Share

Intens

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-09-17 13:10:18

Tidak ada percakapan bahkan setelah perjalanan pulang. Moreau tidak tahu apa yang mungkin sedang dia pikirkan. Begitu ganjil dan gugup menghadapi Abihirt berjalan menuruni undakan tangga setelah pria itu membawa tas berisi beberapa pakaian ke dalam kamarnya. Pria itu bahkan tidak mengatakan sedikitpun, sesuatu, saat menawarkan bantuan. Hanya bersikap diam—membingungkan, kemudian ... mulai menghilang.

Moreau mengembuskan napas kasar, segera memutuskan untuk menutup pintu, lantas berjalan tentatif ke arah ranjang. Dia menjatuhkan tubuh telentang dengan perhatian tertuju lurus - lurus ke depan. Rencana menghindari ayah sambungnya berakhir gagal. Moreau bahkan belum menemukan jawaban ... dari mana Abihirt tahu kediaman Juan, dan mengapa pria itu bisa menebak dengan tepat?

Mungkin ada sesuatu di baliknya ....

Barbara?

Seketika puncak kepala Moreau seperti disi
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Coba-Coba

    “Aku di sini karena ada sesuatu yang ingin kubicarakan, Abi. Bukan melakukan ini.” Moreau menelan ludah kasar usai sekali saja tautan bibir mereka terlepas. Dia memberanikan diri memberi dorongan pada dada liat ayah sambungnya yang terasa kokoh. Abihirt tidak langsung mengatakan sesuatu lebih lanjut, seperti memang butuh waktu beberapa saat, baru kemudian sebentuk tubuh jangkung itu segera menjulang tinggi. Desakan antisipasi di benak Moreau berusaha keras memberi peringatan. Dia mengepalkan jari – jari dengan erat ketika tangan Aibihrt menyusup di rambutnya, seperti sedang melakukan pertimbangan saat sementara ... mula – mula pria itu memberi meremasan secara perlahan, yang akhirnya menjadi genggaman kasar. “Bicarakan nanti setelah kau selesai. Buka celanaku.” Moreau menatap terkejut. Dia ingin mengajukan protes atas sesuatu yang tidak pernah terpikirkan akan tersirat c

    Last Updated : 2024-09-17
  • Perjanjian Terlarang   Pemikiran Usang

    Dering ponsel di pagi hari menjadi satu – satunya hal yang membuat kening Moreau mengernyit. Harus berusaha keras membuka mata meski merasa sangat enggan. Dengan satu tangan terulur ke arah meja, dia mencoba untuk meraba benda pipih tersebut. Melihatnya singkat, tetapi dalam sekejap ... langsung terkejut mendapati nama ibunya tertera di sana. Ini bukan suatu kebiasaan. Barangkali ada sesuatu yang ingin disampaikan sehingga benak Moreau diliputi desakan keras, supaya tak ingin melewatkan apa pun, atau bahkan membuat ibunya menunggu. “Ya, Mom?” [Kau baru bangun tidur?] Moreau mengusap wajah kasar setelah kali pertama menyambut suara Barbara dari seberang sana. Wanita itu akan segera menduga dan mungkin sedang menyiapkan sesuatu lainnya sekadar memberi Moreau serentetan ocehan panjang. Cerewet.

    Last Updated : 2024-09-18
  • Perjanjian Terlarang   Sarapan Bersama

    “Apa yang kau masak, Caroline?” Moreau bertanya antusias sembari mengambil posisi duduk secara asal. “Saya membuatkan Tostada, Nona. Semoga Anda suka.” Caroline menggeser piring lebih dekat di hadapan Moreau. Aroma roti yang terpanggang sempurna segera menguar ke sekitar. Moreau memperhatikan lelehan minyak zaitun, dan parutan tomat di atasnya. Ternyata Caroline menambahkan keju manchego. “Ini kelihatan enak, Caroline. Aku akan menyukainya.” Dengan tangan kosong, Moreau mengambil sepotong roti yang dilengkapi toping. Mula – mula dia mencubit Tostada, memulai dari gigitan kecil hingga perlahan lanjut ke bagian tengah. “Makanlah bersamaku, Caroline.” Moreau bicara ketika dia menyadari Caroline sedang t

