Share

Masih Sama

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-22 13:53:03

Ada jeda di antara mereka. Moreau mempersiapkan diri ketika dia mendapati rahang Roki tanpa sadar jatuh begitu samar. Pria itu melongo untuk beberapa saat, mungkin sedang mengumpulkan sisa – sisa pengetahuan yang tergerus hilang.

“Maksudmu, Abi menikahi ibumu dan kalian adalah keluarga?”

Moreau mengangguk hati – hati. Keterkejutan Roki terungkap ngambang di udara. Pria itu memalingkan wajah sebentar, menatap ke lantai ruangan, lalu ... terlihat sungguh – sungguh sedang berpikir.

“Bukankah kalian, malam itu ....”

Roki seketika berhenti, lambat sekali mendelik ke arah Moreau. Ekspresi pria itu terlampau serius. Namun, Moreau harap dia bisa memperbaiki sesuatu di sini.

“Apa? Kau memikirkan sesuatu yang kotor? Aku dan ayah sambungku tidak pernah melakukan apa pun.”

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Pemeras

    Abihirt sudah menjulang tinggi diliputi penampilan tidak pernah gagal. Moreau hampir membeku, tetapi kemudian dia segera sadar mendapati Roki bicara, mendekati pria yang terlihat enggan menanggapinya. Barangkali hanya harus ... mengatakan sesuatu. “Aku tidak ingat mengundangmu ke kantorku hari ini.” Abihirt mengajukan pernyataan, tetapi cengiran ganjil di wajah Roki selintas seperti sikap seorang penjilat, yang Moreau tahu pria itu baru saja, dengan giat membicarakan ayah sambungnya, walau – walau bukan sebuah berita yang terlalu buruk. “Kau tahu apa yang ingin kulakukan jika sudah datang ke kantormu.” Moreau hampir menarik napas yang panjang mencerna pernyataan Roki di sana. Pria itu menepuk bahu Abihirt, seolah memang tak peduli terhadap apa yang sedang dilakukan terlihat konyol. Dia hamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Perjanjian Terlarang   Sepakat

    Moreau menatap lamat tubuh Roki yang telah melangkah di kejauhan. Pria itu cukup aneh, tiba – tiba muncul dengan ekspresi wajah kesenangan, kemudian membuat situasi terasa sangat mengejutkan ketika secara tak terduga menariknya bangun, lalu memastikan supaya dia berdiri di depan pintu, terpaku, selagi pria itu sudah benar – benar hilang dari pandangan. Yang tersisa hanya keharusan untuk mengambil keputusan dengan berani. Moreau menarik napas sebentar. Pertimbangan pertama dimulai dari genggaman tangannya yang mengetat di gagang pintu. Perlahan dia menekan di sana, sedikit mencondongkan tubuh ke dalam ruangan untuk mendapati Abihirt terlihat sedang serius bersama dokumen di hadapan pria itu. Moreau yakin setiap langkahnya akan terasa berat ketika, bagaimanapun ... tidak punya alasan untuk berdiam diri terlalu lama, tetapi dia merasa begitu ragu untuk melewati setiap ketegangan di antara mereka. Ham

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Geram

    “Apa yang tidak perlu kukatakan memangnya?” Moreau berbalik tanya. Dia tahu persis tujuan pria itu, memilih tidak menunjukkan di hadapan Abihirt. Masalahnya, ini seharusnya tidak perlu dibesarkan. Moreau hanya berniat memperbaiki isi pemikiran Roki, supaya tidak terus – terusan mengira hal – hal berkonotasi buruk di antara mereka, dan pula untuk menghindari percakapan yang terlalu curam. “Kau bicara kepada Roki tentang hubunganmu dan ibumu?” “Memang seperti itu, kan, kenyataannya?” Moreau langsung menambahkan. Hal yang hampir tanpa dia sadari ketika mata kelabu itu sekali saja seperti mustahil untuk meninggalkannya. Bahu Moreau menegang, tetapi dia tidak menunjukkan di hadapan Abihirt secara terang – terangan. Ada batas yang seharusnya dapat mereka kendalikan. “Kau seharusnya bersikap pintar.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Bercinta di Kantor

