All Chapters of Dikontrak 365 Hari jadi Istri Presdir Dingin: Chapter 181 - Chapter 190

235 Chapters

Bab 181 - Harusnya Dia yang Memperjuangkan Hubungan

Ocha menatap Aksa bengis lantas berbalik menuju kamar dengan langkah tegas. Dari raut wajahnya terlihat jelas betapa kesalnya ia pada sang suami. Terbukti, kala pintu kamar ditutup dengan kasar hingga menimbulkan suara yang sedikit lebih keras dari biasanya. Menandakan bahwa betapa seorang Ocha sedang berusaha mengendalikan emosi yang tengah meluap-luap. Di ruang tamu, Aksa hanya bisa memandang punggung sang istri yang kini sudah menghilang di balik pintu. Rasa bersalah pun kian menyelimuti hatinya melihat sikap dingin Ocha padanya. Dia lalu menghempaskan tubuh ke sofa, duduk dengan tatapan kosong, sesekali mengusap wajah, gusar. Di hadapannya, Nathan yang duduk--sedang memangku Aqil memperhatikan gelagat Aksa yang bak orang kebingungan. Pria muda itu pun memandang kakak iparnya dengan sorot mata penuh tanya, sementara satu
Read more

Bab 182 - Jangan Dekat-Dekat, Mulut Kamu Bau Alkohol!

“Lala?” Gadis itu menoleh dan betapa terkejutnya ia melihat Rizky sudah berdiri di hadapannya dengan senyum manisnya. Tanpa meminta persetujuan lebih dulu, Rizky langsung duduk di hadapan Lala, seolah-olah memang ini adalah saat yang sudah ia tunggu-tunggu. “Gak ada yang duduk di sini, kan?” tanya Rizky pura-pura memastikan. Padahal, sedari masuk ke kafe tadi, ia yang memang sudah berada di kafe lebih dulu, sengaja memperhatikan sang mantan. Lala membuang pandangan karena kesal dengan tingkah mantan kekasihnya itu. “Siapa yang suruh lu duduk di situ?” ketus Lala. “Ya elah! Cuma kursi doang, La,” balas Rizky tak merasa bersalah sedikit pun, “tapi, baiklah ... gue izin duduk di sini, ya, Nona Zeela Yasmin.” “Lagian kan lu sendiri aja. Apa salahnya gue nemenin?” Rizky berujar ringan seraya menaik-turunkan alis, menggoda Lala, seolah yang dilakukan itu bukan suatu masalah. “NAJIS!” Lala mencebikkan bibir, semakin kesal hatinya melihat Rizky. “La, jujur ... gue masih n
Read more

Bab 183 - Kamu Bohong!

Ocha menarik selimut tinggi-tinggi dan tidur membelakangi Aksa. Namun, Aksa tak habis akal. Dia terus berusaha membujuk istrinya itu, meski tak ada hasil. Pada akhirnya, dia hanya bisa menghela napas berat dan beralih mengambil laptop untuk menyelesaikan pekerjaan. Beberapa saat kemudian, Ocha yang sebenarnya belum tidur mengubah posisi menjadi telentang dengan gerakan pelan setelah suasana berubah hening. Tadinya, dia pikir Aksa sudah tidur, ternyata masih fokus menatap laptop di sebelahnya. ‘Ih, dasar suami gak peka! Istri lagi ngambek, bukannya dibujuk malah sibuk sama laptop. Apa laptop emang lebih menarik ya daripada wanita di kamarnya ini? Kesal lama-lama,’ gerutu Ocha dalam hati. Tanpa sepengetahuan Aksa, Ocha mengawasi dari sudut mata saat sang suami mulai menggerak-gerakkan tubuh, mencoba meredakan rasa pegal di pundak dan punggungnya. Meski masih ada rasa kesal dan marah di hatinya, Ocha juga tidak bisa mengabaikan kepedulian dan sayangnya pada Aksa. Juju
Read more

