“Wanita impian?” Dahi Al kelihatan berkerut. Al hendak maju mendekati Lionel. Ia sudah mengepalkan tangan bersiap memukul mantan kekasih istrinya. Akan tetapi, ia masih menahan sebab tidak mau merusak citranya di depan Cal.“Ya benar, bukankah seorang pria diharuskan berjuang?” sahut Lionel. Pria itu tersenyum mengejek.Dari atas ranjang pasien, Cal mengamati gerak-gerik dua pria dewasa itu. Ia berpikir keras supaya keduanya tidak membuat kerusuhan di rumah sakit.“Aku setuju,” tegas Al. Kini, ia berdiri tepat di depan Cal, sengaja menghalangi jarak pandang Lionel. Ia berujar dengan intonasi dingin, “Tapi seorang pria terhormat tidak merebut milik pria lain.”Bersamaan dengan Lionel membuka mulut, dengan cepat Cal memanggil nama suaminya.“Al? A-aku … kepalaku sakit.” Cal menelan ludah karena memubual. Setelah Al mendekat, wanita itu menyandarkan kepala pada dada bidang. “Seharusnya aku istirahat.”Meskipun enggan berdekatan dengan Al, paling tidak untuk saat ini Cal masih istri sah
Baca selengkapnya