Home / Romansa / Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri: Chapter 251 - Chapter 260

349 Chapters

NS 58–Tolong Aku Mon Tresor

"Selamat, Tuan, Nyonya Agatha hamil," ucap dokter tersebut, membuat Nail yang awalnya dipenuhi perasaan khawatir mendadak melunak. Wajahnya yang keras dan kaku, seketika bergati dengan raut muka terkejut. Lalu tak lama senyuman indah muncul di bibirnya, sebuah senyuman senang bercampur senyuman jatuh cinta yang menyatu menjadi satu. Nail langsung menoleh ke arah istrinya, terkekeh tiba-tiba karena eouphoria kebahagiaan yang tak bisa ia kendalikan. Agatha kembali hamil. Itu berarti dia akan memiliki anak lagi dengan perempuan yang sangat ia cintai ini. "Selamat, Tuan Nail." Nail menganggukkan kepala kuat, terlalu senang karena informasi tersebut. Nail yang masih tersenyum langsung menoleh ke arah orangtuanya, dia berjalan ke arah mamanya lalu berpelukan dengan sang mama. Setelah itu Nail beralih memeluk papanya. "Selamat jagoan Papa. Kali keduanya kau menghamili istrimu, membuktikan 'itu mu berfungsi dengan baik," ucap Zein dengan nada canda, akan tetapi mendapat pelototan dari
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

NS 59–Aku Hamil?

"A-aku sedikit ragu," ucap Agatha, masih menjauhkan tangan kanan dari wajah. Dia takut aroma itu di sana dan kembali membuatnya pusing. Tiba-tiba saja Nail melepas kemejanya, membuat ABS-nya terlihat. Setelah itu, Nail meraih tangan istrinya, menempelkan telapak tangan Agatha di atas dadanya–menggesek atau me-lapnya pada kulit tubuhnya supaya aroma menempel di tangan Agatha. "Sekarang telapak tanganmu dipenuhi oleh aromaku. Cobalah," ucap Nail lembut. Agatha menatap telapak tangannya dengan pipi memanas dan senyuman yang ia tahan-tahan. Dia mengerjap beberapa kali lalu tiba-tiba saja mendekatkan wajah ke arah dada bidang suaminya. Dia tak tahu kenapa dia melakukan itu, akak tetapi Agatha sangat ingin mencium dada dibang Nail. Nail menaikkan sebelah alis, terkejut dengan apa yang Agatha lakukan. Akan tetapi dia tak protes, malah senang dengan apa yang Agatha lakukan. "Umm … harum," gumam Agatha pelan, terus mengendus dada bidang sang suami. Namun, menyadari apa yang dia lakuk
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

NS 60–Ending

"Yah, Darling." Nail menjawab serak, menatap cemas pada Agatha karena takut pada reaksi Agatha. "Hehehe …." Agatha tiba-tiba cengengesan, langsung makan lagi dengan senyum-senyum malu. "Kau tak apa-apa, Tata?" Nail memperhatikan Agatha takut. "Tidak apa-apa. Ayo, makan lagi," gugup Agatha. Meskipun sama-sama cemas pada Agatha, tetapi semua orang kembali makan. Sedangkan Agatha, dia mendekat ke arah Nail lalu berbisik pada suaminya. Ah iya, Agatha berada di antara Nail dan Almira. Sedangkan Sagara duduk dipangkuan kakeknya–Zein Melviano. "Berarti anak kita akan bertambah yah, Mon Tresor?" bisik Agatha. Nail menganggukkan kepala pelan, menatap istrinya penuh ketelitian. "Yess!" ucap Agatha tiba-tiba, menyeru sangat senang dan bahagia. "Kalau perempuan nanti aku ada yang membantu menguras habis uang Mon Tresor. Aku sudah sangat ingin punya anak perempuan. Lagian supaya Mon Treros tidak dekat dekat dengan Kinara," bisik Agatha, pura-pura memakan pancake secara anggu
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

NS 61–Si Anak Buangan?

