Berada dalam pelukan putranya itu, Paul berderai air mata. Dada lebar itu seakan sesak mengingat kesalahannya di masa lalu. Dia tak hanya tak menyakiti Karin, tetapi juga Ocha, Yaya, dan Nathan. Anak-anak tak bersalah itu, menjadi korban dari kebodohannya. Di sudut lain, Karin dan Ocha juga diam-diam menghapus butiran-butiran bening yang dengan lancang mengalir membasahi pipi keduanya. Hanya saja, bersamaan dengan Yaya yang melepas pelukan, suasana mengharu biru itu tiba-tiba berubah drastis. Terlebih, ketika Laras yang sedari tadi memang terlihat kesal menyaksikan pemandangan tersebut membuka suara. “Apakah ini bagian dari rencanamu, Karin?” tanya seakan-akan menuduh. Karin cukup syok mendengarnya. Sepasang mata yang tadi mengalirkan buliran jernih kini seolah-olah langsung kering. Apa maksud Laras berkata demikian? “Apa maksudmu?” Karin bertanya untuk memastikan. Di sisi ranjang suaminya, Laras melipat tangan seraya tersenyum sinis. Terlihat dari sorot matanya, ia
Read More