"Hei, jangan buru-buru Pak, kalaupun itu akan terjadi kita mungkin harus saling mengenal.""Aku telah mengenalmu dalam 4 bulan lebih, cara bicara, gesture, perbuatan dan semua yang kau lakukan telah kuketahui.""Santailah Pak, akan kuambilkan Wine," ujarku sambil melepas pegangan tangannya dari tanganku. Kulakukan itu demi mencairkan suasana. Keadaan sempat tegang dalam beberapa detik begitu para tamu undangan melihat dia memegang tanganku, seorang bos memegang tangan asistennya. Ouh, itu benar-benar akan jadi skandal andai aku tidak mengendalikan ekspresi dan keanggunanku. Beberapa wanita berbisik saat aku berjalan dengan santai mengambilkan segelas anggur, meski orang yang sedang berkumpul dan membicarakan diri ini aku hanya mengulas senyum tipis, lalu kembali berjalan ke arah bosku dan memberikannya minuman tersebut lantas kubiarkan dia membaur dengan kolega dan rekan bisnisnya. "Berbaurlah, Pak. Saya akan menjauh.""Kenapa apa ajakanku untuk menikah terdengar menyeramkan?"Aku
Baca selengkapnya