    Otot kaki Moreau mendadak lemah mendapati tangan Abihirt meluncur di bawah sana. Jari cekatan itu menemukan jalan masuk di balik celana tipis. Dia tersentak, segera mencengkeram di bahu Abihirt saat pria tersebut bernapas nikmat di ceruk lehernya. Lidah hangat Abihirt begitu konsentrasi mencerminkan gerakan jari pria itu di bawah. Moreau merasakan panas yang menggetarkan. Setiap sensasi merangkak ke puncak kepalanya. Dia berpegangan makin erat. Tidak sadar kapan ... matanya sempat terpejam, tetapi iris biru terang itu juga tersentak terbuka. Pemandangan luar dari jendela kaca membutakan pengelihatan Moreau saat puncak gairah, dan mulut Abihirt yang merampas bibirnya, menenggelamkan pelesapan yang akan segera diledakkan. Tubuh Moreau berakhir lemah di pelukan Abihirt. Napas mereka naik turun dalam hirup – pikuk tak beraturan. Namun, dia mengerti ini b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Perjanjian Terlarang   Dia Pulang

    Sapuan angin kepada dedaunan kering memberi sedikit sentuhan ganjil di sekitar halaman rumah. Barbara mengernyit heran mendapati situasi terasa begitu hampa. Sudah cukup sore, seharusnya mobil Moreau terlihat, karena dia tahu ini sudah lewat dari jam latihan, sama seperti tekadnya untuk mengatur jadwal pulang lebih cepat. Barbara tidak tahu apa yang akan dilakukan sendiri di Paris setelah acara pergelaran selesai. Samuel tidak di sana menemani, dan pria sesungguhnya yang paling dia tunggu ... juga telah mengingkari janji tanpa memberi kabar sampai saat ini. Berpikir lebih baik tidak memberitahukan apa pun tentang kepulangannya. Tidak usah mengisyaratkan sesuatu mengenai beberapa hal kepada Abihirt. Berniat ingin menyusul ke kediaman mewah sang suami nanti, setelah dia sudah cukup tenang melepaskan diri di kamar mandi. Satu langkah Barbara ... berniat kembali melanjutkan tindakan yang tertunda. Dia memegang koper, menyeret

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Perjanjian Terlarang   Hadiah

    Napas Moreau tercekat ketika dia membuka pintu rumah dan tiba – tiba harus mengetahui ibunya ada di sana. Sedang duduk di atas sofa dengan kedua kaki mengapit di antara tubuh Abihirt, sementara pria itu begitu tenang bersandar di kaki sofa diliputi wajah menengadah, menghadap ke satu titik, di mana Barbara luar biasa fokus menambahkan pijatan ringan setelah wanita itu membaluri gel kental di bagian rahang. Kejutan. Sebuah romantisme sederhana, yang tidak pernah Moreau pikirkan akan dia temukan di sini. Persis seperti dia tidak pernah mengira bahwa ayah sambungnya akan menaruh seluruh kepercayaan kepada wanita yang secara kebetulan mendapati Moreau masih berdiri di depan pintu. Gugup ketika kontak mata mereka bertemu. “Kau pulang lebih lama dari jadwal latihan?” Begitu yang pertama kali Moreau dapatkan. Sesekali dia akan melirik ke wajah ayah sambungnya. Abihirt bahkan tidak peduli, ntah dia tiba di rumah setelah latihan panjang, atau tentang ingatan bercinta, tindakan tak bermo

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Perjanjian Terlarang   Troyas

    Pagi – pagi sekali, rasanya Moreau hampir tidak pernah ingat akan menghadapi situasi yang cukup menghibur ketika dia mengetahui beberapa tamu, keluarga dari ibunya, datang dan sedang berkumpul di meja makan. Kebetulan ada si kecil Troyas sedang memainkan perangkat makan di pangkuan seorang wanita. Moreau langsung melangkah lebih dekat, sesekali mengusap pipi gempal, yang pemiliknya seolah tidak peduli atas kedatangan lainnya. “Boleh aku pinjam anakmu sebentar, Lauren?” Dia mengulurkan tangan tidak sabar, tahu bahwa wanita yang dipanggil hati – hati, keponakan dari ibunya, tidak pernah keberatan menitipkan bocah berusia dua tahun itu, atau Moreau bisa menyebut keponakan kecil yang menggemaskan. Dia mencium wajah Troyas ketika anak laki – laki tersebut terlalu sibuk memainkan sendok plastik di tangan. Aroma bayi masih begitu khas. Moreau semakin tidak bisa menahan diri, mengendus bagian belakang leher padat kencang sambil memelu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Perjanjian Terlarang   Sesuatu Tak Terduga