Bab 184 - Mirror Service

Ocha dan Lala duduk berhadapan di dekat jendela kantin perusahaan ketika jam istirahat tiba.Suasana di sekeliling mereka ramai dengan karyawan lain yang juga sedang menikmati makan siang dan waktu istirahatnya. Ocha kini memutar-mutar sendok di dalam mangkuk sup, tanpa minat untuk memakannya, sesekali menghela napas lelah.Lala yang sedari tadi memperhatikan Ocha sontak mengernyitkan kening seraya menduga-duga kalau Ocha belum selesai dengan masalahnya. “Gue ramal, lu belum baikan sama Aksa,” tebak Lala membuka pembicaraan di antara mereka.Ocha mengangkat wajah sebentar, menatap Lala dengan malas sambil mencebikkan bibir. “Ramalan sesat!”“Ha ha ha. Mana ada sesat? Itu terbukti dari muka lu yang dari tadi kusut. Tapi, omong-omong ....” Lala beralih menopang dagu dengan satu tangannya. “Tadi pagi gue liat lu diantar. Mobil baru lu ke mana emang? Disita Aksa kah?” canda Lala. “Lebih tepatnya, dia sembunyiin
Read more

Bab 185 - Apakah Sedang Bernostalgia Masa Lalu Kita?

Ocha yang kini sudah berdiri di lobby melihat sebentar jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Dia mengedarkan pandangan sekeliling dengan maksud mencari tempat di mana suaminya memarkirkan mobil. Begitu ketemu, Ocha langsung berjalan menuju mobil tersebut. Dia sontak hendak membuka pintu mobil mewah milik Aksa itu, tapi tak bisa terbuka membuatnya mendengus sebal. “Terkunci, kah?” tanyanya pelan. Mencoba sekali lagi, tapi tetap tidak bisa. Tok ... tok ... tok! Dia mengetuk berulang kali kaca mobil dengan raut kesal. “Mas Aksa, pintunya terkunci!” Lama menunggu, tak ada sahutan dari dalam. Tak ada tanda-tanda seseorang membukakan pintu juga. Ocha pun mendekatkan wajah hingga menyentuh kaca mobil, mengintip masuk dan ternyata suaminya tak berada di mobil. “Gak ada? Ke mana Mas Aksa?” tanya Ocha melihat sekililing, mencari-cari
Read more

Bab 186 - Apa Sebenarnya Kamu Masih Memikirkan Mantan Istrimu?

“Argh?!” teriak Ocha, melompat mundur dan buru-buru berbalik. BRAK! Dia tak sengaja menabrak Aksa dan tanpa sadar langsung melompat pada gendongan pria itu maksudnya untuk mencari tempat yang lebih aman. Aksa yang tak siap dengan terjangan sang istri, sempat mundur beberapa langkah, terkejut sejenak, meski tetap terdiam, sesekali terlihat menelan ludahnya. Selang beberapa saat berlalu, pria itu tersenyum lebar, terlebih begitu sepasang matanya sekilas melihat hewan yang membuat Ocha sampai segitu paniknya. Sementara itu, Ocha masih memeluk Aksa dengan tenang, seakan melupakan amarah dan rasa kesalnya pada sang suami yang hingga kini membara di dalam hatinya. Perlahan, Aksa balas memeluk istrinya dengan erat, mengambil kesempatan setelah dua hari ini tak bisa puas memeluk Ocha karena kesalahannya yang membuat sang istri marah padanya. Aksa sesekali mengusap punggung Ocha seolah menyampaikan kalau ia sudah aman sekarang. Walau, sebenarnya Aksa berusaha keras menahan di
Read more

Bab 187 - Artinya Kamu Masih Mencintainya?

Ocha akan melangkah pergi, tapi Aksa lebih sigap menarik lengan sang istri hingga Ocha mundur dan menabrak dadanya. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Aksa memeluk Ocha dari belakang, enggan melepaskan walau Ocha memberontak.Kali ini, ia tak akan membiarkan Ocha menghindarinya dari lagi.Aksa tidak bisa melihat sikap ketus Ocha padanya lebih lama lagi karena kesalahpahaman di antara mereka. “Aku ….” Aksa memecah keheningan. “Aku, minta maaf sama kamu, Cha.”“Demi Allah, aku gak memikirkan Dewi, Sayang,” ungkap Aksa lagi sambil menenggelamkan wajah pada rambut istrinya itu.Sesekali, Ocha dapat merasakan embusan napas Aksa menyapu kulit lehernya. Ocha menarik napas, pelan. Melirik Aksa yang kini menyandarkan dagu di bahunya. “Lalu, kenapa Mas menyebut nama Mbak Dewi?” Ocha bertanya dengan nada sedikit kesal.“Kadang kita kalau kepikiran terus sama suatu hal bisa sampai kebawa mimpi. Sama dengan kamu yang mungkin
Read more

Bab 188 - Menyakitinya Sama Saja Menyakitiku!

