Semua Bab Istri Kedua yang Diinginkan: Bab 71 - Bab 80

86 Bab

Part 71. Demi Sinar

Abaikan huru-hara di luar sana tentang berita yang terjadi antara Praba dan Talita. Fokus Praba adalah mengatur kembali rumah tangganya bersama dengan Sinar. Satu tujuannya tercapai, yaitu lepas dari Talita. Namun, dia sekarang akan menempatkan posisi Sinar dan putranya di atas segalanya.Jangan tanyakan tentang cinta terlebih dulu karena Praba belum ada gambaran tentang itu. Baginya, jatuh cinta itu harus seperti dirinya saat bersama dengan perempuan yang dulu pernah dikasihi. Sedangkan sekarang, dia hanya merasakan perasaan tanggung jawab atas Sinar dan tak lebih dari itu.“Putuskan sekarang. Karena besok pagi akan langsung kita proses.”Sinar dulu tidak pernah muluk dengan membayangkan memiliki rumah besar dengan segala kemewahan. Dia tahu kemampuannya, rumah peninggalan orang tuanya saja sudah lebih cukup untuknya. Namun, tampaknya takdir berkata lain.Sekarang justru dia akan mendapatkan rumah dari suaminya. Terlepas bagaimana dulu hubungan mereka diawali, tetapi sekarang suaminy
Baca selengkapnya

Part 72. Kegiatan Menjelang Subuh

Sinar tidak segera menjawab ketika menatap netra hitam Praba. Ada desiran hangat yang dia rasakan ketika tatapan mereka bertemu. Haruskah dia membiarkan perasaannya berkembang tanpa lagi membentengi diri? Sanggupkah dia nantinya kehilangan Praba jika seandainya Praba meninggalkannya?“Mas.” Suara Sinar terasa tercekat.“Kamu masih ragu?” tanya Praba tahu apa yang dipikirkan oleh Sinar. “Apa yang membuatmu ragu?” Praba melayangkan tangannya untuk mengelus rambut Sinar. “Takut aku akan meninggalkanmu? Atau takut karena kita belum saling mencintai?”‘Takut kalau nasibku akan seperti Talita,’ batin Sinar.“Aku tidak akan menjanjikan apa pun kepadamu tentang masa depan.” Praba kembali bersuara. “Karena aku nggak bisa meramal kita nanti akan bagaimana. Hanya saja untuk sekarang, aku akan di sini sama kamu dan Askara. Hidup bertiga dalam satu keluarga yang utuh.”Seringaian itu keluar di mulut Praba. “Itulah kenapa kita harus membuatkan adik untuk Askara. Dia harus punya saudara biar rumah k
Baca selengkapnya

Part 73. Cantika

“Ada banyak orang yang menghubungi Bapak agar Bapak bisa speak up tentang masalah yang sekarang ramai dibahas.”Dante menginformasikan segala sesuatu yang melibatkan Praba. Di luar sana, banyak spekulasi muncul dan semua pembawa berita pun berlomba ingin mengetahui kebenaran berita simpang siur tersebut. Hanya saja, Praba tidak berminat untuk mengurus hal tersebut.Akan ada waktu berita tersebut akan hilang dengan sendirinya. Praba tahu betul, masalah seperti ini tidak akan pernah bertahan lama di media. Ada hal yang lebih viral, maka berita yang sekarang akan tergerus begitu saja.“Lalu?” Praba menatap Dante sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Kedua tangannya memegangi ujung pena sesekali memutarnya.“Pak Dimas sekarang kembali memegang perusahaan. Ada sedikit gejolak yang terjadi di perusahaan sana, dan mereka berusaha agar masalah itu tidak sampai di teling wartawan.”Praktis sejak Praba keluar dari rumah orang tuanya dan dilarang menginjak kakinya di perusahaan sa
Baca selengkapnya

