Semua Bab Istri Kedua yang Diinginkan: Bab 61 - Bab 70

86 Bab

Part 61. Ulah Ibu Mertua

“Omong kosong! Jangan berpura-pura lagi karena kami tahu kalau semua yang kamu lakukan ini hanya acting!”“Maaf, Bu. Mas Askara sepertinya haus.”Belum juga Sinar menjawab ucapan ibu mertuanya, suara baby sitter menginteruksi Sinar. Ya, karena ada satu dan lain hal, akhirnya Praba mencarikan Askara seorang baby sitter yang sudah berpengalaman untuk membantu Sinar. Benar-benar hanya membantu karena selagi Sinar mampu melakukan semuanya sendiri, maka Sinar akan melakukannya.Sinar melangkah cepat naik ke lantai dua untuk melihat Askara. Bayi yang beberapa hari lalu tampak layu dan kurus itu sekarang sudah terlihat gembil kembali. Hal itu membuat Sinar lega karena putranya sudah kembali sehat.“Mbak Ririn bisa istirahat. Biar saya saja yang urus Askara.” Begitu katanya kepada sang baby sitter. Perempuan yang usianya tidak beda jauh dari Sinar itu mengangguk dan memilih pergi dari hadapan Sinar.Menutup dan mengunci pintu kamar Praba, Sinar memilih untuk menemani Aksara. Bayinya masih bel
Baca selengkapnya

Part 62. Kemarahan Praba

“Kenapa kamu menerimanya, Sinar?” Praba menyahut cepat dengan mata memerah marah. “Kamu bisa menolak!”“Mungkin karena aku baik hati, jadi aku nggak bisa menolak.” Sinar tampak tidak peduli dan terlihat abai.Kesal, Praba menarik Sinar agar mereka keluar dari dapur dan mengetuk pintu kamar ibunya. Rasa kesalnya tidak bisa lagi dibendung. Dia baru saja pulang dari kantor dan melihat Sinar dijadikan ‘budak’ oleh ibunya.Tangannya mendapatkan luka dari cipratan minyak panas. Bekas piring dan gelas kotor menumpuk, dan lebih parah lagi, Sinar benar-benar hanya bekerja seorang diri.Katakanlah dia tak mencintai gadis itu dan bisa saja dia mengabaikan hal tersebut, tetapi Praba sudah bertekad untuk memperlakukan Sinar dengan baik.“Kamu kenapa teriak-teriak begitu, Praba?”Cindy keluar dari kamar sudah segar sehabis mandi. Perempuan itu melirik Sinar yang berdiri di samping putranya, tetapi hanya sebentar karena dia segera kembali menggeser tatapannya pada Praba.“Mama sengaja, ‘kan?” tanya
Baca selengkapnya

Part 63. Dilabrak

Sinar tidak tahu apa yang sebenarnya ada di dalam otak para lelaki, terutama Praba. Tidak ada angin tidak ada hujan, lelaki itu mendekatinya dan mendekap erat tubuhnya. Selanjutnya yang terjadi adalah Praba menciumi tengkuk istrinya berkali-kali. Sesekali menenggelamkan wajahnya di sana.“Kamu benar-benar membuatku hampir gila, Sinar,” gumamnya dengan pelan.Apa semua lelaki seperti Praba atau hanya Praba yang bersikap seperti ini? tanya Sinar pada dirinya sendiri. Pantas saja kalau tanpa cinta pun, lelaki bisa berhubungan badan dengan perempuan.“Lepasin, Mas. Aku mau ganti baju.”Tanpa aba-aba, Praba membalik tubuhnya untuk menghadap ke arahnya. Menatap lekat wajah gadis itu yang tampak begitu segar tanpa makeup. Alis yang tanpa diubah, bibir yang merah, pipi yang sekarang sudah kemerahan karena gugup, semua itu membuat Praba tidak bisa mengendalikan dirinya.“Rasanya aku nggak bisa menahan sampai lepas dari Talita, Sinar.”“Seorang lelaki itu harus bisa dipegang kata-katanya,” ucap
Baca selengkapnya

