All Chapters of Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Chapter 201 - Chapter 210

362 Chapters

Bab 201 Terlanjur Berharap

Kanaya melirik jam di dinding. Saat itu sudah hampir jam sembilan malam. Namun, Bastian belum juga datang. Tadi siang saat mereka di rumah kaca, Bastian mengatakan jika dia akan datang malam ini untuk membuktikan jika ia bisa menepati ucapannya, yaitu datang saat ia membutuhkan Bastian. Kanaya menarik nafas dalam dan kembali melirik jam di dinding. Satu menit yang terasa lama baginya. “Sepertinya Papamu tidak datang malam ini, Nak,” ucap Kanaya sambil menatap perutnya. Kanaya mengerti jika Bastian akan sulit untuk datang menemaninya malam ini. Bastian mungkin lelah setelah acara hari ini. Atau mungkin istri pertama suami sirinya itu tidak mengijinkannya pergi. Namun begitu, ada rasa kecewa terselip di hatinya, terlebih karena ia sudah terlanjur berharap. “Non, belum tidur? Mau bibi bikinin susu?” tanya Sifa yang baru selesai membereskan urusan dapur. Semenjak hamil besar, Kanaya jarang tidur hingga larut malam. Biasanya sebelum jam 9 dia sudah masuk ke dalam kamar. “Nggak us
Read more

Bab 202 Bapak Cemburu?

Iris mata Kanaya bergerak memperhatikan wajah Bastian. Kapan dia datang? Kenapa aku tidak mendengar suara mobilnya? Batin Kanaya, yang belum lama memejamkan mata. Di sampingnya pria yang ditunggunya itu tengah berbaring menatapnya. Wajah tampannya terkejut melihat ia membuka mata. “Naya, aku membangunkanmu?” tanya Bastian dengan alis terangkat. Kanaya tidak menjawab. Ia menatap Bastian sambil berkedip beberapa kali, memastikan ia tidak sedang bermimpi. Setelah pikirannya jernih dan yakin ia sedang tidak bermimpi, Kanaya mengangkat tangannya menyentuh wajah Bastian. “Bapak datang,” gumamnya pelan dengan suara berbisik. Tidak terdengar nada protes dari suaranya. “Maaf, aku datang terlambat,” ucap Bastian sambil bergeser mendekat, mempererat rangkulan pinggangnya. Ia menyatukan kening mereka, sehingga hidung mereka bersentuhan. Jari-jari tangan Kanaya bermain dengan pipi dan garis rahang Bastian, menelusuri sisi wajah pria itu. “Yang penting Bapak di sini,” balas Kanaya sambil t
Read more

Bab 203 KAD

Kanaya berbaring di atas ranjang dengan menyamping. Nafasnya masih menderu. Namun wajahnya tampak sumringah dan bibirnya melengkung menggambar senyum. Tubuhnya masih meremang akibat hantaman kenikmatan yang ia rasakan beberapa saat yang lalu. Tidak jauh berbeda, pria di sampingnya pun tersenyum lebar dengan nafas yang masih menderu dan tubuh yang berpeluh. Bastian memutar tubuhnya menyamping menghadap Kanaya dan dikecupnya pucuk kepalanya. Kanaya mendongak saat Bastian menyugar rambutnya ke belakang. Bastian menggunakan kesemoatan itu untuk mencuri kecipan di bibir Kanaya. Dan mereka berdua tertawa kecil. “Luar biasa. Selalu saja menggigit,” goda Bastian sambil mengedipkan sebelah mata. “Menggigit apa sih Pak?” Pipi Kanaya bersemu merah dan ia mencubit dada bidang Bastian karena selalu saja menggodanya seperti itu. “Menggigit enak…” Bastian terkekeh sembari menarik tubuh Kanaya mendekat. Untuk beberapa saat mereka tetap dalam posisi itu, meredakan sensasi yang baru
Read more

