Tak sedikit pun Siella merasa kagum meski diperlakukan demikian. Perasaan jijiknya jauh lebih besar, dan membuat Siella makin tidak ingin melihat wajah dari Vano itu.Pria itu tersenyum dengan sangat lebar, seolah mencoba untuk menebar pesonanya lagi. Tatapannya dibulatkan dengan sangat sungguh-sungguh. Disengaja untuk kelihatan menarik.Padahal, di mata Siella, Vano bukan lagi pria yang ingin dirinya kenal, dan juga bukan pria yang pantas untuk diladeni lagi. Sudah ilfil berat Siella melihat Vano sekarang ini.“Siella, kamu mau menerima ini?” tanya dari Vano.Siella merasa tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Vano barusan. Sempat melirik ke arah Hani yang sama heran dan tidak habis pikirnya dengan kedatangan dari Vano tersebut, rasanya ini benar-benar tidak wajar.Entah seperti sebuah telepati dari dalam hatinya, Siella mengajak Hani untuk pergi dari sini meninggalkan pria tidak tahu malu tersebut.Langsung dirinya b
Read more