Share

Bab 425

Melihat mata Arnesa yang bengkak dan merah, yang berusaha ditutupi dengan kipas, Intan mengembuskan napas. "Jadi kamu tahu aku datang, tapi tidak mau ketemu aku?"

Arnesa menjawab dengan suara parau, "Kak Intan, aku tidak layak keluar dengan mata begini."

Intan melirik Arnesa. "Ya, bengkak sekali."

"Kak Intan ...." Suara Arnesa menjadi lebih parau. "Karena masalah hari itu, Feri datang setiap hari untuk memarahiku. Kenapa dia setega itu?"

Intan mengernyit. "Dia memarahimu, memangnya kamu tidak bisa memarahinya?"

"Aku ...." Arnesa meneteskan air mata lagi. "Aku tidak tahu bagaimana caranya."

Intan benar-benar tidak berdaya. Lalu, Intan menoleh pada Kak Cadas dan bertanya, "Apa Kak Cadas pandai memarahi orang?"

"Oh, aku pandai sekali," jawab Kak Cadas.

"Baiklah. Kalau Tuan Feri datang dan memarahi Putri Arnesa, kamu marahi dia. Ingat, kalau dia maki, kamu maki. Kalau dia main tangan, kamu main tangan."

"Bagus," seru Kak Cadas.

"Kak Intan, siapa mereka?" tanya Arnesa dengan heran setelah b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status