Share

Bab 431

Di aula paviliun, Rudi dan Amanda duduk berhadapan.

Amanda menyeka air mata menggunakan saputangan dan menjelaskan dengan suara parau tanpa menghiraukan tatapan mata Rudi yang penuh kekecewaan. "Hari itu, aku dibutakan oleh kemarahan. Baru pulang dari rumah ibuku, aku lihat kereta kuda Intan melewati pintu kediaman kita. Suami, aku hanya marah. Aku curiga Intan-lah yang menyuruh orang-orang itu untuk melemparkan tinja, tapi tidak ada bukti. Jadi, aku bicarakan yang lain dengan Intan. Tak disangka, Intan malah memakiku. Begitu pulang, aku lihat pelakunya sudah ditangkap. Saking marah, aku menyuruh pengawal untuk mematahkan tangan orang itu. Aku tidak tahu mereka akan memukul orang itu dengan begitu kuat sampai mematahkan tangan dan kakinya."

Rudi menangkap satu poin penting dari omongan Amanda. "Kamu bilang, Intan sudah datang kemarin?"

"Pastinya Intan tidak masuk. Tapi begitu kereta kuda mereka keluar dari gang kita, pelaku pelempar tinja sudah ditangkap. Kalau ada bukti, aku pasti aka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status