All Chapters of Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Chapter 191 - Chapter 200

362 Chapters

Bab 191 Bastian Dan Reno

Bastian dan Reno berdiri bersandar di dinding di depan sebuah kamar. Azhar berada di dalam kamar itu, sedang diperiksa oleh Ardyan. Bastian dan Reno berdiri tidak terlalu jauh, akan tetapi tidak satu pun diantara mereka saling bicara. “Kamu telah salah paham dengan apa yang terjadi. Kami semua menyayangi Mamamu. Bahkan Kakek,” ucap Bastian sambil menatap pintu di hadapan mereka. Ia berharap Kakeknya baik-baik saja. “Hah, sekarang kamu menyalahkan aku hingga membuat Kakek sakit?” lontar Reno merasa dituduh. Bastian menoleh, merasa helpless. “Kamu harus belajar untuk berpikiran positif dan mendengarkan.” Bastian lanjut bicara, “Keadaan kakek saat ini membuktikan kalau dia sangat menyayangi mamamu dan selalu memikirkannya. Bukan sebaliknya.” “Atau—merasa bersalah,” timpal Reno dengan sarkas. Bastian menghela nafas dan menggeleng. Sulit berbicara pada Reno jika pikirannya sudah menyangkal semua yang disodorkan padanya. “Terserah apa yang kamu percayai. Tetapi Tante Gema adalah
Read more

Bab 192 Rahasia

Bastian mengambil kursi di kamar itu dan meletakkannya di samping ranjang, dekat dengan Azhar. Ia lalu duduk di sana. “Kakek memanggilku?”Azhar mengangguk. “Di mana dia?”Bastian tahu siapa yang Azhar maksudkan. “Dia sudah pergi, Kek.”“Anak keras kepala itu!Haaahhh…” keluh Azhar sambil menghela nafas.“Jangan dimasukkan ke hati apa yang Reno katakan. Apa yang terjadi di masa lampau, bukan kesalahanmu,” nasehat Azhar menanggapi tuduhan Reno sebelumnya.Bastian mengangguk. Ia pun paham. Kejadian yang menimpa Gema Dwipangga lebih dari 10 tahun yang lalu bukan kesalahannya. Takdir lah yang membuat semua itu terjadi.“Reno, dia dibutakan oleh kesalahpahaman. Kamu harus maklum, dan jangan terbawa emosi jika dia memprovokasimu,” tambah Azhar.“Katakan, apa yang dia katakan hingga dia membuatmu begitu marah?” Azhar bertanya sembari mengerutkan keningnya memperhatikan Bastian.Bastian menyandarkan punggungnya di kursi dan menghembuskan nafas.“Kakek, ini masalah pribadi. Dan dia terlalu ikut
Read more

Bab 193 Terpaksa ikut

“Indra, kamu kenapa?” Kanaya terkejut dengan aksi Indra yang mengerem mobilnya dengan mendadak. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri mengecek jika ada kendaraan lain yang melaju. Pasalnya mereka sedang berada di tengah-tengah jalan raya. Untungnya jalanan saat itu sedang tidak ramai, sehingga kendaraan lain sempat menghindar. Menyadari di mana mereka berada, Indra segera menepikan mobilnya. “Ndra, kamu sama siapa?” tanya Fariz yang mendengar suara seorang wanita berbicara. Namun Indra tidak menjawabnya dan justru berbicara dengan Kanaya. “Maaf, aku harus terima telepon in.” Indra pun keluar dari mobil. “Riz, kamu bilang apa tadi?” tanya Indra sekali lagi. Berharap ia salah mendengar atau sedang berhalusinasi karena terlalu memikirkan Kanaya yang sedang bersamanya saat itu. “Tadi Bastian dan Reno sempat clash, dan aku nggak tahu kenapa Bastian tiba-tiba marah besar. Dan Reno bilang sesuatu seperti—Elsie, atau istri Bastian yang lain!” “Mana mungkin Bastian punya istri lain, ya kan
Read more

