Share

Pertanyaan

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-21 12:07:33

Tidak ada ingatan terbaik yang sanggup Moreau raih ketika dia baru terbangun, dan mengetahui tubuhnya sudah berada di tempat tidur. Pening di kepala terasa cukup menyiksa, bahkan saat Moreau mencoba untuk mengatur posisi duduk. Dia mengernyit. Atmosfer di sekitar kamar cenderung berbeda. Bodohnya, itu tidak langsung membuatnya sekadar mencari tahu, sehingga segera terkejut setelah menemukan Abihirt di sana, dalam keadaan tidur di sofa—masih begitu lelap.

Apa yang terjadi semalam?

Moreau bertanya – tanya nyaris tanpa petunjuk. Dia tidak pernah ingat kapan pria itu bersedia jauh dari ranjangnya. Abihirt bisa memilih tidur di antara sisa ruang di kasur sebelah, seperti tindakan yang sering kali dilakukan, dan ketika kali ini tidak ... itu cukup menjadi sesuatu yang ganjil di benak Moreau.

Dia berusaha mencari jawaban, tetapi tidak ingin melampaui batas. Tidak ada hak istimew
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Berpikir Ulang

    Sudah Moreau duga. Akan tetapi, belum menemukan ungkapan yang pantas, selain sebenarnya ingin melampiaskan sesuatu yang menjadi beban di bahunya. “Hanya pergi bersenang – senang. Kenapa?” Dia berbalik tanya. Seperti biasa untuk menguji kesabaran Abihirt. “Kau pergi sendiri?” Sebelah alis Moreau terangkat nyaris begitu samar. Naluri murni dalam dirinya seolah mengerti ke mana tujuan dari rasa ingin tahu Abihirt. Dia harap pria itu tidak bertemu Juan, jika dan jika ... benar, Abihirt yang membawanya pulang. “Aku pergi bersama siapa saja, bukan urusanmu, Abi.” Alih – alih menjawab, Moreau berusaha menutupi kenyataan. Akan sangat buruk andai dia melibatkan Juan setelah sama sekali tidak menerima kabar. Salahnya, tidak mengambil ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Perjanjian Terlarang   Menunggu

    “Mr. Lincoln akan kembali beberapa menit ke depan setelah meeting.” Moreau mengerti ayah sambungnya sedang terlibat ke dalam urusan penting, hanya tak pernah mengira bahwa dia datang di waktu tidak tepat, terutama ... itu akan membuat Juan menunggu di gedung latihan di luar perkiraan, padahal sudah memastikan tidak akan lama. Ya. Namun, tidak tahu seberapa jauh ‘beberapa menit’ yang dimaksud oleh wanita di hadapannya ketika sambil menuntun Moreau melewati sebuah lorong dengan lapisan kaca cemerlang. “Anda bisa menunggu di sini, Miss Riveri.” Moreau menatap gugup, hampir menelusuri sebuah tempat yang diarahkan untuknya. Wanita berambut pekat, diliputi gulungan rapi di puncak kepala segera tersenyum, lalu berpamitan. Hanya mengantar kemudian membiarkan Moreau berdua bersama satu orang di sana, untuk sedikit terkejut setelah berusaha keras mengingat kembali sisa wajah yang tertinggal. Semalam masih terbayang bagaimana dia ditemani di klub, dan seperti apa mula - mula pria itu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Perjanjian Terlarang   Masih Sama

    Ada jeda di antara mereka. Moreau mempersiapkan diri ketika dia mendapati rahang Roki tanpa sadar jatuh begitu samar. Pria itu melongo untuk beberapa saat, mungkin sedang mengumpulkan sisa – sisa pengetahuan yang tergerus hilang. “Maksudmu, Abi menikahi ibumu dan kalian adalah keluarga?” Moreau mengangguk hati – hati. Keterkejutan Roki terungkap ngambang di udara. Pria itu memalingkan wajah sebentar, menatap ke lantai ruangan, lalu ... terlihat sungguh – sungguh sedang berpikir. “Bukankah kalian, malam itu ....” Roki seketika berhenti, lambat sekali mendelik ke arah Moreau. Ekspresi pria itu terlampau serius. Namun, Moreau harap dia bisa memperbaiki sesuatu di sini. “Apa? Kau memikirkan sesuatu yang kotor? Aku dan ayah sambungku tidak pernah melakukan apa pun.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Perjanjian Terlarang   Pemeras

