Home / Thriller / Simpanan Mafia Kejam / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Simpanan Mafia Kejam : Chapter 31 - Chapter 40

106 Chapters

Jangan bunuh paman ku

Bab 31“Kinanti, a-aku bisa jelaskan Kinanti,” Marco yang merasa bersalah ingin minta maaf ke Kinanti, sambil ingin menjelaskan maksud dari ucapannya. Namun, Brian langsung menggerakkan tangannya memberikan isyarat agar Marco pergi saja dan meninggalkan keduanya. Alhasil Marco menundukkan kepalanya dan berjalan melewati Kinanti, setelah Marco pergi barulah Brian mengambil tas Kinanti yang terjatuh ke atas lantai, dan memberikannya ke Kinanti. “Ini Kinanti,” kata Brian. Kinanti enggan mengambil tasnya lagi dari Brian, sebab dia yang terlanjur sakit hati dengan apa yang dia dengar dari mulut Marco. Memang benar Kinanti tidak menyukai adik dari almarhum papanya, orang yang sudah membuat hidup Kinanti jadi seperti ini, tapi bagaimanapun Kinanti tidak rela jika Brian memerintahkan anak buahnya untuk membunuh keluarganya yang tersisa. “Apa aku tidak salah dengar tadi Brian? Apa pamanku target kamu selanjutnya, Brian? Jawab Brian! Jawab! Aku bisa saja belajar menerimamu Brian. Tapi aku t
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

pergulatan batin

Bab 32Di dalam mimpinya, Kinanti berada di tempat yang gelap dan dingin. Suara langkah kaki mendekat, membuat bulu kuduknya meremang. Dia melihat sosok yang familiar, pamannya yang jahat, dengan tatapan yang penuh ancaman."Kinanti, kamu pikir bisa lari dariku? Aku akan membuatmu menderita seperti dulu. Hahahaha,” gelak tawa itu menambah takut rasa hati Kinanti. Pamannya mengeluarkan pisau dari balik jaketnya, dan Kinanti mundur dengan ketakutan, tapi kakinya terasa berat seperti ditahan oleh sesuatu. “Jangan, jangan sakiti aku. Jangan sakiti akuuuu.” Dengan mata terpejam Kinanti tetap mengigau, tapi pada akhirnya Brian membangunkan Kinanti dan langsung berkata, “Kinanti, apa yang terjadi padamu? Kinanti bangunlah, ini aku, Kinanti. Ini aku sayang.”Dengan lembut tangan Brian menyeka keringat dingin yang membasahi wajah Kinanti. “Kamu sedang bermimpi sayang, apa sesuatu ada yang mengganggu pikiranmu?”Perlahan tapi pasti Kinanti membuka mata, lalu dia menatap sosok Brian yang kini
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bertemu keluarga Brian

Bab 33Indonesia, pusat perbelanjaan Sentral yang berada di kawasan milenial. Di tempat itu dihebohkan dengan berita kepulangan Brian dengan istrinya, seorang anak konglomerat ternama yang tinggal di pusat kota di salah satu kawasan terelit yang ada di Indonesia. Ada yang senang dengan kepulangan Brian dan ada juga yang takut dengan kepulangan Brian, serta banyak juga yang bersikap biasa saja. Namun, ada sepasang sosok mata yang sengaja menghentikan aktivitasnya setelah melihat sekilas wanita yang ada bersama dengan Brian. “Itu kan, Ki …..”Drttttt Belum sempat pria itu menyebut sebuah nama, sudah datang saja panggilan masuk ke ponselnya dari sang istri. “Pa, apa kamu melihatnya? Bukankah itu Kinanti? Atau aku salah lihat,” kata wanita dari balik telepon. Pria itu juga merasa yang sama, seperti melihat Kinanti atau hanya salah lihat, apalagi wanita itu langsung bersembunyi di belakang badan Brian. Membuatnya tidak bisa memastikan itu Kinanti atau tidak. “Pa, kenapa Papa diam sa
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Kedatangan paman