Bab 204 Benang Merah

“Naya, apa Elsie mengancammu?” tanya Bastian sambil memegang lengan Kanaya. Kanaya meringis, karena tanpa sadar Bastian memegang lengannya terlalu keras.“Maaf, maaf sayang,” ucap Bastian dengan refleks mengelus lengan yang ia cengkeram dengan tidak sengaja. Ia terlalu antusias dan penasaran, sehingga tidak menyadari kekuatan yang ia gunakan saat memegang Kanaya.“Tidak apa,” ucap Kanaya. Ia tahu Bastian tidak sengaja melakukan hal itu.“Katakan, apa Elsie mengancammu saat itu? ” Bastian kembali mendesak Kanaya bicara.Kanaya mengerutkan keningnya, merasa heran mengapa Bastian menanyakan hal itu. Padahal kejadiannya sudah beberapa bulan yang lalu.“Yang penting Naya tidak apa-apa Pak. Tidak perlu di—”“Naya, aku perlu tahu. Apa yang dia katakan saat itu?” Bastian memotong ucapan Kanaya memintanya untuk mengingat kembali apa yang Elsie katakan.Kanaya menghembuskan nafas. Ia tidak ingin mengadu, tetapi karena Bastian bertanya, ia terpaksa mengatakan apa yang terjadi saat itu.“Ya, sep
Read more

Bab 205 Rahasia Bestie

Rosa berjalan dengan gugup mengikuti Ezra memasuki sebuah restoran. Ia menerka-nerka mengapa Ezra membawanya ke sini.Ezra adalah asisten sekaligus tangan kanan Bastian. Jadi sudah dipastikan jika Bastian yang menyuruh mereka menjemputnya, dan bukan Elsie.Lagipula, Elsie pasti akan memberitahu jika ia menyuruh seseorang untuk menjemputnya.Akan tetapi Rosa tidak tahu mengapa Bastian ingin bertemu dengannya. Apakah karena kejadian kemarin di acara Baby shower anak Bastian? Rosa ada di sana saat Elsie mendorong Kanaya hingga terjatuh. Apakah Bastian hendak menanyainya mengenai hal itu?Dan sialnya lagi, Ezra menyita telepon genggamnya sebelum ia sempat memberitahu Elsie mengenai hal ini. Bagaimana ia bisa meminta bantuan Elsie?Ezra membuka pintu sebuah private room dan mereka masuk ke dalam.Saat masuk ke dalam, hal pertama yang Rosa rasakan adalah bau asap rokok. Ia merasa aneh. Sebab, menurut penuturan Elsie, Bastian hampir tidak pernah merokok semenjak mereka melakukan program ke
Read more

Bab 206 Istri Yang Tampak Baik

Ezra melangkah masuk kembali ke dalam restoran itu setelah ia mengantar Rosa yang ketakutan dan menangis sampai ke depan restoran. Di dalam ruangan private room restoran itu, Bastian duduk terdiam. Ia kembali menghisap sebatang rokok. Ezra tidak tahu harus berkata apa setelah mendengar pengakuan Rosa. Ia pun tidak menyangka jika istri pertama bosnya yang terlihat baik ternyata terduga dalang dibalik sabotase perawatan Ayunda dan kecelakaan yang menimpa Jay serta menewaskan 4 orang lainnya. Ezra tahu Bosnya itu pasti sedang bingung. Bagaimanapun Elsie adalah istrinya. Ezra berdeham. “Apa Bos membutuhkan sesuatu?” tanya Ezra dengan hati-hati. Bastian melirik padanya. Ia mengetuk rokoknya ke tepi asbak dan mengebulkan asap dari mulutnya. Bastian merubah posisi duduknya dari bersandar di kursi, menjadi serong ke arah meja dan meletakkan kedua sikunya di meja. “Pengemudi truk itu. Kamu dapat sesuatu darinya?” tanya Bastian sambil melirik asistennya yang berdiri di seberang meja. “
Read more

Bab 207 Sandiwara Istri

Bastian berada di dalam mobil itu beberapa saat lamanya. Pesan singkat dari Ezra menambah bukti baru keterlibatan Elsie menyabotase perawatan Ayunda. Ia menatap rumah bertingkat yang ia bangun tiga tahun yang lalu sebagai rumah pernikahan mereka. Tidak ada yang keluar menyambutnya sore itu karena mobil Ferari GTB 296 itu memang nyaris tidak bersuara sehingga tidak ada yang menyadari kedatangannya. Bahkan saat ia akhirnya masuk ke dalam rumah, tudak ada yang menyadari kedatangannya. Di dalam rumah, Elsie sedang memarahi salah satu ART. Beberapa ART juga berdiri di sana. Mereka semua terdiam, tidak ada yang berani mengatakan sesuatu. Bukan kali pertama Elsie seperti ini. Ia kerap memarahi ART di rumah itu, terlebih saat Bastian tidak ada di rumah. Lagipula dialah sang nyonya rumah. “Saus apa ini? Kenapa rasanya seperti ini? Kalau tidak becus bekerja, pergi sana! Tidak usah kerja di sini!” “Maaf Bu Elsie, nanti akan saya perhatikan. Tolong beri Nanda kesempatan lagi.” Citra, ART
Read more

