Sagara hanya memangut kecil kemudian berniat membantu mommynya mengikat kaki. "Tunggu bentar. Jeruk itu untuk siapa?" tanya Agatha kemudian. "Untuk Mommy." "Ouh. tunggu jangan diikat, Mommy makan jeruk dulu." Agatha buru-buru melepas tali di kaki kemudian dengan cepat menyambar jeruk. "Sagara akan mengupas jeruk untuk Mommy," ucap Sagara cepat, meraih jeruk di tangan Agatha lalu membukakannya untuk sang mommy. "Anak baik budi!" puji Agatha, "tak seperti si Kuku Setan. Huh," gumamnya pelan sembari mendengkus. Nail dan putranya memang punya kemiripan yang sangat kuat. Mereka seperti kembar. Namun, tentunya Sagara–putranya, jauh lebih baik di mata Agatha. Putranya sangat lembut, memperlakukannya dengan baik dan sangat meratukannya. Tapi …- 'Pak Nail kan juga begini padaku. Dia baik. Hais, ngapain mikirin dia sih?' batin Agatha, memukul kepala pelan karena tiba-tiba mengingat Nail yang sangat lembut padanya. Sikap Palsu! Sembari makan jeruk, Agatha menonton televisi deng
Terakhir Diperbarui : 2024-10-13 Baca selengkapnya