Semua Bab Aku Juga Keturunan Jenderal: Bab 421 - Bab 430

530 Bab

Bab 421

Setelah pulang, Intan menanyai Ranto. Ranto malah bertanya, "Berapa?"Intan tahu hal itu tidak mudah. Gurunya hanya mungkin setuju jika dia menawarkan bayaran tinggi.Intan menjawab, "Sampai anak itu dilahirkan dan genap satu bulan, hanya beberapa bulan saja. Kalau dua orang, aku akan beri seribu tahil. Bagaimana menurutmu?"Ranto menggaruk kepala. "Tidak bagaimana, tapi aku harus segera menulis surat. Di Kediaman Aldiso, ada orang yang khusus yang mengirim surat, 'kan? Kirim surat ke guruku segera, secepatnya, sekarang juga."Intan tersenyum. "Tolong kamu tulis suratnya segera, secepatnya, sekarang juga."Seribu tahil sungguh banyak.Guru Ranto tidak mengizinkan murid-murid meninggalkan sekte. Pengawal wanita yang melindungi nyonya bangsawan paling-paling hanya mendapat dua tahil perak sebulan, tetapi bisa dianiaya.Berbeda dengan melindungi Putri Arnesa. Mereka tidak akan dianiaya. Tugas mereka satu-satunya adalah melindungi Putri Arnesa dari bahaya, serta memantau obat pelindung jan
Baca selengkapnya

Bab 422

Ranto menegaskan, "Ke depannya, panggil namaku di Kediaman Aldiso. Namaku Ranto Mirion, bukan Ranti."Marsila mengangkat bahu. "Kamu memang sudah dikenal dengan nama Ranto, tidak perlu kamu tegaskan lagi. Tapi, nama Ranti akan selamanya membekas di hati kami."Intan meminta pelayan membawa kedua senior pergi mandi, lalu pergi membeli pakaian jadi. Mereka akan pergi ke Kediaman Rinar besok pagi.Ahmar meminta Marsila membawakan resep obat pada Nyonya Falensia. Mereka pun harus melewati Kediaman Jenderal.Saat melewati Kediaman Jenderal, Marsila menyibak tirai dan melihat ke luar jendela. Tidak ada kejanggalan, maka Marsila cuek saja.Setelah menyerahkan resep obat pada pengurus Kediaman Bangsawan Winata, mereka langsung pergi ke Kediaman Rinar tanpa membuang waktu.Di dalam kereta kuda, Intan memberitahukan hal-hal yang harus diperhatikan setelah sampai di Kediaman Rinar kepada Kak Aba dan Kak Cadas."Kalian tidak boleh menggunakan kekerasan secara inisiatif, tapi jangan sampai selir ya
Baca selengkapnya

Bab 423

Intan teringat akan omongan Marsila bahwa Amanda ingin membandingkan harta bawaan dengan Intan. Pertemuan mereka yang sebelumnya juga kurang menggembirakan. Jadi, Intan hanya mengangguk. "Nyonya Amanda.""Nyonya Intan santai sekali, pagi-pagi sudah datang untuk menonton aib di Kediaman Jenderal?" ujar Amanda dengan nada ketus dan ekspresi masam. "Nyonya Intan lupa jalan pulang atau kira rumahmu masih di Kediaman Jenderal?"Marsila hendak turun, tetapi ditahan oleh Intan. Lalu, Intan memasang senyuman cuek saat menatap Amanda dan menjawab, "Terkadang, kita perlu mengenang masa lalu kita. Sekalian lihat apakah orang-orang jahanam di Kediaman Jenderal hidup dengan baik."Wajah Amanda menjadi lebih masam. "Siapa yang kamu bilang orang-orang jahanam? Nyonya Intan ingin melihat aib Kediaman Jenderal? Ayo turun dan lihat sendiri, cium sendiri. Kalau suka, Nyonya juga bisa sentuh pakai tangan."Intan menjawab sembari tersenyum, "Aku sudah bukan anggota dari Kediaman Jenderal. Tempat penuh koto
Baca selengkapnya

