Share

58

Aku kembali ke meja kerja, sementara para staf dari divisiku terus menggoda diri ini dan mengulang-ulang ucapkan pak direktur barusan.

"Ada ribuan orang yang bergantung hidup padaku tapi aku hanya bergantung pada satu orang," ucap Randy, analis kesejahteraan kami. Dia jelas menggodaku dengan senyumnya yang dikulum, aku hanya menggelengkan kepala sambil menahan senyum.

"Sudahlah hentikan," ucapku sambil mengibaskan tangan ke udara.

"Bisa-bisanya anda tidak terpengaruh dengan ucapan Pak direktur dan hanya memasang wajah dingin. Apa Ibu sengaja menyembunyikan kebahagiaan ibu?"

"Begitulah," ujarku mengangkat bahu, aku tidak tertawa sama sekali, berusaha untuk tetap bersikap datar agar orang tidak memanfaatkan perasaanku.

"Tapi anda sungguh beruntung." Pemuda yang selalu ceria dan suka melucu itu memuji keberuntunganku.

"Mudah-mudahan satu keberuntungan diikuti oleh keberuntungan keberuntungan yang lain."

"Mudah mudahan Bu... Tapi sepertinya masih ada aral yang melintang."

"Maksudnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status