Share

Menunggu

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-09-21 17:08:41

“Mr. Lincoln akan kembali beberapa menit ke depan setelah meeting.”

Moreau mengerti ayah sambungnya sedang terlibat ke dalam urusan penting, hanya tak pernah mengira bahwa dia datang di waktu tidak tepat, terutama ... itu akan membuat Juan menunggu di gedung latihan di luar perkiraan, padahal sudah memastikan tidak akan lama.

Ya. Namun, tidak tahu seberapa jauh ‘beberapa menit’ yang dimaksud oleh wanita di hadapannya ketika sambil menuntun Moreau melewati sebuah lorong dengan lapisan kaca cemerlang.

“Anda bisa menunggu di sini, Miss Riveri.”

Moreau menatap gugup, hampir menelusuri sebuah tempat yang diarahkan untuknya. Wanita berambut pekat, diliputi gulungan rapi di puncak kepala segera tersenyum, lalu berpamitan. Hanya mengantar kemudian membiarkan Moreau berdua bersama satu orang di sana, untuk sedikit terkejut setelah berusaha keras mengingat kembali sisa wajah yang tertinggal. Semalam masih terbayang bagaimana dia ditemani di klub, dan seperti apa mula - mula pria itu me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Masih Sama

    Ada jeda di antara mereka. Moreau mempersiapkan diri ketika dia mendapati rahang Roki tanpa sadar jatuh begitu samar. Pria itu melongo untuk beberapa saat, mungkin sedang mengumpulkan sisa – sisa pengetahuan yang tergerus hilang. “Maksudmu, Abi menikahi ibumu dan kalian adalah keluarga?” Moreau mengangguk hati – hati. Keterkejutan Roki terungkap ngambang di udara. Pria itu memalingkan wajah sebentar, menatap ke lantai ruangan, lalu ... terlihat sungguh – sungguh sedang berpikir. “Bukankah kalian, malam itu ....” Roki seketika berhenti, lambat sekali mendelik ke arah Moreau. Ekspresi pria itu terlampau serius. Namun, Moreau harap dia bisa memperbaiki sesuatu di sini. “Apa? Kau memikirkan sesuatu yang kotor? Aku dan ayah sambungku tidak pernah melakukan apa pun.”

    Last Updated : 2024-09-22
  • Perjanjian Terlarang   Pemeras

    Abihirt sudah menjulang tinggi diliputi penampilan tidak pernah gagal. Moreau hampir membeku, tetapi kemudian dia segera sadar mendapati Roki bicara, mendekati pria yang terlihat enggan menanggapinya. Barangkali hanya harus ... mengatakan sesuatu. “Aku tidak ingat mengundangmu ke kantorku hari ini.” Abihirt mengajukan pernyataan, tetapi cengiran ganjil di wajah Roki selintas seperti sikap seorang penjilat, yang Moreau tahu pria itu baru saja, dengan giat membicarakan ayah sambungnya, walau – walau bukan sebuah berita yang terlalu buruk. “Kau tahu apa yang ingin kulakukan jika sudah datang ke kantormu.” Moreau hampir menarik napas yang panjang mencerna pernyataan Roki di sana. Pria itu menepuk bahu Abihirt, seolah memang tak peduli terhadap apa yang sedang dilakukan terlihat konyol. Dia hamp

    Last Updated : 2024-09-22
  • Perjanjian Terlarang   Sepakat

    Moreau menatap lamat tubuh Roki yang telah melangkah di kejauhan. Pria itu cukup aneh, tiba – tiba muncul dengan ekspresi wajah kesenangan, kemudian membuat situasi terasa sangat mengejutkan ketika secara tak terduga menariknya bangun, lalu memastikan supaya dia berdiri di depan pintu, terpaku, selagi pria itu sudah benar – benar hilang dari pandangan. Yang tersisa hanya keharusan untuk mengambil keputusan dengan berani. Moreau menarik napas sebentar. Pertimbangan pertama dimulai dari genggaman tangannya yang mengetat di gagang pintu. Perlahan dia menekan di sana, sedikit mencondongkan tubuh ke dalam ruangan untuk mendapati Abihirt terlihat sedang serius bersama dokumen di hadapan pria itu. Moreau yakin setiap langkahnya akan terasa berat ketika, bagaimanapun ... tidak punya alasan untuk berdiam diri terlalu lama, tetapi dia merasa begitu ragu untuk melewati setiap ketegangan di antara mereka. Ham