    Abihirt sudah menjulang tinggi diliputi penampilan tidak pernah gagal. Moreau hampir membeku, tetapi kemudian dia segera sadar mendapati Roki bicara, mendekati pria yang terlihat enggan menanggapinya. Barangkali hanya harus ... mengatakan sesuatu. “Aku tidak ingat mengundangmu ke kantorku hari ini.” Abihirt mengajukan pernyataan, tetapi cengiran ganjil di wajah Roki selintas seperti sikap seorang penjilat, yang Moreau tahu pria itu baru saja, dengan giat membicarakan ayah sambungnya, walau – walau bukan sebuah berita yang terlalu buruk. “Kau tahu apa yang ingin kulakukan jika sudah datang ke kantormu.” Moreau hampir menarik napas yang panjang mencerna pernyataan Roki di sana. Pria itu menepuk bahu Abihirt, seolah memang tak peduli terhadap apa yang sedang dilakukan terlihat konyol. Dia hamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Perjanjian Terlarang   Sepakat

    Moreau menatap lamat tubuh Roki yang telah melangkah di kejauhan. Pria itu cukup aneh, tiba – tiba muncul dengan ekspresi wajah kesenangan, kemudian membuat situasi terasa sangat mengejutkan ketika secara tak terduga menariknya bangun, lalu memastikan supaya dia berdiri di depan pintu, terpaku, selagi pria itu sudah benar – benar hilang dari pandangan. Yang tersisa hanya keharusan untuk mengambil keputusan dengan berani. Moreau menarik napas sebentar. Pertimbangan pertama dimulai dari genggaman tangannya yang mengetat di gagang pintu. Perlahan dia menekan di sana, sedikit mencondongkan tubuh ke dalam ruangan untuk mendapati Abihirt terlihat sedang serius bersama dokumen di hadapan pria itu. Moreau yakin setiap langkahnya akan terasa berat ketika, bagaimanapun ... tidak punya alasan untuk berdiam diri terlalu lama, tetapi dia merasa begitu ragu untuk melewati setiap ketegangan di antara mereka. Ham

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Geram

    “Apa yang tidak perlu kukatakan memangnya?” Moreau berbalik tanya. Dia tahu persis tujuan pria itu, memilih tidak menunjukkan di hadapan Abihirt. Masalahnya, ini seharusnya tidak perlu dibesarkan. Moreau hanya berniat memperbaiki isi pemikiran Roki, supaya tidak terus – terusan mengira hal – hal berkonotasi buruk di antara mereka, dan pula untuk menghindari percakapan yang terlalu curam. “Kau bicara kepada Roki tentang hubunganmu dan ibumu?” “Memang seperti itu, kan, kenyataannya?” Moreau langsung menambahkan. Hal yang hampir tanpa dia sadari ketika mata kelabu itu sekali saja seperti mustahil untuk meninggalkannya. Bahu Moreau menegang, tetapi dia tidak menunjukkan di hadapan Abihirt secara terang – terangan. Ada batas yang seharusnya dapat mereka kendalikan. “Kau seharusnya bersikap pintar.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Bercinta di Kantor

    Otot kaki Moreau mendadak lemah mendapati tangan Abihirt meluncur di bawah sana. Jari cekatan itu menemukan jalan masuk di balik celana tipis. Dia tersentak, segera mencengkeram di bahu Abihirt saat pria tersebut bernapas nikmat di ceruk lehernya. Lidah hangat Abihirt begitu konsentrasi mencerminkan gerakan jari pria itu di bawah. Moreau merasakan panas yang menggetarkan. Setiap sensasi merangkak ke puncak kepalanya. Dia berpegangan makin erat. Tidak sadar kapan ... matanya sempat terpejam, tetapi iris biru terang itu juga tersentak terbuka. Pemandangan luar dari jendela kaca membutakan pengelihatan Moreau saat puncak gairah, dan mulut Abihirt yang merampas bibirnya, menenggelamkan pelesapan yang akan segera diledakkan. Tubuh Moreau berakhir lemah di pelukan Abihirt. Napas mereka naik turun dalam hirup – pikuk tak beraturan. Namun, dia mengerti ini b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Dia Pulang

