All Chapters of Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Chapter 221 - Chapter 230

362 Chapters

Bab 221 Om Bas Dan Tante Kanaya

Kanaya masih mengulurkan buket bunga itu saat Fariz menegur lembut istrinya, “Sayang, Kanaya datang untuk melihat keadaanmu dan Lea.” Fariz mendekat, dan berdiri di dekat Clara, berseberangan dengan Kanaya. Baru setelah itu, Clara tersenyum dan menerima buket bunga itu. “Terima kasih.” Kanaya mengangguk dan tersenyum. “Di mana anakmu Riz?” pertanyaan Bastian memecah keheningan dan kecanggungan yang sempat terasa. “Sedang di ruang bayi. Sebentar lagi dia diantar kesini. Nah, itu dia!” Tepat saat itu, seorang perawat masuk ke dalam kamar perawatan dengan mendorong sebuah crib, tempat tidur khusus bayi di rumah sakit. Di dalamnya, seorang bayi mungil tampak berbaring, mengenakan baju berwarna pink yang sangat lucu. Kedua tangan dan kakinya bergerak pelan, membuat siapa saja yang melihatnya menjadi gemas. Kanaya menatap bayi dalam crib itu tanpa berkedip. Ia begitu mungil, lemah dan menggemaskan. Refleks ia tersenyum dan memberi jalan perawat itu untuk mendekati Clara. Fariz la
Read more

Bab 222 Teman

Saat Clara mulai menyusui Alea, perawat itu pamit untuk keluar, sehingga meninggalkan Kanaya dan Clara bersama si mungil Alea. Awalnya mereka berdua terlihat canggung. Clara yang sibuk menyusui Alea, dan Kanaya yang berdiri memperhatikan dengan canggung. Melihat Clara baru belajar menyusui anaknya, dan masih membutuhkan penyesuaian, Kanaya berjalan mendekatinya. Ia bermaksud untuk menemani, menjaga jika Clara membutuhkan sesuatu. Terlebih Clara baru saja melahirkan beberapa jam yang lalu. Berdiri di samping ranjang yang ditempati Clara, Kanaya memperhatikan Alea yang tengah sibuk menyusu. Ia tersenyum melihat pipi Alea yang kembang kempis saat menghisap ASI dari ibunya. Ia tampak begitu lucu dan menggemaskan, tidak peduli jika ada orang yang sedang memperhatikan betapa menggemaskannya dia. “Duduklah,” tiba-tiba saja Clara menepuk tepi ranjang yang didudukinya. Kanaya mengikuti keinginan Clara. Ia duduk di tempat yang ditunjuk itu dengan perlahan. “Kanaya, terima kasih suda
Read more

Bab 223 Kalau Aku Berubah Pikiran?

Setelah satu jam lebih mereka berada di klinik Life’s Blessing, akhirnya Bastian dan Kanaya berpamitan. Hari telah malam, dan mereka butuh beristirahat. Bastian menyalakan mesin mobilnya dan hendak berjalan saat Ezra menghubunginya. “Ya Zra?” “Malam Bos, maaf mengganggu. Saya ingin melaporkan sesuatu,” ujar Ezra dari seberang sambungan telepon. “Ada apa?” “Ini mengenai Ravioli.” Bastian melirik Kanaya melalui kaca spion, berharap dia tidak mendengar percakapannya dengan Ezra. “Bas, Naya ke toilet dulu sebentar ya? Mau pipis.” Kanaya tiba-tiba saja ingin ke kamar mandi. Padahal tadi ia sudah sempat buang air kecil di tempat Clara. Untungnya, Bastian belum melajukan mobilnya. “Mau diantar?” Bastian menjepit telepon genggamnya diantara telinga dan pundaknya sembari hendak mematikan mesin mobil. “Gak usah, kamu tunggu saja di sini! Aku cuma sebentar,” jawab Kanaya sambil membuka pintu. Ia pun sudah langsung turun dan menutup pintu sebelum Bastian sempat merespon ucapannya. “B
Read more