    Last Updated : 2024-09-18
  • Perjanjian Terlarang   Konflik Batin

    [Ke mana kau ingin mengajakku pergi memangnya?] Setelah balasan Juan yang begitu kilat. Moreau perlahan mengetuk sudut ponsel ke dagu sambil memikirkan ruang hiburan mana yang dapat dipilih untuk mereka datangi sore ini. Dia mendambakan satu tempat penuh kebebasan, melewati beberapa hal di mana kekangan ibunya terasa begitu mengikat. Kebetulan wanita itu tidak di sini. Moreau yakin Abihirt juga tidak akan melarang, atau berangkali mencampuri urusan yang sama sekali bukan termasuk ke dalam daftar minatnya. Dengan sulur – sulur senyum melekuk di sudut bibir, Moreau segera menggerakkan kedua ibu jari di layar ponsel. [Ada saran?] Dia ingin Juan memilih tempat. Sering kali pria itu lebih mahir memikirkan kesenangan bersama, meski terkadang pelbagai peringatan dari Barbara berusaha merusak beberapa bagian dari kebersamaan mereka. Moreau tahu, memaklumi ji

    Last Updated : 2024-09-19
  • Perjanjian Terlarang   Mabuk

    “Kau sudah pasti yakin, kalau Abi akan datang menyusul-mu ke Paris?” Barbara mengedikkan bahu sesaat untuk tidak langsung menanggapi pertanyaan Samuel. Dia berjalan tentatif, meliukkan pinggul di hadapan pria yang diliputi tatapan lapar. “Abi sudah berjanji tadi. Aku sangat mengenal suamiku, dia tak mungkin mengikarinya.” Sambil tersenyum, Barbara mengulurkan lengan sekadar memperbaiki kerah kemeja putih ketika Samuel siap melakukan perjalanan pulang. “Kau akan pergi sekarang?” tanyanya memastikan. Sebuah panggilan secara tiba – tiba, ‘harus’, dan cukup mengejutkan dari sisa urusan kantor yang tertunda. Ada sedikit masalah dari proyek besar di perusahaan Samuel, tetapi Barbara yakin pria itu akan menyelesaikan dengan baik. Sebagai ganti, mereka harus mengambil pili

    Last Updated : 2024-09-19
  • Perjanjian Terlarang   Susul

    “Sendirian saja, Cantik?” “Holly shit!” Seorang pria baru saja akan meletakkan bokong di samping kursi kosong. Namun, tiba – tiba mengumpat saat Moreau menoleh dengan serius. Apakah terdapat sesuatu krisis, dan pria itu tak mencoba mengurainya daripada sekadar memastikan keinginan barusan terpenuhi? Moreau bertanya – tanya tak mengerti. Berjuang keras tak memikirkan bagian yang dia rasa akan menjadi sulit. Sekarang, sengaja membiarkan pria itu telah begitu dekat. Tidak mengatakan apa pun yang tersisa, seolah memang terdapat gumpalan yang harus disembunyikan. “Mengapa kau melihatku seperti aku adalah monster?” Tidak tahan. Moreau akhirnya mengajukan pertanyaan, walau sesekali dia akan berpaling ke belakang mendapati Juan sedang menggerakkan tubuh dengan ekstrim, kemudian pria di sampingnya persis berusaha mencari sesuatu untuk diungkapkan.

    Last Updated : 2024-09-20
  • Perjanjian Terlarang   Membawanya Pulang

    “Mengejutkan sekali ternyata kau benar – benar datang. Kalau tidak, aku pasti sudah membawanya ke ranjangku. Rasanya aku hampir tidak bisa menahan gairahku saat menatap wajahnya yang sangat cantik dan manis.” Semacam sebuah kejutan khusus menyadari Abihirt sudah menjulang tinggi dengan ekspresi begitu tajam dan serius. Tidak ada respons ketika Roki menyelesaikan kalimat. Dia harus berdecak mengamati cara Abihirt menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutup di wajah Moreau. Begitu lembut hingga sentuhan itu berpindah pada lengan yang tergoler di atas meja. “Dia datang ke sini sendirian?” Kali pertama akhirnya Abihirt mengajukan pertanyaan, tetapi Roki hanya mengedikkan bahu, perlahan memindahkan pandangan ke satu arah. Juan sedang menghentakkan tubuh antusias bersama beberapa orang pria di bawah sana, terlalu menikmati dentuman musik hingga melupakan keberadaan yang lainnya di sini.

