Home / Romansa / Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri: Chapter 271 - Chapter 280

349 Chapters

NS 78–My Sunshine

"Ck." Nail berdecak kesal, wajah datarnya begitu dingin dan aura mengerikan menguar dari tubuhnya. Pertama, perempuan itu kembali! Dia sepertinya perempuan tak tahu malu, karena setelah penculikan dan tragedi keji yang menimpanya, perempuan itu masih tetap berani muncul. Bodohnya, perempuan tak sadar jika kesialan yang ia terima adalah perbuatan Nail. Kedua, perempuan itu mengirim sebuah foto yang membuat Nail kesal. Nail kesal bukan karena foto yang dikirim, tetapi tindakan bodoh perempuan itu. Hell! Perempuan itu ingin memfitnah istrinya, menuduh Agatha berselingkuh dengan seorang pria yang tak lain adalah papa istrinya sendiri. Konyol!Nail menghela napas kemudian mengantongi handphonenya. "Langsung ke kamar dan mandilah," ucap Nail pada putranya. Sagara menganggukkan kepala secara patuh. Sejujurnya dia ingin menemui mommynya, karena Sagara begitu merindukan sang mommy. Seharian ini, Sagara tak bertemu dengan mommynya. Namun, sepertinya hubungan mommy dan daddynya sedang panas
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

NS 79–Maaf untuk Semalam

Tiba-tiba saja Agatha mencium bibir Nail, membuat Nail tak percaya dan kaget sekaligus. "Hehehe …." Agatha melepas ciumannya pada bibir Nail, dia cengengesan kemudian bangkit dari pangkuan Nail–memanfaatkan keadaan suaminya yang termenung dan bengong. "Papaiii …." Agatha melambaikan tangan pelan pada suaminya kemudian setelah itu beranjak dari sana, berlari kecil karena tersipu malu. Apa yang Agatha lakukan tadi diluar kendalinya, dan sekarang Agatha mengaku dirinya cukup malu. Sedangkan Nail, dia masih bengong–duduk diam di kursi sembari meletakkan tangan di dada, merasakan debaran jantung yang menggila. "Cih." Nail berdecis pelan, menoleh ke arah Agatha yang berlari kecil–masuk dalam rumah. Smirk tipis muncul di bibir, geleng-geleng kepala ketika mengingat tingkah Agatha tadi. ***Brak'Agatha menutup pintu kamar secara kuat, buru-buru karena dia gugup dan jantungnya tak terkendali. "Haaaah …." Agatha menyender di pintu, tubuhnya perlahan merosot ke bahwa–di mana tangannya ia
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

NS 80–Rencana?

"Daddy?" Nail menatap ke arah pintu, lebih tepatnya ke arah putranya yang berdiri menatap teduh padanya. 'Anak ini.' batin Nail, bangkit dari lantai kemudian duduk di tepi ranjang–sebelah Agatha yang juga sudah duduk. Agatha menatap Nail penuh perasaan bersalah. Ini kedua kalinya dia membuat Nail jatuh dari ranjang, dan selalu penyebabnya adalah Sagara. 'Hubungan Mommy dan Daddy sepertinya semakin buruk. Daddy tidur di lantai.' batin Sagara, menatap tak enak pada daddynya. "Daripada tidur di lantai, Daddy tidur di kamar Saga saja," ucap Sagara, menarik tas lalu berjalan menuju ranjang orangtuanya, lebih tepatnya pada Agatha. "Ck." Nail berdecak pelan, membaringkan kepala ke atas pangkuan Agatha. Dia sengaja supaya menjadi penghalang untuk putranya. "Ini kamar Daddy," lanjutnya, menatap kesal pada Sagara. Lagi-lagi anak ini membuatnya batal mendapatkan kenikmatan.'Daddy sepertinya masih marah.' batin Sagara, memperhatikan wajah dingin pada daddynya. Sagara menghela napas pelan
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

