Home / Thriller / Simpanan Mafia Kejam / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Simpanan Mafia Kejam : Chapter 51 - Chapter 60

106 Chapters

Kekecewaan Kinanti

Bab 51 Kekecewaan Kinanti Brian berjalan gelisah di luar ruangan tempat Kinanti dan Sarah berada. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai perasaan dan penyesalan, kekhawatiran, dan ketakutan. Ketika dia mendengar suara Kinanti yang mual dan melihat wajahnya yang pucat, kekhawatirannya meningkat. Dia tidak bisa lagi mengabaikan instingnya. Brian segera meraih ponselnya dan menelepon dokter pribadinya.“Dokter, aku butuh kau datang sekarang ke klub. Ini darurat,” suaranya terdengar mendesak.Hanya dalam waktu singkat, dokter pribadi Brian tiba di klub dengan membawa tas medisnya. Dia langsung menuju ke ruangan di mana Kinanti sedang duduk dengan wajah yang pucat. Brian berdiri di belakang dokter, dengan napas tertahan, menunggu hasil pemeriksaan.Dokter memeriksa Kinanti dengan cermat, merasakan nadinya, dan memeriksa tanda-tanda lain. Setelah beberapa saat, dokter berdiri dan menatap Brian dengan senyum kecil di wajahnya.“Tuan Brian,” kata dokter itu pelan, “Selamat. Istri Anda sedang ha
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 52. Rahasia dibalik kematian kedua orang tua Kinanti.

Bab 52. Rahasia dibalik kematian kedua orang tua Kinanti. Malam itu, ruang kerja Alvian terasa lebih sunyi dari biasanya, meskipun dinding-dindingnya penuh dengan buku-buku dan dokumen-dokumen penting. Alvian duduk di kursi kayu berlapis kulit, tatapannya terfokus pada orang suruhannya yang setia, Anton, yang berdiri di depannya dengan wajah tegang. Meja di depannya penuh dengan berkas-berkas investigasi yang telah digali oleh Anton dan timnya."Jadi, Anton, apa yang kau temukan?" tanya Alvian dengan nada rendah tapi penuh kewibawaan.Anton menelan ludah sebelum menjawab, "Tuan, kami menemukan bukti bahwa kecelakaan yang menewaskan kedua orang tua Nyonya Kinanti memang direncanakan. Rem mobil ayahnya sengaja dirusak, dan kami menduga kuat bahwa pelakunya adalah seseorang yang dekat dengan keluarga mereka."Tatapan Alvian berubah tajam. "Seseorang yang dekat dengan keluarga mereka? Apa kau sudah punya nama?"Anton mengangguk pelan. "Kami mencurigai Paman Rey, Tuan. Ada beberapa bukti
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Brian yang ketahuan mencari pelampiasan

Bab 53Martha tertegun, mata-matanya membulat tak percaya saat mendengar berita dari Brian. Namun, senyum kebahagiaan segera merekah di wajahnya. Dia berbalik menuju Kinanti dan menariknya ke dalam pelukan hangat."Oh, Kinanti, sayang... Ini benar-benar kabar yang luar biasa!" seru Martha, suaranya penuh dengan kegembiraan yang tulus. "Kamu tidak tahu betapa bahagianya Mama saat mendengar kabar ini!"Kinanti tersenyum, meski masih ada jejak kesedihan di wajahnya, namun berita kehamilan itu setidaknya memberikan kebahagiaan baru dalam hidupnya.“Terima kasih, Ma,” jawab Kinanti lembut. “Aku hanya berharap bisa membuat Papa dan Mama bangga.”Alvian yang mendengar itu, tersenyum bangga pada menantunya. “Tentu saja kami bangga, Kinanti. Kamu sudah menjadi bagian dari keluarga ini sejak hari pertama, dan kehadiran anakmu kelak akan melengkapi kebahagiaan kami.”Namun, sebelum suasana semakin sentimental, Martha tiba-tiba melepaskan pelukan dan memandang Alvian dengan mata berbinar-binar. “
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 54. Tertekan batin