    Last Updated : 2024-09-20
  • Perjanjian Terlarang   Pertanyaan

    Tidak ada ingatan terbaik yang sanggup Moreau raih ketika dia baru terbangun, dan mengetahui tubuhnya sudah berada di tempat tidur. Pening di kepala terasa cukup menyiksa, bahkan saat Moreau mencoba untuk mengatur posisi duduk. Dia mengernyit. Atmosfer di sekitar kamar cenderung berbeda. Bodohnya, itu tidak langsung membuatnya sekadar mencari tahu, sehingga segera terkejut setelah menemukan Abihirt di sana, dalam keadaan tidur di sofa—masih begitu lelap. Apa yang terjadi semalam? Moreau bertanya – tanya nyaris tanpa petunjuk. Dia tidak pernah ingat kapan pria itu bersedia jauh dari ranjangnya. Abihirt bisa memilih tidur di antara sisa ruang di kasur sebelah, seperti tindakan yang sering kali dilakukan, dan ketika kali ini tidak ... itu cukup menjadi sesuatu yang ganjil di benak Moreau. Dia berusaha mencari jawaban, tetapi tidak ingin melampaui batas. Tidak ada hak istimew

    Last Updated : 2024-09-21

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Diakhiri

    Semua harus dilakukan dengan hati – hati. Barbara tidak ingin mengambil risiko. Dia akan mempertimbangkan andai Abihirt mau bekerja sama. “Sedang kupikirkan.” Tidak ada kepastian dari jawaban singkat suaminya. Barbara harap dia tidak mencelupkan diri ke dalam kesalahan besar ketika memutuskan untuk ... perlahan menarik napas kemudian mengembuskan secara kasar. “Itu punya Samuel,” ucapnya, cukup tak berani menatap ke wajah Abihirt. Ya, memalingkan wajah ke dinding kamar menjadi keputusan terbaik. Barbara akan menunggu. Beberapa saat lebih lama tidak apa – apa. Dia memejam sebentar. Mencoba menghitung dalam hati. Namun, sepertinya keterdiaman Abihirt sudah melampaui batas. Dia tidak akan pernah tahu apa pun, jika menempatkan dirinya pada ancaman berbahaya. Akhirnya ... setengah enggan, Barbara menjatuhkan perhatian di wajah pria itu. Tatapan dingin seperti akan membuatnya menjadi kepingan membeku. Apa yang sedang Abihirt pikirkan? Dia mungkin bisa menduga – duga te

  • Perjanjian Terlarang   Menghadapinya Lagi

    “Hanya berjalan keluar sebentar.” Abihirt tetap tenang saat sorot mata Barbara menyerupai kilatan menyambar. Wanita itu bahkan tidak tahu betapa ini akan lebih buruk dari perdebatan yang pernah mereka hadapi. Tidak perlu terburu – buru mengeksekusi satu bagian yang berada tepat di depan mata. Satu langkah mendekat, Abihirt benar – benar menyingkirkan sisa jarak membatas. Barbara terlihat menunjukkan sikap waspada. Kedua tangan wanita itu masih terikat di kepala ranjang. Samar sekali sudut bibir Abihirt berkedut. Membiarkan wajah mereka perlahan mendekat. Napas Barbara mulai memberat, semacam suatu petanda bahwa ini akan segera dimulai. Abihirt memberi kecupan samar di sudut bibir wanita itu. Keterkejutan bukan sesuatu yang sepenuhnya dapat digerakkan dengan baik. “Hanya untuk menunggumu benar – benar siap. Bukan karena ada sesuatu yang sedang kusembunyikan,” dia berbisik lambat sekadar memberi Barbara kepastian. Nyaris memberi wanita itu sentuhan bibir yang leb