Bab 224 Takdir

Kanaya tersenyum melihat reaksi Bastian. Ia bisa menebak apa yang Bastian pikirkan. “Belum lama. Tapi aku juga tidak tahu kalau dia istri temanmu. Aku bahkan tidak mengenal Fariz saat itu, jadi…” Kanaya mengendikkan bahu. Kanaya sengaja tidak menceritakan apa yang terjadi antar dirinya dan Clara sebelumnya pada Bastian. Menurutnya itu tidak perlu. Toh hubungannya dan Clara sudah jauh lebih baik saat ini. “Dunia ini kecil…” gumam Bastian, menyadari jika Clara juga mengenal Elsie dan Kanaya. “Atau mungkin—takdir…” timpal Kanaya sambil melirik Bastian. Mendengar kalimat itu, Bastian mengangkat pandangannya, dan ia menatap Kanaya dengan lekat. Takdir… kalimat itu seakan berarti banyak hal bagi mereka berdua. Apa lagi kalau bukan takdir-lah yang mempertemukan mereka berdua. Baik Kanaya ataupun Bastian tidak pernah berpikir jika hubungan mereka akan menjadi seperti saat ini. Siapa yang akan menyangka jika seorang Bastian yang terkenal setia pada istrinya akan menikahi gadis lain
Read more

Bab 225 Miliknya Seorang

Saat ia keluar dari kamar mandi, Bastian sedang berdiri membelakanginya. Dia menghadap jendela besar yang mengarah ke taman belakang, tampak sedang berbicara melalui panggilan telepon dengan seseorang. Kanaya berjalan mendekatinya, lalu ia memeluknya dari belakang. Awalnya Bastian terkejut oleh gerakan tiba-tiba itu. Namun saat ia berbalik badah dan menemukan bahwa Kanayalah yang melakukannya, ia tersenyum dan balas memeluknya. Kanaya tidak berbicara, mengetahui Bastian sedang berbicara melalui sambungan telepon dengan seseorang. Samar Kanaya mendengar orang diujung sambungan telepon itu berkata, “Bas, kapan kamu akan pulang? Mama dengar sudah beberapa hari kamu tidak kembali ke rumah. Apa sesibuk itu pekerjaanmu?” Bastian menatap Kanaya dan tersenyum. “Nanti, kalau urusan Bas sudah selesai. Jangan kuatir Mah.” Kanaya mendongak dan tiba-tiba datang keinginan untuk mengganggu Bastian. Ia berjinjit dan mengecup ujung bibir pria dihadapannya itu dengan perlahan dan penuh godaan.
Read more

Bab 226 Sunnyside Estate

“Mama…” “Kenapa Els?” Agni merasa heran mendengar suara putrinya seperti sedang gelisah. Sudah beberapa hari ia tidak bertemu Elsie, tetapi hal itu bukan sesuatu yang aneh. Elsie tidak terlalu sering pulang ke rumah, dan ia maklum, karena putrinya itu sudah menikah. “Mah, sepertinya Elsie dalam masalah kali ini,” ujar Elsie sambil melirik ke kanan dan ke kiri. Ia tidak ingin ada orang yang mendengarkan percakapannya. “Masalah apa? Apa lagi yang kamu lakukan?” tanya Agni langsung memasang tanda bahaya. Sejak remaja Elsie kerap membuat masalah. Dari mulai pergaulan bebas sampai ia beberapa kali menggugurkan kandungannya. Dan hal ini membuat Agni pusing tujuh keliling. Dan sekarang, saat Agni seharusnya merasa aman dan nyaman karena putrinya itu telah menikah dengan Bastian dan menjadi seorang Nyonya Bastian Dwipangga, tiba-tiba putrinya mengatakan ia dalam masalah! Masalah apa lagi yang dibuat oleh putrinya kali ini? “Ini semua karena perempuan itu, Mah!” ujar Elsie dengan geram.
Read more

Bab 227 Kecewa

Petang itu Bastian bersama Ezra pergi ke Sunnyside Estate. Hampir seminggu ia tidak kembali dan ia ingin melihat bagaimana keadaan Elsie. Bastian berharap istrinya itu mau mengakui kesalahannya. Sebab, menurut penyelidikan Ezra, Elsie terlihat di CCTV sedang menguping pembicaraannya dan Ezra malam itu. Sehingga bisa dipastikan jika Elsie mengetahui posisi Jay saat itu. Tetapi, apakah dia yang menyewa supir truk itu melalui Ravioli? Apakah Elsie bisa setega itu? Mobil berhenti di halaman Sunnyside Estate dan Bastian membuka pintu mobil. “Kamu tunggu saja di sini, Zra,” ujar Bastian. “Baik Bos,” jawab Ezra mengerti. Lebih baik Bosnya itu berbicara berdua saja dengan istrinya. Bastian berjalan menuju pintu rumah, melewati seorang penjaga yang sedang berjaga di depan pintu masuk rumah itu. Saat ia masuk ke dalam, terdengar langkah kaki menuruni tangga dengan cepat. “Bastian! Sayang!” Elsie langsung berhambur dan memeluk Bastian. “Bas, aku kangen sama kamu! Kenapa kamu ba
Read more