Bab 34Kejadian malam tadi di atas ranjang masih terngiang di ingatan Kinanti, tatkala Brian memberikan sentuhan kecil di badannya, dilanjutkan dengan gerakan Brian yang membuat Kinanti tidak mampu menolak. Apalagi Brian melakukannya dengan penuh perasaan. Kinanti sendiri sampai tidak sadar kalau dia sangat menikmati setiap sentuhan Brian di badannya, dan rasanya itu masih terbayang hingga kini. Apalagi rasa ngilu dari tengah selangkangan itu masih terasa oleh Kinanti. Dia tidak mampu membayangkan kalau Brian sesemangat itu memainkan tubuhnya.“Kamu kenapa Kinanti? Mereka semua sudah menunggumu, ayo Kinanti,” kata Brian yang terpaksa kembali datang ke kamar hanya untuk memanggil Kinanti. Kinanti mengangguk lalu ia berjalan ke arah Brian, tapi Brian merasa ada yang aneh dari cara berjalan Kinanti. “Apa kamu baik-baik saja, Kinanti?”Kinanti malu untuk mengatakan ini, tapi kalau dia tidak jujur yang ada Brian tidak akan berhenti mengkhawatirkan nya. “Sakit,” jawab Kinanti dengan mena
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Ketahuan juga

Bab 35Mendengar kata paman tidak hanya membuat Kinanti terkejut, melainkan takut. Dan sangking takutnya sampai Kinanti segera mungkin berjalan ke belakang badan Brian. Awalnya Brian pikir Kinanti mau apa, tapi sekali melihat mimik muka Kinanti membuat Brian paham kalau Kinanti sedang merasa takut. “Apa kamu tidak mau bertemu dengan pamanmu itu Kinanti?” Kinanti yang ditanyakan menggelengkan kepalanya, jangankan untuk bicara untuk ketemu saja Kinanti tidak mau. Brian menenangkan Kinanti dengan memegang tangan Kinanti, dilanjutkan dengan Brian yang menengadahkan kepala Kinanti yang tertunduk di hadapan Brian. Kinanti serasa seperti sedang menyembunyikan ketakutannya di hadapan Brian. “Baiklah, kamu di sini saja.”“Tapi Brian,” cegah Kinanti.Brian langsung menatap lekat ke Kinanti, dilanjutkan dengan Brian yang berkata, “Ada apalagi Kinanti?”“Brian, jangan bunuh pamanku. Aku memang belum siap bertemu dengannya, tapi aku mohon jangan bunuh pamanku Brian.” Brian tidak berkata apa
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

Rasa bersalah Marco

Bab 36Segera mungkin Kinanti bersembunyi di balik jendela kamarnya, setelah keberadaannya diketahui oleh bibi dan pamannya, dan kebetulan Marco juga sempat melihat Kinanti dari jendela kamarnya. Tidak ingin keduanya melampaui batas akhirnya Marco mengeluarkan suara garangnya. Dia gusar dan berkata, “Kalian pergi dari sini atau kalian aku laporkan ke polisi karena sudah membuat keributan di tempat orang ha?” “Tapi itu … Kinanti,” sang bibi menunjuk ke arah jendela kamar Kinanti. “Tidak ada disini keponakan kalian, sana kalian pergi!” Mendengar suara Marco yang marah-marah membuat Brian datang mendekat sambil berkata, “Mereka belum pergi juga Marco?” “Belum nih Brian, bandel amat keduanya.”“Ya sudah, pakai cara kekerasan aja. Kalau dibilang pelan gak bisa maka pakai cara kekerasan saja Marco. Mudahkan.” Brian berkata sambil dia yang sedikit menyingsing bajunya. Hingga memperlihatkan pistol di samping celana Brian. Marco juga ikut-ikutan, tapi bedanya Marco sengaja mengeluarkan pi
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

Jerat cinta Brian

Bab 37“Kenapa sih Brian itu, tidak boleh banget Mama membawa kamu jalan Kinanti? Apa dia takut kalau Mama akan meninggalkanmu begitu saja Kinanti, tapi itu tidak akan mungkin kan? Bagaimanapun kamu itu menantu Mama, ya sudahlah Kinanti. Mendingan kita pulang sekarang,” wanita yang selalu glamor dalam berpakaian itu marah-marah, saat Brian memintanya segera membawa Kinanti pulang. Dan saat itu juga Martha membawa Kinanti pulang. “Padahal Mama baru belanja sedikit Kinanti, lain kali kita harus pergi ke Paris untuk berbelanja Kinanti. Nanti Mama akan membawamu ke langganan Mama yang di sana. Pokoknya kamu pasti suka Kinanti, lihat aja nanti,” sambung Martha yang mengajak Kinanti ngobrol, tapi Kinanti hanya menjawab dengan senyum dan sesekali mengiyakan ucapan Martha. Dia tidak begitu tertarik dengan tawaran dari mama mertuanya itu, sekalipun keluarga Brian benar-benar baik dan sangat menghormatinya sebagai anggota keluarga mereka. Hal yang tidak Kinanti dapatkan dari keluarga pamannya
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more

