Home / Pendekar / Pendekar Pusaka Gurun Gobi / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Pendekar Pusaka Gurun Gobi: Chapter 111 - Chapter 120

228 Chapters

Keributan Kecil

“Silahkan tuan, mau pesan apa?”Seorang pelayan mendekati Long Wan.“Saya pesan nasi hangat, sayur bening, ikan bakar dan air hangat!” jawab Long Wan sambil mengamati para pengunjung yang lebih ramai dibandingkan dengan tadi siang.“Hanya itu saja, tuan?”“Oh ia, untuk makanan pembuka tolong sediakan lima potong bakpau!”“Baik tuan, tolong tunggu sebentar!”Si pelayan tadi segera kembali ke dapur untuk menyiapkan semua pesanan Long Wan. Tidak lama kemudian, ia keluar dengan membawa nampan berisi lima potong bakpau hangat dan guci the hangat kecil.“Silahkan tuan, untuk ikan bakarnya kami persiapkan terlebih dahulu!”“Baik, terimakasih!” Karena perutnya sedang kelaparan, Long Wan segera melahap bakpau tadi. Rasanya begitu gurih dan lezat, apalagi setelah digigit isinya berupa potongan daging kambing yang sudah dicincang. Setelah menghabiskan dua potong bakpau, Long Wan menuangkan guci the ke dalam cawan kemudian menegaknya.“Sebenarnya, siapa laki-laki aneh tadi!”Long Wan kembali ter
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

Pengemis Aneh

Long Wan dan pengemis tadi segera menikmati hidangan yang sudah disiapkan oleh para pelayan.“Maaf, saya jadi merepotkan anda, tuan!”“Tidak apa-apa paman, saya juga ingin punya teman mengobrol. Kebetulan di tempat ini tidak memilki sanak ataupun saudar!”“Sepertinya tuan seorang pendekar, dan akan pergi ke puncak Gunung Kun Lun”“Paman, jangan memanggil tuan, nama saya Long Wan!”Mendengar permintaan Long Wan, pengemis tadi menganggukan kepalanya. Ia lalu menghabiskan seluruh hidangan dengan sangat lahap, bahkan tanpa segan ia meminta untuk menambah.Orang yang sedang makan di dekat Long Wan sejenak meilirik ke arah pengemis tadi, dari tatapan matanya ia seperti merasa jijik karena pengemis tadi tidak tahu diri, bahkan dengan terang-terangan meminta makanannya di tambah.“Bagaimana, anda akan pergi ke puncak Gunung Kun Lun?” tanya pengemis tadi sambil menuangkan arak ke dalam cawan lalu menegaknya sekaligus seperti sudah lama tidak menikmati arak yang lezat.“Saya memang akan pergi k
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Salah Faham!

Karena belum pernah ke Gunung Kun Lun, Long Wan salah mengambil jalan masuk ke dalam hutan sehingga ia terpaksa melompat dari satu dahan ke dahan lainnya untuk segera mencari asal suara tadi. dia sangat penasaran, karena rasa-rasanya ia mengenal suara perempuan yang tertawa cekikikan tadi.“Ampun, Dewi!”Terdengar jeritan, suaranya snagat memilukan.“Dewi? Jangan-jangan itu sumoi!”Long Wan teringat bahwa Lin Lin dijuluki Dewi Maut oleh seluruh dunia persilatan karena sikapnya sangat kejam ketika membunuh semua lawannya. Tubuh pemuda itu berkelebat di antara cabang pohon, karena ia menggunakan ilmu ginkang (meringankan tubuh) maka gerakannya sangat cepat.Beberapa ekor monyet yang sedang bergelantungan di atas pohon berhamburan karena terkejut melihat Long Wan yang melesat ke arah mereka.“Sedikit lagi!”Long Wan masih mendengar suara keributan kecil di depan sana. Tidak lama kemudian ia sampai di sebuah padang rumput yang cukup luas. Wajahnya terkesima ketika menyaksikan lima orang l
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Jadi Kambing Hitan

