Semua Bab Istri Kedua yang Diinginkan: Bab 81 - Bab 90

125 Bab

Part 81. Kebimbangan Dibawah Tekanan

“Perempuan seperti dirimu tidak akan pernah mengerti perasaan perempuan lain. Karena kamu dengan bangganya mengambil suami orang dan membuat rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian.” Cindy mengatakan itu dengan terang-terangan.“Anggap saja begitu.” Sinar menjawab santai ucapan Cindy. “Bukankah sudah seharusnya hal itu terjadi? Rumah tangga yang tidak bahagia harus diakhiri. Apa Ibu pernah bertanya kepada Mas Praba tentang kebahagiaannya dalam rumah tangga?”Cindy menggeram karena pertanyaan Sinar itu seperti sebuah tikaman benda tajam di hatinya. Dia selama ini tidak pernah peduli dengan perasaan Praba karena yang penting adalah Praba mengikuti perintahnya dan itu sudah cukup.Sinar tersenyum mengejek. “Saya hanya membantu Mas Praba keluar dari perangkap yang tidak pernah menguntungkannya. Tapi, sekarang saya katakan dengan jelas. Saya tahu bagaimana kisah cinta Mas Praba dengan Mbak Cantika. Sebelum kehidupan kami seperti sekarang, Mas Praba sudah mengatakan semua tentang itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-12
Baca selengkapnya

Part 82. Memilih Dia

“Aku tidak akan pernah menceraikanmu sampai kapanpun,” jawab Praba setelah itu dengan atmosfer yang sudah memanas di sekitar mereka. “Kamu istriku dan akan tetap seperti itu.”“Lalu, Mas juga akan tetap bersama dengan Mbak Cantika? Mas pikir aku akan tetap bersedia menjadi istri Mas sedangkan Mas sendiri memasukkan perempuan lain dalam hubungan kita. Sorry, Mas. Aku nggak mau. Kalau Mas memang bahagia dengan Mbak Cantika, maka silakan Mas kembali dengannya.”“Bantu aku untuk bisa melewati ini, Sin.” Praba menggenggam tangan istrinya. “Aku sudah memutuskan untuk melanjutkan berumah tangga denganmu yang artinya aku akan tetap melakukannya. Aku milih kamu.”Sinar mencari kebohongan dari tatapan Praba, dan dia tak menemukannya sama sekali. Itu artinya, Praba tidak sedang membual. Lalu apa itu artinya, Praba benar-benar serius ingin tetap bersamanya meskipun Cantika sudah kembali?“Aku tahu Cantika memang kembali. Tapi, ucapanmu menyadarkaku.” Praba menatap netra Sinar dengan sungguh-sungg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-14
Baca selengkapnya

Part 83. Semua Harus Jelas

Sepajang makan pagi, Praba tampak cemberut dan sesekali menatap Sinar dengan tatapan tajam. Pertanyaan yang baru saja dilontarkan tentang pertemuan istrinya itu dengan Arkana pun belum mendapatkan jawaban. Oleh karena itu, dia terlihat tidak senang.Hal berbeda ditunjukkan oleh Sinar yang begitu santai dan tampak begitu menikmati makannya. Hati Praba ternyata tak sekuat yang dibayangkan. Atau bahkan rasa cemburunya begitu besar.“Kamu belum jawab pertanyaanku, Sinar.” Praba mengekori Sinar yang naik ke lantai dua. Meminta Askara dari suster sebelum menimangnya penuh dengan kasih sayang. Askara sudah tampak setelah mandi, wangi bayi pun menguar dari tubuh putranya.“Coba ulangi lagi pertanyaan Mas tadi apa?” Sinar berpura-pura memancing Praba.Mereka kini tengah duduk di sofa di depan dinding kaca yang menjadi tempat terbaik bagi Sinar di rumahnya tersebut. Askara yang ada di gendongannya terlihat menggemaskan dengan sesekali menutup matanya.Helaan napas Praba itu terdengar, menunjukk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-15
Baca selengkapnya

