All Chapters of Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Chapter 171 - Chapter 180

362 Chapters

Bab 171 Ibu Menyayangimu

“Ibu, Naya pulang dulu ya. Ibu istirahat yang cukup, ikuti apa kata dokter dan perawat,” ucap Kanaya berpamitan. Ia mengecup pipi kanan dan kiri ibunya itu sambil tersenyum. Beberapa hari sudah sejak operasi transplantasi jantung berhasil dilakukan. Ayunda masih mendapatkan perawatan di ruangan High Care Unit. Ia belum diperbolehkan untuk pulang dan harus menjalani program rehabilitasi jantung selama dua minggu di rumah sakit. Selama menjalani program itu, tim dokter mengamati reaksi tubuh Ayunda terhadap jantung baru yang dicangkokkan di tubuhnya. Untuk itu, kondisi tubuh Ayunda harus di cek setiap hariselama dua minggu lamanya. Dari mulai tekanan darah, suhu tubuh, detak dan denyut jantung, serta berat badan. Ayunda pun harus mengkonsumsi beberapa jenis obat-obatan setiap harinya. Selain itu ia juga harus menjalani biopsi jantung setiap minggu untuk mengecek jika ada infeksi atau penolakan tubuh terhadap jantung baru itu. “Jangan kuatir, Naya. Ibu juga ingin sehat kembali, bi
Read more

Bab 172 Maternity Pillow

Jantung Kanaya berdebar melihat mobil itu datang. Namun ternyata Bastian tidak datang ke rumah. Hanya Rafles yang ada di dalam mobil itu.Supir pribadi Bastian itu datang membawakan Kanaya beberapa buah bantal dengan ukuran dan bentuk.“Apa ini?” Kanaya merasa heran saat melihatnya. Bukan hanya karena bentuknya yang aneh, bamun juga karena Bastian tidak mengatakan apa pun mengenai hal ini.“Ini Bu, maternity pillow. Bapak pesan sama temannya di Singapura, dan saya baru mengambilnya di bandara,” ujar Rafles menerangkan panjang lebar.Pesan di Singapura? Batin Kanaya cukup terkejut.“Ini ada brosur petunjuk di dalamnya, nanti ibu bisa lihat-lihat untuk fungsi dan kegunaannya.” tambah Rafles sambil mengangguk dan menunjuk brosur yang terlihat dari luar plastik pembungkus bantal itu.Kanaya mengangguk. Ia pasti akan membaca brosur itu. Sebab ia ingin tahu apa saja fungsi setiap bantal itu. “Saya balik dulu ya Bu, saya mau ke kantor Bapak, sebentar lagi Bapak selesai meeting,” ujar Rafle
Read more

Bab 173 Renowed Innovation

“Saya tidak dengar apa-apa, Bos!” seru Ezra sambil membuat tanda garis melitang di depan mulut dengan tangannya.Padahal jelas Ezra mendengar percakapan Bosnya itu dengan Kanaya. Gestur Ezra hanya menyatakan jika ia akan tutup mulut dan tidak akan memberitahukan apa yang didengarnya pada orang lain.Bastian sadar itu bukan kesalahan Ezra. Asistennya itu memang sudah berada di sana sebelum ia menghubungi Kanaya. Hanya saja sebagai seorang Bos, ia harus menjaga harga dirinya. “Berikan berkas itu!” seru Bastian masih dengan tatapan melotot sembari menunjuk berkas di tangan Ezra. Ezra tidak membantah. Ia segera meletakkan dokumen yang ia bawa ke atas meja kerja Bastian. Sebentar saja Bastian sudah kembali sibuk bekerja. Sambil mengecek dan menandatangani berkas-berkas itu, ia menanyakan banyak hal yang berhubungan dengan pekerjaan kanyor pada Ezra.“Untuk tender besok lusa, semua sudah siap Zra?” tanya Bastian sambil matanya membaca dokumen di hadapannya. “Sudah Bos. Tetapi ada hal y
Read more

