Semua Bab Istri Kedua Majikan Arogan: Bab 21 - Bab 30

65 Bab

Penculikan Terencana

Tetapi tangan nenek tersebut menarik Kiara hingga membuatnya terkejut. Seketika Kiara berjongkok dan menatap wajah yang nenek yang sudah keriput. Hatinya tersentuh melihat tangan nenek yang kasar. Teringat dia dan kedua orang tuanya dulu yang tertatih mengais uang untuk sekedar makan.“Nenek kenapa, lapar? Aku mabilkan makanan, Nek.”Kiara dengan seksama memperhatikan sang nenek sebelum berniat mengambilkan makanan untuknya.Seketika nenek berdiri dan menarik tangan Kira menjauh dari rumah Andra. Dengan ragu, Kiara mengikuti nenek dan sesekali menoleh ke arah belakang.Terlihat dari pintu gerbang, salah seorang palayan Andra melihat Kiara berjalan menjauh dari rumah. Kiara hanya melambaikan tangan kepadanya menyuruhnya pergi. Pelayan itupun masuk kembali ke pekarangan rumah tanpa dan mengabaikan Kiara.Sementara Kiara semakin jauh dari rumahnya. Dia merasakan hal aneh dan mulai was-was akan kejadian buruk yang akan menimpanya. Tetapi nenek tetap menarik tangannya dan berbelok ke salah
Baca selengkapnya

Dilema Seorang Andra

Ferdi tertawa keras di ruang tamu. Meski kondisi tubuh tidak sehat akibat terjatuh dari ranjang hotel. Penyakit yang diderita seakan lenyap dengan bunyi transfer uang yang masuk ke rekeningnya. Semakin lama jumlah saldo nominalnya semakin bertambah banyak. Rendi yang menyaksikan sikap Ferdi yang semakin menggila, tidak mampu mencegahnya. “Lo ngapain cengar-cengir kayak gitu?” ucap Ferdi sambil melempar sandal ke arah Rendi.Rendi dengan menunduk keluar dari rumah, dia duduk di teras tanpa bisa berbuat apa-apa. Sebenarnya dia hanya kasihan dengan Kiara yang ada di dalam kamar. Di dalam rumah, Kiara terkurung dalam kamarnya, terluka dan terhina. Wanita itu hanya korban dari napsu Ferdi yang gila akan uang dan melakukan apa saja buat mencapainya.Rendi menghela napas panjang. Pikirannya berkecamuk dengan kekhawatiran. Dia takut jika foto-foto memalukan Kiara itu tidak hanya tertuju kepada Mimi, melainkan juga tersebar ke dunia media sosial. Dampaknya akan jauh lebih buruk dan Kiara aka
Baca selengkapnya

Panggilan Yang Mencurigakan

“Ah, kenapa semua jadi rumit seperti? Bukannya Mimi yang sejak awal mendukung pernikahan ini? Mengapa dia bersikap buruk pada Kiara kalau hanya ingin anak saja. Aku sendiri mengapa tidak tega, setiap kali Mimi berbuat kasar dengan gadis itu?”“Ada apa dengan diriku? Mungkinkah ini yang dirasakan oleh Mimi? Takut aku berpaling dari dia? Saat ini aku hanya ingin mereka berdua baik-baik saja, tanpa ada cempuru atau persaingan. Tidak mungkin aku jatuh cinta pada gadis kecil itu.”“Hanya perasaan tidak rela saja ketika melihat Mimi sangat kasar dengan ucapannya. Dia tidak pantas menanggung hutang orang tua yang tidak seberapa besar menurutku. Ah, sudahlah. Aku harus cepat mengetahui di mana dia sekarang. Jangan sampai kejadian waktu lalu terlulang lagi,” lanjut Andra dalam kekesalan batinnya.Andra mengemudikan mobilnya dengan penuh amarah. Dia memukul setir berulang kali, meluapkan frustrasi yang menumpuk di dalam dadanya. Pikirannya berkecamuk, terjebak dalam dilema cinta segitiga yang r
Baca selengkapnya

