Home / Pernikahan / Pesona Istri Dadakan CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pesona Istri Dadakan CEO: Chapter 61 - Chapter 70

133 Chapters

Bab 61: Aku Memang Bodoh

“Menurutmu?” Cal tersenyum masam kemudian melenggang pergi keluar ruang kerja.“Aku bukan barang!” sahut Al, suara dinginnya mampu menghentikan langkah kaki Cal.Wanita itu menolehkan kepala, netra abu-abunya menatap datar paras menawan Al yang berkeringat. Cal tahu suaminya seorang manusia yang memilik hak serta beragam pilihan untuk menentukan hidup. Sama sepertinya dirinya ‘pernah’ memilih menyerahkan Al kepada gadis lain.Al melangkah maju mendekati Cal di depan pintu. Ia mengulurkan ibu jarinya dan menaruh di bawah dagu tirus Cal. Al menarik pelan dagu Cal hingga wajah cantik itu sedikit maju.“Sekalipun aku sebuah benda, aku akan memilih pemiliknya yang pantas.” Al melabuhkan kecupan di pipi Cal yang dingin.Setelah itu, Al bergegas ke lantai dua meninggalkan wanitanya.Cal mematung di tempat yang sama. Bahkan pandangan matanya tidak mengikuti ke mana Al pergi. Wanita itu mencerna setiap kata yang terlontar dari mulut suaminya.‘Dan aku … ingin memiliki barang itu sendirian,’ li
Read more

Bab 62: Claira atau Calantha?

“Maaf Cal. Sebagai wanita yang melahirkannya … aku malu, sekali lagi aku minta maaf,” tutur Livy, setelah dokter selesai mengobati luka dan keluar kamar. Sesaat Cal bergeming, hanya mengedipkan kelopak mata. Saat ini, ia tidak tahu harus menjawab apa, berbohong atau jujur? Cal menemani ibu mertuanya duduk di tepi ranjang. Ia tidak bisa pergi, sebab wanita paruh baya itu selalu menggenggam tangannya. Ia juga tidak berkata apa pun, karena menceritakan masa lalu sama saja mengorek luka lama. Livy mengalihkan tatapannya pada langit-langit kamar. Ibu mertua berkata lirih, “Dia bilang menyukai seseorang, mau menikahinya di usia muda.” Mendengar ucapan ibu mertua membuat Cal memandangi pintu kamar yang tertutup rapat. Ia tahu pria itu ada di balik sana, mungkin sedang menguping atau … berdialog bersama Clair. “Dia membeli cincin itu dari uang tabungannya.” Livy melirik cincin di jari manis Cal. Wanita paruh baya itu mengulurkan tangan dan membelai pipi Cal, lalu berkata, “Ternyata lama
Read more

Bab 63: Memilihnya

Beberapa jam sebelumnya, ketika Cal selesai mandi tidak mendapati Al di dalam kamar.“Di mana dia?” gumamnya.Cal keluar dari kamar, ia langsung mencari Al. Menurut informasi seorang maid, pria itu mengantar Clair ke rumah sakit. Ia berusaha mengerti, sebab mengetahui alasan suaminya menolong Clair. Namun, Cal menyayangkan Al pergi tanpa meninggalkan pesan.Akhirnya, Cal kembali ke kamar dan merebahkan tubuh di atas pembaringan. Sial, ia tidak bisa tidur, karena memikirkan suami dan kakak kembarnya. Ia berniat menghubungi Al tetapi tangannya ragu-ragu meraih ponsel di ujung kasur. Cal menggelengkan kepala, dan memilih memejamkan mata.Memasuki dini hari, Cal merasakan tubuhnya berubah hangat padahal beberapa saat lalu cukup dingin. Bahkan ia sangat nyaman dan tersenyum manis seolah mendapat mimpi indah.“Kamu sangat cantik dan baik, bagaimana mungkin aku melepasmu Cal?” bisik suara pria membuat Cal membuka lebar kelopak mata.Kening wanita itu mengerut, “Al?” Cal berniat menjauhkan
Read more

Bab 64: Calantha! Bagaimana Bisa?