Bab 174 Tender Mega Proyek

Di halaman gedung City Hall, mobil-mobil mewah bernilai miliaran berhenti di depan lobi. Disinilah para pengusaha di Eastasia mencoba peruntungan untuk mendapatkan tender mega proyek urban planning untuk menciptakan integrated transport and land.Proyek ini berskala besar dan nilainya fantastik, karena akan melingkupi penyediaan transportasi publik dan penyediaan area hijau di seluruh bagian Eastasia. Itu sebabnya, banyak perushaan besar yang mendaftar untuk mengikuti tender tersebut.Dwipangga Corporation pun tidak ketinggalan. Mereka mendapat undangan untuk menghadirinya.Bastian, Ezra dan beberapa orang tim tender perusahaan datang ke tempat acara.Mobil Maybach hitam yang dikendarai Rafles berhenti tepat di depan lobi gedung itu. Dan saat Bastian melangkahkan kakinya keluar, beberapa orang panitia tender langsung menyambutnya.“Selamat datang, Pak Bastian. Apa kabar? Senang sekali Bapak bisa hadir di sini. Silahkan Pak Bastian m, sebelah sini,” ketua panitia tender itu sendiri
Read more

Bab 175 Sesuatu Yang Berharga

“Akhirnya kamu berani menampakkan batang hidungmu. Tampaknya sudah bosan bersembunyi,” sindir Bastian sambil membalas senyum sarkas Reno. Kedua pria yang sekilas tampak memiliki kemiripan itu saling berhadapan. Keduanya memancarkan aura yang kuat, meskipun postur tubuh Bastian lebih tinggi dan ia tampak lebih mengintimidasi. Reno terkekeh mendengar sindiran Bastian itu. “Aku tidak akan mengatakan bersembunyi. Katakanlah, aku sedang mengamati. Dan aku harus mengakui, kehidupanmu sungguh berwarna, Bas.” ucap Reno sambil mengerling, menyimpan suatu misteri dari tatapan matanya. Bastian mendengus dan menatap pria dihadapannya dengan tak acuh. Bukan hal baru bagi Bastian jika Reno berusaha mengulik kehidupan pribadinya. Namun sejauh mana dia mengetahui kehidupan pribadinya? “Ternyata kehidupanku begitu menarik perhatianmu,” ucap Bastian sambil terkekeh?? Ia lalu maju selangkah sehingga kedua pria itu saling beradu tatap dalam jarak yang dekat. “Saranku, berhenti ingin tahu kehidupa
Read more

Bab 176 Benda Violet Dalam Papaer Bag

Kanaya baru saja selesai mandi dan berdandan saat Bastian datang. Dia datang lebih cepat dari yang dijanjikan. Kanaya belum siap. Bastian yang terbiasa langsung masuk ke dalam kamar, kali ini pun melakukan hal yang sama.“Pak Bas, kok sudah sampai?” Kanaya begitu terkejut melihat Bastian melangkah masuk. Ia berhenti memoles wajahnya dan menatap pria tampan yang datang dengan mengenakan kemeja berwarna putih dan celana dark navy itu melalui pantulan cermin.Bastian menghampiri dan memeluk Kanaya dari belakang. Di kecupnya pipi Kanaya dari samping cukup lama, melepaskan rasa rindunya.“Pak Bas…” panggil Kanaya karena Bastian tidak juga melepaskannya.Bastian terkekeh saat ia melepaskan kecupan di pipi mulus itu.“Tidak usah buru-buru. Kita berangkat kapan saja kamu siap,” ucap Bastian sambil ia menatap Kanaya damelalui pantulan cermin di hadapan mereka. Memperhatikan kedekatan fisik mereka saat itu.Ia kemudian menuidorkan sebuah paper bag herwarna merah dengan sematan pita berwarna go
Read more

Bab 177 Kemana Bastian Membawanya?

“Kita mau ke mana?” Kanaya begitu penasaran. Bastian belum memberitahu tujuan mereka sejak tadi. Padahal mereka sudah 15 menit berada di dlaam mobil.“Makan Beef Pho. Bukan kah itu yang kamu inginkan?” tanya Bastian sambil mengerling, menolak untuk memberitahu tujuan mereka.Kanaya memutar bola matanya, merasa Bastian tidak akan memberitahukan tujuan mereka berapa kali pun ia bertanya. Kanaya pun tidak lagi bertanya lagi dan menunggu hingga merrka sampai di tujuan.Dan setelah setengah jam lebih menunggu, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.Kanaya belum pernah mengunjungi tempat itu. Dan ia sama sekali tidak menduga Bastian mengaknya pergi ke sana. Tempat itu sama sekali tidak terpikirkan olehnya.Tidak tanggung-tanggung, Bastian mengajak Kanaya ke sebuah tempat yang cukup jauh dari pusat kota, melewati jalan bebas hambatan menuju ke luar kota. Restoran yang mereka tuju berada di sebuah cottage di pinggir pantai.Kanaya tidak habis pikir mengapa Bastian membawanya sejauh itu han
Read more

