Linda memicingkan mata dan sekujur tubuhnya membeku. Timbul kebengisan di matanya.Namun, Linda kembali berlagak acuh tak acuh. "Memangnya kenapa? Terserah kalau dia mau menonton."Amanda tidak bisa berkata-kata. "Kamu .... Linda, kumohon. Bisakah kamu pergi ke Kediaman Bangsawan Bonardi lagi untuk minta maaf? Perbuatanmu berpengaruh pada Keluarga Wijaya dan masa depan karier suamiku.""Suami? Mesra sekali." Linda tersenyum dingin."Apa salahnya aku panggil begitu? Dia suamiku, 'kan?"Linda menyeletuk, "Ya, dia suamimu. Jadi, kamu bisa berjuang untuk masa depannya. Kalau mau minta maaf, kamu saja. Kalau mau uang, kamu berikan saja.""Macam apa sikapmu ini?"Linda mengayun pedang. "Pergi dari sini dan jangan ganggu aku."Sekujur tubuh Amanda gemetar karena marah. Amanda benar-benar tidak paham. Mereka sama-sama adalah bagian dari Keluarga Wijaya, dan dia adalah istri utama. Mengapa Linda berani bersikap lancang padanya?Amanda berkata di depan Intan bahwa dia bersedia menalangi pengelua
Di rapat pagi keesokannya, Raka bersama wakil kepala badan pengawas dan beberapa tetua di badan pengawas menyerahkan laporan kepada Kaisar.Mereka melaporkan bahwa Feri mengangkat wanita dari rumah bordil menjadi selir ketika istri utamanya sedang hamil, mengutamakan selir di atas istri, serta merundung Putri Arnesa.Kemudian, mereka melaporkan bahwa Keluarga Wijaya tidak menghormati Nyonya Besar Vivian, selaku Nyonya Besar Keluarga Bonardi. Hal itu menimbulkan amarah rakyat sehingga mereka melempar tinja untuk melampiaskan kemarahan. Sang pelaku diseret ke dalam oleh Keluarga Wijaya, serta dipatahkan tangan dan kakinya. Orang itu melaporkan kasus ke prefektur ibu kota dan mengakui telah melemparkan tinja, tetapi juga meminta kompensasi.Rudi tidak dapat memasuki aula pemerintahan. Selama rapat, Rudi hanya bisa berdiri di luar bersama pejabat tingkat rendah.Oleh karena itu, Rudi seharusnya tidak bisa mendengar pembicaraan di dalam. Akan tetapi, suara para anggota badan pengawas terlal
Teriakan marah Kaisar bergema di seluruh aula. "Kediaman Jenderal kalian itu apa? Beraninya kalian mematahkan tangan dan kaki warga di sana? Kalau begitu, Kediaman Jenderal saja sudah cukup. Buat apa perlu prefektur ibu kota, Departemen Hukum, dan Kejaksaan Agung?"Rudi sama sekali tidak tahu tentang itu. Akan tetapi, jika badan pengawas melaporkannya, berarti benar-benar ada orang yang melaporkan kasus ke prefektur ibu kota.Rudi tidak bisa membantah. Rudi terus berseru, "Mohon ampun, Kaisar. Mohon ampun.""Mohon ampun? Aku suruh kamu bawa Linda pergi minta maaf, tapi kalian langsung pergi karena Tuan Kurniawan tidak mengizinkan kalian masuk? Seperti itukah kalian minta maaf? Bukannya berinisiatif memohon maaf, kamu malah melampiaskan kemarahan pada warga? Kalian memang pantas dilempar dengan tinja. Aku pun ingin melemparmu dengan tinja."Kaisar mengumpat karena terlalu marah. Rudi sangat amat membuatnya kecewa.Jika bukan karena perestuan pernikahan waktu itu dan telah mengapresiasi
Rudi maju dan mencengkeram pergelangan tangan Linda. "Ayo, ikut aku ke Kediaman Bangsawan Bonardi."Linda mengentakkannya tangannya dari cengkeram Rudi. "Tidak mau."Rudi berdiri di halaman dengan tatapan mata suram. "Kalau kamu tidak mau pergi, aku ikat kamu ke sana. Kamu mau pergi sendiri atau aku ikat?""Beraninya kamu?" Linda marah sekaligus sedih. "Aku hanya ucapkan satu kalimat, sebesar apa dosaku?"Rudi menggertakkan gigi. "Kamu tahu sendiri apa yang telah kamu perbuat. Dengan dosa-dosamu itu, kamu bahkan pantas dibunuh."Rudi melirik pelayan wanita di samping dan berteriak, "Keluar!"Para pelayan wanita berlari keluar karena ketakutan.Mata Linda memerah saat menatap Rudi. "Sekarang, apa kamu masih memperlakukanku seperti dulu? Kamu benar-benar sangat membenciku? Kalau begitu, kenapa kamu menikahiku?"Rudi yang frustrasi langsung meneriaki Linda, "Aku bodoh dan buta, aku salah lihat orang. Aku pikir kamu benar-benar lugas dan gagah seperti yang kamu katakan, tapi kenyataannya t