Bab 54. Tertekan batinKinanti berlari dengan perasaan hancur, dengan apa yang ia lihat barusan di dalam kamar. Suami yang mulai ia percayai ternyata sedang bersenang-senang dengan wanita lain. Sementara Brian dari kejauhan mengirim anak buahnya untuk segera membawa Kinanti pulang terlebih dahulu. Marco yang melihat acara Brian kacau mencoba mendekati Brian dan berkata, “Maafkan aku, Brian. Aku tidak tahu kalau Kinanti ternyata mengikuti mu.”“Hah, dia akan semakin benci padaku. Ya sudah biarkan saja. Pastikan Kinanti pulang dengan selamat.”“Apa kamu tidak akan mengejarnya, Brian?” Brian langsung balik badan dan menghampiri wanita itu, ini lebih penting bagi Brian daripada harus menyusul Kinanti dan mendengar ocehan Kinanti. Lagian kaki Brian akan terasa sakit kalau cairan itu tidak segera ia keluarkan. Brian dengan santai memanggil wanita yang sudah mengenakan pakaiannya. Brian berkata, “Ayo lanjutkan, pekerjaanmu belum selesai.”______Kinanti sampai ketiduran menunggu Brian yan
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Kamu tidak tahu karena bukan kamu yang menjalaninya

Bab 55 Setelah pesta syukuran kehamilan yang penuh dengan formalitas dan senyum-senyum palsu, malam itu akhirnya berakhir. Tamu-tamu mulai beranjak pulang, aula besar perlahan mulai kosong, dan hanya tinggal sisa-sisa suara dari pekerja yang membersihkan ruangan. Kinanti dan Brian pun kembali ke kamar mereka, meninggalkan keramaian di belakang. Malam itu terasa lebih sunyi daripada biasanya, meskipun seluruh rumah besar Alvian masih dihiasi dengan kemegahan pesta yang baru saja usai. Kinanti melangkah pelan menuju kamar tidur, melepas sepatunya dan duduk di tepi ranjang. Rasa lelah menyelimuti tubuhnya, tidak hanya secara fisik tapi juga emosional. Pikirannya masih dipenuhi dengan bayangan-bayangan yang menghantui, tentang Sarah, tentang perasaan terkhianati, dan tentang semua tekanan yang ia rasakan. Brian, yang selama ini tampak penuh percaya diri di hadapan para tamu, kini duduk di sampingnya. Tanpa berkata apa-apa, ia tiba-tiba meraih tangan Kinanti dan menariknya dalam peluk
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Sesuatu yang buruk terjadi ke Kinanti

Bab 56 Ruang kerja Alvian terasa lebih berat dari biasanya. Setumpuk dokumen dan file investigasi tersusun rapi di atas meja kayu yang besar, namun kegelisahan di wajah Alvian tidak bisa tersembunyi. Aldo, detektif senior yang mengawasi kasus ini, baru saja mengkonfirmasi keterlibatan Rey, paman Kinanti, dalam perencanaan kecelakaan yang merenggut nyawa orang tua Kinanti. Alvian tahu bahwa langkah selanjutnya harus dilakukan dengan hati-hati.“Bos, kami sudah menyelesaikan semua penyelidikan,” kata Aldo dengan nada serius, membuka file yang menunjukkan bukti-bukti yang ada. “Semua petunjuk mengarah pada Rey. Rekaman, dokumen, bahkan saksi semua menunjukkan keterlibatannya.”Alvian memeriksa dokumen-dokumen tersebut dengan seksama, wajahnya semakin tegang. “Rey? Aku tidak pernah membayangkan dia bisa melakukan sesuatu yang begitu kejam. Apa ada cara untuk memastikan agar Brian tahu secepatnya? Kita perlu memberitahunya agar dia bisa mengambil tindakan yang tepat.”Aldo mengangguk. “Pa
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Bab 57 Kinanti dalam bahaya

Bab 57 Kinanti dalam bahaya Pelabuhan malam itu dipenuhi dengan hiruk-pikuk kegiatan, deru mesin kapal, dan suara deburan ombak yang menghantam dermaga. Di antara kekacauan itu, Brian berdiri dengan ekspresi muram, memandang ke arah laut yang gelap. Pikirannya seharusnya terfokus pada pengiriman paket narkoba besar-besaran yang sudah direncanakan selama berbulan-bulan. Namun, rasa cemas yang menyelinap perlahan mengalihkan perhatian utamanya yaitu Kinanti.“Apa Kinanti sudah pulang?” tanyanya pada diri sendiri. Brian mencoba menenangkan diri, meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, saat ponselnya berdering, dan nama Andra muncul di layar, amarah yang sudah lama ia tahan mulai naik ke permukaan. Dia tahu panggilan itu tidak akan membawa kabar baik."Damn it, apa lagi sekarang?" geram Brian sambil mengangkat telepon, bersiap untuk meledakkan kemarahannya kepada Andra. "Andra, kenapa kamu ….!” "Bos! Bos Brian!" suara Andra terdengar putus asa, dipenuhi ketakutan
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Kemarahan Brian

