Share

Bab 13 Hamilkah?

Penulis: Misya Lively
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jarum suntik baru saja dicabut dari urat nadi di lengan Kanaya.

Kanaya menarik nafas panjang, menunggu dengan harap-harap cemas hasil test kehamilan yang sedang dilakukan Dokter Indra di rumahnya pagi itu.

Dua minggu sudah Kanaya menunggu saat itu. Apakah ia berhasil hamil?

Jika benar, Kanaya akan merasa sangat lega.

"Kenapa? Tegang?" Indra menaruh sample darah yang ia ambil ke dalam tempat penyimpanan sambil diam-diam memperhatikan ekspresi wajah gadis di depannya.

"Bagaimana kalau saya tidak hamil? Rasanya saya tidak merasa mual muntah, Dokter." Kanaya menghela nafas menceritakan kegelisahannya.

Setahu Kanaya, perempuan yang hamil muda akan merasakan mual muntah, tidak enak badan, dan sering merasa lelah serta mengantuk. Sayangnya ia tidak merasakan semua hal itu.

"Tenang saja. Tidak semua wanita hamil mengalami gejala yang sama. Ada yang mengalami mual dan muntah, ada yang tidak. Kita tunggu saja hasilnya hari ini, semoga membawa kabar baik." Indra mencoba membesarkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (29)
goodnovel comment avatar
Kalimah
lanjut penasaran
goodnovel comment avatar
Irwan An
penasaran nunggu bonus.
goodnovel comment avatar
Eli Asnita
buat penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 14 Insecure

    Bastian baru saja selesai bercinta dengan Elsie pagi itu. Ia tengah meredakan nafasnya dan duduk bersandar di kepala ranjang saat Indra menghubunginya. Bastian memang sudah menunggu telepon Indra karena hari ini temannya itu melakukan tes kehamilan pada Kanaya. Dan ia ingin mengetahui hasilnya. "Bas, hasil tes sudah keluar," terdengar suara Indra dari ujung sambungan telepon. "Dan?" Bastian fokus mendengarkan suara Indra dengan jantung berdebar kencang. Apakah Kanaya hamil anaknya? "Negatif," jawab Indra pendek. "Maaf." Bastian menarik nafas dalam. "Oke, tidak apa," jawab Bastian juga pendek. Apalagi yang harus ia katakan? Meski tidak sesuai harapan, kenyataannya Kanaya belum mengandung anaknya. "Jangan berkecil hati Bas, masih ada kesempatan. Lagipula, memang butuh waktu untuk merencanakan kehamilan alami. Pergunakan kesempatan ini untuk mempersiapkan pembuahan berikutnya," ucap Indra menyemangati temannya itu. "Aku tahu," jawab Bastian. Anehnya, kali ini ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 15 Tamu Klinik

    "Bagaimana perkembangan pencarian ibu pengganti saya? Apa sudah ada yang cocok?" Seminggu sudah Bastian meminta Indra mencari donor serta ibu pengganti untuknya dan Elsie. Namun, Indra belum juga memberi kabar. Elsie yang tidak sabar, datang ke kantor Indra untuk menanyakan perkembangannya. Sayangnya, Indra sedang tidak ada di tempat. Alhasil ia menanyakannya pada Jesy, sekertaris Indra. “Maaf Bu Elsie, mengenai hal ini sebaiknya Ibu bicara langsung dengan Dokter Indra,” jawab Jesy dengan diplomatis sambil tersenyum. Elsie berdecak tidak puas. “Bosmu sedang tidak ada. Kalau ada juga saya pasti tanya sama dia!” “Ini kan permintaan saya dan suami. Dan kamu tahu kan kalau Dokter Indra itu dekat sekali dengan suami saya? Kenapa kamu tidak kasih tau saja perkembangannya?” Elsie bersikukuh mengorek informasi darinya. Jesy ragu. Jika klien lain, ia tidak akan ragu memberikan informasi itu. Namun untuk kasus Bastian dan Elsie yang ditangani oleh Dokter Indra langsung, ia tidak be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 16 Berhenti Menjadi Ibu Pengganti?