Rahasia Mimi

Andra terkejut mendengar suara laki-laki dari ponsel Mimi. Ponsel Mimi yang retak pada bagian sudut casing masih mampu berporeasi secara normal. Melihat Mimi tidak merespon dan akan suara ponsel yang bunyi notivikasinya sama dengan ponsel Andra menyangka itu adalah ponsel suaminya. Andra menggeser layar tersebut. Mendengar suara laki-laki yang terus menerus memanggil nama Mimi. Darah terasa mendidih melihat tampilan yang ada di ponsel. Penelpon mengirim video Kiara yang hanya menggunakan pakaian dalam sedang tergolek di atas tempat tidur. Geram melihat video yang ada di ponsel, segera Andra menyimpan nomer telpon pria itu dan memberikan ke anak buahnya.Setelah memberikan intruksi untuk melacak keberadaan nomer ponsel tersebut, Andra kembali ke samping ranjang. Amarahnya memuncak melihat sikap isteri yang selama ini dia cintai berbuat hina dengan melecehkan sesame wanita, itu yang ada dipikiran Andra saat ini.“Mimi, tega sekali kamu dengan Kiara! Bagaimana dia kalau sampai diperkosa
Baca selengkapnya

Siasat Andra

Hati Andra melunak, tersentuh melihat Mimi yang duduk di lantai. Melihat tubuh Mimi yang semakin kurus setiap hari membuat Andra luluh. Dia berjongkok meraih dagu isterinya dan memeluk tubuh kurus itu dengan erat. Tubuh Mimi terguncang hebat dan membalas pelukan suaminya dengan derai air mata membasahi pundak Andra.Tetapi itu hanyalah sandiwara Mimi, untuk meraih simpati dari suaminya. Dia bahkan tahu kelemahan Andra dengan memanfaatkan penyakit yang saat ini menggerogoti tubuhnya.“Rasakan Kiara! Diriku masih bersemayam di hati suamiku. Kamu tidak akan mudah untuk merebutnya. Aku pastikan kamu akan mendapat malu, jika bertemu dengan suamiku,” seringai Mimi dalam hati.“Sayang, maafkan aku! Aku emosi, sekarang katakan siapa yang sudah membuat Kiara seperti itu!”Andra meraih ponsel Mimi yang baru dilempar ke atas ranjang. Memperlihatkan video yang dikirim oleh Ferdi. Terkejut, Mimi melihat kiriman video. Otaknya berputar mencari alasan untuk menjatuhkan harga diri madunya di hadapan
Baca selengkapnya

Kepercayaan Yang Hilang

Sesuai kesepakatan dengan Mimi, Andra mendatangi tempat di mana Kiara disekap oleh orang suruhan Mimi. Andra terpaku, matanya melotot tak percaya. Mimi, istri pertamanya, tega menyekap Kiara, wanita yang dicintainya sepenuh hati. Amarah bagaikan api yang membakar jiwanya. Rasanya ingin menghancurkan segala sesuatu di hadapannya."Bagaimana bisa kamu melakukan ini, Mimi?!" Andra meraung, suaranya bergetar menahan amarah.Mimi menundukkan kepala, air mata mengalir di pipinya. "Maafkan aku, Mas Andra. Aku khilaf. Aku cemburu," bisiknya lirih.Andra tak tahan lagi. Dia mencengkeram erat bahu Mimi, matanya memancarkan tatapan tajam. "Cemburu? Apa yang kamu cemburui? Kiara tidak merebut apa pun darimu!"Mimi terisak semakin kencang. "Aku hanya ingin kamu kembali dengan hatimu seperti dulu," ujarnya pilu.Andra melepaskan cengkeramannya, hatinya diliputi rasa iba. Dia tahu Mimi masih mencintainya, namun cintanya telah terdistorsi oleh rasa cemburu dan dendam."Kita sudah selesai, Mimi," kata
Baca selengkapnya

Pengakuan

Tiba di Rumah Sakit, dokter segera memeriksa kondisi Kiara yang belum sadarkan diri. Entah berapa banyak obat bius yang di masukkan oleh orang suruhan Ferdi sampai Kira tidak dapat membuak mata sedikitpun.“Syukurlah, Bapak cepat membawanya ke sini. Jika tidak akan berakibat fatal. Overdosis Obat ini dapat membunuh seseorang. Obat ini sebenarnya diperuntukkan untuk penderita insomnia akut. Namun, jika seseorang mengkonsumsi terlalu banyak dalam sekali minum bisa berakibat fatal. Mengkonsumsi obat ini berlebihan dapat menghentikan aliran darah dari jantung ke otak. Jantung yang berhenti berfungsi menyebabkan kematian. Sebaiknya Bapak lapor polisi, jiki ini kasus rencana pembunuhan atau penyiksaan,” kata Dokter membuat Andra syok.“Begitu parah, akibat konsumsi obat itu? Lantas bagaimana dengan alat reproduksinya? Apakah masih bisa sehat atau masih bisa melahirkan anak?” tanya Andra setelah berhasil menguasai diri.“Kalau masalah tersebut nanti bisa Bapak konsultasikan dengan dokter kan
Baca selengkapnya