Part 74. Gejolak Kebingungan

“Untuk apa aku memberi tahu kamu? Nggak akan mengubah apa pun ‘kan? Kamu juga nggak akan pernah jatuh cinta sama aku.” Talita menjawab dengan suasana hati yang terusik.Perempuan itu berdiri menghadap Praba. Menatap lelaki yang dicintainya benar-benar mengusik ketenangan hatinya. Perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan selama ini hanya buang-buang waktunya.Tidak sekalipun Praba mencintanya. Perasaan lelaki itu tertutup oleh cinta semu seorang Cantika. Talita tidak kalah cantiknya dengan perempuan itu, tetapi meskipun begitu, Praba tidak pernah meletakkan ketertarikannya kepada Talita.“Kalian benar-benar menganggapku sebodoh itu?”“Tidak ada yang menganggapmu bodoh, Mas. Aku melakukan semuanya karena aku cinta sama kamu. Di sisi lain, Papa dan Mama memberiku dukungan. Semua sah-sah aja, ‘kan?”“Kalian benar-benar tidak punya hati. Mampu melakukan segalanya untuk mendapatkan apa yang kalian inginkan. Keputusanku ternyata tidak salah. Semakin lama aku hidup denganmu, itu hanya akan m
Baca selengkapnya

Part 75. Praba Berubah Asing

“Mas udah pulang?”Sinar menoleh ketika merasa ada orang lain di sekitarnya. Ternyata benar, Praba sudah berdiri di dekat tangga sambil menatapnya. Perempuan itu bisa melihat ada yang berbeda dari sang suami. Ada kekacuan yang terlihat dari wajah lelaki itu.Praba tidak menjawab dan hanya berjalan mendekati Sinar. Lelaki itu lalu mengecup pelipis Sinar sebelum duduk di samping sang istri. Menatap penuh pada Sinar seolah ada banyak hal yang dipikirkan, tetapi sulit untuk terucap.“Ada apa?” tanya Sinar setelah itu. “Kenapa menatapku seperti itu?”Praba menggeleng. “Aku hanya banyak pekerjaan dan lelah.” Bahkan cara bicaranya saja sedikit aneh. Suaranya terdengar lembut, tetapi dingin. Hal itu mengingatkan Sinar pada awal pertemuan mereka.Meskipun begitu, Sinar memilih untuk tidak bertanya banyak dan mengorek sesuatu dari Praba.“Aku ambilkan minuman ….”“Nggak usah. Kamu duduk saja di sini.” Praba menahan Sinar yang akan beranjak dari tempat duduknya. Lelaki itu merasa perasaan tidak
Baca selengkapnya

Part 76. Peringatan Sinar

“Ikut campur urusan Mas?” Sinar mengulangi ucapan Praba. Lelaki itu yang selama ini selalu meyakinkan dirinya jika semua hal akan baik-baik saja jika mereka bersama, sekarang justru mengatakan sesuatu yang bertolak belakang. Tentu saja hal itu membuat Sinar merasa tersinggung.“Aku ada banyak pekerjaan yang sedikit merepotkan.” Praba mencoba untuk menjelaskan kepada Sinar agar perempuan itu tidak salah paham. “Jadi, aku nggak mau kamu ikut terlibat dan membuat kamu kepikiran. Tidak ada hal lain selain itu.”Lelaki itu mengubah ekspresinya menjadi lebih santai meskipun gemuruh di dalam hatinya tidak bisa dilenyapkan. Hal itu tak bisa membuat Sinar lantas percaya karena dia tahu bukan itu alasan yang sebenarnya kenapa Praba tiba-tiba saja berubah.Berbalik tanpa mengatakan apa pun, Sinar mengambil Askara dari box bayinya karena bayi itu sudah bangun. Dia segera mengAsihi putranya tersebut sebelum memandikannya. Gadis itu melakukan semuanya dengan hening tanpa bersuara.“Aku pergi dulu
Baca selengkapnya

Part 77. Mau Kamu

“Hidup bahagia dengan keluarga kecil kita. Memangnya apalagi yang harus direncanakan?”Sinar menarik napasnya panjang mengingat ucapan Praba tempo hari. Dia berharap Praba tidak mengecewakan dirinya yang sudah memberikan kepercayaan penuh kepada lelaki itu. Sinar sudah lelah dengan segala drama yang pernah diciptakan oleh Talita. Sampai dia harus berubah menjadi ‘orang jahat’ untuk membalas perbuatan Talita kepadanya.Ngomong-ngomong tentang Talita, Sinar tidak lagi mendengar kabar apa pun dari perempuan itu. Praba tidak sekalipun menceritakan tentang Talita, dan Sinar juga tidak pernah bertanya atau membahas tentangnya.“Sin.” Sinar mendongak menatap Gina yang tampak sumringah karena kedatangan sahabatnya itu di restoran tempatnya bekerja. Tempat kerja Sinar juga di masa lalu.“Astaga, Sinar. Beneran kamu. Lama nggak ketemu.”Beberapa mantan rekan kerjanya yang dulu pun mendekat untuk menyapa. Bahkan chef restoran tersebut pun ikut menemui Sinar. Menyapa dengan ramah dan mengobrol se
Baca selengkapnya