Bab 424

Intan menghela napas lega. Saat Cadas mengatakan ingin menghajar Amanda, Intan benar-benar khawatir Cadas akan langsung menggunakan kekerasan ketika dirundung di Kediaman Rinar.Mereka pasti tahu batas.Intan sungguh tidak bisa memahami Amanda.Tidak ada dendam di antara mereka, tetapi mengapa Amanda begitu membencinya?Namun, setelah dipikir-pikir, Intan akhirnya paham. Nyonya Besar Diana sepertinya sering menjelek-jelekkan dia di depan Amanda.Kelihatannya Nyonya Besar Diana sangat benci karena dia menikah dengan Raja Aldiso.Bagaimanapun, Amanda pernah menjadi menantu Keluarga Salim. Vincent adalah orang yang lugas dan berpandangan jauh. Mengapa Amanda tidak bisa meneladaninya?Sesampainya di Kediaman Rinar, Nyonya Silvia bergegas menuntun mereka ke aula paviliun.Nyonya Silvia agak gugup karena Feri telah membuat onar di Kediaman Aldiso beberapa hari lalu. Nyonya Silvia khawatir orang dari Kediaman Aldiso akan datang untuk menuntut pertanggungjawaban.Alhasil, setelah beberapa hari
Baca selengkapnya

Bab 425

Melihat mata Arnesa yang bengkak dan merah, yang berusaha ditutupi dengan kipas, Intan mengembuskan napas. "Jadi kamu tahu aku datang, tapi tidak mau ketemu aku?"Arnesa menjawab dengan suara parau, "Kak Intan, aku tidak layak keluar dengan mata begini."Intan melirik Arnesa. "Ya, bengkak sekali.""Kak Intan ...." Suara Arnesa menjadi lebih parau. "Karena masalah hari itu, Feri datang setiap hari untuk memarahiku. Kenapa dia setega itu?"Intan mengernyit. "Dia memarahimu, memangnya kamu tidak bisa memarahinya?""Aku ...." Arnesa meneteskan air mata lagi. "Aku tidak tahu bagaimana caranya."Intan benar-benar tidak berdaya. Lalu, Intan menoleh pada Kak Cadas dan bertanya, "Apa Kak Cadas pandai memarahi orang?""Oh, aku pandai sekali," jawab Kak Cadas."Baiklah. Kalau Tuan Feri datang dan memarahi Putri Arnesa, kamu marahi dia. Ingat, kalau dia maki, kamu maki. Kalau dia main tangan, kamu main tangan.""Bagus," seru Kak Cadas."Kak Intan, siapa mereka?" tanya Arnesa dengan heran setelah b
Baca selengkapnya

Bab 426

Linda memicingkan mata dan sekujur tubuhnya membeku. Timbul kebengisan di matanya.Namun, Linda kembali berlagak acuh tak acuh. "Memangnya kenapa? Terserah kalau dia mau menonton."Amanda tidak bisa berkata-kata. "Kamu .... Linda, kumohon. Bisakah kamu pergi ke Kediaman Bangsawan Bonardi lagi untuk minta maaf? Perbuatanmu berpengaruh pada Keluarga Wijaya dan masa depan karier suamiku.""Suami? Mesra sekali." Linda tersenyum dingin."Apa salahnya aku panggil begitu? Dia suamiku, 'kan?"Linda menyeletuk, "Ya, dia suamimu. Jadi, kamu bisa berjuang untuk masa depannya. Kalau mau minta maaf, kamu saja. Kalau mau uang, kamu berikan saja.""Macam apa sikapmu ini?"Linda mengayun pedang. "Pergi dari sini dan jangan ganggu aku."Sekujur tubuh Amanda gemetar karena marah. Amanda benar-benar tidak paham. Mereka sama-sama adalah bagian dari Keluarga Wijaya, dan dia adalah istri utama. Mengapa Linda berani bersikap lancang padanya?Amanda berkata di depan Intan bahwa dia bersedia menalangi pengelua
Baca selengkapnya

Bab 427

Di rapat pagi keesokannya, Raka bersama wakil kepala badan pengawas dan beberapa tetua di badan pengawas menyerahkan laporan kepada Kaisar.Mereka melaporkan bahwa Feri mengangkat wanita dari rumah bordil menjadi selir ketika istri utamanya sedang hamil, mengutamakan selir di atas istri, serta merundung Putri Arnesa.Kemudian, mereka melaporkan bahwa Keluarga Wijaya tidak menghormati Nyonya Besar Vivian, selaku Nyonya Besar Keluarga Bonardi. Hal itu menimbulkan amarah rakyat sehingga mereka melempar tinja untuk melampiaskan kemarahan. Sang pelaku diseret ke dalam oleh Keluarga Wijaya, serta dipatahkan tangan dan kakinya. Orang itu melaporkan kasus ke prefektur ibu kota dan mengakui telah melemparkan tinja, tetapi juga meminta kompensasi.Rudi tidak dapat memasuki aula pemerintahan. Selama rapat, Rudi hanya bisa berdiri di luar bersama pejabat tingkat rendah.Oleh karena itu, Rudi seharusnya tidak bisa mendengar pembicaraan di dalam. Akan tetapi, suara para anggota badan pengawas terlal
Baca selengkapnya