    Last Updated : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Geram

    “Apa yang tidak perlu kukatakan memangnya?” Moreau berbalik tanya. Dia tahu persis tujuan pria itu, memilih tidak menunjukkan di hadapan Abihirt. Masalahnya, ini seharusnya tidak perlu dibesarkan. Moreau hanya berniat memperbaiki isi pemikiran Roki, supaya tidak terus – terusan mengira hal – hal berkonotasi buruk di antara mereka, dan pula untuk menghindari percakapan yang terlalu curam. “Kau bicara kepada Roki tentang hubunganmu dan ibumu?” “Memang seperti itu, kan, kenyataannya?” Moreau langsung menambahkan. Hal yang hampir tanpa dia sadari ketika mata kelabu itu sekali saja seperti mustahil untuk meninggalkannya. Bahu Moreau menegang, tetapi dia tidak menunjukkan di hadapan Abihirt secara terang – terangan. Ada batas yang seharusnya dapat mereka kendalikan. “Kau seharusnya bersikap pintar.”

    Last Updated : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Bercinta di Kantor

    Otot kaki Moreau mendadak lemah mendapati tangan Abihirt meluncur di bawah sana. Jari cekatan itu menemukan jalan masuk di balik celana tipis. Dia tersentak, segera mencengkeram di bahu Abihirt saat pria tersebut bernapas nikmat di ceruk lehernya. Lidah hangat Abihirt begitu konsentrasi mencerminkan gerakan jari pria itu di bawah. Moreau merasakan panas yang menggetarkan. Setiap sensasi merangkak ke puncak kepalanya. Dia berpegangan makin erat. Tidak sadar kapan ... matanya sempat terpejam, tetapi iris biru terang itu juga tersentak terbuka. Pemandangan luar dari jendela kaca membutakan pengelihatan Moreau saat puncak gairah, dan mulut Abihirt yang merampas bibirnya, menenggelamkan pelesapan yang akan segera diledakkan. Tubuh Moreau berakhir lemah di pelukan Abihirt. Napas mereka naik turun dalam hirup – pikuk tak beraturan. Namun, dia mengerti ini b

    Last Updated : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Dia Pulang

    Sapuan angin kepada dedaunan kering memberi sedikit sentuhan ganjil di sekitar halaman rumah. Barbara mengernyit heran mendapati situasi terasa begitu hampa. Sudah cukup sore, seharusnya mobil Moreau terlihat, karena dia tahu ini sudah lewat dari jam latihan, sama seperti tekadnya untuk mengatur jadwal pulang lebih cepat. Barbara tidak tahu apa yang akan dilakukan sendiri di Paris setelah acara pergelaran selesai. Samuel tidak di sana menemani, dan pria sesungguhnya yang paling dia tunggu ... juga telah mengingkari janji tanpa memberi kabar sampai saat ini. Berpikir lebih baik tidak memberitahukan apa pun tentang kepulangannya. Tidak usah mengisyaratkan sesuatu mengenai beberapa hal kepada Abihirt. Berniat ingin menyusul ke kediaman mewah sang suami nanti, setelah dia sudah cukup tenang melepaskan diri di kamar mandi. Satu langkah Barbara ... berniat kembali melanjutkan tindakan yang tertunda. Dia memegang koper, menyeret

    Last Updated : 2024-09-24
  • Perjanjian Terlarang   Hadiah

    Napas Moreau tercekat ketika dia membuka pintu rumah dan tiba – tiba harus mengetahui ibunya ada di sana. Sedang duduk di atas sofa dengan kedua kaki mengapit di antara tubuh Abihirt, sementara pria itu begitu tenang bersandar di kaki sofa diliputi wajah menengadah, menghadap ke satu titik, di mana Barbara luar biasa fokus menambahkan pijatan ringan setelah wanita itu membaluri gel kental di bagian rahang. Kejutan. Sebuah romantisme sederhana, yang tidak pernah Moreau pikirkan akan dia temukan di sini. Persis seperti dia tidak pernah mengira bahwa ayah sambungnya akan menaruh seluruh kepercayaan kepada wanita yang secara kebetulan mendapati Moreau masih berdiri di depan pintu. Gugup ketika kontak mata mereka bertemu. “Kau pulang lebih lama dari jadwal latihan?” Begitu yang pertama kali Moreau dapatkan. Sesekali dia akan melirik ke wajah ayah sambungnya. Abihirt bahkan tidak peduli, ntah dia tiba di rumah setelah latihan panjang, atau tentang ingatan bercinta, tindakan tak bermo

