Semua Bab Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Bab 11 - Bab 20

380 Bab

Bab 11 Imbas Perbuatan

Kanaya termangu menatap Bastian, berpikir apakah Bastian berbicara kepadanya? Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari jika ada orang lain yang diajak bicara oleh pria dingin itu. Pintu penumpang depan terbuka dan seorang pria yang kerap berada di dekat Bastian menghampirinya. Kanaya tidak tahu siapa pria itu, namun ia ingat pria itu ada saat pernikahan mereka, dan dia juga ada di dalam rumah sakit bersama Bastian. Kanaya menduga dia adalah orang kepercayaan Bastian, mungkin asisten, sekertaris atau mungkin juga bodyguard? "Bu Kanaya, silahkan masuk, Bapak sudah menunggu," Ezra dengan sopan membukakan pintu untuk Kanaya, membuat Kanaya semakin merasa canggung disebut 'Ibu'. "Mm... Tidak apa, Saya sudah pesan taksi, saya--" "Masuk!" Bastian memotong ucapan Kanaya dengan tidak sabar. Mendengar suara keras dan tegas itu, Kanaya pun langsung masuk ke dalam mobil tanpa berpikir panjang. Jantungnya berdebar kencang setiap kali ia bertemu Bastian. Sebuah dinding i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 12 Seberapa Sering?

Selesai bekerja, Bastian pergi ke sebuah cafe untuk bertemu dengan teman-temannya. Dalam perjalanan, Indra menghubunginya. “Sorry Bas, sepertinya aku nggak bisa datang. Salah satu pasienku tiba-tiba mengalami kontraksi dan aku harus stand by di RS,” ujar Indra kala Bastian mengangkat panggilan teleponnya. “Kamu yakin?” “Ya. Pasienku sudah pembukaan tujuh, terlalu beresiko kalau kutinggal,” jawab Indra mengkonfirmasi. "Oke, kita meet up next time," ucap Bastian sebelum mengakhiri percakapan mereka. Di cafe, Bastian masuk ke ruangan khusus yang biasa mereka gunakan. Dua orang teman Bastian lainnya telah sampai terlebih dahulu. Mereka adalah Ardyan dan Fariz. "Hey, Bro! Akhirnya sampai juga," Fariz langsung menghampirinya dan mereka bersalaman 'fist bump' yang biasa mereka lakukan. Ardyan pun mengikuti. "Indra mana?" tanya Ardyan sambil melihat ke belakang Bastian. Biasanya Indra dan Bastian kerap datang bersama. "Dia nggak bisa datang, mendadak ada pasiennya yang l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 13 Hamilkah?

Jarum suntik baru saja dicabut dari urat nadi di lengan Kanaya. Kanaya menarik nafas panjang, menunggu dengan harap-harap cemas hasil test kehamilan yang sedang dilakukan Dokter Indra di rumahnya pagi itu. Dua minggu sudah Kanaya menunggu saat itu. Apakah ia berhasil hamil? Jika benar, Kanaya akan merasa sangat lega. "Kenapa? Tegang?" Indra menaruh sample darah yang ia ambil ke dalam tempat penyimpanan sambil diam-diam memperhatikan ekspresi wajah gadis di depannya. "Bagaimana kalau saya tidak hamil? Rasanya saya tidak merasa mual muntah, Dokter." Kanaya menghela nafas menceritakan kegelisahannya. Setahu Kanaya, perempuan yang hamil muda akan merasakan mual muntah, tidak enak badan, dan sering merasa lelah serta mengantuk. Sayangnya ia tidak merasakan semua hal itu. "Tenang saja. Tidak semua wanita hamil mengalami gejala yang sama. Ada yang mengalami mual dan muntah, ada yang tidak. Kita tunggu saja hasilnya hari ini, semoga membawa kabar baik." Indra mencoba membesarkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 14 Insecure

