Andra berdiri di ambang pintu, tangannya gemetar saat hendak menekan bel apartemen Kiara. Pikirannya kacau, terbagi antara dua dunia yang tak bisa disatukan. Di satu sisi, ada Mimi yang telah memberinya warna baru dalam hidup, di sisi lain, Kiara yang telah bersamanya melalui suka dan duka.Setiap detik terasa seperti jam baginya, menunggu Kiara membuka pintu. Dan ketika itu terjadi, matanya bertemu dengan mata Kiara yang penuh tanya. Andra merasakan jantungnya hampir berhenti, dia tahu ini adalah saat di mana dia harus mengungkapkan segalanya.“Mas Andra, ada apa?” tanya Kiara dengan suara yang penuh kekhawatiran.Andra menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberanian yang tersisa. “Kiara, aku… aku harus bicara sesuatu yang penting,” ujarnya dengan suara yang bergetar.Konflik batin Andra semakin memuncak. Dia merasa seperti berdiri di tepi jurang, di mana setiap kata yang dia ucapkan akan menentukan nasib hubungan mereka. Dia tahu dia telah menyakiti Kiara, dan perasaan bersalah itu s
Baca selengkapnya