    Last Updated : 2024-09-24
  • Perjanjian Terlarang   Troyas

    Pagi – pagi sekali, rasanya Moreau hampir tidak pernah ingat akan menghadapi situasi yang cukup menghibur ketika dia mengetahui beberapa tamu, keluarga dari ibunya, datang dan sedang berkumpul di meja makan. Kebetulan ada si kecil Troyas sedang memainkan perangkat makan di pangkuan seorang wanita. Moreau langsung melangkah lebih dekat, sesekali mengusap pipi gempal, yang pemiliknya seolah tidak peduli atas kedatangan lainnya. “Boleh aku pinjam anakmu sebentar, Lauren?” Dia mengulurkan tangan tidak sabar, tahu bahwa wanita yang dipanggil hati – hati, keponakan dari ibunya, tidak pernah keberatan menitipkan bocah berusia dua tahun itu, atau Moreau bisa menyebut keponakan kecil yang menggemaskan. Dia mencium wajah Troyas ketika anak laki – laki tersebut terlalu sibuk memainkan sendok plastik di tangan. Aroma bayi masih begitu khas. Moreau semakin tidak bisa menahan diri, mengendus bagian belakang leher padat kencang sambil memelu

    Last Updated : 2024-09-25

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Menguping

    [Cepatlah, Amiga. Aku sudah menunggumu sejak tadi.] Pesan sarat ekspresi tidak sabar dari Juan terus mendesak Moreau saat dia sedang menyiapkan kebutuhan tersisa. Ponsel, tas dan botol minum. Ketiga hal tersebut tidak boleh dilupakan. Juan akan mengatakan segala sesuatu lebih panjang ketika pria itu mendapati ketidaksengajaan yang lantas bermula di antara mereka. Pada akhirnya, mereka harus mengakui bahwa Anitta tidak memberi izin libur, tidak peduli sebenarnya Juan telah mengatakan Moreau mengalami masalah kesehatan—seperti yang malam itu pria tersebut katakan. Semua selesai dalam waktu singkat. Selebihanya, dia hanya perlu dengan cepat mengambil langkah meninggalkan kamar. Harusnya tidak sulit menuju ambang pintu, tetapi keberadaan seseorang di belakang, secara tidak langsung membuat tubuh Moreau terdorong mundur. Dia terkejut. Lantas mengangkat wajah—nyaris tak begitu siap mendapati Abihirt menjulang tinggi diliputi tatapan tajam. Seperti ada kemarahan di dalam

  • Perjanjian Terlarang   Permohonan Kecil

    “Mom, ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu.” Setelah memikirkan pelbagai rencana yang akan dia ambil sepanjang malam. Moreau akhirnya sampai pada keputusan akhir. Keluar dari rumah ini adalah pilihan yang tepat. Mereka tidak akan menghadapi masalah lebih rumit. Tidak akan ada kecemburuan lebih buruk atau membayangkan bagaimana posisinya mengalami kemerosotan tidak adil. “Apa yang ingin kau bicarakan?” Pertanyaan sinis dari Barbara mencuak ke permukaan. Ibunya terdengar tidak dalam suasana hati yang bagus. Namun, bagaimanapun Moreau tidak bisa menunggu lebih lama. Ini desakan darurat dan kebetulan Abihirt tidak terlihat di mana pun di sekitar dapur. Barangkali pria itu sedang disibukkan oleh kegiatan sendiri. “Aku berencana tinggal sendiri.” “Maksudmu kau ingin mengangkat kakimu dari rumah ini?” “Ya.” “Mengapa begitu tiba – tiba?” “Tidak tiba – tiba. Aku merasa sudah cukup besar dan sudah saatnya aku membangun kehidupanku sendiri.”