Part 64. Sweater

“Kamu benar-benar tidak punya hati. Lelaki paling buruk yang saya pernah saya temui.” Suara ibu Talita terdengar begitu tajam dengan aura permusuhan yang tidak bisa terbantahkan. “Talita, setujui perceraian ini dan kamu bisa bebas dari Praba.”“Ma!” Tangis Talita semakin berderai-derai mendengar ucapan ibunya. Bagaimana mungkin ibunya justru mengizinkan dirinya bercerai. “Seharusnya Mama tidak menyalahkan Mas Praba karena dari awal yang tidak tahu diri adalah Sinar.”Mendengar namanya disebut, Sinar segera bersikap waspada. Tidak mengatakan apa pun, tetapi dia tengah mengambil ancang-ancang untuk bersuara jika sudah terdesak.“Kamu akan bertahan dengan lelaki yang tidak mencintaimu, Talita?” Sang ayah bersuara lantang. “Buka matamu dan jangan bodoh. Praba tidak pernah mencintai kamu!”“Aku nggak peduli, Pa. Yang penting aku mencintai Mas Praba dan aku nggak mau kehilangan dia.”“Apa kamu bahagia selama menikah dengannya?” tanya ibunya setelah itu. “Apa kamu diperlakukan dengan baik?”
Baca selengkapnya

Part 65. Sidang Mediasi

Praba tidak akan pernah menarik kembali keputusan yang sudah diambil. Dalam mediasi yang sudah dilakukan, tidak ada yang mampu mengubah pendiriannya meskipun raungan tangis Talita memenuhi ruangan.Inilah yang ditunggu-tunggu oleh Praba selama ini. Dia terlepas dari hubungan tidak sehat yang dijalani selama hampir empat tahun. Tidak ada rasa sesal sedikitpun ketika dia meminta Ramon untuk meneruskan perceraiannya.“Mas.” Talita menahan Praba saat mereka keluar dari ruangan mediasi. Paham situasi, semua orang yang tadinya bersama dengan mereka itu kini memilih menjauh.Memberikan waktu kepada sepasang suami istri itu untuk bicara. Praba kali ini tidak menghindari Talita dan memilih untuk mendengarka apa pun yang akan dibicarakan oleh Talita kepadanya.“Aku sedih kalau harus berakhir seperti ini.” Talita akhirnya mampu mengeluarkan suaranya meskipun tenggorokannya terasa sakit luar biasa. “Tapi, aku tidak akan mampu mengubah keputusan yang sudah Mas ambil.”Setetes bulir bening menetes
Baca selengkapnya

Part 66. Intimidasi

“Aku benci sekali melihat dia ada di sini.”“Iya, aku juga ingin sekali melemparinya dengan telur busuk.”“Tidak tahu diri. Sudah mengambil suami orang, terlihat seolah-olah seperti ibu peri yang nggak punya dosa.”Sinar tidak tuli dan dia bisa mendengar gerutuan dari para pelayan yang ada di sana. Mereka ada di balik dinding dan seperti sengaja mengatakan semuanya itu agar Sinar mendengarnya. Sinar tidak peduli dengan ucapan orang-orang itu. Memilih fokus pada pekerjaannya sambil sesekali memastikan Askara baik-baik saja.Di rumah tersebut, Sinar hanyalah orang asing meskipun dia adalah seorang menantu dari keluarga Wirawan. Tidak ada yang menyukainya kecuali suaminya dan salah satu dari pelayan. Itu pun dia tak yakin jika kebaikannya tulus.“Saya harap, Praba segera sadar atas perasaan yang dirasakan sekarang dan bisa segera meninggalkan kamu.” Cindy bergabung di halaman belakang bersama dengan Sinar hanya untuk mengatakan hal-hal tidak perlu.Sinar menoleh menatap ibu mertuanya sam
Baca selengkapnya

Part 67. Tidak Diakui

“Aku nggak masalah kalau sesekali kita datang ke sana dan menginap. Tapi, aku ingin tempat tinggal yang permanen adalah rumah kita. Rumah yang akan kita beli.”Sinar memilih bungkam dan tidak mengatakan apa pun. Dia bertanya pada dirinya sendiri, kenapa pernikahannya dengan Praba menjadi seserius ini? Dia pikir dulu mereka tidak akan berada di titik sekarang.Nyatanya, takdir membawanya pada sesuatu yang bahkan tidak pernah terbayangkan. Sinar sekarang bahkan tidak tahu apakah dia harus bahagia atau sebaliknya. Jika ditelusuri lebih jauh bagaimana perasaannya kepada Praba, tentu dia sekarang tengah membentengi hatinya agar dia tak jatuh cinta kepada suaminya tersebut.Dia masih belum percaya jika Praba tulus dengan semua yang dilakukan ini. Maka dia harus lebih berhati-hati. Entah kenapa Sinar tidak begitu percaya dengan yang dialami sekarang dan juga segala kebaikan Praba.“Kita bahas ini lagi nanti, Mas.” Sinar akhirnya bersuara. Lihat saja bagaimana kondisi mereka setelah perceraia
Baca selengkapnya