Bab 228 Bastian-Ravioli

Bastian mengetuk ujung batang rokoknya ke tepi asbak. Ia mengepulkan dari bibirnya lingkaran-lingkaran asap putih berbentuk bulatan dengan lingkaran di tengahnya.. Di panggung di depannya, seorang biduan sedang bernyanyi, berlenggok pelan mengenakan gaun berkilau berwarna merah, dengan belahan samping sebatas paha. “Stars shinin' bright above you, night breezes seem to whisper, "I love you”. Birds singin' in the sycamore tree, dream a little dream of me…” Cahaya lampu LED par berwarna biru dan ungu menghiasi club itu, bergerak perlahan mengikuti irama lagu di ruangan club yang tampak temaram itu. Bastian duduk sendiri. Di meja-meja lain di samping kanan dan kirinya tampak pria berusia di atas tiga puluh sampai lima puluh tahunan duduk ditemani wanita-wanita berpakaian minim, yang melayani mereka. Jarang sekali Bastian pergi ke club seperti ini. Biasanya ia pergi jika harus meng-entertaint klien atau pejabat pemerintah yang menyukai tempat hiburan seperti ini. Jika sudah seperti
Read more

Bab 229 Make It Quick

Malam itu, setelah bertemu Ravioli, Bastian pulang ke Sunset Summit. “Terus awasi pergerakan Ravioli. Jangan lengah. Dan aku minta perketat penjagaan di Sunnyside Estate dan Sunset Summit,” perintah Bastian pada Jay dan Ezra sebelum ia turun dari mobil yang mereka tumpangi. “Baik Bos,” jawab keduanya dengan serempak. Bastian turun dan masuk ke dalam rumah, mendapati rumah itu sudah dalam keadaan gelap. Penjaga di depan rumah mengatakan jika Kanaya dan Sifa telah masuk ke dalam kamar satu jam yang lalu. Bastian tidak langsung masuk ke dalam kamar utama di mana Kanaya berada. Ia masuk ke kamar tamu, dan terlebih dahulu mandi di sana. Tubuhnya penuh dengan asap rokok, dan ia tidak ingin bertemu Kanaya dalam keadaan seperti itu. Setelah mandi, dengan mengenakan celana boxer dan jubah mandi, ia masuk ke dalam kamar utama. Di atas ranjang, Kanaya sudah terlelap. Ia tidur dengan begitu tenang sembari memeluk maternity pillow yang Bastian berikan padanya beberapa waktu yang lalu.
Read more

Bab 230 Setelan Butik

“Diana, pergilah lebih dahulu ke tempat pertemuan tender mega proyek. Bawa proposal ini dan temui Ibu Lucy.” Ezra memerintahkan Diana, salah satu anggota tim mega proyek urban planning.Ia melirik jam tangannya, dan menambahkan, “Segera berangkat, dokumen ini di tunggu Ibu Lucy sekarang juga!”“Baik Pak!” Diana langsung berjalan, namun kembali dihentikan oleh Ezra.“Jangan biarkan orang lain melihat dokumen ini. Ini dokumen final penawaran harga perusahaan kita,” pesan Ezra sambil menatap Diana penuh arti.“Baik Pak, akan saya jaga dengan baik!”Ezra mengangguk dan memberi kode Diana untuk segera berangkat. Ia memperhatikan Diana masuk ke dalam lift. “Semoga rencana Bos berhasil,” gumamnya sambil menatap pintu lift yang tertutup.Sementara itu, di Sunset Summit, Bastian sedang mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Ia mandi dengan cepat karena sebentar lagi Ezra akan menjemputnya untuk menghadiri pertemuan 3 besar peserta mega proyek Urban Planning di City Hall.Saat keluar dari da
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
37
DMCA.com Protection Status