    Sapuan angin kepada dedaunan kering memberi sedikit sentuhan ganjil di sekitar halaman rumah. Barbara mengernyit heran mendapati situasi terasa begitu hampa. Sudah cukup sore, seharusnya mobil Moreau terlihat, karena dia tahu ini sudah lewat dari jam latihan, sama seperti tekadnya untuk mengatur jadwal pulang lebih cepat. Barbara tidak tahu apa yang akan dilakukan sendiri di Paris setelah acara pergelaran selesai. Samuel tidak di sana menemani, dan pria sesungguhnya yang paling dia tunggu ... juga telah mengingkari janji tanpa memberi kabar sampai saat ini. Berpikir lebih baik tidak memberitahukan apa pun tentang kepulangannya. Tidak usah mengisyaratkan sesuatu mengenai beberapa hal kepada Abihirt. Berniat ingin menyusul ke kediaman mewah sang suami nanti, setelah dia sudah cukup tenang melepaskan diri di kamar mandi. Satu langkah Barbara ... berniat kembali melanjutkan tindakan yang tertunda. Dia memegang koper, menyeret

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Segera

    [Abi, boleh aku pinjam ponselmu untuk mengirim foto – fotoku yang ada di padang pasir ....] Rasanya sekujur tubuh Barbara mendidih membayangkan apa yang sedang logikanya uraikan. Abihirt berkata jika pria itu masih Dubai; akan segera pulang, tetapi sangat mengejutkan mengetahui suara Moreau menyelinap masuk di tengah pembicaraan mereka. Ini tidak dapat disesali. Betapa pun Barbara mencoba sekadar menyangkal. Dia telah menyaring segala sesuatu yang terjadi di sana, dengan jelas ... dengan sangat jelas bahwa Moreau butuh foto – foto di padang pasir untuk dikirim ke ponsel gadis itu. Barangkali juga tidak diharapkan penjelasan lebih tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sialnya, Barbara bahkan belum mengucapkan apa – apa dan menuntut Abihirt membicarakan semua yang telah suaminya sembunyikan, termasuk saat Abihirt mengaku tidak mengetahui keberadaan Moreau di kali terakhir dia menghubungi pria itu sambil membicarakan keberadaan putrinya yang tidak berkabar. Namun, pa

  • Perjanjian Terlarang   Ketahuan?

    Namun, untuk beberapa saat Moreau menoleh ke arah ayah sambungnya ketika menyentuh gagang pintu. Abihirt terduga merenggut ponsel pria itu di atas nakas. Mungkin ada kesibukan penting, yang secara tidak langsung mengingatkan Moreau bahwa ada satu hal—lupa dia katakan kepada ayah sambungnya. Ini tidak akan lama. Dia hanya akan membasuh wajah dengan percikan air, kemudian kembali kepada pria itu. Memang tidak lama. Ketika Moreau menatap pantulan wajah di depan cermin, tindakan kali pertama dilakukan adalah menarik napas dalam – dalam. Semua perangkat di sini hanya milik Abihirt. Dia akan menggosok gigi, nanti, di rumah. Sekarang sebaiknya menghampiri pria itu di atas ranjang. Mendadak ledakan dalam diri Moreau menjadi antusias. Dia memang tidak sabar ingin mengirim foto – foto di padang pasir hari itu, setelah mulai mengoperasikan ponsel baru pemberian ayah sambungnya. Berharap Abihirt tidak keberatan saat dia mengatakan tujuan yang sedang berkecamuk liar. Mo