Sudut Mata yang Basah

Tangisan Kiara pecah saat melihat reaksi Andra yang berbeda dari biasanya. Sikapnya dingin dan terkesan tidak peduli dengan nasibnya setelah pernikahan. Ingatan gadis itu terngiang kembali pada saat mereka akan menikah, di mana Andra terlihat begitu kejam dan tidak menunjukkan rasa kasih sayang.Hati Kiara runtuh saat melihat mata Andra yang berkaca-kaca. Dia merasakan ketakutan yang mendalam, seolah Andra akan melakukan sesuatu yang tidak terduga. Belitan lidah dan sapuan bibir yang dilakukan Andra ia biarkan, karena bukan napsu yang dirasakan oleh gadis itu.Namun, momen intim itu terhenti saat ada petugas yang datang dan memberikan resep untuk Andra. Kiara merasa lega, namun juga gundah. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.Andra menatap Kiara dengan tatapan yang sulit dibaca. "Maafkan aku, Kiara," bisiknya dengan suara serak.Kiara terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Dia masih diliputi rasa takut dan kebingungan."Aku... aku tidak bermaksud menyakitimu," Andra mela
Baca selengkapnya

Rumah Baru

Hati Roy tersentuh melihat nasib perempuan ini. Kiara terlihat manis di mata Roy yang baru berapa kali melihatnya. Gadis yang terlihat santun beda jauh dengan Mimi, istri Bosnya.“Mungkin, nyonya muda mendengar ucapan Bos sebelum kami masuk ke kamar rawat. Kasihan sekali dia. Masih muda harusnya senang-senang, bukan malah menderita kayak gini,” gumam Roy berjalan menuju penebusan obat.Keesokan harinya,Di dalam ruang rawat, Andra mengajak ngobrol istri keduanya. Hari ini niatnya mengajak Kiara untuk di tempatkan di rumah baru. Meskipun tidak sebesar rumahnya sekarang. Tapi itu akan membuat Kiara akan tenang dari gangguan Mimi, istri pertama.Sinar mentari menembus celah jendela ruang rawat, menyapa Andra yang duduk di kursi samping ranjang Kiara. Wajah Kiara tampak pucat, namun senyum tipis menghiasi bibirnya."Bagaimana perasaanmu hari ini?""Lebih baik," jawab Kiara, suaranya masih lemah. "Terima kasih sudah menjagaku, Tuan Andra.""Kiara," Andra memulai dengan hati-hati, "Aku ing
Baca selengkapnya

Panggilan yang Sama

“Iya, Kak. Kiara ke rumah aja, nggak masalah dengan Kak Mimi.”“Kiara, sepertinya panggilan kakak untukku nggak cocok,” tplak Andra pada akhirnya.Kiara mengernyit, “Lantas apa, saya nurut saja.”“Samain saja dengan Mimi, biar aku tidak canggung ketika menyentuhmu.”Kiara berusaha menolak untuk menyebut panggilan yang sama dengan madunya. Tetapi perintah Andra tidak bisa dibantah.Kiara pun mengatakan, “kata orang hidup itu tidak mudah. Meskipun banyak hal yang menyakitkan. Pikirkan kembali kegagalan dan kekalahan aku harus tahu itu semua karena suatu alasan dan bagian dari rencana yang lebih besar.” “Setiap kesulitan telah membawaku ke tempatku saat ini, setiap pencobaan telah terbentuk. Aku hanya ingin menjadi orang tangguh saat ini. Terus bergerak maju dalam harapan dan cinta, mengetahui bahwa setiap pengalaman telah mengajari apa yang aku butuhkan.”“Kamu dapat dari mana kata-kata itu?” tanya Andra menoleh ke arah Kiara.“Kata hati aja. Tapi aku tadi sempat terkejut mendengar yan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status