  • Perjanjian Terlarang   Kembali Kepadanya

    Tidak terlalu lama sebenarnya, tetapi Barbara tidak menyukai saat – saat dia harus dibuat begitu penasaran terhadap sesuatu yang tidak berusaha Abihirt ungkapkan secara gamblang. Rasanya seperti membiarkan dirinya terpanggang di dalam oven, sementara pria itu pergi berkeliling ke suatu tempat untuk kemudian muncul kembali tanpa peringatan. Hanya suara ranjang berderak dan membuat Barbara berusaha menahan separuh kekesalan yang bertumpuk di benaknya. Dia tidak ingin lepas begitu saja. Mereka sudah cukup puas bertengkar semalam. Meski tidak dimungkiri bahwa cara Abihirt meninggalkannya dengan situasi seperti ini menyerahkan begitu banyak gambaran tidak masuk akal. Dorongan implusif seakan memberi tahu agar dia dapat berpikir lebih jernih untuk mencurigai suaminya. “Kau dari mana saja?” tanya Barbara setelah merasakan betapa jarak antara dia dan bagaimana Abihirt sudah begitu dekat, lalu membuka ikatan dasi di yang menutup di matanya. Aroma maskulin—khas dari tubuh pria it

  • Perjanjian Terlarang   Membawanya Pergi

    Moreau mendengar segala sesuatu di sana. Suara tautan bibir; perintah Abihirt; dan bagaimana Barbara kemudian bersuara. Semuanya merupakan prospek yang jelas memberi dia petunjuk tentang apa yang telah terjadi di atas kepalanya saat ini, di mana ranjang sesekali terdengar berderak dan .... Ya, cukup sakit membayangkan Abihirt saat ini sedang mencumbu Barbara; memberi wanita itu kepuasan—apa pun, yang berkaitan dengan kebutuhan meluapkan hasrat bersama. Sementara dia harus bersembunyi seperti seseorang yang baru saja memborong kebodohan. Hanya berharap tidak pernah ketahuan. Berharap dengan bersembunyi bisa menghindari masalah lebih besar. Mungkin terlalu naif jika dia masih mendambakan pertolongan secepatnya. Tidak ada yang tahan untuk berada di sini lebih lama; ditumbuk oleh pelbagai kenyataan paling getir bahwa betapa pun dia terjebak pada situasi yang tak dapat dikendalikan, itu masih tergolong ke dalam keputusan paling salah. Seharusnya tidak membiarkan Abihirt menye

  • Perjanjian Terlarang   Menguncinya

    “Apa yang ingin kau lakukan, Abi?” tanya Barbara dengan kewaspadaan merangkak cepat ke permukaan. Dia berusaha beringsut mundur saat mengetahui suaminya telah mencondongkan tubuh dan menepis sisa jarak di antara mereka. Wajah pria itu benar – benar mendekat. Sesuatu yang menyebarkan beberapa tanda tanya besar. Barbara harus menghadapi desakan tak terduga di mana Abihirt telah merampas bibirnya dengan begitu terburu. Dia masih cukup terkejut, tetapi segera mengendalikan diri untuk mengimbangi apa pun yang terasa masih sangat mendadak. Sedikit senyum di balik ciuman mereka—Barbara tidak akan bersikap terancam andai dia tahu inilah yang kemudian Abihirt lakukan. Paling tidak, bukan lagi tentang kemarahan, perdebatan semalam dan hal – hal yang terasa menjengkelkan. Hanya kemudian Barbara terkesiap ketika tangan Abihirt mendorongnya kasar supaya beringsut ke belakang. Pria tersebut ingin dia bersandar di kepala ranjang, maka itulah yang dia lakukan. “Kau benar – be

  • Perjanjian Terlarang   Menuntut Barbara

    Napas Barbara berembus kasar kali pertama mendapati suaminya sudah ada di kamar. Dia masih menyentuh gagang pintu dan segera menutup kamar dengan rapat. Posisi Abihirt persis begitu tenang duduk di pinggir ranjang. Kedua tangan pria itu berpangku pada kaki yang menapak di lantai, bentuk posisi yang tampak benar – benar tidak memberi banyak pengaruh, walau Barbara harus mengakui bahwa suaminya perlu sedikit membungkuk sembari melakukan kontak mata berdua. Rasanya sudah cukup—semalam mereka menghadapi pertengkaran hebat dan berakhir dengan Abihirt meninggalkan pelbagai ketakutan di benaknya. Barbara sudah begitu khawatir ketika pria itu tidak memberi kabar. Dia hampir tidak tidur semalam, tetapi tidak dimungkiri bahwa urusan kantor tidak bisa ditinggal hanya karena butuh terlelap lebih lama, meski kebutuhan tersebut seakan telah lenyap tak bersisa. Mungkin ini saatnya. Setiap detil bagian dari tindakan Abihirt tidak luput dari perhatian Barbara, termasuk saat dia harus