"Istirahatlah," ucap Nail setelah membaringkan Agatha di atas ranjang. Nail dan Agatha telah pulang ke rumah mereka. Nail tak ingin berlama-lama di rumah kakeknya karena takut Agatha melakukan aktivitas berlebihan. Jika di rumah mereka, Nail lebih teliti dan perhatian pada istrinya. Dia jauh lebih fokus untuk memantau kegiatan istrinya yang sedang hamil. Nail memang cukup protektif. Baik saat Agatha hamil anak pertama mereka–Sagara, maupun hamil sekarang, Nail selalu mengusahakan diri untuk lebih perhatian pada Agatha. Agatha tersenyum tipis kemudian menganggukkan kepala. Agatha memutuskan untuk tidur karena dia memang mengantuk. Setelah puas tidur, bangun sekitar jam tiga sore, Agatha segera mandi lalu setelah itu turun ke lantai bawah. Entah kenapa Agatha sangat ingin mencium aroma kue yang sedang dalam panggangan. Agatha juga sangat ingin membuat kue. "Darling."Agatha yang ingin memasuki dapur, menghentikan langkah, menoleh ke arah suaminya yang terdiam di ambang pembatas rua
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

NS 62–Perampok Handal

"Apa aku akan diusir dari rumah?" tanya Kinara tiba-tiba, suaranya pelan dan bergetar hebat. Dia menatap Agatha dengan mata berkaca-kaca. "Kalau kamu mau berteman denganku dan menjadi anak baik, kamu tak akan diusir," jawab Agatha dengan nada lembut, tersenyum manis setelahnya–di mana dia meletakkan tangan di atas kepala Kinara. Kinara menatap lekat dan dalam pada Agatha. Dia ingat wanita ini pernah mencubitnya, tetapi wanita ini adalah orang yang sama yang telah menggendongnya serta menyelimutinya penuh perhatian saat menginap di rumah ini. Ibunya saja tak seperti itu padanya, tak pernah mau memindahkan Kinara ke tempat tidur semisal Kinara ketiduran di ruang televisi. Selalu maid yang melakukan. Tetapi perempuan yang ia anggap perebut papanya ini, menunjukkan arti kepedulian serta perhatian padanya. Mata Kinara semakin berkaca-kaca, bibirnya mengerucut karena ingin menangis. "Jangan sedih, Cantik." Agatha melembutkan gerakan tangannya yang sedang mengusap pucuk kepala Kinara
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

NS 63–Penenang yang Manjur

"Tata." Agatha yang sedang mengobrol asyik dengan Syakila, sembari mengajak Kinara bermain boneka, reflek menoleh pada Nail. Nail memasuki ruangan itu kemudian matanya menoleh ke sana kemari, mencari Sagara yang telah menggelapkan kue bagiannya. "Di mana Sagara?" tanya Nail kemudian, meletakkan piring yang ia bawa di atas meja–depan sofa. Agatha berada di ruang keluarga, sengaja supaya lebih enjoy bermain dengan Kinara serta lebih nyaman mengobrol dengan Syakila. "Kak Nail kenapa? Seperti ingin makan manusia saja," tanya Syakila, menatap kakaknya dengan tampang muka heran. Namun, kenapa juga dia marah? Sudah tabiat kakaknya pemarah dan selalu memasang wajah bak vampire lapar. "Ck." Nail berdecak pelan. "Memakan Tata iya," jawabnya ketus akan tetapi pelan. Wajahnya masih dongkol, kesal pada putranya sendiri. Agatha yang paham ucapan suaminya melototkan mata lalu memukul paha Nail. "Te-tenang saja, Agatha. Aku tidak dengar kok. A-aman," jawab Syakila kikuk. Kakaknya memang super
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

NS 64–Aku Mama

"Mom-- oh, tidak! Ada Daddy!!" Sagara buru-buru beranjak dari sana karena panik melihat daddynya. "Sagara!" geram Nail, bangkit dari ranjang dan sebelah Agatha kemudian secepat mungkin menyusul putranya. Pada akhirnya keduanya kejar-kejaran. Agatha keluar dari kamar, khusus untuk melihat kelakuan suami dan putranya. Bukan hanya Agatha, para maid dan penjaga juga ikut menyaksikan."Tom and Jerry," ucap Agatha, geleng-geleng kepala melihat Nail yang masih berusaha menangkap Sagara yang sangat lincah. Agatha tersenyum geli, merasa lucu dengan suaminya. Semua gara-gara kue. ***"Syakila punya info untuk Mama dan Papa." Syakila menahan tawa saat mengingat kejadian di rumah kakaknya. Saat ini, dia sudah di rumah–di ruang keluarga sedang berkumpul untuk membahas pernikahan antara dia dan Aiden. "Tadi-- Kak Nail marah besar, dia mengamuk dan berakhir merajuk pada Agatha. Mama dan Papa, coba tebak apa alasan Kak Nail marah?""Cemburu?" Zein mengerutkan kening. Itu alasan paling masuk diak
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

