Semua Bab Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri: Bab 231 - Bab 240

349 Bab

NS 38–Perubahan yang Mencurigakan

Agatha yang membatu dan menegang kaku, mendongak menatap Nail. Pria ini sepertinya hobi membuat Agatha jantungan. Namun, ada gerangan apa sehingga pria pemarah ini mengucapkan 'i love you' pada Agatha? "Kenapa ke sini? Tunggulah di meja makan," ucap Nail kemudian, mengusap pucuk kepala istrinya secara lembut dan penuh kasih sayang. Agatha berdehem sejenak, menetralkan debaran jantung yang menggila karena kalimat ajaib tadi. Hatinya bergetar dan terasa seperti musim bunga. Benih cinta yang tertanam dalam hati, tumbuh seketika karena kata tersebut. Yah, cintanya masih ada pada Nail. Itu seperti biji yang sedang melakukan dormansi dalam tanah, kapanpun bisa tumbuh setelah mendapat rangsangan. "Aku ingin membuat bekal untuk Sagara. Mu-mungkin untukmu juga," ucap Agatha dengan nada pelan. Pada akhirnya kalimat, itu diluar kendalinya. Entah dorongan dari mana sehingga dia inisiatif punya niat membuat bekal untuk pria ini.Ataukah karena terkena sihir cinta dari Nail? "Humm? Darling, ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

NS 39–Kecemburuan pada Saingan Abadi

Setelah Nail pergi, Agatha seketika bernapas lega. Demi Tuhan, tadi itu sangat menyeramkan.Agatha segera beranjak dari sana, mengambil tas serta lukisan lalu pergi. Dia ingin menemui Almira. **Agatha sampai di galeri milik Almira. Saat bertemu dengan perempuan cantik dan anggun tersebut, Agatha langsung tersenyum manis. Entah kenapa dia selalu bahagia saat bertemu dengan Almira, hatinya selalu hangat dan bahagia. "Selamat pagi, Kak Almi," sapa Agatha dengan sopan dan lembut. Almira tersenyum tulus, tiba-tiba mengusap pucuk kepala Agatha, hak itu membuat Agatha cukup canggung dan kaget. Namun, dia memilih diam karena tak tahu harus bereaksi seperti apa. "Sudah sarapan, Agatha?" tanya Almira dengan nada pelan dan halus, cara bicaranya yang lembut sangat teduh di telinga dan terasa sopan sekali. Agatha menganggukkan kepala. "Aku sudah sarapan, bagaimana dengan Kakak?" tanya Agatha balik. Lagi-lagi Almira tersenyum, kali ini lebih lebar dari yang sebelumnya. "Sudah juga, Sayang."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

NS 40–Hati Ibu Peri Agatha

"Senyum padaku sekarang juga," titah Nail pada Agatha. Agatha langsung mengibarkan senyuman yang manis, sengaja menurut supaya tak berlama-lama berurusan dengan Nail. "Sudah kan?" ucap Agatha setelahnya, setelah itu melepaskan diri dari Nail kemudian membawa Sagara bersamanya. Nail masih diam di tempat, menatap Agatha dengan sorot mata yang berat tetapi dingin secara bersamaan. Dia tahu Agatha pergi dan bertemu dengan Alka, dia mengawasi perempuan itu. "Kenapa kau sangat dekat dengan Alka, Tata?" gumam Nail entah pada siapa. Setelah itu dia menghela napas lalu segera beranjak dari sana. *** Malamnya Syakila dan Alka datang ke rumah Nail untuk mengantar Kinara. Anak kecil itu terus menangis karena dipisahkan dari mamanya. Kinara tak ingin bersama siapapun. Sedangkan Aiden, dia tak terlalu dekat dengan anak itu. Sehingga saat anak itu menangis, Aiden hanya menonton. Pada akhirnya Alka dan Syakila mengantar Kinara ke rumah Nail. Sejujurnya mereka tak enak karena takut Agath
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

NS 41–Siapa Edward?

