Semua Bab Perjanjian Terlarang: Bab 81 - Bab 86

86 Bab

Intens

Tidak ada percakapan bahkan setelah perjalanan pulang. Moreau tidak tahu apa yang mungkin sedang dia pikirkan. Begitu ganjil dan gugup menghadapi Abihirt berjalan menuruni undakan tangga setelah pria itu membawa tas berisi beberapa pakaian ke dalam kamarnya. Pria itu bahkan tidak mengatakan sedikitpun, sesuatu, saat menawarkan bantuan. Hanya bersikap diam—membingungkan, kemudian ... mulai menghilang. Moreau mengembuskan napas kasar, segera memutuskan untuk menutup pintu, lantas berjalan tentatif ke arah ranjang. Dia menjatuhkan tubuh telentang dengan perhatian tertuju lurus - lurus ke depan. Rencana menghindari ayah sambungnya berakhir gagal. Moreau bahkan belum menemukan jawaban ... dari mana Abihirt tahu kediaman Juan, dan mengapa pria itu bisa menebak dengan tepat? Mungkin ada sesuatu di baliknya .... Barbara? Seketika puncak kepala Moreau seperti disi
Baca selengkapnya

Coba-Coba

“Aku di sini karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan, Abi. Bukan melakukan ini.” Moreau menelan ludah kasar usai sekali saja tautan bibir mereka terlepas. Dia memberanikan diri memberi dorongan pada dada liat ayah sambungnya yang terasa kokoh. Abihirt tidak langsung mengatakan sesuatu lebih lanjut, seperti memang butuh waktu beberapa saat, baru kemudian sebentuk tubuh jangkung itu segera menjulang tinggi. Desakan antisipasi di benak Moreau berusaha keras memberi peringatan. Dia mengepalkan jari – jari dengan erat ketika tangan Aibihrt menyusup di rambutnya, seperti sedang melakukan pertimbangan saat sementara ... mula – mula pria itu memberi meremasan secara perlahan, yang akhirnya menjadi genggaman kasar. “Bicarakan nanti setelah kau selesai. Buka celanaku.” Moreau menatap terkejut. Dia ingin mengajukan protes atas sesuatu yang tidak pernah terpikirkan akan tersirat c
Baca selengkapnya

Pemikiran Usang

Dering ponsel di pagi hari menjadi satu – satunya hal yang membuat kening Moreau mengernyit. Harus berusaha keras membuka mata meski merasa sangat enggan. Dengan satu tangan terulur ke arah meja, dia mencoba untuk meraba benda pipih tersebut. Melihatnya singkat, tetapi dalam sekejap ... langsung terkejut mendapati nama ibunya tertera di sana. Ini bukan suatu kebiasaan. Barangkali ada sesuatu yang ingin disampaikan sehingga benak Moreau diliputi desakan keras, supaya tak ingin melewatkan apa pun, atau bahkan membuat ibunya menunggu. “Ya, Mom?” [Kau baru bangun tidur?] Moreau mengusap wajah kasar setelah kali pertama menyambut suara Barbara dari seberang sana. Wanita itu akan segera menduga dan mungkin sedang menyiapkan sesuatu lainnya sekadar memberi Moreau serentetan ocehan panjang. Cerewet.
Baca selengkapnya

Sarapan Bersama

“Apa yang kau masak, Caroline?” Moreau bertanya antusias sembari mengambil posisi duduk secara asal. “Saya membuatkan Tostada, Nona. Semoga Anda suka.” Caroline menggeser piring lebih dekat di hadapan Moreau. Aroma roti yang terpanggang sempurna segera menguar ke sekitar. Moreau memperhatikan lelehan minyak zaitun, dan parutan tomat di atasnya. Ternyata Caroline menambahkan keju manchego. “Ini kelihatan enak, Caroline. Aku akan menyukainya.” Dengan tangan kosong, Moreau mengambil sepotong roti yang dilengkapi toping. Mula – mula dia mencubit Tostada, memulai dari gigitan kecil hingga perlahan lanjut ke bagian tengah. “Makanlah bersamaku, Caroline.” Moreau bicara ketika dia menyadari Caroline sedang t
Baca selengkapnya

Konflik Batin

[Ke mana kau ingin mengajakku pergi memangnya?] Setelah balasan Juan yang begitu kilat. Moreau perlahan mengetuk sudut ponsel ke dagu sambil memikirkan ruang hiburan mana yang dapat dipilih untuk mereka datangi sore ini. Dia mendambakan satu tempat penuh kebebasan, melewati beberapa hal di mana kekangan ibunya terasa begitu mengikat. Kebetulan wanita itu tidak di sini. Moreau yakin Abihirt juga tidak akan melarang, atau berangkali mencampuri urusan yang sama sekali bukan termasuk ke dalam daftar minatnya. Dengan sulur – sulur senyum melekuk di sudut bibir, Moreau segera menggerakkan kedua ibu jari di layar ponsel. [Ada saran?] Dia ingin Juan memilih tempat. Sering kali pria itu lebih mahir memikirkan kesenangan bersama, meski terkadang pelbagai peringatan dari Barbara berusaha merusak beberapa bagian dari kebersamaan mereka. Moreau tahu, memaklumi ji
Baca selengkapnya

Mabuk

“Kau sudah pasti yakin, kalau Abi akan datang menyusul-mu ke Paris?” Barbara mengedikkan bahu sesaat untuk tidak langsung menanggapi pertanyaan Samuel. Dia berjalan tentatif, meliukkan pinggul di hadapan pria yang diliputi tatapan lapar. “Abi sudah berjanji tadi. Aku sangat mengenal suamiku, dia tak mungkin mengikarinya.” Sambil tersenyum, Barbara mengulurkan lengan sekadar memperbaiki kerah kemeja putih ketika Samuel siap melakukan perjalanan pulang. “Kau akan pergi sekarang?” tanyanya memastikan. Sebuah panggilan secara tiba – tiba, ‘harus’, dan cukup mengejutkan dari sisa urusan kantor yang tertunda. Ada sedikit masalah dari proyek besar di perusahaan Samuel, tetapi Barbara yakin pria itu akan menyelesaikan dengan baik. Sebagai ganti, mereka harus mengambil pili
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status