NS 81–Cemburu yang Tertunda

'Sampai sekarang tak ada yang curiga padaku. Aku aman dan aku bisa maju dalam acara seni nanti.' batin Laila, mengaduk cat dengan kuas lalu mencoret kuas pada kanvas. "Tapi …." Agatha menyeru senang, tersenyum begitu lebar, "Suamiku bilang siapapun yang akan ada yang bisa mengancurkan karya Agatha sang superstar. So-- untuk apa aku sedih? Karyaku tidak hancur, karena sejatinya seniman bisa menciptakan keindahan," lanjut Agatha dengan penuh percaya diri. Sandi ikut tersenyum, bertepuk tangan dengan semangat. "Aku tahu kamu hebat, Agatha.""Ouh jelas! Agatha!" Dengan bangga, Agatha menepuk-nepuk dada. Bahkan dia berdiri, tebar pesona dengan cara mengibas rambut secara anggun. Sandi terkekeh melihat tingkah tengil Agatha. Sangat lucu! "Tapi dibalik kehebatan Agatha, ada suami yang kejam dan mengejar." "Hais!" Agatha mendelik, menatap horor ke arah Sandi kemudian duduk dengan raut muka dongkol. Ada suami yang kejam dan mengejar? Agatha ingin menyangkal tetapi itu benar adanya. 'Apa
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

NS 82– Mata-mata

Karena ruangan Almira dipakai oleh Nail dan Agatha untuk makan siang, Edward mengalah–membawa keluar istrinya dari sana dan membiarkan Nail serta Agatha memakai tempat tersebut. "Kau tidak menghabiskan donatmu?" tanya Nail ketika melihat istrinya memindahkan donat ke tempat baru, seolah mengasingkan donat supaya bisa diberikan pada orang. Agatha menggelengkan kepala. "Ini untuk Alka, Mon Tresor," jawab Agatha dengan riang, akan tetapi berubah panik saat melihat wajah dingin suaminya. Agatha seketika menggelengkan kepala secara berulang sembari melambaikan tangan pada Nail. "Bu-bukan begitu. Tolong jangan salah paham," pekik Agatha. "Baru kemarin kita bertengkar karena dia." Nail menyender pada sofa, melayangkan tatapan tajam ke arah Agatha. Agatha mendengkus pelan, menggembungkan pipi lalu memanyunkan bibir. Dia menggeser tempat duduk supaya lebih dekat pada suaminya. Agatha meraih tangan Nail lalu menggenggamnya. "Aku tidak sengaja menyiapkan donat untuk Alka, Mon Tresor. Donat
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

NS 83–Kekasihku yang Gagal?

Zein, Marcus dan Raka baru saja melakukan pertemuan penting dengan klien, mereka berniat pulang akan tetapi mengurungkan niat saat melihat Alka dan Agatha. Awalnya Zein ingin ke sana untuk memarahi Agatha dan Alka, akan tetapi Raka dan Marcus menahan Zein, mengatakan jika Alka dan Agatha tak seperti yang Zein katakan. Di tempat lain, ternyata ada Nail, Aiden dan Alvin. Nail sengaja datang ke tempat ini, khusus untuk memantau istrinya. Aiden ikut karena mengira Nail ingin melenyapkan seseorang, begitu juga dengan Alvin. Melihat Nail tiba-tiba pergi dengan wajah marah, Aiden dan Alvin seketika panik–buru-buru menyusul karena khawatir Nail melakukan hal mengerikan pada seseorang. Ternyata …-"Aku sudah tampan tidak?" tanya Alka sembari merapikan sedikit penampilannya. Agatha menganggukkan kepala, mengacungkan dia jempol tangan. "Kamu sangat tampan, Brother. Katakan, kenapa kita ke sini?" jawab Agatha sembari tersenyum manis, setelah itu dia menoleh kesana kemari–membuat Zein, Marcus d
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

NS 84–Patah Hati Kedua

"Aku patah hati … aku patah hati, Agatha." Agatha menatap iba pada sahabatnya yang sedang patah hati tersebut. "I-iya, tapi kenapa bunganya kamu makan?" ucap Agatha tanpa dosa, duduk di sebelah Alka yang masih menangis sesenggukan. "Kamu menyuruhku memakannya." Alka sejenak berhenti menangis, menatap nanar pada Agatha. "Hais! Itu perumpamaan. Hilang satu, tumbuh seribu," ucap Agatha, mengambil tissue lalu menyerahkannya pada Alka. "Kamu minum dulu," lanjutnya, menberikan gelas minum pada Alka. Alka meraih minum tersebut, meneguknya hingga habis setengah lalu menyerahkan kembali pada Agatha. "Apa hubungan memakan bunga dengan perumpaan yang kamu bilang tadi, Agatha?" Agatha menganga karena bingung. Lalu dengan kikuk, mengangkat pundak. "Tidak tahu," jawabnya tanpa dosa, membuat Alka kembali menangis sesenggukan. "Aduuuh … jangan menangis dong. Masih banyak cara meluluhkan hati Kalisa. Meskipun belum jelas kamu diterima tapi apa salahnya terus mencoba. Iya kan?" "Bagiamana
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

