Semua Bab Pesona Istri Dadakan CEO: Bab 1 - Bab 10

133 Bab

Bab 1: Satu Ranjang Dengan Calon Ipar

“Apa yang kamu lakukan di kamarku?!”Wanita itu merasakan tenggorokannya tercekat. Tubuhnya gemetar, bahkan kelopak berbulu lentik tak berkedip menatap punggung pria di sampingnya yang terlelap tanpa sehelai benang pun.“Ini kamarku!” sahut suara serak khas bangun tidur pria. “Jangan berisik! Aku masih ngantuk,” sambung sosok itu dengan kelopak tertutup rapat, lalu membalik posisi saling berhadapan.“Kamu?! Bagaimana bisa ….”Seketika, Andrea Calantha Feyrin Caldwell meremas rambutnya dengan frustrasi. Ia menggeleng cepat, berusaha mengingat kejadian semalam.Sayang, Cal—panggilan akrab gadis itu, hanya mengingat ia diberi minum oleh pelayan. Semua ini karena kenekadannya yang ingin mengalihkan perasaan sesak di dada saat menyaksikan saudari kembarnya bertunangan dengan pria yang pernah mengisi hati Cal.Setelah itu, karena tidak kuat menahan perasaan tersebut, Cal memilih istirahat di kamar hotel. Namun, siapa sangka, pagi ini ia terbangun di atas ranjang bersama seorang pria yang ti
Baca selengkapnya

Bab 2: Semua Ini Bukan Salahku

Melupakan kejadian tadi pagi, Cal berinisiatif menemui kembarannya di kantor siang ini.Namun, kembarannya itu bersikap semakin tidak acuh, tidak ingin mendengar penjelasan Cal sama sekali.“Clair dengarkan dulu, aku mohon!” pinta Cal mencekal pergelangan tangan saudarinya.“Menyingkir dari hadapanku, sekarang!” bentak Clair sembari menunjuk pintu utama gedung.Buru-buru Cal menggelengkan kepala dan menatap tegas wajah Clair. Ia tidak bergerak sedikit pun, tidak peduli kalau ia menjadi tontonan publik sekarang.“Kemarin malam aku—“Ucapan itu terputus mana kala wanita itu justru dihadiahi tamparan keras dari Clair.“Kamu pengkhianat Cal! Wanita bermuka dua tidak tahu malu, licik dan murahan!" Clair menunjuuka wajah Cal dengan pandangan jijik. "Kamu bahkan menggunakan cara kotor untuk merebut tunangan kembaranmu!”Cal membiarkan Clair meluapkan amarah dan menjadikan dirinya sasaran.Ia akui, ada andil kelalaiannya semalam. Akan tetapi, ia tidak ingin masalah itu berlarut, apalagi sampa
Baca selengkapnya

Bab 3: Kamu Mengancamku?

'Sungguh hadiah yang benar-benar tidak terduga.'Pesawat komersil yang ditumpangi Cal telah mendarat di Bandara Barajas, Madrid, tempat ia 'dibuang' oleh orang tuanya.Seorang keturuanan Keluarga Caldwell yang terbiasa hidup mewah, bekerja di perusahaan besar berskala internasional kini dipindahkan ke sebuah perusahaan kecil yang masih menjadi rekanan mereka.Belum lagi, tidak satu pun salam perpisahan ia dapatkan. Tidak dari ayahnya, ibunya, apalagi kembarannya.'Bukankah aku bagian dari keluarga juga?' gumamnya disertai gelengan kepala.Tanpa penjemputan dan hanya menggunakan taksi dari bandara, Cal bergegas menuju kantor barunya.Seharusnya, kedatangannya ke sini serupa dengan karyawan baru yang tanpa cela. Namun, entah mengapa, begitu sampai di perusahaan, Cal merasa kerdil karena terus ditatap sinis oleh rekan kerjanya. Beberapa bahkan bergunjing pelan.Beruntung seorang pria berperawakan tinggi, rambut klimis dan kacamata tebal menghampiri Cal di tengah lobi luas tak bertepi. Ca
Baca selengkapnya

