Karena permintaan direktur seperti itu, aku seperti mendapatkan sebuah tugas tambahan, yakni harus memperhatikan apa dia sudah makan siang atau belum, serta mengunjunginya disaat aku luang. Sebenarnya, sungguh merepotkan, tapi karena dia adalah calon Suamiku aku harus belajar menyenangkan hatinya. Kalau dia senang maka aku akan dapatkan keinginanku. Karena ia jatuh cinta padaku, aku harus mengendalikannya. Dengan perlakuan dan rayuan yang manis, aku mungkin akan dapat bagian saham atau warisan rumah juga, kehidupanku akan berubah total.Tapi, di atas semua itu ...aku harus belajar menyukainya. Dia memang tampan, tapi aku belum jatuh cinta. Luka di hati karena perbuatan Arman dan aruni belum sembuh, dalam waktu bersamaan, aku berjuang menjahit luka sembari mendidik hati untuk menumbuhkan perasaan baru. Meski itu bisa terjadi, tapi itu bukan hal yang mudah. *Pukul 04.00 sore aku dan Tuan Ren pulang dari kantor, pria itu tidak mengizinkanku untuk memacu scooterku, dia bilang aku har
Read more