    Kebutuhan menyusul seolah memancar dari bahu Barbara. Moreau mengerti keinginan yang sedang ibunya persiapkan, sehingga memilih dengan hati – hati mendekap tubuh gempal Troyas. Lauren telah selesai menyuapi anak laki – laki tersebut, dengan lembut berpamitan untuk meletakan perangkat makan di tempat pencucian. Tubuh Troyas menggeliat, ingin turun, dan benar – benar akan merekatkan telapak kaki di atas lantai yang dingin. Moreau tidak cukup berani memaksa keponakan kecilnya, berharap Troyas tidak akan berlarian, tetapi dia salah. Anak laki – laki itu langsung memeluk Lauren yang sedang berdiri sambil tersenyum, seakan sangat puas mendapati Moreau hanya diam, tanpa berusaha mencegahnya. “Troyas memang senang mengajak siapa pun berlari. Dia sepertinya senang bersamamu, Moreau. Tapi sedikit malu – malu.” Lauren segera menambahkan setelah wanita itu se

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Setidaknya Barbara

    Moreau tidak memiliki banyak kesiapan ketika tiba – tiba dia harus mendapati ibunya membuka pintu kamar, kemudian langkah wanita itu terdengar kasar mendekati kaki ranjang. Makan malam baru selesai dan dia akui bahwa memang tuntutan untuk tidak terlibat merupakan kebutuhan terpenting pada saat – saat tertentu. Moreau sungguh tidak pernah menduga bahwa ibunya akan muncul sepaket dengan nampan tergenggam erat di tangan. Ekspresi wajah wanita itu datar usai meletakkan benda tersebut di atas nakas. Hanya mengambil beberapa langkah mundur ke belakang, kemudian Barbara melipat tangan di depan dada. “Caroline bilang kau tidak mau turun ikut makan bersama. Jadi, kubawakan makan malam untukmu.” Kali pertama bicara, suara wanita itu terdengar sinis. Moreau tidak tahu apa yang mempengaruhi suasana hati ibunya, sehingga dia merasakan dampak sebagai seseorang paling dekat untuk saat ini. Bertanya – tanya apakah ini berkaitan langsung tentang kecurigaan Barbara yang mungkin belum

  • Perjanjian Terlarang   Diakhiri

    Semua harus dilakukan dengan hati – hati. Barbara tidak ingin mengambil risiko. Dia akan mempertimbangkan andai Abihirt mau bekerja sama. “Sedang kupikirkan.” Tidak ada kepastian dari jawaban singkat suaminya. Barbara harap dia tidak mencelupkan diri ke dalam kesalahan besar ketika memutuskan untuk ... perlahan menarik napas kemudian mengembuskan secara kasar. “Itu punya Samuel,” ucapnya, cukup tak berani menatap ke wajah Abihirt. Ya, memalingkan wajah ke dinding kamar menjadi keputusan terbaik. Barbara akan menunggu. Beberapa saat lebih lama tidak apa – apa. Dia memejam sebentar. Mencoba menghitung dalam hati. Namun, sepertinya keterdiaman Abihirt sudah melampaui batas. Dia tidak akan pernah tahu apa pun, jika menempatkan dirinya pada ancaman berbahaya. Akhirnya ... setengah enggan, Barbara menjatuhkan perhatian di wajah pria itu. Tatapan dingin seperti akan membuatnya menjadi kepingan membeku. Apa yang sedang Abihirt pikirkan? Dia mungkin bisa menduga – duga te