NS 65–Mendekati Putri Sendiri

"Kamu tidak perlu menunggu mama kamu lagi. Karena sekarang aku akan menjadi Mama kamu. Tenang saja, kalau kamu tidak nyaman denganku, kamu bisa menganggapku teman dulu. Bagaimana?" ucap Syakila pada Kinara, menatap sungguh-sungguh pada anak kecil itu yang saat ini tengah menatapnya berkaca-kaca. "Tetapi Nala takut punya Mama tiri," cicit Kinara pelan, tiba-tiba menundukkan kepala dengan sedih. "Makanya kita menjadi teman." Syakila terus meyakinkan. "Kalau kamu menjadi temanku, kamu akan senang. Soalnya aku banyak pernak pernik dan boneka. Kamu bisa memakainya kapanpun." "U'um." Kinara menganggukkan kepala, tersenyum manis pada Syakila. Akan tetapi senyumannya seketika luntur dan mendadak menundukkan kepala ketika seorang pria tampan dewasa memasuki tempat tersebut. Kinara meremas dress yang dia kenakan, takut pada sosok itu. "Kenapa kau di sini, Syaki?" tanya Aiden lembut, menghampiri perempuan itu lalu duduk di sebelah Syakila. "Aku hanya ingin berteman dengan Kinara, Kak
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

NS 66–Istri Hamilku Tantrum

Hari ini Agatha ikut ke kantor Nail. Entah kenapa Agatha sangat ingin ke kantor dan menyaksikan suaminya bekerja. Nail tak menolak sama sekali karena dia juga senang Agatha ikut. Dengan begitu dia tetap ke kantor dan sekaligus tetap bisa memantau istrinya. Awalnya Agatha sangat antusias, akan tetapi pada akhrinya dia jenu karena tak bisa melakukan aktivitas apapun–kecuali duduk dan bermain ponsel. "Mon Tresor, aku ingin pulang ke rumah. Aku bosan di sini," ucap Agatha dari tempatnya, duduk di salah satu sofa ruangan suaminya–menyender lesu sembari menatap ke arah Nail. "Bukankah di rumah juga seperti ini? Lebih baik temani aku di sini, Darl." Nail menoleh sejenak pada Agatha kemudian kembali fokus pada pekerjaannya. "Jika di rumah aku bisa merawat bunga-bungaku, aku bisa melukis, aku bisa memasak kue untuk Mon Tresor dan ketika Mon Tresor pulang, aku bisa menyambut," bujuk Agatha, berkata lemah lembut supaya Nail luluh lalu menbolehkannya pulang. Sedangkan Nail, mendengar ucapan
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

NS 67– Mawar Kuning

Sedangkan Nail yang mendengar tawa pelan, seketika berhenti melangkah. "Ada yang lucu?!" "Ekhm." Edward, Alvin dan Aiden seketika berdehem, berusaha menetralkan tawa yang masih terus menggerogoti mereka. Sial! Keadaan selucu ini akan tetapi mereka harus menahan diri karena suara dan tampang Nail yang dingin. "Jangan ada yang tertawa!" Nail memperingati, melanjutkan langkah menuju ruangan lain di sana–sebuah kamar yang dikhususkan untuk beristirahat apabila Nail lembur atau padat pekerjaan. "Padahal kau mendapat pahala jika membiarkan kami tertawa. Apalagi aku ayah mertuamu," celetuk Edward pelan, menggaruk tengkuk sembari menghampiri cucunya. Dis menggendong Sagara dan memindahkannya ke kamar yang sama dengan Agatha. Nail tak menanggapi ucapan Edward. Dia tetap memasang wajah cool, bersikap dingin dan lempeng. "Nail seperti punya dua anak," ucap Aiden pelan dan geli pada Alvin, mendapat kekehan dari Alvin. ***Agatha terbangun dan mendapati dirinya dalam sebuah kamar. Putranya–
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status