Part 68. Keluar Rumah

“Bereskan semua barang-barang kamu. Kita pergi dari sini sekarang!” Praba sudah berubah menjadi dingin dan tampak tidak bersahabat.“Mas ….”“Aku nggak bisa bertahan di rumah ini kalau kamu sudah diperlakukan sangat nggak adil, Sinar.” Praba sudah mengeluarkan aura panas dari dalam tubuhnya.Lelaki itu bahkan mengusap wajahnya kasar karena amarah sudah menyerangnya. Lagi-lagi, sisi lain dalam diri Praba terlihat. Lelaki itu tampak tidak tenang ketika Sinar berada dalam masalah. Hal itu tentu saja sangat berbeda ketika Praba bersama dengan Talita.“Kamu masih bisa tahan? Maksudku, kamu masih bisa tahan laparnya?”Sinar mengangguk dan mulai merasa tersentuh dengan yang dilakukan oleh Praba kepadanya. Dia tidak menyangka kalau Praba akan melakukan semua ini demi dirinya. Maka, Sinar segera bergerak. Dia memasukkan barang-barangnya yang tidak banyak itu ke dalam koper. Dia juga meminta susternya untuk segera bersiap-siap secara diam-diam.Tak lama setelah itu, Dante menghubungi Praba jika
Baca selengkapnya

Part 69. Terkuak

Praba menatap Sinar dengan lekat ketika gadis itu menikmati makan malamnya. Askara ada di gendongannya dan memberikan waktu kepada Sinar untuk mengisi perutnya sampai kenyang.Dia merasa bersalah karena sudah membawa Sinar dalam masalah besar. Orang tuanya sekarang mungkin tidak akan pernah tinggal diam, tetapi setidaknya, dia bisa melindungi Sinar dan memastikan tidak ada hal buruk menimpa gadis itu.“Mas yakin akan keluar dari perusahaan?” tanya Sinar setelah beberapa saat. “Maksudku, Mas yakin mengorbankan semuanya hanya demi untuk menolongku?”“Apa yang salah dengan itu? Kamu istriku, ‘kan? Atau jangan-jangan kamu nggak mau punya suami pengangguran?”“Memangnya perempuan mana di dunia ini yang ingin punya suami pengangguran?” Sinar menjawab sekeptis. “Semua perempuan juga ingin suami yang hebat.”Semua perempuan akan berpikir realistis termasuk Sinar. Hanya saja, bukan itu konteksnya dalam pembicaraan mereka.Sinar menarik napasnya panjang sebelum kembali berbicara. “Kita sudah be
Baca selengkapnya

Part 70. Rumah

“Gambar-gambar ini didapatkan semalam saat Bapak pergi ke restoran dengan Mbak Sinar dan Askara. Kami masih mencari siapa yang sudah menyebarkan foto-foto ini.”Praba bukan selebritis, dia hanya seorang pengusaha bertangan dingin yang namanya sudah banyak dibicarakan oleh kaum pebisnis. Lelaki tampan itu tidak pernah memiliki skandal apa pun selama ini dengan nama yang sangat bersih.Perusahaan ayahnya bahkan berkembang dengan pesat di bawah kepemimpinannya. Segalanya berjalan sesuai prosedur dan di bawah kendalinya. Namun, tangan-tangan iseng itu membuat Praba harus berhadapan dengan hal-hal remeh seperti ini.“Saya tidak akan ambil pusing. Dengan adanya masalah seperti ini, wartawan pasti akan mencari saya untuk mengonfirmasi.” Praba menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dengan tatapan lekat ke arah Dante. “Pertama, saya tidak ingin diwawancara. Kedua, kita hanya bersikap seperti biasa. Senyap. Ketiga, tetap pantau berita ini sampai sejauh mana. Dan pastikan, orang-orang tidak tah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status