Rencana yang gagal

Bab 38Pagi ini Kinanti merasakan sesuatu yang beda dari biasanya, dia tidak melihat para asisten pribadi yang ditugaskan untuk mengurus keperluan Kinanti, dan tidak itu saja. Saat sarapan pagi pun hanya ada kedua orang tua Brian, Marco, Brian dan tentunya Kinanti sendiri. Tidak seperti biasanya yang mana setiap sudut ruang makan itu ada asisten pribadi Brian yang berdiri menjaga keluarga Brian. “Apa Brian meliburkan semua pekerjanya? Tumben gak banyak yang mengawasi saat sarapan. Bukankah itu bagus? Aku kurang nyaman juga karena mereka, tapi tadi pagi juga begitu. Gak ada yang masuk ke kamar untuk mengantar keperluanku? Lagian aku bukan anak kecil yang harus dimanjakan tapi aku juga bisa melakukan semuanya. Kalau begini terus kan enak,” gumam Kinanti di dalam hatinya, dan tidak berselang lama Brian datang menghampiri Kinanti dan langsung mencium pipi Kinanti. Kinanti sontak terkejut dan langsung menoleh ke arah Brian. “Kamu memikirkan apa sih, sayang?” Kinanti menggelengkan kepa
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

Seorang mafia

Bab 39Kinanti benar-benar jengkel dibuatnya, dia hanya ingin pergi bertemu dengan teman lama, tapi yang ikut sangat banyak. Bagaimana caranya Kinanti bisa berbicara dengan teman lamanya kalau begitu? Pasti rasanya sangat tidak nyaman saat dilihat oleh banyak orang. Kinanti tidak bisa membayangkan dia yang tiba-tiba bertemu dengan teman lamanya tapi seisi kafe itu memperhatikannya dengan teman lamanya. “Oh my God, kalau begitu mendingan aku gak usah pergi aja.” “Ayo Nona,” kata sang supir, bukannya masuk ke dalam mobil justru Kinanti putar arah menuju arah dalam rumah. Hatinya langsung jengkel melihat pengawasan yang ekstra ketat padanya, hingga moodnya secara spontan langsung hilang. “Apaan sih si Brian? Bisa-bisanya dia meminta semua anak buahnya untuk mengawal ku, memangnya aku apaan. Anak presiden enggak kan? Aku bukan anak presiden dan aku bukan putri raja apalagi permaisuri. Tapi Brian sudah berlebihan padaku. Dia meminta semua anak buahnya mengawal ku. Mendingan aku gak usah
last updateLast Updated : 2024-08-11
Read more

Dikira pintar

Bab 40Helena langsung memberikan isyarat ke Kinanti untuk menoleh ke belakang mobil mereka, dan ternyata di belakang mobil mereka sudah banyak mobil yang berderet yang merupakan mobil anak buah Brian. “Gila, ini sangat gila Helena? Apa setiap kali kamu keluar seperti ini Helena?” “Hmmmm, tapi ini Lebih banyak daripada yang biasanya, dan biasanya cuman ada dua bodyguard yang menjagaku di belakang. Mungkin karena ada kakak dalam mobilku.”Kinanti yang tercengang langsung duduk dan bersandar di kursi mobil, dia memasang wajah frustasi melihat banyaknya bodyguard yang mengikuti mereka. “Ini kayak kita jadi buronan aja ini, Helena?” Helena langsung menanggapi ucapan Kinanti dengan tersenyum, dan dengan santainya Helena memainkan ponselnya kembali. “Gila, apa kamu nyaman dengan keadaan ini Helena?” Helena yang asyik dengan ponselnya menggelengkan kepala, tanda dia tidak nyaman dengan pengawalan ketat dari Brian. “Hah, apa kamu tidak bisa protes Helena?” “Kak Kinanti, kak Brian juga
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status