidak bertemu Elsie. Sejak Bastian melarang Elsie pergi keluar rumah dan menaruh penjagaan ketat di Sunnyside Estate, sejak itu pula Rico tidak pernah berjumpa dengan Elsie.Oleh karena itu ketika mengetahui kedatangan Rosa dari luar negeri pagi ini, Rico bersikukuh ingin ikut bersamanya datang ke rumah orang tua Elsie. “Terima kasih Ros, kemana kamu selama ini? Kenapa tidak bisa dihubungi?” Elsie bertanya pada temannya
Read more

Bab 239 Rindu

“Alea! Lucunya kamu sayang…” Kanaya begitu gemas dengan bayi mungil yang ada dalam gendongan Clara.Putri pertama Fariz dan Clara yang belum genap berusia 10 hari itu begitu cantik dan menggemaskan.Kanaya sedang datang berkunjung ke rumah Fariz dan Clara. Semenjak kelahiran Alea, hubungan Kanaya dan Clara menjadi dekat. Mereka kerap berkomunikasi lewat telepon. Dan karena Clara belum lama melahirkan, Kanaya lah yang berkunjung ke rumah mereka. “Aduh, bisa tolong jaga Alea sebentar? Aku mau ke kamar mandi dulu nih!” seru Clara tiba-tiba.Kanaya tentu tidak keberatan. Ia langsung menggendong Alea dan membawanya berjalan di dalam rumah itu.Saat sedang menggendong Alea, Kanaya secara kebetulan melihat berita di televisi yang sedang menayangkan berita pemakaman Felix.Kanaya tentu mengetahui berita mengenai meninggalnya ayah mertua Bastian itu. Meskipun ia tidak datang melayat, Kanaya sudah mengirimkan ucapan duka cita pada Elsie melalui pesan singkat. Hal ini ia lakukan mengingat pe
Read more

Bab 240 Delapan Bulan

Bastian rindu? Kanaya tersenyum. Ya, dia pasti rindu. Seandainya Bastian tidak rindu padanya, paling tidak Bastian pasti rindu pada anak mereka. Baru saja selesai memikirkan hal itu, telepon genggam Kanaya yang ada di atas meja berbunyi. “Alea, sama Mama dulu sayang.” Clara mengambil Alea dari tangan Kanaya agar Kanaya bisa menjawab panggilan telepon itu. “Halo?” “Kanaya, bagaimana kabarmu?” Suara Indra yang ramah menyapa Kanaya. “Baik Ndra. Bagaimana?” Kanaya teringat pertemuan terakhirnya dengan Indra di klinik beberapa hari yang lalu. Ia ingat mengatakan pada Indra jika dirinya mungkin saja berubah pikiran untuk tidak menyerahkan anak di dalam kandungannya. Kanaya tidak tahu bagaimana ia bisa mengatakan hal seperti itu. Itu bukan seperti dirinya, yang selalu berusaha menepati janji. Mungkin saja setelah melihat Clara melahirkan Alea, insting serta keegoisannya sebagai seorang ibu mengambil alih saat itu. Clara melirik Kanaya mendengar nama Indra disebut. Ia ingat Fariz m
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
37
DMCA.com Protection Status