Bab 4: Menikahi Calon Iparku

“Aku tidak menyangka, kehidupanku akan sedramatis ini!"Setelah mengucap ikrar dan menandatangani sejumlah dokumen pernikahan, Cal duduk seorang diri di bawa pohon rindang, sementara Al masih berkutat dengan pemberkasan di gedung catatan sipil.Ia menatap jari manisnya, di mana cincin kawinnya dengan Al tersemat.Seketika, Cal merasa hidupnya begitu dramatis. Takdir seolah berubah cepat, membuat dunianya jungkir balik.Kini, usai menyandang gelar Nyonya Torres, perasaan dilema kembali dirasakannya. Namun ia pun tidak menampik jika ada secuil rasa bahagia di antara tumpukan perasaan bersalah itu.“Kata orang tidak baik melamun di bawah pohon. Cepat pulang!”Cal berjengit, kaget dengan kedatangan Al yang tidak diketahuinya.“Aku kira seorang pengusaha hebat tidak percaya pada takhayul,” sarkas Cal. Wanita itu bangkit dari duduk seraya menatap sepasang iris biru safir milik Al. “Ah, satu lagi. Aku memang sudah berniat pulang. Hanya saja, aku mengalami sedikit masalah. Aku—"Seolah tahu k
Baca selengkapnya

Bab 5: Wanita Lain

"Aku ingin menyentuhmu malam ini."Suara parau itu terdengar tidak lama setelah pintu kamar tertutup. Cal yang sudah nyaris terbuai dalam alam mimpi sontak membuka lagi matanya lebar-lebar."Kamu mabuk?" Cal merengut, merasa tidak nyaman dengan posisi Al yang kini sudah mengungkungnya dengan bau alkohol yang menyengat.Namun, pria itu justru tersenyum dan merapikan rambut Cal yang menutupi ujung mata. "Aku tidak mabuk. Aku hanya minum sedikit." Tatapan Al yang sayu itu semakin mendekat. Pria itu kembali berbisik, "Aku menginginkanmu malam ini."“Tapi aku …" tolak Cal memejamkan mata dengan rapat. Seiring dengan wajah Al yang semakin mendekat, kepalan tangan Cal yang gemetar semakin kuat. "Jangan! Aku mohon....”Suara Cal yang ketakutan, dan bergetar itu membuat Al seketika berhasil menguasai pikirannya. Pria itu menatap Cal, di mana bulir keringat mulai berjatuhan dengan wajah memucat dan napas yang memburu.“Calantha?” panggil Al dengan lembut.Merasakan cengkeraman di pergelangan ta
Baca selengkapnya

Bab 6: Apa Alasannya?

“Astaga ada apa ini?!”Keriuhan terdengar dari luar ruangan CEO. Gegas, Al dan Cal keluar memeriksa situasi.Kelopak mata Cal melebar, saat melihat saudarinya tergolek lemah. Wanita itu pun refleks berlari ke arah kembarannya.“Aku bantu—““Biar aku saja.” Cal membeku di tempatnya berdiri. Al menyerobot dirinya, menghampiri Clair dengan ekspresi khawatir. “Bertahan, Clair. Aku akan membawamu ke rumah sakit!”Cal sontak membeku mendengar ucapan pria itu. Sikap tidak acuh Al padanya barusan sungguh berkebalikan dengan raut kepanikan di wajah pria itu ketika melihat Clair.“Ke-kepalaku sakit, Al,” rintih Clair. Wanita itu kemudian meletakkan kepalanya di ceruk leher Al. Diam-diam, wanita itu tersenyum tipis di balik pundak Al, terlebih ketika ia melihat raut wajah Cal yang memerah menahan kesal.Sedangkan, Cal masih mematung di ujung pintu ruangan tersenyum ironi melihat kedua orang itu. Bisa-bisanya pria yang kini menjadi suaminya meninggalkan ia sendirian, sementara pria itu justru mengkhawat
Baca selengkapnya

Bab 7: Permintaan Maaf Semalam

Pagi harinya, Cal terbangun lebih dulu. Sementara Al masih terlelap di sampingnya dengan tangan yang memeluk tubuhnya hangat.Sesaat, Cal terlena memperhatikan figur Al yang harus ia akui memang memesona.'Dia bahkan lebih tampan saat tertidur,' batin Cal mengomentari sosok Al yang lebih menusiawi saat ini.Tidak ingin mengganggu Al, Cal dengan hati-hati bangkit dari kasur. Bersamaan dengan itu, ponselnya bergetar.Pesan singkat bernada perintah itu datang dari Clair. Kembarannya itu memintanya untuk segera ke rumah sakit.Tidak membuang-buang waktu, dan tanpa berpamitan pada sang suami, Cal langsung bergegas ke rumah sakit.Sesampainya di sana, Cal mengetuk pintu tempat Clair dirawat. Sambutan kurang bersahabat justru terlihat dari mata Clair yang menyala, seolah siap membakar Cal hidup-hidup.Sambil berjalan mendekati ranjang pasien, Cal bertanya dengan lembut, “Bagaimana keadaanmu?”“Matamu masih berfungsi, kan?! Lihat saja sendiri!” sentak wanita dari atas pembaringan.Cal menelan
Baca selengkapnya