Bab 58Malam itu begitu gelap, disertai suara angin yang menderu seperti menggema di telinga. Lampu-lampu kendaraan yang dinyalakan oleh Brian dan Marco serta timnya menerobos kegelapan, mencari-cari di antara bayangan yang menutupi jalanan. Mereka akhirnya sampai di lokasi di mana pengawal Kinanti terakhir kali memberi kabar sebelum segalanya menjadi sunyi. Brian turun dari mobil dengan cepat, langkahnya penuh dengan determinasi dan kemarahan yang sulit ditahan.“Apa di sini tempatnya, Marco?” “Hmmmm, itu mobil mereka semua. Dan lihatlah ….” Marco dan Brian bergegas turun dari dalam mobil, ketika mereka sampai di lokasi, pemandangan yang menyambutnya membuat darahnya mendidih. Enam bodyguard yang seharusnya melindungi istrinya kini tergeletak di tanah, terluka parah. Darah berceceran di mana-mana, dan di antara mereka, tubuh Andra yang tak bergerak menjadi pusat perhatian Brian. Andra tergeletak dengan kondisi tubuh yang sangat mengenaskan, seperti telah dilindas oleh mobil berulan
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Kenyataan pahit yang menyakitkan untuk Kinanti

Bab 59Kinanti duduk dengan tubuh masih terikat di kursi, pikirannya dipenuhi dengan campuran ketakutan dan kekecewaan yang mendalam. Rasanya seperti mimpi buruk yang tak berujung, terjebak dalam situasi mengerikan ini, dikhianati oleh seseorang yang seharusnya menjadi keluarganya sendiri. Dia berusaha keras menahan air mata yang mulai menggenang di matanya, namun rasa sakit di hatinya begitu kuat sehingga dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.Ketika Rey kembali ke ruangan, dengan senyum sinis yang menghiasi wajahnya, Kinanti tak bisa lagi menahan semua perasaan yang bergejolak di dalam dirinya. Meski lemah, dia menatap pamannya dengan sorot mata penuh kekecewaan dan luka yang dalam.“Kenapa, Paman?” tanya Kinanti, suaranya terdengar bergetar namun penuh dengan kesedihan. “Kenapa Paman begitu jahat padaku? Aku ini keponakan kandungmu. Darah daging dari saudara kandungmu sendiri. Tapi... kenapa Paman dan keluarga Paman selalu memperlakukanku seperti ini?”Rey terdiam sejenak, mena
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

Rey yang main-main dengan Brian.

Bab 60Rey yang main-main dengan Brian. Beberapa jam setelah Kinanti dan Sarah disekap, telepon genggam Brian kembali bergetar. Kali ini, panggilan itu datang dari nomor tak dikenal. Brian, yang masih diliputi kegelisahan, segera menjawab dengan cepat.“Halo, Siapa ini?" suaranya terdengar tegang, penuh amarah yang sudah tak tertahankan."Brian, aku tak perlu memperkenalkan diri, bukan?" Suara Rey terdengar dari seberang telepon, dingin dan penuh kepuasan.Brian merasakan darahnya mendidih saat mengenali suara itu. Tangan yang menggenggam ponsel bergetar karena kemarahan."Apa yang kau inginkan, Rey? Di mana Kinanti dan Sarah?"Rey tertawa kecil, menikmati ketegangan yang bisa dirasakannya dari nada suara Brian. "Jadi kamu sudah tahu kalau mereka berdua ada bersamaku? Mereka aman bersamaku, aman untuk saat ini. Tapi keselamatan mereka, Brian, bergantung pada seberapa cepat kau bisa mengabulkan permintaanku."“Apa yang kau inginkan? Uang, kan?" Suara Brian tajam dan tanpa basa-basi.
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status