Home / Romansa / Istri Kedua Majikan Arogan / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Istri Kedua Majikan Arogan: Chapter 1 - Chapter 10

65 Chapters

Permintaan

“Maaf ... apakah Kiara boleh tanya, Tuan?” Usai bertanya, Kiara memilin jari.Jelas sekali, gadis itu takut bertanya pada Andra--sang majikan yang juga akan menjadi suaminya sebentar lagi.Di sisi lain, Andra tampak mengehentikan sarapannya. “Apa?" tanya pria itu dingin.Seketika saja, gadis yang hanya lulusan SMA itu tertunduk merasa sudah salah bicara.Namun, dia tak bisa menahannya lagi! Ini kesempatannya bertanya pada Andra--mumpung istri pria itu sedang pergi sebentar.Sejak kemarin, dia sungguh penasaran.Sebagai CEO tampan dari perusahaan ternama, Andra telah memiliki istri yang cantik.Keduanya tampak saling mencintai. Namun anehnya, kenapa Kiara harus menjadi madu di antara mereka?“Kenapa harus saya yang menjadi madu untuk Nyonya, Tuan?” tanya Kiara pada akhirnya.Pria tampan itu bersidekap tangan di dada. “Sederhana. Aku menginginkan anak, tetapi itu tidak dapat Mimi wujudkan." "Tapi, jangan berharap lebih dari itu. Jika anak itu lahir, kamu hanya akan menjadi pengasuhn
Read more

Ketukan di Pintu

Bibir Kiara terkunci.Setelah percakapan itu, kakinya melangkah dengan berat menuju ke dalam kamar.Membayangkan jika nanti menjadi istri Andra yang terlihat dingin dan sangar, sungguh menakutkan.Dibaringkan tubuhnya di ranjang yang empuk dan mematikan lampu. Kamar yang gelap, segelap hati Kiara kuat menghadapi cobaan. Namun ketika mata terpejam, Kiara justru teringat dengan kedua orang yang selama ini mengasihi dan menyayanginya. Ternyata semua itu hanya palsu.Setetes air mata mengalir pelan membasahi pipinya yang putih mulus. Meskipun tidak memiliki wajah cantik namun tubuhnya tidak dapat dipungkiri, menarik perhatian para lelaki yang mengenalnya.Ceklek!Tiba-tiba terdengar pintu kamarnya terbuka. Suara langkah kaki mendekat ke ranjang. Namun sayang Kiara tidak dapat melihat siapa yang datang karena lampu sudah ia matikan. Tubuhnya juga terasa sangat berat untuk diajaknya bangun. Hanya diam itu yang dia lakukan, karena mulutnya dibungkam oleh kedua tangan yang kekar.“Belum tidu
Read more

Salah Kamar

Andra tersenyum tidak menanggapi amarah Mimi. Mendekati istinya dan mulai memberikan sentuhan di bibir Mimi pudar warnanya. Selama beberapa menit tidak ada yang bicara. Mereka terlalu sibuk dengan aktifitasnya hingga terdengar ketukan di pintu.Pelayan memberitahu jika semua persiapan pernikahan sudah selesai. Keduanya lantas bergegas merapikan diri. Andra yang belum siap secepat kilat mandi dan berganti pakaian. Jantungnya berdegup kencang, menantika momen pernikahannya hari ini.Berbeda dengan Mimi, wajahnya terlihat cemberut tidak bersinar sama sekali. Andra mendekati istrinya.“Sayang, kamu kenapa? Seperti tidak suka dengan acara ini. Ini kan permintaan kamu, bisa kita batalkan kalau kamu tidak setuju.”“Entahlah, aku mempunyai firasat tidak enak.”“Aku tidak mungkin berkhianat darimu, Sayang? Sudahlah, jangan banyak pikiran. Ingat kesehatan kamu, aku sayang kamu,” ucap Andra memeluk Mimi dengan erat.“Aku takut. Takut sekali jika kamu tinggalin aku, Mas,” ucap Mimi hampir terisak
Read more