Bab 208 Sulit Percaya

Elsie terkejut. Bagaimana Bastian bisa mengetahuinya?Bastian menarik nafas dalam, terlihat sekali ia kecewa pada istrinya itu.“Kita sudah sepakat bahwa kamu tidak akan mengganggu dia lagi. Dan bahkan sehari sebelumnya kamu sudah berjanji padaku! Kenapa kamu tetap melakukan hal itu?” suara Bastian bergetar karena menahan rasa yang berkecamuk. Ia masih menahan diri untuk tidak membuka senua yang ia ketahui, berharap istrinya itu masih mau berkata jujur.Namun Elsie adalah Elsie. Ia menduga Bastian hanya mengetahui kejadian saat ia melabrak Kanaya di rumah sakit, dan bukan hal lainnya. Ia menduga Ezra mungkin melihat kejadian itu. “Bas… aku melakukan itu karena aku kecewa, kesal dan marah sama kamu. Kamu sudah melanggar kesepakatan kita untuk tidak bertemu dengannya! Tapi kenyataannya, kamu justru menemui dia di rumah!” Kembali Elsie playing victim.Bastian menggeleng dan tersenyum mencibir. “Kita sudah membahas hal itu. Kanaya yang menemuiku karena dia tidak bisa menghubungiku. Dan
Read more

Bab 209 Di Sunset Summit

“Pak Bas,” panggil Kanaya. Ia menepuk pipi Bastian perlahan untuk membangunkannya Kedua mata Bastian terpejam. Ia tidur sambil memeluk maternity pillow milik Kanaya. Kanaya sendiri sudah bangun sejak tadi. Ia bahkan sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Bastian. Namun sampai ia selesai memasak, pria berwajah tampan itu belum juga bangun. “Pa Bas…” Kanaya mendekatkan wajah. Ia tersenyum melihat wajah Bastian dari dekat. Tulang rahang yang kokoh, hidung yang mancung, alis tebal serta bulu mata Bastian yang juga hitam tebal semakin terlihat kontras dengan kulit wajah Bastian yang bersih. Kanaya hendak memencet hidung pria itu, saat tiba-tiba sepasang tangan kokoh melingkari pinggangnya dan tubuh Bastian merapat. “Aah!” Kanaya memekik terkejut, lantas tertawa kecil menyadari ulah Bastian. Bastian tersenyum dengan mata terpejam. Wajahnya merapat ke perut Kanaya dan mendaratkan kecupan di sana. “Apa kabar sayang?” ucapnya diantara kecupan-kecupan kecil. Kanaya tertawa dan me
Read more

Bab 210 Kecewa Pada Elsie

Kanaya lalu menggiring Bastian ke meja makan dan mereka makan bersama pagi itu. “Kamu mau pergi kemana?” tanya Bastian sambil ia menyantap sarapan paginya. “Aku mau ke mall sebentar. Ada sesuatu yang ingin aku beli” jawab Kanaya sambil melirik Bastian. “Tidak bisa pesan online? Aku bisa menyuruh orang—” Kanaya menggeleng. “Aku sudah lama tidak keluar. Sekalian cari udara segar, bergerak, mencari aktifitas,” ucapnya memotong ucapan Bastian. “Jangan kuatir. Naya ajak Bi Sifa. Lagipula Naya cuma sebentar,” tambah Kanaya melihat Bastian mengerutkan keningnya. Kali ini Bastian mengangguk. Ia tidak bisa menemani Kanaya pergi. Jadwalnya yang padat serta hubungan mereka yang tidak boleh diketahui publik membuat Bastian tidak bisa leluasa pergi bersama Kanaya. “Ajak Emran menemanimu di mall. Dia bisa membantu membawakan barang belanjaanmu.” “Tidak apa. Kan ada Bi—” “Ajak saja. Kalau tidak, aku tidak ijinkan kamu pergi.” Bastian bersikeras. Emran adalah anak buah Jay yang
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
37
DMCA.com Protection Status