All Chapters of SAAT SUAMIKU SIBUK MENAFKAHI JANDA KAKAKNYA: Chapter 51 - Chapter 60

104 Chapters

51

"Apa kok sungguh tega melakukan itu padaku?""Kenapa tidak? Apa yang menghalangi saya? Saya punya wewenang untuk melakukan itu. Dan selagi kamu bersalah, kamu pantas dihukum!"Pria itu susah payah menelan ludahnya, dia menatap diri ini dengan tegang bahkan telapak tangannya sampai gemetar dan keringatan. Sebagai mantan istrinya aku tahu betul gestur kecemasan dan kepanikan mantan suamiku, bila sudah begitu dia akan mendadak sakit, kumat asam lambung dan tidak berselera makan. Tekanan pikiran akan menyiksanya berhari-hari bahkan membuatnya tak bisa tidur. Ini adalah balasan terbaik yang pernah kuberikan padanya, balasan sebagai hukuman penghianatannya yang telah membuat diri ini sengsara selamat berbulan-bulan. Seharusnya aku masih memenangkan kehidupan berumah tangga dan mempertahankan suamiku, tapi, kegilaannya terhadap mantan kakak iparnya itu telah menghancurkan sendi kehidupan dan merusak masa depan anak-anak kami. Sekarang... Dia harus membayar harga mahal itu dengan mental dan
Read more

52

Selagi Arman menerima hukuman dan diturunkan menjadi penjaga gudang di mana dia tidak akan bisa pulang dan kemana-mana, kehidupan kami sendiri berada di kebalikannya. Aku dan anak-anak mulai diperkenalkan pada keluarga Tuan Renaldi. Lelaki itu mulai sering berkunjung dan mencoba dekat dengan anak-anak. Meski tadinya Inayah dan dika bersikap dingin dan canggung, tapi akhirnya, lelaki yang pandai mencairkan suasana itu, bisa mendapatkan kepercayaan dan mulai terbuka padanya. Satu kali saat Mas Rei main ke rumah kami, anak-anak akan mengajaknya bermain catur atau diskusi tentang pelajaran di sekolah. Pria itu juga mencoba memberitahu cuma minta izin agar kedua anakku membiarkan kami menikah. "Saya bukan lelaki yang baik, tapi saya akan berusaha jadi suami yang bertanggung jawab untuk ibu kalian. Saya pun, akan memperlakukan kalian dengan baik.""Kenapa Om bicara dengan formal?" tanya Dika."Saya tidak pandai berbohong, jadi, saya akan katakan yang sebenarnya.""Apa Om sangat menyukai
Read more

53

"kau yakin Reinald?" tanya wanita bersanggul cantik dengan anting mutiara di telinganya. "Iya, Ma. Aku yakin pada pilihanku!""Menurutmu wanita ini tidak akan menipu dan manipulatif?""Tidak.""Dia tidak minta duitan kan?" Dia kembali melirik padaku dengan cara yang amat menjijikan, mungkin baginya Orang miskin adalah kasta terendah yang tidak boleh diberi tempat tapi aku akan tetap mengalah, seperti tadi. "Tidak Ma!""Kau yakin dia akan setia padamu dan tidak akan berselingkuh?""Tidak Ma. Aku yakin orang yang pernah merasakan disakiti tidak akan melakukan hal itu pada orang lain!""Mama hanya trauma karena pernikahanmu yang pernah gagal!""Aku ingin berhasil di pernikahan kedua jadi tolong dukungannya, Ma.""Ya sudah!" Jawab wanita itu sambil kembali mendecak dan melirik suaminya, dia sepertinya belum ikhlas tapi tidak punya pilihan. Calon ayah mertua berterima kasih pada istrinya, lalu merangkul wanita itu dan berjanji bahwa dia dan putranya tidak salah memilihku untuk dijadikan
Read more