    Hari ini Kanaya berkesempatan pulang dan mengantar ibunya kontrol ke rumah sakit. Karena ia belum hamil, Indra dan Bastian mengijinkannya menemui Ayunda. Saat sedang berada di rumah sakit, Kanaya bertemu dengan Tika, salah satu perawat yang memberitahukannya mengenai iklan ibu pengganti. "Apa kamu jadi mendaftar sebagai ibu pengganti di klinik Life's Blessing?" tanya Tika setelah ia menarik Kanaya ke tepi. "Memangnya kenapa Suster?" Kanaya heran perawat itu tiba-tiba saja menanyakan perihal ibu Pengganti. “Saya hanya ingin tahu saja. Sebab tadi pagi saya lihat klinik itu mengeluarkan iklan baru pencarian ibu pengganti.” “Iklan baru?” “Ya, mereka sedang mencari seorang ibu pengganti lagi. Apakah kamu tidak lolos kemarin?” Kanaya tertegun sesaat sebelum ia menggeleng. "Saya tidak tahu mengenai hal itu. Saya— sepertinya tidak lolos, karena— mereka tidak memberi kabar.” Kanaya terpaksa berbohong karena ia khawatir perawat itu akan bertanya lebih jauh lagi. Sedangkan, ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 17 Panduan Dokter Indra

    Ucapan Tika dan Elsie terngiang-ngiang dalam benak Kanaya. Apakah yang mereka katakan saling berhubungan? Apakah klinik Dokter Indra mencari ibu pengganti untuk menggantikan dirinya? Apa mereka sudah menemukan ibu pengganti itu? Berbagai pertanyaan datang silih berganti di benaknya. Kelangsungan hidup ibunya tergantung dari anak yang akan ia lahirkan untuk Bastian. Tetapi mereka menggantikannya, maka tidak ada harapan untuk kesembuhan ibunya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi menemui Dokter Indra. Ia harus bertanya langsung pada Dokter itu. “Dokter Indra pasti bisa menjelaskan yang sebenarnya,” gumam Kanaya pelan. Sore harinya, Kanaya sampai di klinik Life’s Blessing. “Bisa saya bertemu dengan Dokter Indra? Ia bertanya pada petugas front desk. “Maaf, Dokter Indra sedang tidak di tempat. Ada yang bisa dibantu?” Kanaya tidak mungkin bertanya mengenai hal itu pada sembarang orang. Kemungkinan besar mereka pun tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang akan ia tanyak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 18 Menyelinap Masuk

    Sebuah taksi berhenti tepat di depan lobi gedung DPG Corporation. Pintu taksi terbuka dan Kanaya melangkah turun. Ia menengadahkan wajahnya menatap gedung megah berlantai enam puluh itu. Setelah menunggu beberapa jam di klinik Life’s Blessing, Dokter Indra yang ditunggu tidak kunjung kembali. Kanaya pun memutuskan untuk pergi menemui Bastian di kantornya. Ia melangkah masuk ke dalam lobi gedung, menuju meja resepsionis. “Selamat Sore, Saya ingin bertemu dengan Pak Bastian,” ucap Kanaya memberanikan diri. “Apa sudah ada janji?” “Belum, tetapi ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan beliau,” jawab Kanaya dengan berterus terang. “Maaf, sebaiknya anda membuat janji terlebih dahulu,” tolak resepsionis itu. Jika tidak ada notifikasi dari atasannya ia tidak bisa membiarkan sembarang orang masuk, apalagi ke kantor CEO. “Nama saya Kanaya. Bisa tolong tanyakan ke kantor Pak Bastian? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan beliau,” pinta Kanaya sekali lagi. Ia l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 19 Lebih Sering Melakukannya?

    Di dalam kantor CEO Dwipangga Corporation. Bastian berdiri melipat tangannya di depan dada sambil menyandarkan pinggulnya di tepi meja kerjanya. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Bastian tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari sosok gadis yang berjalan ke arahnya. Kanaya yang gelisah dan gugup berhenti melangkah. Ia sedang berusaha menekan kegelisahannya dan memberanikan diri untuk bicara. Sifat dominan yang ditunjukkan Bastian membuat tekadnya yang sebelumnya sudah bulat, mengalami pergolakan yang kuat. “A-ada yang ingin saya tanyakan, Pak,” ucap Kanaya memberanikan diri, menguatkan tekadnya bertanya. “Katakan saja apa yang kamu inginkan Kanaya?” tanya Bastian dengan tidak sabar. Bastian tidak pernah menyangka jika gadis timid ini berani mencarinya di kantor. Apa yang begitu ingin ditanyakanya sampai ia berani menyelinap masuk ke dalam gedung kantornya? Kanaya mengepalkan kedua tangannya dengan erat. “Apa Bapak mencari ibu pengganti yang lain? Apa beri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 20 Menagih Janji