Bastian baru saja selesai bercinta dengan Elsie pagi itu. Ia tengah meredakan nafasnya dan duduk bersandar di kepala ranjang saat Indra menghubunginya. Bastian memang sudah menunggu telepon Indra karena hari ini temannya itu melakukan tes kehamilan pada Kanaya. Dan ia ingin mengetahui hasilnya. "Bas, hasil tes sudah keluar," terdengar suara Indra dari ujung sambungan telepon. "Dan?" Bastian fokus mendengarkan suara Indra dengan jantung berdebar kencang. Apakah Kanaya hamil anaknya? "Negatif," jawab Indra pendek. "Maaf." Bastian menarik nafas dalam. "Oke, tidak apa," jawab Bastian juga pendek. Apalagi yang harus ia katakan? Meski tidak sesuai harapan, kenyataannya Kanaya belum mengandung anaknya. "Jangan berkecil hati Bas, masih ada kesempatan. Lagipula, memang butuh waktu untuk merencanakan kehamilan alami. Pergunakan kesempatan ini untuk mempersiapkan pembuahan berikutnya," ucap Indra menyemangati temannya itu. "Aku tahu," jawab Bastian. Anehnya, kali ini ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 15 Tamu Klinik

"Bagaimana perkembangan pencarian ibu pengganti saya? Apa sudah ada yang cocok?" Seminggu sudah Bastian meminta Indra mencari donor serta ibu pengganti untuknya dan Elsie. Namun, Indra belum juga memberi kabar. Elsie yang tidak sabar, datang ke kantor Indra untuk menanyakan perkembangannya. Sayangnya, Indra sedang tidak ada di tempat. Alhasil ia menanyakannya pada Jesy, sekertaris Indra. “Maaf Bu Elsie, mengenai hal ini sebaiknya Ibu bicara langsung dengan Dokter Indra,” jawab Jesy dengan diplomatis sambil tersenyum. Elsie berdecak tidak puas. “Bosmu sedang tidak ada. Kalau ada juga saya pasti tanya sama dia!” “Ini kan permintaan saya dan suami. Dan kamu tahu kan kalau Dokter Indra itu dekat sekali dengan suami saya? Kenapa kamu tidak kasih tau saja perkembangannya?” Elsie bersikukuh mengorek informasi darinya. Jesy ragu. Jika klien lain, ia tidak akan ragu memberikan informasi itu. Namun untuk kasus Bastian dan Elsie yang ditangani oleh Dokter Indra langsung, ia tidak be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 16 Berhenti Menjadi Ibu Pengganti?

Hari ini Kanaya berkesempatan pulang dan mengantar ibunya kontrol ke rumah sakit. Karena ia belum hamil, Indra dan Bastian mengijinkannya menemui Ayunda. Saat sedang berada di rumah sakit, Kanaya bertemu dengan Tika, salah satu perawat yang memberitahukannya mengenai iklan ibu pengganti. "Apa kamu jadi mendaftar sebagai ibu pengganti di klinik Life's Blessing?" tanya Tika setelah ia menarik Kanaya ke tepi. "Memangnya kenapa Suster?" Kanaya heran perawat itu tiba-tiba saja menanyakan perihal ibu Pengganti. “Saya hanya ingin tahu saja. Sebab tadi pagi saya lihat klinik itu mengeluarkan iklan baru pencarian ibu pengganti.” “Iklan baru?” “Ya, mereka sedang mencari seorang ibu pengganti lagi. Apakah kamu tidak lolos kemarin?” Kanaya tertegun sesaat sebelum ia menggeleng. "Saya tidak tahu mengenai hal itu. Saya— sepertinya tidak lolos, karena— mereka tidak memberi kabar.” Kanaya terpaksa berbohong karena ia khawatir perawat itu akan bertanya lebih jauh lagi. Sedangkan, ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 17 Panduan Dokter Indra

Ucapan Tika dan Elsie terngiang-ngiang dalam benak Kanaya. Apakah yang mereka katakan saling berhubungan? Apakah klinik Dokter Indra mencari ibu pengganti untuk menggantikan dirinya? Apa mereka sudah menemukan ibu pengganti itu? Berbagai pertanyaan datang silih berganti di benaknya. Kelangsungan hidup ibunya tergantung dari anak yang akan ia lahirkan untuk Bastian. Tetapi mereka menggantikannya, maka tidak ada harapan untuk kesembuhan ibunya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi menemui Dokter Indra. Ia harus bertanya langsung pada Dokter itu. “Dokter Indra pasti bisa menjelaskan yang sebenarnya,” gumam Kanaya pelan. Sore harinya, Kanaya sampai di klinik Life’s Blessing. “Bisa saya bertemu dengan Dokter Indra? Ia bertanya pada petugas front desk. “Maaf, Dokter Indra sedang tidak di tempat. Ada yang bisa dibantu?” Kanaya tidak mungkin bertanya mengenai hal itu pada sembarang orang. Kemungkinan besar mereka pun tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang akan ia tanyak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 18 Menyelinap Masuk