54

Aku kembali ke meja dimana calon suami dan Mertuaku sedang menunggu diri ini untuk melanjutkan makan malam. Baru saja akan duduk tapi ponselku mulai berdiri, dia bergetar dengan intens dan memaksa diriku untuk mengangkatnya. "Siapa?" Tuan reinald menatap diri ini, sementara aku hanya tersenyum tipis dan memberikan isyarat bahwa si penelepon tidaklah lebih penting dari acara dan orang-orang yang sedang kuhadapi sekarang. "Bukan siapa siapa, akan kumatikan.""Oh." Pria itu mengangguk dan memberi ruang agar aku bisa kembali ke kursiku. "Kenapa lama sekali ke toilet? Apakah kau butuh banyak waktu untuk mencairkan ketegangan hatimu?" tanya Nyonya Siska sambil tertawa."Uhm, jujur saja situasi yang saya hadapi sekarang adalah keadaan yang tidak pernah saya bayangkan, saya harus menyesuaikan diri," balasku tersenyum."Jangan terlalu formal bicara denganku, bagaimanapun aku jalan mertuamu dan kau harus akrab denganku.""Iya, Nyonya.""Latihlah dirimu untuk pelan-pelan memanggilku dengan s
Read more

55

Melihat Arman pergi begitu saja wanita itu putus asa untuk mengejarnya, di sisi lain lelaki bernama Rudi mulai berkemas dan meninggalkan restoran itu, pria bertubuh tinggi itu membayar tagihan makanan lalu berinisiatif meninggalkan restoran dengan segala kekecewaan hatinya. Sempat kami berpapasan mata, sementara masih banyak pengunjung restoran lain yang memperhatikan drama itu dengan segala komentar dan tertawaan mereka. "Aku pamit!"Aruni terkesiap dengan ucapan Rudi, dia menggelengkan kepala dan berusaha membujuk lelaki itu agar mau bicara dengannya."Tunggu ya Mas, aku bisa jelasin, lelaki itu hanya rangkaian masa lalu yang sudah selesai... tapi dia merasa masih punya hubungan denganku.""Cukup!" Kalau gitu menggelengkan kepala sambil mengangkat jari telunjuknya."Lain kali jangan seperti itu, jika kau ingin memberi harapan dan cinta ... berikan hanya pada satu orang saja. Jangan mulai hubungan baru Jika hubungan lama belum tuntas!" "Tapi Mas... hanya dia yang merasa mencintai
Read more

57

"Apa yang harus saya tolong tante, dia mengundurkan diri tanpa desakan siapapun jadi biarkan dia memilih jalannya." "Kamu tahu kan' zaman sekarang susah cari kerjaan, kalau dia menganggur bagaimana bisa makan?""Dia pasti sudah mikirin itu tante, jadi aku tidak akan merepotkan diri dengan kehidupan orang lain." Aku melepaskan tangannya yang menggenggam tanganku. Sakit rasanya hati ini bila ingat dia lebih mementingkan aruni daripada aku yang merupakan istri sah anaknya. Dia bahkan rela tutup mata dan telinga demi membiarkan aruni dan Arman tetap bersama. Berapa kali aku teriak tentang kesakitan, aku mengadu padanya tentang sikap suamiku, tapi dia diam saja. Sekarang, saat semuanya sudah berada di ambang batas, dia datang dan minta bantuanku. Hanya ingat saat butuh pertolongan, demi Tuhan, aku takkan memberi mereka kesempatan untuk memanfaatkanku. "Sejak kamu jadi calon istri orang kaya, kamu jadi sombong." Wanita tua itu gemas sikap acuh yang kutunjukkan di hadapannya. Dia menata
Read more

58

Aku kembali ke meja kerja, sementara para staf dari divisiku terus menggoda diri ini dan mengulang-ulang ucapkan pak direktur barusan. "Ada ribuan orang yang bergantung hidup padaku tapi aku hanya bergantung pada satu orang," ucap Randy, analis kesejahteraan kami. Dia jelas menggodaku dengan senyumnya yang dikulum, aku hanya menggelengkan kepala sambil menahan senyum. "Sudahlah hentikan," ucapku sambil mengibaskan tangan ke udara. "Bisa-bisanya anda tidak terpengaruh dengan ucapan Pak direktur dan hanya memasang wajah dingin. Apa Ibu sengaja menyembunyikan kebahagiaan ibu?""Begitulah," ujarku mengangkat bahu, aku tidak tertawa sama sekali, berusaha untuk tetap bersikap datar agar orang tidak memanfaatkan perasaanku. "Tapi anda sungguh beruntung." Pemuda yang selalu ceria dan suka melucu itu memuji keberuntunganku. "Mudah-mudahan satu keberuntungan diikuti oleh keberuntungan keberuntungan yang lain.""Mudah mudahan Bu... Tapi sepertinya masih ada aral yang melintang.""Maksudnya
Read more