Part 84. Otoriter

“Arkana itu adalah teman baiknya Talita, bisa saja pertemuan kalian sudah direkayasa.”Sinar yang baru saja keluar dari kamar mandi itu mengernyit aneh pada suaminya yang tiba-tiba. Pembahasan masalah Arkana tampaknya belum berakhir sehingga kini dilanjutkan. Atau mungkin lelaki itu tengah mencurigai sesuatu.“Mas curiga?”“Tentu saja aku curiga. Arkana tiba-tiba datang ke restoran yang sama dengan kita. Bisa jadi Papa dan Mama sudah merencanakan dengan Talita. Semua bisa terjadi, Sin.”Praba menatap istrinya dengan sungguh-sungguh dan dia seolah mempercayai dugaannya. Sinar masih santai mendengar dugaan Praba dan sedikit memikirkan itu. Dugaan itu bisa saja terjadi. Hanya saja, kenapa mereka harus melibatkan Arkana dalam masalah keluarga mereka?“Kalau Mas curiga, Mas hanya perlu cari tahu. Kalau pikiran Mas mereka ingin menjebakku dengan Arkana, aku yakin mereka nggak akan pernah bisa.”Sinar duduk di sofa sambil sesekali menatap Askara yang tengah berbaring di atas ranjang dengan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-15
Baca selengkapnya

Part 85. Perjanjian dan Kesepakatan

Sinar berada di sebuah supermarket untuk berbelanja segala macam kebutuhan rumah selama satu bulan. Diikuti oleh salah satu Bibi dan tentu ‘pengawalnya’ yang selalu mengikutinya ke mana pun. Dua troli supermarket sudah penuh, tetapi Sinar masih sibuk memindai tatapannya pada display barang-barang yang akan dibelinya.“Apa saya perlu ambilkan troli lagi, Bu? Sepertinya masih ada banyak barang yang ingin dibeli.” Tanya Firman, si supir sekaligus pengawal. “Atau, Bibi antri untuk membayar biar Ibu saya temani.”Sinar tampak menimbang. Dia menatap dua troli penuh tersebut. Sudah bisa dipastikan akan membutuhkan waktu panjang untuk menghitung semua barang belanjaan tersebut.“Ya, sudah Bibi antri saja dulu. Masih ada banyak barang yang ingin saya beli.”Bibi mengangguk setuju. Dibantu oleh Firman menuju kasir, lalu Firman kembali dengan troli kosong.Kegiatan seperti ini selalu membuat Sinar merasa bahagia. Bisa keluar di sela-sela kesibukannya mengurus seorang bayi lucuya. Menjadi seorang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-16
Baca selengkapnya

Part 86. Obrolan

“Apa yang kamu bicarakan dengan Cantika?”Sinar baru saja masuk ke dalam ruangan Praba ketika pertanyaan itu meluncur keluar dari mulut Praba. Meletakkan kopi dan kue di atas meja sofa, Sinar memindai ruangan besar tersebut.Ini adalah pertama kalinya dia datang ke perusahaan Praba dan masuk ke dalam ruangan lelaki itu. Dalam mimpi pun dia tak pernah membayangkan hal tersebut akan dirasakan.Berjalan mendekati dinding kaca, Sinar menatap keluar dan melemparkan atensinya ke luar ruangan. Pemandangan gedung-gedung tinggi terangkum di dalam netranya. Jalanan yang menampung kendaraan di bawah sana terlihat seperti sekumpulan semut yang tengah berbaris.“Kamu belum jawab pertanyaanku, Sayang.” Praba mendekati Sinar untuk mengejar jawaban dari sang istri. “Apa yang kamu bicarakan dengan Cantika?”Sinar mengalihkan tatapannya pada Praba dan mengelus dada Praba yang terlapis pakaian. “Nggak banyak yang kami bicarakan. Hanya say hai dan basa-basi.”“Dan kamu pikir aku akan percaya? Firman suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Baca selengkapnya