  • Perjanjian Terlarang   Cara yang Berbeda

    “Kau tidak mencintaiku.” Hanya itu yang Moreau katakan sebagai bentuk antisipasi. Dia tidak ingin terlalu jatuh dan akhirnya terjerembab pada jurang tak bertepi. “Aku mencintamu.” Lagi. Ungkapan Abihirt merupakan bagian dari sikap ingin membantah. Moreau tidak percaya. Dia tak akan pernah bisa percaya setelah semua yang mereka hadapi. Semua terlalu mendadak membayangkan jika ternyata tiba – tiba pria itu akan mengatakan semuanya. “Tidak. Kau mencintai ibuku, Abi. Kau tidak bisa membohongi perasaanmu.” Supaya mereka tetap waras. Moreau mengingatkan ayah sambungnya. Melihat sejauh mana pria itu akan bereaksi. Hampir tidak ada apa pun, sesuatu yang mungkin dapat memberi pengaruh. Ketenangan Abihirt semacam luas samudra—tidak dapat dibelah, sebaliknya dia akan tenggelam tanpa pernah bisa mencapai dasar. “Aku justru membohongi perasaanku sendiri, jika tidak pernah mengatakan ini kepadamu. Kau sangat berarti, Moreau. Maaf, kalau apa pun yang telah kulakukan,

  • Perjanjian Terlarang   Pengakuan

    “Abi, keluarlah.” Moreu tidak ingin menunggu lebih lama. Sudah cukup rasa muak mengadili ketakutan di dalam dirinya. Seseorang berusaha tidak mendengar apa pun, sementara dia sendirian—mati – matian, mendambakan akan ada hasil dari sesuatu yang telah membentuk sebongkah reaksi lelah. Persetan! Moreau tidak peduli. Tindakan yang dia lakukan tidak lagi menyentuh pergelangan tangan Abihirt, tetapi beralih mendorong tubuh pria itu dari belakang. Perlu usaha sangat keras hingga ... setidaknya, ada prospek bagus di mana dia merasakan satu kaki ayah sambungnya mulai terangkat dan sulur – sulur pria tersebut menggeram tidak setuju. Itu bagus. Moreau kembali melakukan pelbagai usaha agar jarak mereka terduga lebih dekat dengan ambang pintu balkon. Dia terlalu memaksa. Barangkali menjadi alasan utama, mengapa sisi berbeda dari diri Abihirt segera mengambil andil. Tidak tahu kemarahan lainnya—yang berasal dari mana, yang akhirnya memenangkan pertempuran. Tubuh Moreau n

  • Perjanjian Terlarang   Tak Pernah Percaya

    “Kau sudah tahu?” Suara serak dan dalam pria itu terdengar lambat, seakan – akan ingin memastikan. “Kenapa? Kau berharap aku tidak pernah tahu. Jadi, kau bisa melakukan segala sesuatu tanpa perlu berpikir bahwa aku akan menolak? Aku bukan mainan-mu, kau tahu itu. Apa yang kau pikirkan, huh? Kau pikir aku masih bersedia menjadi submisif-mu setelah ini? Kau jahat, Abi ....” Nada bicara Moreau diakhiri proses yang mencekat. Dia mengembuskan napas, kemudian mengusap wajah dengan kasar. Abihirt tidak terlihat terpengaruh oleh apa pun. Apakah sungguh tidak terdapat sedikipun penyesalan setelah apa yang telah pria itu lakukan? Moreau merasa sangat bodoh kali ketika dia berharap ayah sambungnya, paling tidak, akan berusaha menawarkan kehangatan. “Aku lepas kendali.” Demikian yang pria itu katakan. Semacam menyiratkan kenyataan bahwa ‘lepas kendali' adalah sesuatu yang perlu dimaklumi. Saat dia masih begitu buta melihat kebenaran. Moreau mungkin akan menc

  • Perjanjian Terlarang   Pantang Menyerah

    “Aku tidak peduli ibuku sudah tidur atau tidak. Sekarang pergilah,” Moreau melanjutkan tanpa mencoba menatap wajah ayah sambungnya. Biarkan Abihirt mengerti. Pria itu akan segera mengerti saat merasakan sesuatu yang ganjil. Mereka telah diadili kenyataan menyakitkan. Sudah cukup membiarkan efek samping melewati ruang bercelah dan hampir menjadikannya tiada. “Suster mengatakan kau baik – baik saja. Bagaimana dengan sekarang?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar tak yakin. Tidak biasanya. Secara naluriah Moreau mendengkus. Dia tidak akan pernah mengerti terhadap apa pun yang berkaitan dengan pria itu. Terlalu membingungkan dan sejak kapan Abihirt akan bersikap ragu – ragu terhadap dirinya? Apa yang sebenarnya sedang pria itu takutkan? Seharusnya tidak ada. Semua tidak mudah dipahami. Bahkan gagasan paling sungkar dimengerti sekalipun, tidak akan memiliki peran terburuk untuk membuat seseorang terus terjebak pada situasi tidak memungkinkan. “Apanya yang bagaimana d