Terjerat

Tidak ada kesempatan untuk gadis yang baru beranjak dewasa itu melepas belitan Andra. Bahkan semakin berontak semakin Andra seperti cacing kepanasan. Hingga pada puncaknya.“Shittt … kenapa kamu tidak bilang sejak tadi kalau sedang palang merah?” ucap Andra dengan napas memburu.“Tadi saya mau bilang, tapi Tuan ….”“Agrh … sudahlah! Sial betul aku hari ini,” ucap Andra seraya membereskan pakaiannya yang berantakan dan pergi dari kamar Kiara tanpa menutup pintu dengan keras. Kiara yang ditinggal sendiri bengong tanpa dapat berbuat apapun. Setelah tersadar akhirnya merapikan pakaian yang sudah kusut. Menghempaskan tubuh yang berkeringat ke atas ranjang dibiarkan kering terkena sapuan AC di dalam kamar.Sementara Andra sudah keluar dari rumah, dan pergi ingin menuntaskan hasratnya bersama wanita bayaran. Tetapi belum sempat dia menjamah wanita yang dipesan, dia teringat dengan kedua istrinya yang ada di rumah. Selama ini hasratnya tertahan karena Mimi baru sembuh pasca operasi pengangka
Read more

Masuk Perangkap

“Sory, gue kagak kenal ama suara lo di telpon. Emang dapat nomer dari mana?”“Ada deh,” jawab Ferdi tetawa membuat Kiara merasa tersanjung.Merekapun ngobrol hingga berjam-jam lamanya, hingga tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Kiara berusaha mengakhiri pembicaraan namun ditahan oleh Ferdi.“Ke, boleh gue ketemu ama lo? Ada yang mau gue sampein, penting banget!”“Apa? Ngomong aja di sini, bisa kan?” ucap Kiara“Kagak bisa, Ke. Lo sekarang jahat banget sih! Mentang-mentang udah nikah ama CEO.”“Oke-oke, kita ketemu di mana? Tapi gue kagak bisa lama, Fer. Nanti gue cerita juga, gimana posisi gue di keluarga suami sekarang.”“Oke, Cantik. See you tomorrow, gue tunggu di tempat biasa kita nongkrong dulu. Kafe depan sekolah kita, oke!”Kiara menarik napas panjang, hatinya berdebar kencang kembali. Mengingat masa-masa SMA dulu bersama Ferdi. Cowok yang selalu mengejarnya dan menjanjikan macam keindahan dunia. Rasa sesak mengingat Kiara tidak berani menerima cinta Fer
Read more

Hukuman

Tubuh Kiara yang kecil dipapah Ferdi masuk ke mobilnya. Semua orang yang ada di dalam kafe, tidak memperdulikan semua kejadian itu, hanya memandang sekilas. Demikian juga dengan pelayan kafe. Mereka sudah pernah menjadi pelanggan kafe tersebut, hanya bertanya seperlunya.Ferdi dengan mudah membawa dan melajukan kendaraan dengan tujuan ke tempat kost-nya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Kiara yang masih dalam keadaan setengah sadar memegang tangan Ferdi.“Kita mau ke mana? Ka-kamu tidak racun aku kan, Fer?” tanya Kiara setengah sadar.“Kiara … Kiara. Mana bisa aku racun kamu? Ada-ada saja, aku mau anterin kamu pulang, atau mau ke kost-an aku dulu?” tanya Ferdi tertawa menutupi kebohongannya.“Nanti kalau aku pulang, pasti majikanku marah. Lebih baik aku ke kost-an kamu aja dulu, Fer. Bentar aku tiduran, biar kepalaku nggak pusing lagi.”“Kamu yakin mau ke kost-an aku? Serem loh, kagak takut?” tanya Ferdi bersorak kegirangan.Kiara sudah tidak dapat lagi menahan pusing di kepalan
Read more

Penasaran

Tanpa melihat Kiara yang sedang tidur pulas dia, menanggalkan pakaian dan langsung merengkuh tubuh mungil tersebut.Hampir setengah jam Kiara tidak juga terbangun. Bahkan tubuhnya yang sudah tidak mengenakan kain selembar pun berada di dalam rengkuhan suaminya. Saat Andra akan melakukan pelepasan terakhir, merasakan sesuatu yang menggajal di bagian bawah tubuh gadis itu.“Shitt … aku lupa, dia lagi halangan. Kamu beruntung Kiara. Lain kali tidak akan aku lepaskan!” ucap Andra mengusap wajahnya dengan kasar.Sejenak dia pandangi tubuh molek yang berada di depannya. Matanya menyeringai puas, melihat hasil cetakan merah berada di kulit gadis yang berwarna coklat itu. Kemudian dia rengkuh kembali dan membuat tanda merah pada leher gadis itu, hingga Kiara menggeliat terbangun.“T-Tuan Andra?” Kiara hampir melompat dari tempat tidur. Matanya membulat sempurna meski tubuhnya belum bisa tegak. Kepalanya masih terasa pusing. Kiara meringis kesakitan saat Andra mencengkeram lengannya dengan
Read more