Bab 194 Ingin Tahu

Setelah melirik kembali ke pintu tempat Indra pergi, Kanaya mematikan mesin mobil, dan beranjak keluar. Ia memutuskan untuk mengintip apa yang ada di sana. Berdiri di samping mobil, Kanaya menoleh ke kanan dan ke kiri. Untungnya dia tidak menjumpai siapa pun ada di sana. Kanaya lanjut berjalan ke arah pintu yang ada di sebelah kiri. Sambil memicingkan mata, Kanaya melihat melalui celah pintu pada keramaian yang ada di luar. Di halaman belakang yang luas itu banyak terdapat tenda-tenda booth yang menyediakan berbagai macam kegiatan. Makanan dan minuman disajikan dengan murah hati, seperti sebuah pesta rakyat, di mana makanan begitu banyak tersedia dan semua orang bisa menikmatinya. Dari tempatnya berdiri, Kanaya melihat hal itu. Namun sepertinya, semua yang ada di sana tampak begitu senang. Mereka tertawa, dan berbicara dengan riang. Tamu undangan mengenakan pakaian semi santai. Kemeja santai dengan celana atau gaun casual dengan warna biru dan putih , persis seperti dekorasi pe
Read more

Bab 195 Menguji

Kanaya ada di sini? Tapi bagaimana mungkin? Bastian mengecilkan suaranya dan kembali bertanya untuk memastikan. “Di sini? Di rumah ini? Kamu yakin?” “Be-benar Pak. Saya lihat ibu keluar dari mobil Dokter Indra di garasi.” Mobil Indra? Indra yang membawa Kanaya ke sini! Untuk apa? Apa tujuan Indra? Apa yang Indaebgia merencanakan sesuatu? Bastian menjadi resah, khawatir pada Kanaya dan khawatir rahasianya akan terbongkar. “Di mana mereka?” tanya Bastian dengan nada suara yang membuat bulu kuduk Rafles merinding. “Ibu Kanaya, saya tadi melihat beliau masuk ke dalam tenda DIY, sedangkan Dokter Indra, saya tidak tahu di mana dia berada.” Bastian tidak bertanya lagi. Ia berjalan dengan langkah panjang dan cepat, turun ke bawah menuju halaman belakang. Ia langsung mencari Kanaya di tenda DIY, namun saat ia sampai di sana, Kanaya sudah tidak ada. “Di mana wanita muda yang datang ke sini dan sedang mengandung?” tanya Bastian tanpa berpikir dua kali pada penjaga tenda booth itu. “Y
Read more

Bab 196 Tidak Ikut Campur Adalah Terbaik

Kanaya berusaha untuk tidak memperdulikan tatapan perempuan itu. Ia sungguh tidak mengenal siapa dia. Saat berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan, Kanaya bisa merasakan tatapan mata wanita itu terus mengikutinya. “Jadi kamu istri keduanya Bastian?” Deg! Kanaya berhenti mencuci tangannya mendengar ucapan perempuan itu. Darimana dia tahu? Kanaya melirik sekilas ke arah perempuan itu melalui pantulan cermin di depannya. Ia melihat stiker nama bergambar bayi mungil bertuliskan ‘CLARA’ di bagian dada perempuan itu. Stiker nama itu pasti dia dapat dari nengikuti salah satu permainan yang ada di acara hari itu. “Aku tidak tahu apa maksudmu,” balas Kanaya sebelum kembali lanjut mencuci tangannya. Kanaya hanya bisa berpura-pura tidak mengerti apa yang perempuan itu katakan. Ia tidak tahu siapa dia atau bagaimana dia bisa mengetahui ia telah menikah dengan Bastian. Yang jelas, Kanaya tidak bisa mengakuinya. Ia terikat kesepakatan dengan Bastian untuk merahasiakan kesepakatan ibu pe
Read more

Bab 197 Boomerang

“Berani-beraninya kamu datang ke sini, Kanaya! Apa kamu sudah gila?” Elsie berjalan cepat kemudian membalikkan tubuh Kanaya dengan kasar. “Aahhh! Lepaskan, Bu Elsie!” Kanaya memekik terkejut. Ia hampir saja terjatuh, namun segera menyeimbangan tubuhnya. Ia lalu memegang pergelangan tangan Elsie, mencoba melepaskan cengkeraman tangan perempuan itu. Elsie tidak melepaskan Kanaya dan justru mendorongnya. “Elsie!” Rosa yang sedianya ikut merasa kesal dan ingin melabrak Kanaya, segera berubah sikap ketika melihat sikap Elsie yang begitu kasar. Ia berusaha melerai khawatir tindakan Elsie itu bisa membahayakan kandungan Kanaya. Jika terjadi sesuatu dengan kandungan Kanaya, maka Elsie sendiri yang akan dirugikan! Akan tetapi Elsie yang sudah kesal dan naik darah, tidak mengindahkan peringatan Rosa itu. Ia terus mendorong pundak Kanaya dengan geram. “Sudah berani kurang ajar kamu, Kanaya! Berani-beraninya datang kesini! Kamu pikir bisa datang seenaknya saja ke sini?” Elsie begitu kes
Read more