Rudi sekali lagi terpukul.Seketika, Rudi seperti telah kehilangan tulang punggung.Semangat Rudi pun sirna. Rudi merasa dirinya yang sekarang sangat kacau, bahkan tidak punya tempat yang bisa ditujui.Sebelumnya, Rudi berpikir Amanda bermartabat, berbudi luhur, berpengetahuan, sangat berbakti, serta murah hati dan baik pada pelayan.Apalagi Amanda adalah nona dari Keluarga Bangsawan Widyasono dan pernah menikah dengan Keluarga Salim yang merupakan keluarga tentara. Vincent adalah orang yang sangat dihormati oleh tentara.Istri Vincent pasti lugas, gagah, tegas, dan baik hati seperti Vincent.Namun, sekarang, Amanda memerintahkan orang untuk mematahkan tangan orang lain.Rudi juga membenci orang-orang yang melemparkan tinja. Akan tetapi, Rudi hanya akan menangkap mereka dan memukuli mereka, bukan mematahkan tangan dan kaki mereka.Bukannya Rudi lapang dada, tetapi Rudi tidak ingin memicu kemarahan rakyat lagi dan ingin segera menyelesaikan masalah tersebut. Sekarang, tangan dan kaki or
Di aula paviliun, Rudi dan Amanda duduk berhadapan.Amanda menyeka air mata menggunakan saputangan dan menjelaskan dengan suara parau tanpa menghiraukan tatapan mata Rudi yang penuh kekecewaan. "Hari itu, aku dibutakan oleh kemarahan. Baru pulang dari rumah ibuku, aku lihat kereta kuda Intan melewati pintu kediaman kita. Suami, aku hanya marah. Aku curiga Intan-lah yang menyuruh orang-orang itu untuk melemparkan tinja, tapi tidak ada bukti. Jadi, aku bicarakan yang lain dengan Intan. Tak disangka, Intan malah memakiku. Begitu pulang, aku lihat pelakunya sudah ditangkap. Saking marah, aku menyuruh pengawal untuk mematahkan tangan orang itu. Aku tidak tahu mereka akan memukul orang itu dengan begitu kuat sampai mematahkan tangan dan kakinya."Rudi menangkap satu poin penting dari omongan Amanda. "Kamu bilang, Intan sudah datang kemarin?""Pastinya Intan tidak masuk. Tapi begitu kereta kuda mereka keluar dari gang kita, pelaku pelempar tinja sudah ditangkap. Kalau ada bukti, aku pasti aka
Sama sekali tidak ada kegirangan di hati Rudi ketika mendengar pengungkapan cinta dari Amanda.Rudi seolah-olah tidak pernah mengenal Amanda yang sesungguhnya.Rudi berpikir bahwa alasan mengapa Keluarga Salim membiarkan Amanda pulang ke rumah ibu dan tidak perlu menjadi janda adalah karena Amanda bijaksana ....Rudi tidak bisa memahami Amanda.Pengurus dan beberapa pengawal itu tidak pulang. Orang itu tidak mau menyelesaikan sengketa secara damai. Orang itu meminta agar orang yang telah menggebukinya diberi hukuman berat.Pengurus mengaku bahwa dialah yang memberi perintah tersebut, demi melindungi Amanda.Prefektur ibu kota memenjarakan mereka semua dan sengketa tersebut terselesaikan. Akan tetapi, orang yang tangan dan kakinya patah itu membutuhkan pengobatan. Dia tetap bisa meminta kompensasi untuk biaya pengobatan.Amanda ingin segera menyelesaikan masalah agar orang itu tidak membuat onar lagi. Jadi, Amanda menyuruh orang memberikan seribu tahil perak padanya.Saat mengetahui hal
Rudi sekali lagi membawa Linda ke Kediaman Bangsawan Bonardi. Kali ini, Rudi membawa banyak hadiah. Rudi bahkan berlutut di depan pintu utama dan memohon untuk masuk.Rudi cukup beruntung karena Tuan Kurniawan tidak di rumah. Setelah mendengar kabar, Nyonya Besar Vivian menyuruh pelayan mempersilakan mereka ke dalam.Linda memasang ekspresi masam sepanjang waktu, sama sekali tidak berniat untuk meminta maaf.Akan tetapi, Nyonya Besar Vivian tampak tidak keberatan. Nyonya Besar Vivian malah menyuruh pelayan menyajikan teh untuk mereka.Menantu, cucu menantu, dan cicit menantu Nyonya Besar Vivian berdiri di samping. Mereka semua menatap Linda dengan penuh rasa permusuhan.Rudi berlutut. "Aku, Rudi Wijaya, memberi hormat pada Nyonya Besar Vivian. Semoga Nyonya diberkati dengan kesehatan."Linda juga berlutut dengan enggan, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Mulutnya di balik cadar seperti tersumbat.Nyonya Besar Vivian menyuruh mereka berdiri dan duduk kembali.Rudi berkata dengan gugup, "N