59

Saat kudatangi lobi Timur beberapa petugas keamanan dan dua orang staf yang tengah menerima berkas dari calon pegawai membungkuk hormat pada diri ini. "Selamat sore Bu."Melihat keanggunan, pakaian dan perhiasanku yang cukup menarik perhatian orang-orang menatap diri ini. Melihatku dipanggil ibu orang-orang juga membungkuk hormat dan berusaha menarik perhatianku agar aku mau menerima beberapa dari mereka untuk bekerja di kantor ini. "Antriannya banyak sekali ya?""Iya, Bu, bahkan sejak subuh tadi mereka sudah mengantri.""Apa sudah ada yang diwawancarai?" "Belum Bu, belum sempat.""Oh." Aku tersenyum lalu berjalan-jalan melihat kerumunan itu. Di antara semua orang yang terpaku pandangannya padaku, aruni tak sengaja berpapasan dengan diri ini. Sejak tadi dia sibuk bermain ponsel dan kaget dengan kehadiranku. Melihat diri ini dengan setelan burgundy, wanita itu tercengang dan berusaha mengendalikan ekspresinya yang gugup. "Kau melamar di sini?"Wanita itu berusaha tidak menatapku.
Read more

60

"Siaaal!" Aku menggebrak tas dan melempar lemariku saat tiba di apartemen. Aku marah dan aku sedang berada di puncak kekesalan kepada Hanifah. Wanita bodoh yang naif itu dia telah berhasil mengalahkanku, kupikir aku berhasil mendapatkan Arman dan hidupnya akan semakin terpuruk setelah aku memenangkan suaminya, tapi ternyata wanita itu melontar tinggi seperti bintang dan bersinar, dia jadi pusat perhatian semua orang, lalu sebentar lagi akan jadi salah satu orang terkaya di kota ini."Beraninya dia meremehkan diri ini depan orang ramai! Kurang ajar!"Sekali lagi aku melempar gelas hingga pecah berkeping-keping ke lantai. Hidupku sudah hancur karena perbuatan Hanifah, hubunganku dengan Arman memburuk dan Pak Rudi juga menjauhiku. Bos kami yang tadinya sangat tergila-gila padaku itu tiba-tiba memutuskan hubungan karena mulut Hanifah. Dia mempermalukanku di restoran dan memanggil Arman sehingga terjadi keributan. Bukan cuma itu imbasnya, Pak Rudi juga memecat dan meminta diri ini mencar
Read more

61

Melihat dia menghubungiku aku gelagapan segera meraih ponselku, Aku kaget dihubungi olehnya dan ini adalah kesempatan untuk meraih kepercayaan pria itu lagi. "Arman, hai... Berhari-hari aku nungguin kabar dari kamu. Kamu di mana Arman?""Kamu yang ada di mana?""Aku di apartemenku. Tolong dengarkan aku, Arman... Please!""Ada apa?""Aku yakin kamu nelpon aku karena ada kepentingan kan?""Ga juga!""Tolong jangan bersikap dingin aku tahu kok kamu masih sayang ke aku.""Oh ya, kamu yakin?""Arman tolong beri aku kesempatan dan maafkan aku, kita belum bicara sejak kamu marah di restoran kemarin. Berulang kali aku kirim chat dan pesan tapi kamu nggak pernah balas.""Aku nggak baca semua pesannya karena pesan-pesan itu sangat panjang dan bikin aku pusing. Kalau ada yang mau kamu katakan katakan saja," jawab lelaki tampan itu dari seberang sana. Dulu dia begitu mempesona di mataku, tapi sejakbercerai dengan Hanifa, lelaki pujaanku itu berubah jadi urak urakan dan tidak terurus. Aku juga
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status