  • Perjanjian Terlarang   Barbara Datang

    “Kau lihat saja, aku akan memotong penismu jika sampai ibuku mengetahui bekas yang kau tinggalkan.” Moreau tidak benar – benar mengancam, tetapi dia yakin itu akan cukup menunjukkan betapa dia merasa kesal kepada ayah sambungnya. Kedutan samar di sudut bibir Abihirt memperlihatkan respons signifikan bahwa sebenarnya pria itu sedikit terhibur oleh sesuatu yang mungkin membuat ketegangan mereka selama beberapa hari meluap begitu saja. “Kau akan membawa pakaian kering ini ke kamarku?" Hanya kebetulan hening berusaha mengambil tempat dan tiba – tiba sayup suara Barbara menyelinap di sekitar udara. Dapat dipastikan wanita itu sedang berbicara kepada Caroline. Barangkali secara kebetulan mereka bertemu di lorong lantai dua, tetapi bagian tersebut adalah petunjuk bahwa Barbara akan segera menginjakkan kaki ke kamar; tidak perlu mengetuk sekadar beranjak masuk masuk; cukup dengan menekan gagang pintu andai Abihirt lupa mengunci dari dalam. Dia tak benar – benar mengamat

  • Perjanjian Terlarang   Menuntutnya

    “Kalau bukan apa – apa, kau tidak akan bersikap berlebih setelah mendengar penjelasanku.” Tidak ingin menyerah, Moreau mengatakan penyangkalan dalam dirinya begitu saja. Itu adalah reaksi murni yang sungguh tidak dia inginkan, jika pada akhirnya akan cukup mengerikan mendapati iris kelabu Abihirt secara mendadak menyerupai ujung pedang yang tajam. Sorot mata pria itu terlalu kelam. Dia hampir lupa bagaimana tetap berpegangan ketika hampir terhanyut dan terombang ambing di sana. “Aku benar, kan? Kau tidak biasanya bersikap seperti ini.” Sial. Bentuk pemberontakkan dalam diri Moreau terlalu murni. Dia tak bohong ternyata cukup kewalahan sekadar memisahkan mana bagian paling penting ketika perlu menjadi benar – benar berani dan tidak. Abihirt punya ruang penuh untuk menghukumnya dengan cara apa pun. Bahkan kenyataan sebenarnya mengatakan bahwa dia masih terjerembab dalam perangkap pria itu. Dia tak harus lupa jika borgol yang menjerat pada salah satu pergelangan tangan a

  • Perjanjian Terlarang   Mengatakan yang Sebenarnya

    Moreau menelan ludah kasar menghadapi sisa jarak yang begitu dekat dari ayah sambungnya, setelah hening di antara mereka seakan bergemuruh dengan liar. “Jadi kau sungguh ingin tahu apa yang aku dan Juan lakukan di kamar berdua?” dia bertanya hati - hati, sedikit tergelitik terhadap reaksi Abihirt yang begitu singkat dan seolah pria itu sedang mempelajari beberapa hal tentang dirinya. “Ya, aku masih menginginkanmu mengatakan semua.” Suara serak dan dalam Abihirt tidak meninggalkan jejak ganjil, meski beberapa waktu lalu Moreau memahami betapa ayah sambungnya terduga menahan luapan amarah paling berbahaya. Dia tersenyum diam – diam. Bukankah Abihirt hanya mengurungnya dengan borgol yang tertaut di kepala ranjang? Bahkan pria itu tidak sama sekali melakukan tindakan kasar seperti saat mereka ada di ruang merah. Kekhawatiran di benak Moreau belum selesai, tetapi dia cukup tenang untuk kembali bicara, “Bagaimana kalau kukatakan bahwa Juan tidak akan penah tertarik k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status