Setelah mengatakan kalimat tadi, Al kembali menyerang Cal dengan ciuman dalam.Kali ini, ciuman itu lebih menuntut. Cal bahkan sedikit kewalahan mengimbangi pria itu.Saat akhirnya pria itu memberi jeda, ia berbisik parau, “Calantha … aku menginginkanmu, sebagai wanitaku, istri—“Ucapan Al terhenti sebab wajah tegas Cal berubah gelisah, titik-titik keringat mulai bermunculan menghiasi dahi. Al meletakkan tangannya di pipi Cal, tetapi wanita itu menepis dengan kuat.“Lepaskan! Pergi!” Kedua mata Cal terpejam rapat, tangannya memukul dada bidang pria di atasnya.“Hey, Calantha tenanglah, buka matamu! Aku Al!”Cal mendorong dengan kuat tubuh kekar Al, lalu menendang perut. Sigap, ia duduk, langsung meraih bantal, menutupi area dadanya.“Brengsek! Pria kurang ajar!” sentaknya.Tubuh Cal gemetaran, kedua matanya terpejam, napasnya terputus-putus, sebab benaknya dipenuhi bayang-bayang pria bejat yang menggagahinya secara paksa.“Calantha?” Perlahan, Al mendekat, merangkul pundak sang istri,
Read more