    Bastian melirik jam tangannya sambil mendengarkan penuturan Eka, salah satu rekan bisnisnya. Seperti janji mereka, Bastian dan Eka sedang berada di dalam sebuah restoran, membicarakan bisnis sekaligus makan malam bersama. Bastian berusaha untuk fokus pada pembicaraan mereka, namun entah mengapa berkelebat di benaknya ekspresi penuh tekad Kanaya petang tadi. Bagaimana pancaran kedua mata berbentuk almond itu menatapnya, terus mengusik rasa gelisahnya. Aneh, kenapa ia terus memikirkan Kanaya? Apakah karena ucapan gadis itu atau justru karena keberaniannya untuk datang dan bahkan rela untuk melakukan apa saja asalkan kesepakatan mereka terus berjalan? Sejujurnya, Bastian belum membatalkan kesepakatan mereka, dan ia tidak berpikir untuk melakukan hal itu pula. Selain itu, tadi siang Indra juga mengatakan jika dia belum menemukan ibu pengganti lain. Jadi, tidak ada alasan bagi Bastian untuk membatalkan kesepakatannya dengan Kanaya. Sampai detik ini, Kanaya tetap kandidat terbai

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 21 Mainan Baru

    Kanaya menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan gelisah sembari berjalan perlahan menghampiri Bastian yang duduk di sofa. Bastian menatap sosok Kanaya yang berjalan menghampirinya bagaikan siluet seorang gadis ramping dengan sepasang tungkai kaki yang Indah. Aroma lembut dan segar yang sempat ia rasakan kala itu berhembus kembali menyapa indera penciumannya. Campuran aroma lavender, jeruk bergamot dan grapefruit yang samar, membangkitkan rasa menggelitik di dalam dirinya. Kanaya yang memerah pipinya menunduk malu dan gugup. Kedua tangannya memegang erat handuk yang melilit tubuhnya, seakan takut jika satu-satunya penutup tubuhnya itu akan terlepas. Ingatan Kanaya akan rasa sakit yang ia alami saat malam pertama mereka kembali menghantuinya. Ia menguatkan tekad untuk bisa mengandung anak Bastian meskipun harus kembali menahan rasa sakit itu. Bastian beranjak saat Kanaya hampir mendekatinya dan mereka pun berdiri berhadapan. “Kamu menginginkan ini kan?” tanya Ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 380 Pertama Kali

    Bastian duduk di dalam sebuah mobil SUV bersama Ezra. Mobil itu melaju dengan kencang melewati jalanan bebas hambatan yang mengarah ke pinggiran kota. Di tangannya, Bastian memegang selembar kertas yang berisi biodata serta foto seorang laki-laki berusia empat puluh tahunan. Tatapan mata Bastian tertuju pada foto dan print-an kartu identitas pria itu. Di kertas itu tertera nama pria itu adalah Amar. Bastian masih ingat dengan jelas wajah pria itu dari 11 tahun yang lalu. Akan tetapi, dulu ia bukan bernama Amar. Namanya saat itu adalah Andre. Dia adalah orang yang telah menculiknya saat ia berusia 18 tahun. Bastian menarik nafas dalam dan matanya menatap keluar jendela, di mana ia melihat hamparan tanah kosong di pinggir jalan tol yang dilaluinya. Menatap hamparan tanah kosong itu, pikirannya kembali pada kejadian 11 tahun yang lalu. *** flashback*** Hari itu setelah selesai sekolah, Bastian mengendarai sendiri mobil SUV miliknya. Saat itu, ia sudah berusia 18 tahun, sehing

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 379 Rasa Curiga

    “Tidak mungkin…. Ini pasti tidak benar!” Elsie terus menyangkal apa yang dilihatnya. Di layar telepon pria itu, terlihat foto Bastian dan Kanaya. Mereka sedang duduk berdekatan, sementara Kenzo duduk di pangkuan Kanaya. Foto yang tampak seperti sepasangan suami istri bahagia bersama anak mereka itu membakar hati Elsie. Bagaimana mungkin Kanaya bersama Bastian? Bukankah dia bertunangan dengan Reno? Dan ingatan Bastian… hasil rumah sakit menyatakan ia kehilangan sebagian memorinya. Terbukti ia tidak ingat Kanaya, dan bahkan dengan terang-terang mengatakan tidak kenal dengannya! Begitu syoknya Elsie, ia hampir saja terjatuh saat melangkah ke belakang. “Nona, aku tidak tahu bagaimana Nona akan berbicara dengan suami Anda, tetapi ingat, jika sampai besok pagi tidak ada tindakan untuk melepaskan Bos, maka Nona tanggung sendiri akibatnya!” Jono yang sama sekali tidak berempati, tetap mengancam Elsie. Sebab, Ravioli tidak peduli apa yang terjadi pada Elsie, selama dia bisa menghirup ud