  • Perjanjian Terlarang   Terbangun

    Walau ternyata tidak .... Moreau merasakan sesuatu yang berat menindih di sekitar tubuhnya. Dia mengerjap beberapa kali untuk menyadari bahwa biasan cahaya dari jendela berusaha menembus masuk melalui tirai yang menjuntai. Sudah pagi. Sepertinya permintaan tidur semalam membuat dia terlelap nyenyak. Moreau tidak akan berkomentar apa – apa tentang hal tersebut. Semua sudah berlalu dan tidak perlu mengingat kembali sesuatu yang pada akhirnya selalu berujung tidak pasti. Sambil mencoba bergeser, dia menghirup udara sebanyak mungkin, sedikit ingin meregangkan tulang – tulang yang terasa kaku, tetapi segera menyadari jika hampir tidak ada ruang sekadar bergerak. Seseorang seperti membuatnya terperangkap; menghirup aroma maskulin yang menyerbu deras, hingga tanpa sengaja Moreau menyentuh helai rambut—terasa halus, dan dia tetap menyapukan telapak tangan dengan lembut di sana. Ini seperti meninggalkan sensasi tertentu, tidak tahu mengapa secara naluriah sudut bibi

  • Perjanjian Terlarang   Professional

    “Kenapa kau terus menghimpitku seperti ini?” Butuh keberanian penuh tekad dan Moreau akhirnya mengajukan pertanyaan diliputi suara nyaris setengah berbisik. Ingin menoleh ke belakang, tetapi jelas keberadaan wajah Abihirt justru membuat pipi mereka bersentuhan. Pria itu dapat dipastikan tidak akan mengatakan apa – apa. Moreau secara naluriah mengembuskan napas kasar; membiarkan Abihirt mengatur posisi lebih baik dan sekarang wajah pria itu nyaris terperangkap di ceruk lehernya. Abihirt tidak tidur. Demikian yang setidaknya dapat Moreau rasakan. Mungkin juga tidak akan secepatnya terlelap, walau pria itu mengakui sendiri untuk tidak melakukan apa pun setelah mereka melakukan perjalanan jauh. Lagi pula, ada sisa hal di antara mereka yang tidak coba Moreau ungkap begitu saja. Masih tentang Froy dan dia akan mencoba mencari petunjuk. “Aku memikirkan sesuatu.” Mula – mula memulai dengan rasa waspada meningkat deras di benaknya. Ketika Abihirt masuk ke dala

  • Perjanjian Terlarang   Berbeda

    Menyenangkan menggoda Abihirt. Demikian yang Moreau rasakan. Kali ini dia benar – benar berani. Benar – benar akan bersikap menantang ayah sambungnya dan secara tentatif merenggut kain yang dikenakan hingga menyisakan dalaman berenda yang kontras. Membiarkan jeda terjadi beberapa saat, kemudian ragu – ragu melirik Abihirt ketika harus dengan hati – hati menutup beberapa bagian tubuhnya di hadapan pria itu. Dia yang berusaha memancing sesuatu meledak dalam diri Abihirt, tetapi tidak ingin suami ibunya menjadi brutal dan tidak terselamatkan. Sekarang, begitu perlahan memasukkan tangan ke dalam bolongan kain—mengenakan kaus pemberian pria itu dengan tepat. Selesai. Tubuh Moreau terbungkus. Dia seperti tenggelam. Segera menunduk dan menyaksikan bagaimana ujung kain sungguh secara pasti menyentuh di pahanya. Abihirt menebak dengan tepat untuk tidak menambahkan celana. Cukup dengan dalaman satin tipis dan itu membuat Moreau merasa nyaman. “Aku akan tidur sekarang,

  • Perjanjian Terlarang   Mungkin Kau Sering?

    Moreau menunduk; tersadar bahwa perlu melakukan hal serupa, tetapi koper dan seluruh pakaian barunya—yang dipersiapkan ketika mereka hendak menuju Dubai, masih di mobil. Abihirt tidak memberikan petunjuk tentang barang – barang yang tertinggal di luar. Barangkali pria itu akan menyiapkan nanti, saat mereka telah begitu siap dan Moreau hanya perlu menunggu ayah sambungnya menyelesaikan bagian tersisa. Dia tidak akan diam begitu saja, segera menyusul bangun dan menerapkan perhatian pada kali terakhir bahu kokoh milik suami Barbara masih terlihat membelakanginya. Mungkin terlalu lancang. Ya. Namun, itu lebih baik daripada tidak pernah. Setiap detil tindakan Abihirt begitu tak terduga. Pria itu dalam sekejap telah berpakaian rapi di sana. Paling tidak, hal tersebut perlu digaris bawahi. Tidak ada yang perlu disesali, meski Moreau merasa sangat gugup saat mata kelabu itu menatap ke arahnya lamat. “Kau bilang masih mengantuk. Kenapa tidak tidur?” Suara serak dan dalam A