Kini, Aksa beralih menyembunyikan wajahnya di pangkuan Ocha.Tak berselang lama, tubuhnya terguncang diselingi dengan isakan tangis yang terdengar memecah keheningan malam di kamar mereka. “Mas ...,” lirih Ocha merasa tak tega pada Aksa.Tangannya bergerak mengusap pelan rambut suaminya itu. “Cha, demi Allah, aku udah gak mencintai Dewi. Aku sama sekali gak pernah berharap untuk sama dia lagi. Lagipula, sekarang ... aku udah punya kamu,” kata Aksa di sela isak tangisnya. “Aku berani bersumpah kalau aku hanya mencintaimu. Aku sangat takut kehilangan kamu,” lanjutnya dengan suara bergetar.Dia menangkupkan kedua tangan di depan dada seraya berujar, “Tolong maafkan aku.”Ocha terdiam sejenak, tapi lama kelamaan dia semakin tak tega melihat Aksa kini berurai air mata. Dia menatap lekat sepasang bole mata suaminya itu seolah mencari kebohongan di sana, tetapi yang ia temukan hanya sirat penyesalan. Ocha
Read more

Bab 189 - Bekas Lipstik

Tok ... tok ... tok! Lamunan Nathan langsung buyar begitu mendengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. “Masuk!” teriaknya. Tak lama, pintu kamar berderit pelan. Sang papa masuk dan langsung berjalan pelan menghampiri putranya itu. Nathan memutar kursi menghadap ke arah papanya yang saat ini sedang duduk di tepi kasur. “Tumben ke sini, Pa? Ada apa?” tanya Nathan. Tak biasanya pria berkacamata itu datang ke kamar Nathan malam-malam, kecuali jika putra tunggalnya dengan Laras itu berbuat masalah dan sang papa datang untuk memarahinya. Akan tetapi, akhir-akhir ini Nathan merasa tak berbuat onar. Terakhir mengkonsumsi alkohol pun saat ia teramat kecewa pada keluarganya. Beberapa hari terakhir, dia hanya fokus untuk menyelesaikan skripsi. “Skripsi kamu sudah sampai mana?” tanya Paul. Menatap Nathan dengan raut perhatian. “Tinggal bab akhir, Pa. Mungkin besok juga selesai.” Paul menganggu-angguk pelan. Setidaknya, dia merasa senang mendengar jawaban Nathan, meski sebelu
Read more

Bab 190 - Mau Tampar Lagi, Gak?

Ocha terpaku dalam diam, sejenak berpikir sambil memicing penasaran mengamati bekas lipstik berbentuk bibir yang tampak mulai pudar itu. Namun, dia dibuat terlonjak saat tiba-tiba sebuah lengan melingkar di perutnya. Dia menoleh sebentar, merasakan napas hangat suaminya sesekali meniup di lehernya. “Mas, ih ... lepasin! Kulit kamu dingin banget,” protes Ocha berusaha melepaskan diri, tetapi Aksa tak mengindahkan. Terus saja memeluk istrinya itu. “Maka dari itu aku cari kehangatan, soalnya dingin.” Nada suaranya serak. “Lagian, kamu liatin apa sih, hm?” tanya Aksa sambil mengecup pipi Ocha beberapa kali. “Liatin baju kamu ada bekas lipstik. Bekas bibir siapa itu?” tanya Ocha dengan nada mengintimidasi. Aksa melepas pelukan, lantas merebut bajunya dari tangan Ocha dan menyimpannya kembali di lemari. “Bekas bibir kamu,” katanya singkat. “Bibir aku
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
24
DMCA.com Protection Status