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 378 Tuntutan Ravioli

    Elsie melirik ke arah teman-temannya. Ia sangat tidak nyaman dengan kehadiran Jono di sana. Apa kata orang-orang jika melihatnya berbicara dengan pria urakan, berperawakan tinggi besar khas preman? Namun sayangnya beberapa orang temannya sudah melihat Jono, dan mereka tampak berbisik-bisik sembari melirik ke arahnya dan Jono. Elsie semakin dongkol saja! Mau dibawa ke mana reputasinya? Ia berdehem dengan keras. “Bukankah asisten suami saya sudah memberikan donasinya? Apa masih ada yang kalian butuhkan?” Terpaksa ia berpura-pura. Elsie tidak mungkin membiarkan teman-temannya ataupun orang lain tahu jika ia memang berhubungan langsung dengan gerombolan Ravioli. Jono mengerutkan keningnya dan ia melihat ke arah mana lirikan mata Elsie. Walaupun enggan, akhirnya ia ikut bermain dalam sandiwara Elsie. “Nona, bisa kita bicara lebih lanjut mengenai “donasinya”, atau kita bisa bicara di sini saja?” ujar Jono mengkode Elsie sekaligus memberinya tatapan ancaman jika Elsie menolak untuk bic

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 377 Prestise

    “Bu Elsie, apa ibu mau melepas saham ini? Orang itu mengatakan hanya bisa menunggu keputusan sampai 1 jam lagi.” Pialang saham Elsie di bursa efek menghubunginya. Beberapa saat yang lalu dia memberitahu Elsie jika ada seseorang yang hendak membeli saham miliknya dan Agni yang berjumlah 51 persen di Ocean Express. “Menurutmu apakah harganya bisa kembali naik?” tanya Elsie dengan bimbang. Elsie belum memutuskannya. Pasalnya perusahaan itu adalah satu-satunya perusahaan peninggalan Papanya. Jika ia menjual sahamnya, maka perusahaan itu akan terlepas darinya dan Agni. “Saya tidak bisa memprediksi hal itu. Sebab, harga saham saat ini sudah jatuh cukup jauh dari satu minggu yang lalu. Apalagi semenjak investigator kepolisian memeriksa operasional Ocean Express, harga sahamnya terus menurun,” jawab pialang saham itu. “Bagaimana kalau saya hanya menjual sebagian?” “Maaf Bu Elsie. Orang itu menginginkan 51% saham, atau tidak sama sekali. Dan saat ini, Ibu Agni sudah menyetujui menjual 11

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 376 Keluarga Reno

    “Kamu tahu kenapa Reno bisa seperti itu? Maksudku kenapa dia dan Bastian seperti—bermusuhan?” “Yang aku dengar… Reno seperti itu sejak ibunya meninggal dunia.” “Apa yang terjadi?” tanya Kanaya dengan penasaran. Ia serius menunggu penjelasan Clara. “Kenapa kamu tidak tanya Bastian saja?” Clara kembali ragu untuk bercerita. Ia takut salah mengatakan sesuatu. Kanaya menghela nafas. “Aku pernah menanyakannya, tapi saat itu Bastian sedang tidak mau membicarakan Reno,” jawab Kanaya. Rupanya Bastian masih saja cemburu dan kesal pada Reno perihal masalah “tunangan” waktu itu. “Tapi aku penasaran. Kenapa Reno sangat membenci Bastian? Memangnya apa yang Bastian lakukan padanya?” tanya Kanaya merasa heran, berharap Clara mau memberitahukannya. “Aku juga tidak tahu kejadian yang sebenarnya saat itu. Tapi yang aku dengar, Reno menyalahkan tidak hanya Bastian, tetapi juga seluruh keluarga Dwipangga atas kematian mamanya,” tutur Clara. “Serius? Karena apa? Bukankah Gema Dwipangga meninggal