Part 78. Akta Cerai

Praba menatap Sinar yang berbaring di sampingnya dengan napas teratur. Sore sudah menggantikan siang, terik matahari pun sudah tidak sepanas beberapa jam yang lalu. Sesekali tatapan Praba mengarah keluar menatap hamparan langit yang luas dari tempatnya berbaring. Tangannya mengusap surai hitam milik Sinar yang terasa lembut di tangannya.Beberapa saat lalu dia sudah menghubungi suster untuk menanyakan keadaan Askara dan bayinya tidak rewel. Asi sudah tersedia di kulkas sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.“Kita pulang, Mas.” Masih dengan mata tertutup rapat, Sinar bergumam pelan. Tubuhnya terasa sakit luar biasa dan kaku di sana sini.Praba menarik Sinar dalam pelukannya. “Kita sekalian makan malam di sini. Setelah itu kita pulang.”Sinar tidak memberontak dan menyamankan di pelukan sang suami. Matanya dipenuhi oleh kantuk yang berat. Namun, dia juga teringat dengan Askara yang sudah seharian ini ditinggal. Oleh karena itu dia ingin segera pulang.Praba mengelus punggung polos
Baca selengkapnya

Part 79. Makam Malam

Sinar menatap Praba yang berdiri di sampingnya dengan senyum mengembang. Lelaki itu terlihat dalam mood yang baik. Jika Sinar boleh menebak, sepertinya ada sesuatu yang membuat lelaki itu bahagia. Namun, tidak bisa menebak sesuatu tersebut.“Sepertinya ada sesuatu yang terjadi.” Sinar menghadap Praba dan menatap lelaki itu dengan lekat. “Mas menang tender atau apa?”Merangkul Sinar untuk masuk ke dalam rumah, mereka berjalan beriringan dengan kedua tangan Sinar memegang dua buket hadiah yang baru saja didapatkan dari Praba.Sampai di ruang keluarga, Sinar meletakkan kedua hadianya itu di atas meja sebelum lanjut ke dapur untuk mengambilkan minuman untuk sang suami. Duduk di samping Praba saat lelaki itu menenggak minuman yang dibawa, Sinar mengambil buket uang dan menghitungnya.“Dua puluh juta,” katanya.“Suka nggak? Lina yang merekomendasikan dan aku menerima usulannya.”“Nggak ada perempuan yang nggak suka dikasih uang.” Sinar mengedikkan bahunya tak acuh. “Aku akan menyimpannya.”
Baca selengkapnya

Part 80. Menyerang Dengan Lembut

Sinar sadar dengan perubahan ekspresi yang ditunjukkan suaminya ketika perempuan yang baru datang ke ruangan tersebut duduk tepat di depan Praba. Sinar juga sadar bagaimana rahang Praba mengetat erat ketika tatapan matanya mengarah lurus pada Cantika.Tidak perlu seorang cenayang untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam ruangan ini. Sinar dengan mudah menangkap maksud orang tua Praba mengundangnya untuk makan malam.Ya, perempuan itu akhirnya kembali. Perempuan yang diakui Praba begitu dicintainya mungkin sampai saat itu.“Praba. Lama tidak bertemu.” Cantika mengulurkan tangannya di depan Praba untuk bersalaman. Lama tidak bertemu dan basa-basi seperti itu jelas dibutuhkan.Praba menerima uluran tangan Cantika tanpa berbicara apa pun. Namun, tatapannya masih mengarah lurus pada perempuan tersebut. Sinar tidak akan menginteruksi Praba dan membiarkan lelaki itu bersikap sesukanya. Dia hanya perlu melihat seberapa jauh Praba melangkah. Mempertahankan dia di sisinya, atau bahkan kembali
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status