Sebuah taksi berhenti tepat di depan lobi gedung DPG Corporation. Pintu taksi terbuka dan Kanaya melangkah turun. Ia menengadahkan wajahnya menatap gedung megah berlantai enam puluh itu. Setelah menunggu beberapa jam di klinik Life’s Blessing, Dokter Indra yang ditunggu tidak kunjung kembali. Kanaya pun memutuskan untuk pergi menemui Bastian di kantornya. Ia melangkah masuk ke dalam lobi gedung, menuju meja resepsionis. “Selamat Sore, Saya ingin bertemu dengan Pak Bastian,” ucap Kanaya memberanikan diri. “Apa sudah ada janji?” “Belum, tetapi ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan beliau,” jawab Kanaya dengan berterus terang. “Maaf, sebaiknya anda membuat janji terlebih dahulu,” tolak resepsionis itu. Jika tidak ada notifikasi dari atasannya ia tidak bisa membiarkan sembarang orang masuk, apalagi ke kantor CEO. “Nama saya Kanaya. Bisa tolong tanyakan ke kantor Pak Bastian? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan beliau,” pinta Kanaya sekali lagi. Ia l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 19 Lebih Sering Melakukannya?

Di dalam kantor CEO Dwipangga Corporation. Bastian berdiri melipat tangannya di depan dada sambil menyandarkan pinggulnya di tepi meja kerjanya. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Bastian tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari sosok gadis yang berjalan ke arahnya. Kanaya yang gelisah dan gugup berhenti melangkah. Ia sedang berusaha menekan kegelisahannya dan memberanikan diri untuk bicara. Sifat dominan yang ditunjukkan Bastian membuat tekadnya yang sebelumnya sudah bulat, mengalami pergolakan yang kuat. “A-ada yang ingin saya tanyakan, Pak,” ucap Kanaya memberanikan diri, menguatkan tekadnya bertanya. “Katakan saja apa yang kamu inginkan Kanaya?” tanya Bastian dengan tidak sabar. Bastian tidak pernah menyangka jika gadis timid ini berani mencarinya di kantor. Apa yang begitu ingin ditanyakanya sampai ia berani menyelinap masuk ke dalam gedung kantornya? Kanaya mengepalkan kedua tangannya dengan erat. “Apa Bapak mencari ibu pengganti yang lain? Apa beri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 20 Menagih Janji

Bastian melirik jam tangannya sambil mendengarkan penuturan Eka, salah satu rekan bisnisnya. Seperti janji mereka, Bastian dan Eka sedang berada di dalam sebuah restoran, membicarakan bisnis sekaligus makan malam bersama. Bastian berusaha untuk fokus pada pembicaraan mereka, namun entah mengapa berkelebat di benaknya ekspresi penuh tekad Kanaya petang tadi. Bagaimana pancaran kedua mata berbentuk almond itu menatapnya, terus mengusik rasa gelisahnya. Aneh, kenapa ia terus memikirkan Kanaya? Apakah karena ucapan gadis itu atau justru karena keberaniannya untuk datang dan bahkan rela untuk melakukan apa saja asalkan kesepakatan mereka terus berjalan? Sejujurnya, Bastian belum membatalkan kesepakatan mereka, dan ia tidak berpikir untuk melakukan hal itu pula. Selain itu, tadi siang Indra juga mengatakan jika dia belum menemukan ibu pengganti lain. Jadi, tidak ada alasan bagi Bastian untuk membatalkan kesepakatannya dengan Kanaya. Sampai detik ini, Kanaya tetap kandidat terbai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
38
DMCA.com Protection Status