NS 85–Kesempatan Kedua

Plak' Agatha dengan enteng memukul punggung Alka. "Gantleman pada perempuanmu, jangan ke semua perempuan. Paham?!" bisiknya lagi. "Paham, Guru," ucap Alka mengangguk-anggukkan kepala. Setelah itu dia berjalan ke arah kursi lain, lalu menariknya. "Silahkan duduk, Kalisa," ucapnya pada Kalisa. "Eh …." Kalisa mengerjap karena bingung. Masalahnya dia sudah duduk bukan? Mata Agatha berkedut-kedut, menatap bengong pada tingkah laku Alka. Dia memutar tubuh untuk membelakangi Alka dan Kalisa, kemudian menjerit tanpa suara. Terlalu stress pada Alka. Ya ampun! Bukan begitu juga! Namun, mata Agatha membelalak ketika melihat sosok tua keladi yang suka menjadi-jadi tak jauh dari mejanya. Matanya bertemu dengan mata elang ayah mertuanya, juga pada manik teduh ayah dari pria bodoh bernama Alka. Ah, ada juga Marcus, asisten kesayangan sang ayah mertua. Ketiga pria yang kepergok tersebut langsung menutupi wajah secara buru-buru. Zein mendekatkan vas bunga ke wajah, Marcus menoleh cepat ke a
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

NS 86–Keindahan Kuku Setan

Maukah kamu menikah denganku?" "Aku …-" Kalisa begitu gugup, canggung serta malu-malu secara bersamaan. Sedangkan Alka, dia panik karena takut ditolak. Hingga tiba-tiba daja, Kalisa menganggukkan kepala secara pelan–campuran malu-malu dan gugup yang melanda. "Yes!" Alka menyeru senang, hampir memeluk Agatha andai perempuan itu tak melototinya dengan galak. "Aku diterima, Agatha.""Selamat, Alka. Buruan pasang cincinya," balas Agatha senang. Alka meraih tangan Kalisa lalu memasang cincin di jari manis perempuan itu. Kalisa terlihat malu-malu, begitu juga dengan Alka. Karena begitu kikuk, Alka meraih tangkai bunga lalu menyerahkannya pada Kalisa. "Bunga untukmu, Nona Kalisa," ucapnya datar, efek terlalu panik campur deg degkan. Kalisa menatap bunga tersebut secara heran bercampur tak enak. Bunga? Bunga apa? "Di-di mana bunganya, Pak Alka?" tanya Kalisa gugup, menatap tangkai bunga tanpa mahkota atau bunga tersebut. Alka menatap ke arah ujung tangkai, cukup syok melihat tak ada b
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

NS 87–Tak Ada Yang Berani

"Pengganggu." Nail mendengkus, menatap datar ke arah putranya yang saat ini sedang makan. Sagara begitu tenang, tanpa merasa bersalah sedikitpun karena menjadi orang ketiga dalam makan malam romantis orangtuanya. Agatha tersenyum manis pada putranya. "Betul. Sagara adalah pria paling romantis," jawab Agatha, seketika membuat Sagara tersenyum lebar akan tetapi membuat Nail merasa kesal. "Ck." Nail berdecak kesal, bersedekap di dada sembari menatap tajam ke arah Agatha. Kenapa Sagara? Dia! Dialah pria yang seharusnya paling romantis untuk istrinya. "Setelah Daddy," lanjut Agatha dengan senyuman paling cerah. Kini berganti. Raut muka Nail berubah senang sedangkan Sagara terlihat berang. Pada akhirnya mereka bertiga makan malam di green house. Setelah itu, Agatha lanjut mengerjakan lukisannya yang terkena tumpahan cat hitam. Seperti yang Agatha inginkan, Nail menemaninya. Sagara sendiri izin lebih dulu ke kamarnya karena sudah mengantuk, tidak tahan menunggu sang mommy menyeles
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
35
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status