“Jaga dirimu baik-baik! Jangan keluar mansion!” tegas Al sebelum meninggalkan kediaman Torres. Wajah tampan pria itu kentara sekali menunjukkan sesuatu. Bahkan Al berangkat kerja menggunakan mobil sport-nya, bukan kendaraan operasional kantor sehingga Xavi mengikuti dari belakang. “Sebenarnya ada yang terjadi?” gumam Cal. Entah mengapa perasaannya berat melepas Al pergi ke kantor. Cal kembali ke kamar dan mengambil ponselnya di atas nakas. Wanita itu hendak mengirim pesan kepada Xavi, tetapi mendapat satu panggilan suara dari Clair. Tanpa berpikir panjang Cal menerimanya. “Dari mana kamu tahu nomor telepon baruku?” [Adik tidak sopan, bukannya bertanya tentang kondisiku!] Sebelum membalas perkataan Clair, Cal menghela napas dan menjauhkan ponsel dari telinga. “Aku dengar kamu overdosis. Bagaimana keadaanmu? Sebaiknya kamu pulang Clair, tidak baik berkeliaran jauh.” [Aku tidak akan pergi sebelum kalian bercerai. Sekarang datanglah ke rumah sakit, ayah mertuamu pingsan da
Read more

Bab 65: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

“Kepalaku sakit,” keluh Cal. Ia memegangi dan meremas pelipisnya. Samar-samar Cal melihat beberapa orang berkelahi di depan badan mobil. Ia berbinar karena sosok yang dinantikan datang untuk menolongnya. “Al, aku di sini tolong Al!” Cal memukul-mukul pintu yang begitu sulit dibuka.Namun, setelah ketiga orang berhasil dilumpuhkan, netra abu-abu Cal bisa melihat dengan jelas. Ia terbelalak karena orang itu sedang berjalan mendekati mobil.“Kamu baik-baik saja ‘kan?” tanya pria itu sambil membuka pintu penumpang.“L-Lionel, bagaimana kamu—“Lionel menimpali, “Ceritanya panjang. Sekarang ikut aku! Di sini tidak aman.” Pria itu mengulurkan tangan dan membantu Cal turun dari mobil. “Sepertinya kakimu cidera lagi Cal,” ucap pria itu lemah lembut.“Hu’um. Ini sakit tapi bukan masalah. Aku bisa mengunjungi rumah sakit.” Cal membuka tas tetapi … tangan Lionel menggenggam jemarinya. Ia langsung menepis sentuhan itu dan berkata tegas, “Apa yang kamu lakukan?!” Cal mengerutkan kening sebab ked
Read more

Bab 66: Bukan Cinta Tapi Obsesi!

Satu jam sebelumnya, Al memeriksa beberapa hotel di sekitar bandar udara, tetapi sia-sia. Tidak ada tanda keberadaan Lionel atau Calantha. Namun, Al menerima informasi dari anak buahnya yang berjaga di perbatasan kota. Keberadaan Cal tertangkap kamera pengawas di jalan raya. Tentu saja Al menggeram sebab seorang pria dengan santai membawa kabur wanita miliknya. “Sekarang juga ke Villa Pedrosa!” titah pria itu sambil mengepalkan tangan di udara. “Baik Tuan.” Sialnya lagi, akses jalan menuju perbatasan kota ditutup, betapa murkanya seorang Alessandro. Ia hendak mencaci maki deretan beton di atas aspal, tetapi percuma karena tidak akan menyelesaikan masalah. Al berpikir cepat hingga iris biru safirnya menangkap satu unit kendaraan roda dua terparkir di pinggir jalan. “Motor itu bisa membantu. Cari tahu pemiliknya!” Perintah Al pada Xavi. Xavi mengangguk patuh. Lima menit kemudian berhasil mendapat data pemilik sepeda motor. Al tergesa menemui pemiliknya di dalam salah toko pe
Read more

Bab 67: Bersedia Melepas Al

“Xavi, di mana Al?!” Satu kalimat meluncur bebas setelah Cal siuman. Ia tidak perlu bertanya mengapa dirinya ada di rumah sakit atau alasan Xavi menemaninya. Sudah tentu itu semua karena Al.Asisten pribadi yang tengah berdiri membelakangi ranjang pasien sembari memegang ponsel itu terkejut seketika. Xavi hampir menjatuhkan telepon genggam miliknya. Namun fokus Cal bukan pada benda pipih, melainkan ucapan seseorang di balik ponsel.“Katakan di mana Al? Kenapa dia tidak ada di sini? Bukankah kamu selalu mengikutinya?” cerca Cal sambil mengangkat dagu.“Nyonya … ini—“Cal menimpali, “Jangan bertele-tele Xavi!” Untuk pertama kali wanita cantik itu berteriak kepada orang lain. Seluruh kelembutan serta keanggunan Cal lenyap, sebab kekhawatiran berhasil menguasai seluruh tubuhnya. Wanita itu menyibak selimut kemudian turun dari ranjang. Ia mendekati Xavi dan merebut ponsel.“Nyonya Calantha—“Cal menempelkan telunjuk pada bibir tipis pucatnya, lalu berujar lirih, “Aku tidak apa-apa.”Wanit
Read more