Bisnis

“I-iya … i-ya, Nyonya. Aku ngerti , tadi yang minta kan ….”Mimi menatap Kiara dengan tajam, amarah membakar di matanya. "Banyak omong kamu!" bentaknya. "Bisa 'kan, kamu kasih alasan tidak mau anter ke depan. Emang dasar, gadis gatel, mau cari perhatian Mas Andra!"Kiara menundukkan kepalanya, berusaha menahan air mata yang menganak di pelupuk matanya. Dia tidak mengerti mengapa Mimi sebegitu marahnya. Dia hanya ingin menerima permintaan Andra mengantar hingga di pintu.Mimi semakin menjadi-jadi. "Jangan sampai aku lihat lagi kejadian seperti ini terulang, ingat itu!" lanjutnya sambil menabrak bahu Kiara dengan kasar. Kiara tersentak, merasakan sakit di bahunya. Dia meringis kesakitan, namun tidak berani melawan.Mimi pun berlalu dengan langkah lebar, meninggalkan Kiara yang masih terdiam di tempatnya. Rasa sakit di bahunya bercampur dengan rasa sedih dan kecewa. Dia tidak menyangka bahwa Mimi akan bersikap sekasar itu padanya.Kiara hanya menarik napas panjang. Bingung apa yang sehar
Read more

Tersulut Emosi

Ferdi mengedikkan bahunya. "Ah, rahasia dong," jawabnya sambil tertawa kecil.Kiara mendengus kesal. Dia tahu bahwa dia tidak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Ferdi.“Beruntung sekali lo, Fer. Beda ama nasib gue, yang harus bayar utang dan nggak jelas asal usulnya.”Ferdi terdiam, melirik ke arah Kiara sejenak. Terbersit rasa kasihan pada gadis yang ada di hadapannya sekarang. Selama ini dia mengenal Kiara gadis yang tidak pernah bertingkah macam-macam. Sekarang menjadi target pundi-pundi rupiahnya. Persetan, segera dia tepis rasa kasihan kepada gadis yang ada di depannya tersebut.“Udah, nggak perlu dipikirin. Rejeki orang beda-beda, mungkin sekarang lagi gue yang hoki, besuk elo, besoknya lagi nggak tahu.”Kiara terdiam mencoba meresapi apa yang dikatakan Ferdi adalah benar. Sambil meminum jus kesukaannya Kiara menanyakan kembali kejadian kemarin saat dirinya sudah berada di rumah dan bergumul dengan suaminya. Teringat pergulatan tadi malam, tubuh gadis itu terasa menggi
Read more

Tersulut Emosi

Andra mengemudi dengan tangan gemetar, matanya melotot ke jalanan. Pikirannya dipenuhi bayangan sang istri muda, Kiara, bersama dengan laki-laki yang mengantarnya pulang kemarin. Amarah bagaikan api yang membakar di dadanya.Andra berbisik pada diri sendiri. "Siapa dia? Apa yang dia lakukan dengan Kiara?"Andra melirik arlojinya. Sudah hampir jam masuk kantor. Dia harus segera menenangkan diri sebelum bertemu meeting dengan koleganya.Di kantor, Andra terkejut Mimi duduk di mejanya dengan senyum cerah. Dia menyambut Andra dengan pelukan hangat saat Andra memasuki ruangan."Selamat pagi, Mas. Selamat datang!"Andra membalas pelukan Mimi dengan canggung. Dia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun Mimi merasakan ketegangan di tubuhnya."Ada apa, Mas? Kamu terlihat pucat."Andra tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja, Sayang. Hanya lelah."Mimi menatap Andra dengan lekat, tidak yakin dengan jawabannya. Dengan mendekat ke arah suaminya Mimi memastikan kondisi Andra."Mas, ada sesuatu
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status