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Menyerah

    Tidak ada perangkat apa pun yang dapat digunakan sebagai bahan penunjang. Barangkali karena lantai dua dan jalur dinding berlikuk dari desain dinding luar rumah menjadi petunjuk utuh? Itu cukup masuk akal. Tubuh tinggi Abihirt tidak akan sulit meraih celah kecil yang seharusnya membantu pria tersebut memanjat. Celakalah. Ini jelas sesuatu yang berbahaya. Moreau segera menyalakan lampu ruangan, tidak ingin kesan temaram membuat situasi terasa lebih mengerikan. Dia harus benar – benar waspada. Abihirt terlalu serius saat pria itu berharap dapat mengendalikan situasi; seperti saat mereka dituntut bicara, maka seharusnya mereka harus segera bicara. “Moreau, buka pintunya. Aku ingin tahu bagaimana kondisimu.” Dorongan dalam diri Moreau spontan membayangkan ungkapan tersebut sebagai kebohongan besar. Abihirt tidak pernah peduli kepadanya. Tidak pernah. Andai pria itu memiliki sedikit simpatisan, mungkin tidak akan pernah adegan penyiksaan yang bersembunyi di balik k

  • Perjanjian Terlarang   Mengedor

    “Buka pintunya, Moreau. Aku tahu kau ada di dalam.” Moreau merasakan sayatan begitu dahsyat di dadanya saat sulur – sulur bisikan Abihirt menyelinap dari luar kamar. Sudah larut malam. Dia tahu pria itu mencari waktu yang tepat untuk memulai aksi. Tidak. Moreau tidak akan membiarkan kesalahan kembali terulang ketika mereka bertemu. Rasa sakit telah bertumpuk dan menjadikan begitu banyak hal menyimpang di antara mereka. Dia akan lebih bersuka cita jika terdapat pengalihan serius dari sebuah cinta, lalu berakhir sebagai episode kebencian yang panjang. Barangkali itu akan terjadi saat mereka bertatap muka, membuat dia mengingat kembali setiap detil peristiwa paling buruk yang sengaja ayah sambungnya mulai. Moreau secara naluriah memejam, mencoba untuk melupakan perlakuan jahat tersebut. Dia sangat ingin meluapkan segala bentuk amarah kepada Abihirt. Ya, sangat. Hanya merasa belum cukup siap digulung oleh situasi mencekam di antara mereka. Sesuatu dalam dirinya bah

  • Perjanjian Terlarang   Informasi Mengejutkan—Rasa Sakit

    Senyum puas menjadi selimut tebal kali pertama Barbara mendapati kebingungan di wajahnya. Moreau mengerti, dia mungkin akan menerima sebuah ledakan dahsyat. Berharap sanggup menyiapkan kejutan di dalam dirinya, tetapi tidak pernah menyangka bahwa ternyata itu benar – benar begitu menyakitkan. “Kau akan menjadi seorang kakak.” Moreau mengerjap berulang kali. Tahu betapa konyol sikapnya di sini. Dia akan menjadi seorang kakak .... Salahkah jika sesuatu dalam dirinya berharap itu adalah gagasan sungkar dimengerti? Dia harap tidak pernah mengerti maksud dari menjadi seorang kakak. Ironi, kenyataan berkata sangat jahat. Moreau jelas sangat memahami maksud yang begitu terselubung di balik pernyataan ibunya. Wanita itu sedang mengandung, dan celaka ... dia juga dihinggapi bentuk kebenaran terburuk. Mereka mengandung bayi dari pria yang sama. Apa yang bisa dikatakan? Moreau berusaha menelan kenyataan pahit dengan tenang. Sekarang suasana menyedihkan semakin mantap membuj

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status