Bab 68: Aku Percaya Padamu

“Melepas?” Cal bergumam. Ia terkekeh-kekeh mendengar betapa mudah kakak kembarnya itu mengucap serangkai kalimat tak tahu diri. Cal menatap lekat-lekat sepasang iris abu-abu yang serupa dengannya. Ia mengembuskan napas panjang lalu tersenyum setipis benang. “Bagaimana? Itu cara termudah menebus segala kesengsaraanku di masa lalu!” Clair mengangkat bahu. “Tidak. Aku tidak mau Clair,” jawab Cal pada akhirnya. Ia berkata dengan tegas, “Al bukan barang! Dia berhak memilih, dan aku tidak akan memaksanya lagi.” Bola mata Clair membulat sempurna mendengar kata-kata penolakan itu. Sebagai wanita tentu perasaannya hancur karena tidak bisa memiliki … lebih tepatnya merebut pria yang dicintai. Apalagi Clair telah melakukan segala cara agar Al berpaling kepadanya. “Jangan lupa Cal, dia ….” Clair menunjuk Al di atas ranjang. “Pria itu sudah merusak masa depanmu! Bahkan, Al tidak berani berkata jujur,” sindir wanita itu. Meskipun hatinya membenarkan, tetapi ekspresi wajah Cal tampak biasa saj
Read more

Bab 69: Tidak Sabar dan Rakus

Siang harinya, Al memaksa wanita itu kembali ke kamar, sebab ia memiliki sedikit pekerjaan yang harus diselesaikan. Meskipun belum diizinkan berkeliaran keluar kamar, Al nekat menemui Lionel … lebih tepatnya menjenguk rival tersebut.“Calantha sedang apa?” tanya Al pada Xavi.“Nyonya sudah makan siang dan minum obat,” jawab Xavi. Asisten pribadi itu berdiri di belakang Al.Al manggut-manggut mendengar jawaban Xavi. Ia menggerakkan tangannya sehingga Xavi sedikit membungkuk. Al membisikkan sesuatu pada asistennya. Setelah itu Xavi segera pergi meninggalkan Sang CEO. Tidak lama seorang perawat laki-laki menggantikan tugas Xavi. Diikuti seorang pria yang wajahnya tidak asing bagi Al.“Tuan Torres … atas nama keponakanku, aku minta maaf.” Pria itu menunduk dan ekor matanya melirik ke dalam ICU.“Aku bukan dermawan yang mudah memaafkan, Tuan.” Al menggerakkan kepalanya mengarah ke Tuan Pedrosa.“Aku akui Lionel memiliki obsesi memiliki sesuatu dan ia selalu menggunakan segala cara. Kelua
Read more

Bab 70: Apa Kamu Mencintainya?

“Mom, di mana Calantha?” tanya Al setelah memasuki ruang rawat inap sang istri.Livy memberi isyarat dengan gerakan bola mata mengarah pada pintu putih di ujung ruangan. Tanpa bertanya lebih dalam, Al tahu keberadaan istrinya. Tiba-tiba Al mendengar getar ponsel, tentu itu bukan miliknya. Al mengedarkan pandangan ke atas meja, ranjang pasien dan sofa. Ia menemukan telepon genggam milik Cal.Al menggerakkan tuas kursi roda. CEO anak perusahaan Torres Inc itu mengerutkan dahi. Rahang Al mengetat dan berkedut seketika. Ekor matanya melirik pintu kamar mandi.‘Dia mengganti ponsel baru. Pantas saja tidak terlacak,’ kata Al dalam hati. Ia mendengus sebal karena Cal begitu sulit untuk patuh.Namun, kemarahan Al meredup karena iris biru safirnya terpusat pada pop up pesan di layar ponsel. Kebetulan benda itu tidak terkunci, sehingga Al lebih leluasa.Al menggeram sembari mengetik pesan balasan yang ditujukan Mitha kepada Cal.“Tidak perlu mengkhawatirkan aku! Sebaiknya kamu kembali ke Zuri
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status