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 375 Celotehan

    “Aoo… oooaa aaa…” “Ooo…ooohh…a..oo…” Kanaya dan Clara tertawa melihat kedua anak mereka saling berceloteh. Clara dan Alea, anaknya yang berusia 3 bulan datang menengok Kanaya dan Kenzo di Sunset Summit. Dan kedua anak mereka berbaring berdampingan di atas ranjang, tampak berceloteh bersahutan seperti tengah mengobrol. Alea yang sudah bisa memiringkan tubuhnya, tampak memegangi baju onesie yang dipakai Kenzo, menariknya. Sementara Kenzo yang hanya bisa berbaring terlentang hanya bisa pasrah bajunya ditarik oleh Alea. “Bayangkan setahun lagi kalau mereka sudah bisa berlari, Kanaya….” ucap Clara diantara tawanya melihat kelakuan dua bayi imut di hadapan mereka. Kanaya tertawa membayangkannya. Mungkin jika saat itu tiba, Kenzo-lah yang akan menarik-narik baju Alea, menjahili baju gadis kecil itu. “Setahun tidak lama, Clara. Dan mungkin setahun lagi kita akan merindukan saat mereka seperti ini,” timpal Kanaya sambil menatap kedua bayi mungil di hadapan mereka. “Benar. Rasanya ba

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 374 Satu Minggu

    Tenggorokan Bastian tercekat. Apa yang tadi Kanaya katakan? Bastian merasa telinganya salah mendengar. “Naya… apa kamu tadi mengatakan…” Kanaya mengangguk, dan sebelum Bastian menyadarinya, Kanaya telah beranjak dari duduknya. Ia berjalan mundur sambil memberi isyarat agar Bastian mengikutinya. Ekspresi wajah Bastian berubah tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ia seperti tidak percaya dengan apa yang Kanaya coba katakan padanya, tetapi sangat berharap ajakan Kanaya itu nyata. “Kamu—sudah bersih? Serius?” Bastian bertanya dengan gugup untuk memastikan kembali. Kanaya kembali menjawabnya dengan senyuman dan terus melangkah mundur ke arah kamar mandi. Menyadari arti jawaban Kanaya, Bastian langsung beranjak dari duduknya dan berteriak, “YES!!” Kanaya tertawa melihat reaksi Bastian dan terus berjalan masuk ke dalam kamar mandi sambil memberi isyarat dengan jarinya. Bastian segera mengikuti Kanaya masuk ke dalam kamar mandi. Dan saat ia masuk ke dalam kamar mandi, Kanaya sed

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 373 Garam Dan Penyedap Rasa

    Kanaya sedang menidurkan Baby K ke atas ranjang bayi saat Bastian datang dan merangkulnya dari belakang. Ia terkekeh pelan saat bibir lembut dan hangat pria itu mendarat di tengkuk dan lehernya. Bastian tidak melepaskan pelukannya bahkan saat Kanaya lanjut menyelimuti Baby K, memastikan putra mereka tidur dengan nyaman. Tubuh Kanaya meremang saat Bastian kembali mendaratkan kecupan dibelakang telinganya. Ia bisa merasakan tidak hanya hembusan nafas hangat Bastian, namun juga saat hidung Bastian menghisap permukaan kulitnya dengan lembut, mengalirkan beribu satu rasa melalui ujung syaraf yang disentuh Bastian di permukaan indera perabanya. Beberapa malam terakhir sangat berat ia rasakan. Gairah yang timbul setiap kali mereka sedang bersama, rasanya sulit sekali untuk dibendung. Bastian kerap mandi di tengah malam untuk meredakan gairah yang ia rasakan. Dan bukan hanya Bastian, Kanaya pun merasakan tubuhnya menginginkan hal yang sama padahal ia masih harus berpuasa. Namun, tidak

  • Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO   Bab 372 Sesama Lelaki

    “Bas, punya waktu?” Bastian mengangkat wajahnya dan menemukan Haidar, Papanya berdiri di depan pintu kantornya. “Papa? Tentu Pa!” Bastian beranjak dari duduknya dan menghampiri papanya itu. Kedatangan Haidar yang tanpa kabar tentu mengejutkannya, akan tetapi Bastian selalu menyisihkan waktu untuk kedua orang tuanya. “Kita pergi ke luar? Sudah lama kita tidak berjalan-jalan,” ajak Haidar saat jarak Bastian sudah dekat. Bastian mengerutkan keningnya. Sudah menjadi rahasia umum diantara mereka berdua jika Haidar mengajak Bastian berbicara berdua sambil beraktifitas keluar, ada sesuatu yang ingin dibicarakan Haidar dengannya. Sesama lelaki, antara ayah dan anak. Meski Bastian masih memiliki banyak pekerjaan dan merasa heran dengan ajakan papanya yang tiba-tiba itu, Bastian tetap menyanggupinya. “Tentu Pah. Papa ingin ke mana?” Ia pun mengarahkan Papanya berjalan keluar begitu saja tanpa berpikir dua kali, dan meninggalkan hal lainnya untuk sementara waktu. “Mau pergi ke taman k

DMCA.com Protection Status