  • Perjanjian Terlarang   Menghadapinya Lagi

    “Hanya berjalan keluar sebentar.” Abihirt tetap tenang saat sorot mata Barbara menyerupai kilatan menyambar. Wanita itu bahkan tidak tahu betapa ini akan lebih buruk dari perdebatan yang pernah mereka hadapi. Tidak perlu terburu – buru mengeksekusi satu bagian yang berada tepat di depan mata. Satu langkah mendekat, Abihirt benar – benar menyingkirkan sisa jarak membatas. Barbara terlihat menunjukkan sikap waspada. Kedua tangan wanita itu masih terikat di kepala ranjang. Samar sekali sudut bibir Abihirt berkedut. Membiarkan wajah mereka perlahan mendekat. Napas Barbara mulai memberat, semacam suatu petanda bahwa ini akan segera dimulai. Abihirt memberi kecupan samar di sudut bibir wanita itu. Keterkejutan bukan sesuatu yang sepenuhnya dapat digerakkan dengan baik. “Hanya untuk menunggumu benar – benar siap. Bukan karena ada sesuatu yang sedang kusembunyikan,” dia berbisik lambat sekadar memberi Barbara kepastian. Nyaris memberi wanita itu sentuhan bibir yang leb

  • Perjanjian Terlarang   Kembali Kepadanya

    Tidak terlalu lama sebenarnya, tetapi Barbara tidak menyukai saat – saat dia harus dibuat begitu penasaran terhadap sesuatu yang tidak berusaha Abihirt ungkapkan secara gamblang. Rasanya seperti membiarkan dirinya terpanggang di dalam oven, sementara pria itu pergi berkeliling ke suatu tempat untuk kemudian muncul kembali tanpa peringatan. Hanya suara ranjang berderak dan membuat Barbara berusaha menahan separuh kekesalan yang bertumpuk di benaknya. Dia tidak ingin lepas begitu saja. Mereka sudah cukup puas bertengkar semalam. Meski tidak dimungkiri bahwa cara Abihirt meninggalkannya dengan situasi seperti ini menyerahkan begitu banyak gambaran tidak masuk akal. Dorongan implusif seakan memberi tahu agar dia dapat berpikir lebih jernih untuk mencurigai suaminya. “Kau dari mana saja?” tanya Barbara setelah merasakan betapa jarak antara dia dan bagaimana Abihirt sudah begitu dekat, lalu membuka ikatan dasi di yang menutup di matanya. Aroma maskulin—khas dari tubuh pria it

  • Perjanjian Terlarang   Membawanya Pergi

    Moreau mendengar segala sesuatu di sana. Suara tautan bibir; perintah Abihirt; dan bagaimana Barbara kemudian bersuara. Semuanya merupakan prospek yang jelas memberi dia petunjuk tentang apa yang telah terjadi di atas kepalanya saat ini, di mana ranjang sesekali terdengar berderak dan .... Ya, cukup sakit membayangkan Abihirt saat ini sedang mencumbu Barbara; memberi wanita itu kepuasan—apa pun, yang berkaitan dengan kebutuhan meluapkan hasrat bersama. Sementara dia harus bersembunyi seperti seseorang yang baru saja memborong kebodohan. Hanya berharap tidak pernah ketahuan. Berharap dengan bersembunyi bisa menghindari masalah lebih besar. Mungkin terlalu naif jika dia masih mendambakan pertolongan secepatnya. Tidak ada yang tahan untuk berada di sini lebih lama; ditumbuk oleh pelbagai kenyataan paling getir bahwa betapa pun dia terjebak pada situasi yang tak dapat dikendalikan, itu masih tergolong ke dalam keputusan paling salah. Seharusnya tidak membiarkan Abihirt menye

  • Perjanjian Terlarang   Menguncinya

    “Apa yang ingin kau lakukan, Abi?” tanya Barbara dengan kewaspadaan merangkak cepat ke permukaan. Dia berusaha beringsut mundur saat mengetahui suaminya telah mencondongkan tubuh dan menepis sisa jarak di antara mereka. Wajah pria itu benar – benar mendekat. Sesuatu yang menyebarkan beberapa tanda tanya besar. Barbara harus menghadapi desakan tak terduga di mana Abihirt telah merampas bibirnya dengan begitu terburu. Dia masih cukup terkejut, tetapi segera mengendalikan diri untuk mengimbangi apa pun yang terasa masih sangat mendadak. Sedikit senyum di balik ciuman mereka—Barbara tidak akan bersikap terancam andai dia tahu inilah yang kemudian Abihirt lakukan. Paling tidak, bukan lagi tentang kemarahan, perdebatan semalam dan hal – hal yang terasa menjengkelkan. Hanya kemudian Barbara terkesiap ketika tangan Abihirt mendorongnya kasar supaya beringsut ke belakang. Pria tersebut ingin dia bersandar di kepala ranjang, maka itulah yang dia lakukan. “Kau benar – be