"Kau dari mana?" Agatha menatap cukup gugup pada Nail. Jika dia jujur, apakah Nail akan marah padanya? Tetapi jika dia berbohong, mungkin saja Nail tahu dia kemana dan pria ini bisa saja berakhir marah. "Aku habis mengantar Kinara ke kamar. Aku kasihan padanya," jawab Agatha, duduk di kursi bar yang lebih dekat dari dapur. Nail membawa masakan yang dia buat lalu meletakkannya di depan Agatha. "Jangan gunakan hatimu untuk anak itu." "Kinara masih kecil, Mon Tresor. Tentunya bersikap padanya harus pakai hati." Agatha berkata pelan, di mana maniknya seketika bersinar terang saat melihat masakan suaminya. Tanpa sadar dia bertepuk tangan pelan, tersenyum lembut lalu secara antusias langsung mencicipi masakan buatan Nail. Melihat tingkah istrinya yang menggemaskan, Nail mengacak rambut di pucuk kepala Agatha. "Kau dengan mudah menggunakan hati pada Kinara, padahal ibunya dan anak itu-- penyebab kau meninggalkanku."Uhuk uhuk uhuk'Agatha seketika terbatuk-batuk mendengarkan ucapan Nai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

NS 42–Kecemburuan yang Semakin Menyiksa

Apa jangan-jangan tanpa ia sadari, dia sering bertemu dengan Edward–mengingat dialah yang mengantar jemput adiknya. "Ada apa ini?" Almira tiba-tiba datang, langsung tersenyum bahkan mendekati Agatha ketika melihat wanita itu. "Akhirnya kamu datang, Agatha sayang. Kakak sudah sangat menantikanmu," ucap Almira dengan sangat antusias. Almira menarik Agatha dari sana, meninggalkan suaminya yang sudah mendengkus dan Sandi yang terlihat kikuk. Sedangkan Agatha, dia hanya pasrah dibawa oleh Almira. Tentu dia merasa senang, karena Almira adalah idolanya. Dan entah kenapa dia selalu merasa nyaman berdekatan dengan Almira. ***Agatha dan Sandi ke perusahaan WaMi Entertainment untuk urusan sesuatu, mereka akan berkerja sama dalam sebuah proyek. Pameran seni akan diadakan, tetapi kali ini kolaborasi dengan peragaan busana. Ada tiga perusahaan yang terlibat dalam proyek ini, salah satunya WaMi. Yang membuat Agatha terkejut adalah dia bertemu dengan suaminya di sana. Ada Syakila dan Alka juga.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

NS 43–Langkah Mundur

"Tuan Nail dan Tuan muda Sagara pergi keluar Negeri untuk urusan bisnis, Nyonya." "O-oh." Agatha ber oh ria, terdiam dengan raut muka pucat dan tegang. Pantas saja dia menunggu suami dan putranya pulang, keduanya tak kunjung pulang–meski jam sudah menunjukkan setengah sebelas malam. Setelah mendapat saran dari Alka untuk mewarnai kukunya, Agatha langsung mewarnainya. Dia menulis huruf dari nama suaminya di setiap kuku, lalu kuku yang tersisa ia gambar bentuk hati. Dia merias kuku karena menganggap itu istimewa, bagian dari nama suaminya. Sehabis dari menghias kuku, Agatha dengan semangat memasak makan malam. Siapa tahu makan malam bersama akan membuat Nail berhenti mendiaminya. Semua sudah selesai dan Agatha dengan antusias menunggu Nail serta Sagara pulang. Namun ternyata …- keduanya pergi keluar negeri, tak memberitahu Agatha sama sekali. Maid tahu lalu kenapa Agatha tidak? "Aku telpon tak diangkat. Aku salah apa sih?" tanya Agatha, masih duduk di kursi meja makan. Dia ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

NS 44–Foto yang Mirip dengan Agatha

Agatha terbangun dan langsung menghela napas secara berat. Dia kira kejadian yang menimpanya hari ini hanyalah mimpi, tetapi ternyata dia benar-benar di kamarnya–rumah orang tuanya. "Ck." Agatha berdecak pelan kemudian berjalan menuju kamar mandi. Air matanya kembali jatuh, resah dan kesal pada takdirnya yang membawanya kembali ke rumah ini. Agatha bukan tak ingin mengenal orangtuanya lagi, bukan! Tetapi dia hanya ingin meraih impiannya. Sdikit lagi dia akan berhasil tetapi papanya menemukannya, membawanya ke rumah ini. Setelah selesai mandi, Agatha memasuki walk in closet. Dia terkejut karena pakaiannya dalam lemari banyak yang baru. Koleksi tas, perhiasan, sepatu bahkan jepitan rambut, semua bertambah. Agatha buru-buru mengenakan pakaian, dia tak langsung pergi karena dia memperhatikan jepitan dalam rak khusus. Srett' Tiba-tiba pintu walk in closet terbuka, memperlihatkan mamanya dan dua maid. "Mama selalu membersihkan kamarmu dan selalu menbelimu pakaian baru. Setiap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