Bab 198 Kejutan Yang Tak Diduga

Bastian, Indra, Elsie dan Rosa saling bertukar pandang. Bagaimana mungkin Miranda ada di sini? Apa yang harus mereka katakan? Miranda datang bersama asistennya, Aida dan berhenti di samping mereka. “Ma-mamah! Bukan apa-apa Mah. Ini— Elsie hanya memergoki orang yang datang ke acara kita tanpa di undang. Sudah yuk Mah, biar Bastian yang urus. Kita balik ke acara saja!” Elsie berusaha mengajak Miranda pergi. Ekspresi wajahnya langsung berubah 180 derajat. Ia bersikap sangat manis dengan senyum terkembang di wajahnya. Indra terkejut melihat perubahan sikap Elsie yang seperti itu. Ini kali pertama ia melihat Elsie begitu mudahnya bersandiwara. Bastian, ia juga menyadari hal itu, namun ia tidak terkejut. Ia pernah melihat Elsie bersikap seperti itu sebelumnya. Akan tetapi, tetap saja ia tidak pernah merasa terbiasa dengan hal itu. Hal itu bukanlah suatu prestasi yang bisa ia banggakan atau aib yang ia bongkar dari istrinya. Bastian memilih tidak berkomentar dan diam memperhatikan sand
Read more

Bab 199 Jengah

“Bagaimana keadaannya?” Bastian bertanya dengan penuh harap.Walaupun ia sering kali merasa panas saat melihat Indra bersama Kanaya, namun kali ini ia membiarkan Indra mengantar Kanaya pulang. Terlebih Indra mengatakan akan memeriksa kandungan Kanaya di kliniknya hari itu juga.Bastian sendiri tidak bisa mengantar Kanaya, karena ia masih harus berada di rumah orang tuanya.Beberapa menit yang lalu, ia baru sampai di Sunnyside Estate bersama Elsie. Bastian langsung pergi ke ruang kerjanya dan menghubungi Indra.“The baby is fine. Kamu menangkapnya di waktu yang tepat,” jawab Indra dari ujung sambungan telepon.Bastian menghembuskan nafas lega. Ia tidak perlu merasa khawatir lagi sekarang.“Bas, tinggalkan Kanaya,” ucap Indra tiba-tiba.Baru saja merasa lega, mendengar Indra mengatakan hal ini membuat senyum di wajah Bastian kembali menghilang.“Sudah kubilang, ini bukan urusanmu!”“Ini urusanku kalau terjadi sesuatu dengannya!” Indra balas dengan sama keras.“Tidak akan terjadi sesuatu
Read more

Bab 200 Fariz Yang Penasaran

“Fariz bilang dia sedang kumpul sama Bastian dan Ardyan di caffeine Cuisine.” Clara berbicara di telepon.“Kamu yakin?”“Ya Elsie. Aku baru saja menghubunginya. Ada apa?” “Tidak. Tidak ada apa-apa. Aku hanya kuatir Bastian terlalu lelah. Kamu tahu sendiri kan kalau hari ini kami baru selesai mengadakan acara,” jawab Elsie.Malam itu, Elsie menghubungi Clara untuk menanyakan jika Bastian ada bersama Fariz atau tidak. Alasan sebenarnya karena ia curiga Bastian pergi menemui Kanaya. Namun setelah mendengar Clara mengatakan bahwa Bastian sedang bersama Fariz dan Ardyan, ia menjadi lega.Mendengar Elsie mengungkit acara hari itu, Clara kembali teringat pada perempuan hamil yang ia lihat tengah bertemu diam-diam dengan Bastian di rumah kaca. Dalam hati ia bertanya-tanya apakah Elsie mengetahui hubungan mereka? Apalagi perempuan itu sampai hamil anak Bastian. Bukankah sudah seharusnya Elsie mengetahui hal itu?“Mm.. Elsie…” panggil Clara dengan ragu.“Ya? Ada apa Clara?” Elsie sebenarnya i
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
37
DMCA.com Protection Status