“Bagaimana tuan, bersediakah anda ikut kami ke rumah Kepala Desa?”Tanya orang itu lagi, sebenarnya dia juga sangat cemas kalau tidak bisa mendapatkan pelaku pembunuh anaknya tuan tanah tentu ia dan teman-temannya akan mendapatkan hukuman yang sangat keras. Akan tetapi untuk menyeret Long Wan ia tidak berani, sebab pemuda itu terbukti sangat lihai. Bahkan jika terus dikeroyok, kemungkinan amarahnya akan tersulut dan mereka semua bisa-bisa mati di tangan pendekar itu.Sejenak Long Wan termenung, jika dia ikut tentu perjalanannya akan terhambat. Namun jika menolak, kemungkinan dia akan mendapatkan masalah besar. Apalagi jika pihak kerajaan turun tangan, mengingat tuan tanah ayah korban sangat dekat dengan para pejabat istana.“Baiklah, aku akan ikut dengan kalian. Akan tetapi dengan catatan, setelah menjelaskan semua perkara di dalam hutan ini aku harus segera pergi!”Mendengar jawaban Long Wan, orang tadi terlihat bergembira. Dengan begini ia berhasil membawa orang yang akan dikambing
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Sadar

“Bohong, dia pasti yang membunuh anakku!”Istri juragan tanah kembali berteriak, akan tetapi sekarang dia tidak berani mendekati Long Wan sebab ada hawa yang sangat panas keluar dari tubuh pemuda itu.“Tenanglah nyonya, biarkan dia menjelaskannya terlebih dahulu!”Kepala Desa berusaha menenangkan wanita tadi. Kemudian ia memanggil beberapa orang yang membawa Long Wan ke tempat ini. Setelah ditanya satu persatu, mereka memang tidak melihat Long Wan membunuh. Bahkan sebaliknya, pemuda itu seperti hendak menguburkan semua jasad korban.“Tuan, mengapa anda akan menguburkan mereka? padahal anda sendiri mengatakan tidak ada kepentingan sama sekali dengan semua korban!”Long Wan menghela napas panjang kemudian tersenyum ke arah Kepala Desa, setelah dia tenang maka hawa panas yang keluar drai dalam tubuhnya perlahan-lahan menghilang.“Paman, apakah pertanyaan itu layak dijawab? Apakah sebagai manusia kita akan tega membiarkan mayat bergelimpangan di tengah hutan yang nantinya akan dimakan bin
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

Kun Lun Pay

Kuil Kun Lun Pay, berdiri megah di atas gunung Kun Lun yang sangat dingin dan berselimut salju. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat bertahan di tempat ini, selain dingin, hawanya juga cukup pengap karena tekanan udara sangat tinggi.Yang mendiami kuil utama, adalah para pendeta yang sudah tingkat tinggi. Mereka dikenal dengan tiga serangkai dari Kun Lun Pay, yaitu Shan Zhi, Shan Thi dan yang terakhir Shan Zeng yang dahulu bertemu dengan Long Wan di dataran Gurun Gobi.Murid tingkat bawah, berada di tebung gunung. Di sini udaranya tidak terlalu dingin, akan tetapi bagi orang biasa tentu saja tidak akan kuat lama-lama berada di Kuil Kun Lun.Dari kuil utama yang dihuni oleh tiga serangkai menuju puncak gunung Kun Lun harus menempuh perjalanan selama satu minggu lebih, tempatnya sangat sulit ditempuh dan sering terjadi longsoran salju. Menurut rumor yang beredar, puncak Gunung Kun Lun dijaga oleh makhluk buas peliharaan para dewa. Para pendeta sendiri tidak ada yang berani ke sana
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Kagum dan Dengki

“Siapa yang kalian bicarakan itu?”Harimau Emas melirik ke arah Dewa Pedang yang sedang berbisik-bisik dengan muridnya.“Beberapa tahun silam, di daerah selatan muncul seorang pemuda yang sangat tangguh, dia bernama Long Wan!”“Jadi anak itu yang dijuluki Pendekar Gurun Gobi?”Harimau Emas semakin penasaran, dia memang berasal dari negeri yang jauh yaitu di daerah Barat Tiongkok, dan baru mendnegar ada seorang pemuda yang dijuluki sebagai Pendekar Gurun Gobi setelah ia sampai ke wilayah Kun Lun Pay.Harimau Emas memang sangat lihai, akan tetapi sifatnya sangat tinggi hati dan selalu menganggap rendah orang lain. Karena itulah dia tidak pernah akur dengan Shan Zeng yang sama-sama berwatak keras.“Entahlah, akan tetapi mengingat bahwa dia adalah muridnya Pendeta To, kemungkinan si Long Wan itulah yang dijuluki Pendekar Gurun Gobi!”“Ini sangat menarik, apa hubungannya anak bernama Long Wan dengan Yin Long yang disebut-sebut akan mewakili si Naga Sakti Gurun Pasir dalam pertarungan nanti
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Keracunan