Bab 8: Tidak Merasa Memiliki Suami

“Kenapa diam?! Benar ‘kan kalian sengaja menutupinya dariku?” geram Cal.Kedua kelopak mata berbulu lentik tidak berkedip, demi menghalau turunnya lelehan bening yang sangat dibenci Cal. Wanita itu enggan dipandang lemah dan manja, meskipun kenyataan memang benar.“Jawab Al! Sebenarnya ada apa? Permainan apa yang kalian lakukan?” desak Cal, kedua bola matanya tak teralihkan dari wajah pria di depannya.Al berdeham, pria itu meraih pergelangan tangan Cal, mentap jejak kemerahan yang kini hampir memudar. Ia teringat sesuatu, membuat dunianya jungkir balik.Kemarin, ketika mengantar Clair ke rumah sakit, tidak lama mantan tunangan siuman. Kalimat pertama yang diucapkan Clair tentu saja menyebabkan Al gelisah bukan main.“Aku tahu rahasiamu. Bagaimana kalau Cal mengetahuinya?”Al berusaha menghempas ingatan dari ancaman besar yang mengintai. Pria itu tersenyum kecut, lantas menarik Cal untuk mengikuti langkah kaki keluar dari tempat uji nyali ini.“Kamu belum menjawab pertanyaanku Al!” u
Baca selengkapnya

Bab 9: Memaksakan Diri

Seberapa kuat pun Cal membuat jarak, nyatanya Al selalu berhasil menemukan cara untuk membuat mereka kembali terikat.Al yang juga bosnya di kantor itu memerintahkan Cal untuk mengikuti agenda rapat beberapa divisi. Ponsel Cal yang kemarin disita pria itu pun telah diganti yang baru, tanpa wanita itu tahu … ponsel barunya telah terkoneksi kepada Al.Anehnya, di hari ini saja … sudah lima kali sang CEO menolak hasil pekerjaannya.“Dia benar-benar kejam!” Cal berjongkok memunguti kertas yang berserakkan. Dari ruang istirahat pegawai, Cal beranjak tertatih sambil membawa kertas dalam pelukan. Tiba di depan ruang CEO, ia tidak perlu lagi mengetuk pintu, sebab suami menyebalkannya membuat ruang kerja mereka menjadi satu ruangan. Ketika pintu terbuka, terdengar Al sedang bicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. Cal melangkah dengan enggan.“Iya, tidak apa, Clair.” Suara pria itu terdengar begitu lembut, membuat sebuah perasaan asing dalam hati Cal berdenyut. “Kalau kamu membutu
Baca selengkapnya

Bab 10: Tidak Suka Kamu Bersamanya!

“Kepalaku berat sekali,” lirih Cal sembari mengerjap, perlahan membuka kelopak matanya.Detik itu juga ia mengetahui berada di dalam mobil seseorang. Akan tetapi, kendaraan ini tampak asing, bukan milik Al atau operasional kantor Torres Inc.“Kamu sudah siuman? Syukurlah.” Suara seorang lelaki berhasil merebut atensi Cal.Cal tertegun melihat sosok di balik kemudi. Tangannya terangkat setingi dada, jari telunjuknya menunjuk orang itu. Ia menggeleng pelan merasa semua hanya halusinasi.“Kamu ‘kan—“Lelaki itu menimpali, “Iya ini aku, Lionel. Aku pikir setelah hubungaan kita berakhir, hidupmu jauh lebih baik, ternyata kamu … semakin menderita.”Di sela rasa sakit, Cal terkekeh-kekeh mendengar penuturan mantan kekasih.“Bagaimana bisa kamu ada di sini?” tanya Cal, karena seingatnya pria itu tinggal di benua berbeda.“Aku membantu Pamanku, dan hari ini beliau ada rapat bersama ….” Lionel mendengus kasar. “Pria itu,” sambungnya.Seketika Cal teringat materi rapat yang telah ia susun. Di sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status