  • Perjanjian Terlarang   Menuntut Barbara

    Napas Barbara berembus kasar kali pertama mendapati suaminya sudah ada di kamar. Dia masih menyentuh gagang pintu dan segera menutup kamar dengan rapat. Posisi Abihirt persis begitu tenang duduk di pinggir ranjang. Kedua tangan pria itu berpangku pada kaki yang menapak di lantai, bentuk posisi yang tampak benar – benar tidak memberi banyak pengaruh, walau Barbara harus mengakui bahwa suaminya perlu sedikit membungkuk sembari melakukan kontak mata berdua. Rasanya sudah cukup—semalam mereka menghadapi pertengkaran hebat dan berakhir dengan Abihirt meninggalkan pelbagai ketakutan di benaknya. Barbara sudah begitu khawatir ketika pria itu tidak memberi kabar. Dia hampir tidak tidur semalam, tetapi tidak dimungkiri bahwa urusan kantor tidak bisa ditinggal hanya karena butuh terlelap lebih lama, meski kebutuhan tersebut seakan telah lenyap tak bersisa. Mungkin ini saatnya. Setiap detil bagian dari tindakan Abihirt tidak luput dari perhatian Barbara, termasuk saat dia harus

  • Perjanjian Terlarang   Barbara Datang

    “Kau lihat saja, aku akan memotong penismu jika sampai ibuku mengetahui bekas yang kau tinggalkan.” Moreau tidak benar – benar mengancam, tetapi dia yakin itu akan cukup menunjukkan betapa dia merasa kesal kepada ayah sambungnya. Kedutan samar di sudut bibir Abihirt memperlihatkan respons signifikan bahwa sebenarnya pria itu sedikit terhibur oleh sesuatu yang mungkin membuat ketegangan mereka selama beberapa hari meluap begitu saja. “Kau akan membawa pakaian kering ini ke kamarku?" Hanya kebetulan hening berusaha mengambil tempat dan tiba – tiba sayup suara Barbara menyelinap di sekitar udara. Dapat dipastikan wanita itu sedang berbicara kepada Caroline. Barangkali secara kebetulan mereka bertemu di lorong lantai dua, tetapi bagian tersebut adalah petunjuk bahwa Barbara akan segera menginjakkan kaki ke kamar; tidak perlu mengetuk sekadar beranjak masuk masuk; cukup dengan menekan gagang pintu andai Abihirt lupa mengunci dari dalam. Dia tak benar – benar mengamat

  • Perjanjian Terlarang   Menuntutnya

    “Kalau bukan apa – apa, kau tidak akan bersikap berlebih setelah mendengar penjelasanku.” Tidak ingin menyerah, Moreau mengatakan penyangkalan dalam dirinya begitu saja. Itu adalah reaksi murni yang sungguh tidak dia inginkan, jika pada akhirnya akan cukup mengerikan mendapati iris kelabu Abihirt secara mendadak menyerupai ujung pedang yang tajam. Sorot mata pria itu terlalu kelam. Dia hampir lupa bagaimana tetap berpegangan ketika hampir terhanyut dan terombang ambing di sana. “Aku benar, kan? Kau tidak biasanya bersikap seperti ini.” Sial. Bentuk pemberontakkan dalam diri Moreau terlalu murni. Dia tak bohong ternyata cukup kewalahan sekadar memisahkan mana bagian paling penting ketika perlu menjadi benar – benar berani dan tidak. Abihirt punya ruang penuh untuk menghukumnya dengan cara apa pun. Bahkan kenyataan sebenarnya mengatakan bahwa dia masih terjerembab dalam perangkap pria itu. Dia tak harus lupa jika borgol yang menjerat pada salah satu pergelangan tangan a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status