Bab 428

Teriakan marah Kaisar bergema di seluruh aula. "Kediaman Jenderal kalian itu apa? Beraninya kalian mematahkan tangan dan kaki warga di sana? Kalau begitu, Kediaman Jenderal saja sudah cukup. Buat apa perlu prefektur ibu kota, Departemen Hukum, dan Kejaksaan Agung?"Rudi sama sekali tidak tahu tentang itu. Akan tetapi, jika badan pengawas melaporkannya, berarti benar-benar ada orang yang melaporkan kasus ke prefektur ibu kota.Rudi tidak bisa membantah. Rudi terus berseru, "Mohon ampun, Kaisar. Mohon ampun.""Mohon ampun? Aku suruh kamu bawa Linda pergi minta maaf, tapi kalian langsung pergi karena Tuan Kurniawan tidak mengizinkan kalian masuk? Seperti itukah kalian minta maaf? Bukannya berinisiatif memohon maaf, kamu malah melampiaskan kemarahan pada warga? Kalian memang pantas dilempar dengan tinja. Aku pun ingin melemparmu dengan tinja."Kaisar mengumpat karena terlalu marah. Rudi sangat amat membuatnya kecewa.Jika bukan karena perestuan pernikahan waktu itu dan telah mengapresiasi
Baca selengkapnya

Bab 429

Rudi maju dan mencengkeram pergelangan tangan Linda. "Ayo, ikut aku ke Kediaman Bangsawan Bonardi."Linda mengentakkannya tangannya dari cengkeram Rudi. "Tidak mau."Rudi berdiri di halaman dengan tatapan mata suram. "Kalau kamu tidak mau pergi, aku ikat kamu ke sana. Kamu mau pergi sendiri atau aku ikat?""Beraninya kamu?" Linda marah sekaligus sedih. "Aku hanya ucapkan satu kalimat, sebesar apa dosaku?"Rudi menggertakkan gigi. "Kamu tahu sendiri apa yang telah kamu perbuat. Dengan dosa-dosamu itu, kamu bahkan pantas dibunuh."Rudi melirik pelayan wanita di samping dan berteriak, "Keluar!"Para pelayan wanita berlari keluar karena ketakutan.Mata Linda memerah saat menatap Rudi. "Sekarang, apa kamu masih memperlakukanku seperti dulu? Kamu benar-benar sangat membenciku? Kalau begitu, kenapa kamu menikahiku?"Rudi yang frustrasi langsung meneriaki Linda, "Aku bodoh dan buta, aku salah lihat orang. Aku pikir kamu benar-benar lugas dan gagah seperti yang kamu katakan, tapi kenyataannya t
Baca selengkapnya

Bab 430

Rudi sekali lagi terpukul.Seketika, Rudi seperti telah kehilangan tulang punggung.Semangat Rudi pun sirna. Rudi merasa dirinya yang sekarang sangat kacau, bahkan tidak punya tempat yang bisa ditujui.Sebelumnya, Rudi berpikir Amanda bermartabat, berbudi luhur, berpengetahuan, sangat berbakti, serta murah hati dan baik pada pelayan.Apalagi Amanda adalah nona dari Keluarga Bangsawan Widyasono dan pernah menikah dengan Keluarga Salim yang merupakan keluarga tentara. Vincent adalah orang yang sangat dihormati oleh tentara.Istri Vincent pasti lugas, gagah, tegas, dan baik hati seperti Vincent.Namun, sekarang, Amanda memerintahkan orang untuk mematahkan tangan orang lain.Rudi juga membenci orang-orang yang melemparkan tinja. Akan tetapi, Rudi hanya akan menangkap mereka dan memukuli mereka, bukan mematahkan tangan dan kaki mereka.Bukannya Rudi lapang dada, tetapi Rudi tidak ingin memicu kemarahan rakyat lagi dan ingin segera menyelesaikan masalah tersebut. Sekarang, tangan dan kaki or
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4142434445
...
53
DMCA.com Protection Status