“Duduklah Tianba, dan jangan ikut campur terhadap obrolan orang tua!”Si Dewa Pedang menegur muridnya, akan tetapi Tianba tetap tidak mau terima karena tadi Shan Zeng seakan-akan menyalahkan gurunya karena ikut menyerang Kuil Rajawali.“Muridmu memang bodoh, kalau tidak merasa ya tidak usah marah!”Amarah Tianba tidak bisa ditahan lagi, dia hendak berdiri namun tangannya segera ditarik oleh Dewa Pedang.“Tianba, duduk!”“Tapi suhu, pendeta ini sudah keterlaluan!”“Diamlah, sudah kubilang kamu jangan ikut campur urusan orang tua!”Melihat gurunya marah, Tianba kembali duduk namun kedua matanya mendelik ke arah Shan Zeng.“Tidak bisa dipungkiri, saat itu aku gelap mata dan ikut terlibat menyerang Kuil Rajawali. Akan tetapi demi Tuhan, sekalipun aku tidak melayangkan satu pukulanpun kepada Pendeta To ataupun murid-muridnya!”Dewa Pedang menghela napas panjang, setelah kejadian malam itu dirinya selalu dihantui rasa bersalah kepada mendiang sahabatnya. Dia benar-benar menyesal karena terh
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Dendam Tianba

“Brak!” Jendela kamar terbuka, sesosok bayangan berkelebat masuk dan berdiri di dekat Shan Zeng yang sedang keracunan. “Paman!” Orang tersebut segera memeriksa keadaan Shan Zeng yang sedang duduk bersila dan mengatur pernafasannya. “Syukurlah, tadi paman tidak menggunakan tenaga dalam. Kalau tidak, maka luka dalam akibat racun tersebut akan semakin parah!” “Long Wan, aku sudah menunggumu sejak beberapa hari yang lalu. Mengapa kamu baru datang sekarang?” Shan Zeng menatap pemuda bercaping di hadapannya, mukanya tidak terlalu jelas sebab ditutupi oleh kain tipis yang menjuntai dari ujung caping dan menutupi wajah bagian atasnya. Setelah dilepas, ternyata ia tidak lain adalah Long Wan!. “Maaf paman, ada banyak urusan yang harus saya selesaikan terlebih dahulu!” “Dasar lelaki tidak tahu diri. Kamu masih berani menampakan batang hidungmu di hadapanku, hah?” Tianba mengacungkan jari telunjuknya ke arah Long Wan. Dendam kesumat serta amarah masih memenuhi batinnya. Bagaimana tidak, p
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Utara dan Selatan

“Dewa Pedang, sangat disayangkan kamu memiliki seorang murid yang bodoh dan ceroboh!”“Hei, pendeta tua! Kamu berani menyebutku bodoh, hah?”Tianba mendelikan matanya ke arah Shan Zeng, dadanya terlihat kembang-kempis karena bernafsu. Baginya dunia ini terasa gelap karena diliputi oleh amarah yang menggebu-gebu.“Tianba, duduklah!”Akan tetapi Tianba tidak mau menuruti permintaan gurunya.“Suhu, lihatlah kelakuan Long Wan. Dia seakan-akan ingin menjadi pahlawan dengan menolong para pendekar, padahal dia sendiri yang memberikan racun pelemas tulang. Akan tetapi setelah ketahuan dia berani melumpuhkan Harimau Emas dan muridnya!”“Dasar bodoh!”Shan Zeng kembali mengejek Tianba, sontak saja amarah pemuda itu tidak bisa ditahan lagi. Walaupun gurunya berteriak dan menyuruhnya diam, akan tetapi Tianba segera mencabut pedangnya dan menyerang Shan Zeng.Gerakan Tianba sangat cepat, kini ilmu berpedangnya sudah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berkat latihan selama bertahun-tahun di bawa
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
23
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status