All Chapters of Melawan Suamiku dan Selingkuhannya: Chapter 41 - Chapter 43
43 Chapters
Tak Andal dan Tak Beruntung
“Memang kenapa? Memang kamu murahan!” tegas dari Vano.“Tidak! Kamu yang murahan! Kamu yang tidak tahu diri sudah punya istri malah cari pacar lagi!” Rifia membalas.Vano yang mendengarnya merasa sedikit terkejut, tetapi tidak jadi. Dia benar-benar tidak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Rifia kepadanya.“Wah…, kamu benar-benar tidak sadar? Yang murahan itu kamu!” Vano menunjuk kasar ke arah Rifia dengan sedikit menghadap ke arah Rifia dan sebelah tangannya masih di setir, “Sudah tahu aku beristri! Malah agresif sendiri!”Rifia makin menjadi tangisannya setelah mendengar Vano yang memarahinya dengan sangat lantang tersebut. Pria tersebut benar-benar tidak memikirkan perasaan Rifia yang sedang bersedih.“Aku hanya punya kamu sekarang ini! Dan kamu malah memarahiku seperti itu?! Teganya kamu!”Sekarang Rifia malah berlagak menjadi korban dari apa yang telah terjadi. Pada
Read more
Healing Sebenar
Hari yang cerah dengan udara yang segar menjadi pembuka lebar bagi Siella untuk bisa kembali melanjutkan aktivitasnya. Rasanya benar-benar melegakan memikirkan bagaimana semuanya sudah usai dalam waktu sesaat.Sekarang Siella tengah duduk atap rumah Hani, yang dimana sahabatnya sekarang sudah sembuh, dan sudah bisa rawat jalan dengan baik. Padahal rasanya baru kemarin melihat sahabatnya masuk ke rumah sakit.Hani membawakannya sebuah es coklat untuk menjadi teman mereka di kala sedang bersantai di atap sana. Rasanya benar-benar luar biasa.“Lihat…., aku bawa churos juga!!!” Hani sangat bersemangat.“Benarkah? Wahh!! Aku suka!!” Siella bersemangat.Hani sampai dan meletakkan nampan berisi makanan tersebut di atas meja. Dirinya mengambil satu gelas es coklat, dan Hani satunya juga. Setelah itu mereka berdua menikmati camilan bersama di atas sajna.“Huhh, udara di luar rumah sakit benar-benar melegakan,&rdqu
Read more
Si Gila yang Tebal Muka
Tak sedikit pun Siella merasa kagum meski diperlakukan demikian. Perasaan jijiknya jauh lebih besar, dan membuat Siella makin tidak ingin melihat wajah dari Vano itu.Pria itu tersenyum dengan sangat lebar, seolah mencoba untuk menebar pesonanya lagi. Tatapannya dibulatkan dengan sangat sungguh-sungguh. Disengaja untuk kelihatan menarik.Padahal, di mata Siella, Vano bukan lagi pria yang ingin dirinya kenal, dan juga bukan pria yang pantas untuk diladeni lagi. Sudah ilfil berat Siella melihat Vano sekarang ini.“Siella, kamu mau menerima ini?” tanya dari Vano.Siella merasa tidak habis pikir dengan apa yang dikatakan oleh Vano barusan. Sempat melirik ke arah Hani yang sama heran dan tidak habis pikirnya dengan kedatangan dari Vano tersebut, rasanya ini benar-benar tidak wajar.Entah seperti sebuah telepati dari dalam hatinya, Siella mengajak Hani untuk pergi dari sini meninggalkan pria tidak tahu malu tersebut.Langsung dirinya b
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status