“Kenapa kamu lama sekali? Apa yang terjadi?” Resah Al tidak memedulikan saat ini berada di mana.Lagi, meskipun tubuhnya gemetaran, Cal menutupinya, menyembunyikan ketidaknyamanan dari suami. Ia mengedarkan pandangan, khawatir terdapat wanita lain di toilet, tetapi kosong.“Ini toilet wanita, sebaiknya kamu keluar!” titah Cal mengibaskan tangan. “Tidak tanpamu!” tolak suara tegas.Pintu terbuka, seorang wanita hendak masuk, Cal memutuskan mengalah. Ia tidak mau suaminya diberitakan miring. Wanita itu bergegas menarik tangan Al, membawanya keluar.Di depan pintu toilet, Al mengerutkan kening, dua tangannya menangkup pipi tirus. “Kamu sakit? Kulitmu pucat.” “Kamu salah lihat Al! Ayo kembali kantor!” sahut bibir berwarna nude, melepaskan diri dan berjalan lebi dulu.“Kita ke rumah sakit,” ucap Al setelah berhsil mensejajarkan diri.Bukannya menjawab, ekor mata Cal melirik tajam sang suami, tetapi ia memilih menut
Read more