Kanaya masih mengulurkan buket bunga itu saat Fariz menegur lembut istrinya, “Sayang, Kanaya datang untuk melihat keadaanmu dan Lea.” Fariz mendekat, dan berdiri di dekat Clara, berseberangan dengan Kanaya. Baru setelah itu, Clara tersenyum dan menerima buket bunga itu. “Terima kasih.” Kanaya mengangguk dan tersenyum. “Di mana anakmu Riz?” pertanyaan Bastian memecah keheningan dan kecanggungan yang sempat terasa. “Sedang di ruang bayi. Sebentar lagi dia diantar kesini. Nah, itu dia!” Tepat saat itu, seorang perawat masuk ke dalam kamar perawatan dengan mendorong sebuah crib, tempat tidur khusus bayi di rumah sakit. Di dalamnya, seorang bayi mungil tampak berbaring, mengenakan baju berwarna pink yang sangat lucu. Kedua tangan dan kakinya bergerak pelan, membuat siapa saja yang melihatnya menjadi gemas. Kanaya menatap bayi dalam crib itu tanpa berkedip. Ia begitu mungil, lemah dan menggemaskan. Refleks ia tersenyum dan memberi jalan perawat itu untuk mendekati Clara. Fariz la
Read more