Bab 178 Tak Berkompromi

Makan malam berjalan dengan sangat menyenangkan. Praktis tidak ada yang mengganggu terkecuali pelayan cottage yang membawakan pesanan mereka. Mereka berdua mengobrol banyak hal sambil menyantap hidangan yang disediakan. Mereka bertukar cerita tentang masa kecil mereka. Bagaimana Kanaya yang sudah menjadi seorang yatim sejak ia masih berusia 9 tahun, sehingga kehidupannya selalu pas-pasan. Ia belum pernah bepergian ke banyak tempat hiburan, taman rekreasi ataupun pergi piknik seperti kebanyakan anak lainnya. Sehingga Kanaya hanya bisa mendengarkan cerita dari teman-temannya saja. Meskipun demikian, Kanaya mengakui jika ia bahagia hidup bersama ibunya. Kehidupannya berbanding terbalik dengan Bastian yang hidup serba berkecukupan sejak pria itu dilahirkan hingga sekarang. “Dulu jaman sekolah, cuma aku yang belum pernah pergi ke wonderland. Semua orang bilang kalau tempat paling seru, paling mengasyikkan itu adanya ya di wonderland. Mereka bilang ada banyak permainan, makanan, minum
Read more

Bab 179 Bersama Bastian

Kanaya memasuki ruangan vila.Namun keindahan kamar serta pemandangan menakjubkan yang terpampang dari jendela kamar itu sama sekali tidak menarik perhatiannya.Jantungnya terlalu berdegub dengan kencang, dan benaknya begitu penuh dengan berbagai kemungkinan, keinginan serta tasa yang sulit ia bendung.“Oke, terima kasih…”“Selamat beristirahat…”Samar didengarnya percakapan Bastian dengan pelayan cottage yang mengantar mereka ke kamar itu, dari depan pintu yang berada beberapa meter dibelakangnya.Lalu terdengar suara pintu di tutup.Jantung Kanaya berdetak semakin cepat mendengar langkah kaki Bastian yang berjalan semakin mendekat.Inilah saatnya, batin Kanaya. Ia pun berbalik badan tepat saat Bastian berhenti di hadapannya.Mereka bertukar pandangan, kembali menatap satu sama lain.“Aku sangat menginginkanmu…” Bastian tidak bisa menahan diri lagi, direngkuhnya tubuh Kanaya dan dipagutnya bibir gadis itu dengan penuh gairah.“Paaakk aaah aah…” Kanaya mendesah diantara pagutan bibir
Read more

Bab 180 Gara-Gara Lingerie

Mereka menghabiskan waktu seharian di cottage itu. Tidak hanya berdiam di dalam Vila, namun juga berjalan menyusuri pantai, dan menghabiskan waktu sore hari berenang di kolam di bibir pantai.Dan anehnya mereka tidak bertemu pengunjung atau tamu lain selama mereka menghabiskan waktu di sana.Kanaya tidak menanyakan hal itu, namun ia iseng mencari tahu review cottage itu melalui internet.Dan seperti dugaannya, penginapan di pinggir pantai itu mendapat review yang sangat bagus dengan tingkat hunian yang tinggi.Ada dua kemungkinan mengapa kali ini tempat itu begitu sepi. Yang pertama, Bastian menyewa semua tempat di cottage itu untuk mereka berdua.Dan yang kedua, Bastian memiliki tempat itu dan dia tidak menyewakannya pada pengunjung lain saat itu.Kedua hal itu tidak mengherankan bagi Kanaya. Ia percaya, Bastian bisa melakukannya.Kenyataan ini menjelaskan satu hal lagi padanya. Bahwa Bastian telah merencanakan mengajaknya menginap tadi malam!Jika memikirkan hal itu Kanaya hanya bis
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
37
DMCA.com Protection Status