Selang beberapa saat kemudian. Pria berkemeja putih dengan lengan digulung sesiku itu datang tergesa-gesa, wajahnya tampak pias sedari mendapatkan informasi kalau presdir mereka datang bersama istrinya ke restoran. Aksa dikenal sebagai sosok yang tegas dan perfeksionis. Setiap kali ada kunjungan mendadak seperti itu, pasti ada sesuatu yang mungkin salah pada restorannya. Walaupun, sebelumnya dia juga pernah mendapat informasi dari staf pelayanan kalau Aksa berkunjung, tetapi hanya mampir makan. “Selamat siang, Pak Aksa,’ sapa Adib--sang manajer sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Aksa. Aksa menyambut dengan senyum yang membingkai wajahnya. “Selamat siang. Apa kabar, Adib?” “Baik, Pak.” “Oh ya, Pak. Biar saya panggilan kan pelayan dulu untuk mencatat pesanan Bapak dan Bu Ocha,” ujar Adib. “Tidak perlu,” tolak Aksa ramah, “tadi, sudah ada yang melayani kami.” Setidaknya kali ini Adib bisa menghela napas lega. Dia merasa senang, stafnya bisa diandal
Baca selengkapnya