NS 45–Tak Ada yang Percaya

Ceklek' Agatha buru-buru menyembunyikan foto serta tasnya. Dia langsung berpura-pura menyisir rambut. "Agatha sayang, ada yang ingin bertemu denganmu." Mamanya yang sudah pulang ternyata yang datang. "Siapa, Mah?" Agatha meletakkan sisir kembali ke tempat semula lalu berjalan mendekati mamanya. Agatha cukup berdebar, siapa tahu Nail yang datang untuk menjemputnya. "Jidan, Sayang. Calon suami kamu." "Mah." Agatha langsung memekik protes. "Kenapa? Jidan cocok dengan kamu, Agatha." "Tapi aku sudah katakan pada Papa jika aku memilih kuliah dibandingkan dijodohkan." Agatha setengah frustasi. Agatha kenal pada Jidan, pria itu adalah pria yang pernah dijodohkan dengannya–dulu sebelum dia kabur. Setelah dia kembali, ternyata orangtuanya masih tetap ingin menjodohkannya dengan Jidan. Hell! "Jidan bersedia membiarkanmu melanjutkan pendidikan meski kalian sudah menikah, Nak." Wulan berkata dengan lemah lembut. Agatha menghela napas lalu memijit pelipis. "Mah, sebenarnya Agath
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

NS 46–Berusaha Kabur

Plak' Tamparan kuat langsung papanya layangkan ke pipi Agatha, membuat Agatha berhenti berbicara dan terdiam seketika. "Almira adalah penjahat!" bentak Hendrik murka, "dan kamu tidak boleh sepertinya." Agatha hanya diam, tertunduk dan sudah menangis dalam diam. "Pernikahanmu dipercepat. Besok kamu menikah secara sederhana dengan Jidan." "Pah." Agatha mendongak tak percaya. "Tolong jangan seperti ini. Aku masih menjadi istri orang dan …-" "DIAM! INI HUKUMAN KARENA KAMU BERANI MENEMUI PENJAGAT ITU!" bentak Hendrik padanya, kemudian setelah itu beranjak dari kamar Agatha. "Haaah." Wulan menghela napas panjang, menarik putrinya dalam dekapannya, "Almira itu pencuri dan penjahat, Sayang. Menurut pada Papa supaya kamu tidak dimarahi lagi. Okey?" Karena tak tahu harus menjawab apa, Agatha hanya menganggukkan kepala. Mamanya pergi dari kamarnya dan Agatha hanya menangis setelahnya. Handphonenya dibawa pergi oleh papanya dan sekarang Agatha tak tahu meminta tolong pada siapapu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

NS 47–Agatha Tidak Bohong

"Aaaaa …." Syakila berteriak kencang di sebuah jembatan, untuk meluapkan perasaan kacau yang menyelimuti dirinya. Orangtuanya belum kembali dari luar kota, dan Stella yang berhasil kabur dari pengasingan menemui Lucas untuk diberi pengampunan. Bukan hanya mendapat pengampunan dari kakeknya, perempuan itu juga mendapat restu untuk menikah dengan Aiden. Yang membuat Syakila patah hati besar karena Aiden setuju menikahi Stella. Syakila sangat hancur. Kakaknya–Nail, baru pulang dari luar negeri. Nail juga sedang ada masalah dan Syakila tak berani mengadukan masalahnya pada Nail. "Aku tidak mau pulang!" teriak Syakila sekencang mungkin, "tak ada yang peduli padaku di sana," lanjutnya, menoleh ke bawah–memperhatikan sungai yang mengalir deras. Syakila berada di jembatan, di sini sangat sepi karena itu dia kemari. Dia butuh tempat sepi untuk menenangkan diri. Kakeknya lebih peduli pada orang lain dibandingkan dirinya. Sedangkan Aiden, dia tak tahu kakaknya suka padanya atau tidak. Tetapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
35
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status