  • Perjanjian Terlarang   Di Rumahnya

    “Aku sangat mengantuk dan malas berjalan, bisa kau menggendongku saja?” Moreau tidak ingin menganggap ini berlebihan ketika dia hampir tidak bisa mengajukan protes kepada ayah sambungnya; mengenai keputusan pria itu untuk berada di sini, di halaman mansion mewah, alih – alih kembali ke rumah tempat mereka tinggal. Mungkin ini akan cukup pantas memberi pemahaman. Abihirt juga tidak menunjukkan sikap enggan sekadar menuruti apa yang baru saja coba dia mulai di antara mereka, yang diam – diam membuat Moreau melekukkan bibir tipis setelah mendeteksi bagaimana cara pria itu turun dari mobil, lalu mengambil sikap mengambil tubuhnya—mendekap erat dengan kedua tangan melekat penuh di sana. Moreau secara naluriah berpegangan di leher ayah sambungnya. Dia menengadah. Mengagumi setiap detil hal di wajah pria itu. Nyaris tidak ada yang bisa dilewatkan. Rasanya menyenangkan membayangkan seperti berkencan dan Abihirt sebagai kekasih baik, menuruti apa yang diinginkan. Wa

  • Perjanjian Terlarang   Rencana Barbara

    “Aku hanya penasaran bagaimana supaya bisa mengubah suamiku itu. Apa menurutmu dengan punya anak?” tanya Barbara lambat. Ada ekspresi penyesalan ketika dia mengatakan hal tersebut. Samuel tidak akan memahaminya dan dia tidak berniat bercerita lebih banyak. “Punya anak dariku atau Abi?” Alih – alih menyerahkan saran, pria itu malah berbalik tanya seolah – olah ada begitu banyak pilihan, tetapi Barbara perlu mengambil salah satu. Ya, hanya satu dan tak seorang pun dapat mengubah permainan yang akan dia mulai. “Sudah pasti Abi. Dia suamiku,” ucapnya tidak terbantahkan. “Tapi aku sering menyentuhmu.” Celakalah! Samuel memiliki pelbagai cara sekadar menjatuhkan harapan yang dia bangun bertingkat – tingkat. Barbara mengembuskan napas kasar; merasa perlu memunculkan prospek kenyataan untuk tidak terlupakan. “Meski kau sering menyentuhku. Tetap saja, Abi adalah suamiku. Dia juga menyentuhku. Kalian impas.” “Tidak impas. Kau sendiri yang mengakui ba

  • Perjanjian Terlarang   Kapal Pesiar

    “Kau suka perjalanan di kapal persiar, Sayang?” Angin laut berembus deras di permukaan tubuh Barbara, meninggalkan kesan menyapu yang terlalu dipaksakan, tetapi dia begitu menikmati setiap serangkaian kegiatan di sini, bersama Samuel dan pria itu baru saja berbisik sangat lembut di wajahnya. Barbara tersenyum tipis merasakan lengan pria itu mendekap secara tentatif, hingga wajah yang bergerak telah menyeruk di sekitar lehernya. “Jangan kau lakukan itu, Sam!” ucap Barbara memperingati setelah mendeteksi Samuel akan mengambil satu tindakan berbahaya. Tidak ingin pria itu meninggalkan bekas kemerahan dan andai suatu waktu ada desakan pulang, dia takut tak bisa menyembunyikan tanda kemerahan dari pandangan Abihirt. Tidak ada kabar dari suaminya yang dingin setelah terakhir kali mereka melakukan percakapan di telepon. Bahkan Barbara butuh didorong perjuangan penuh tekad sampai kemudian Abihirt bersedia untuk menerima panggilan suara dan meskipun mereka bicara terlalu singkat. Di

DMCA.com Protection Status