Part 87. Kue Manis

“Mengenalkanku dengan semua orang?” ulang Sinar. “Mas akan mengenalkanku di pesta? Kenapa nggak bilang dulu?”Ekspresi yang ditunjukkan oleh Sinar adalah sebuah keterkejutan yang luar biasa dan sayangnya tidak bisa ditutupi. Dia bahkan hanya menatap Praba dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.“Aku nggak suka di ekspos. Mas tahu nggak kalau setelah aku keluar, maka aku akan dirujak habis-habisan oleh orang-orang di luar sana. Terutama orang yang sudah tahu tentang hubungan Mas dengan Talita.”Sinar tidak masalah jika dirinya disembunyikan oleh Praba selamanya. Dia tak suka wajahnya menjadi ‘santapan’ media yang hanya akan menyudutkannya.“Aku nggak mau. Aku bahagia dengan kehidupanku sekarang.” Sinar benar-benar menolak dengan semua rencana yang sudah Praba susun.“Hubunganku dengan Talita sudah berakhir dan dia bukan lagi bagian dari kehidupanku. Sekarang yang ada dalam hidupku adalah kamu. Jadi, aku hanya ingin semua orang tahu siapa kamu.” Praba menjelaskan. “Tidak perlu lama. K
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-20
Baca selengkapnya

Part 88. Dua Garis Merah

Sinar merasa aneh dengan tubuhnya selama beberapa hari ini. Ada rasa lelah yang tiba-tiba yang dia rasakan. Sinar tidak tahu kenapa, tetapi setelah dia melihat kalender di ponselnya, matanya terbelalak lebar.Dia seharusnya sudah mendapatkan tamu bulanannya. Namun, dia sudah telat. Dengan gerakan cepat, dia turun ke lantai bawah dan meminta siapa pun yang ada di rumah itu untuk membelikannya tespeck.Setelah dia mendapatkannya, dia kembali ke kamar dan mengeceknya. Garis dua di tespeck itu membuat tubuh Sinar lunglai seketika. Ini benar-benar diluar dugaannya karena dia sudah mewanti-wanti Praba jika dia tidak boleh hamil sebelum Askara dua tahun.“Mas Praba!” Sinar mengeluh sedikit kesal. Dia keluar dari kamar mandi, lalu mengambil ponselnya.Menguhubungi Praba tak peduli jika seandainya suaminya itu tengah meeting. Namun, ternyata panggilan itu diterima lebih cepat dari yang dibayangka oleh Sinar.“Mas harus tanggung jawab. Ini gimana ceritanya jadi begini coba? Aku udah bilang kala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-21
Baca selengkapnya

Part 89. Tak Sebanding

Sinar benar-benar dinyatakan hamil anak kedua oleh seorang dokter. Kabar bahagia ini sungguh membuat Praba merasa kehidupannya begitu lengkap. Dibalik huru-hara masalah yang datang silih berganti, Tuhan memberikan selipan kebahagiaan yang indah.Praba yang menggendong Askara di depan dengan gendongannya itu tak lupa menggandeng tangan Sinar dengan erat. Kebahagiaan itu memancar di wajahnya.“Ingat kata dokter, kamu jangan kecapekan. Jangan juga malam-malam bangun hanya untuk memasak.”Sinar terkekeh mendengar ucapan Praba. Padahal dia tak selalu melakukan itu, tetapi Praba mengatakannya seolah itu rutin dilakukan oleh Sinar.“Aku mau makan di restoran Gina.” Sinar mengambil Askara dari gendongan Praba setelah mereka sampai di parkiran. Masuk ke dalam mobil, mereka segera pergi meninggalkan rumah sakit.“Mau kasih kabar baik kepada Gina?” tanya Praba setelah mereka sudah berada di perjalanan. “Atau jangan dulu. Setelah nanti mau diadakan syukuran aja.”Sinar belum lagi bertemu dengan G
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya

Part 90.

“Ternyata, Mbak Sinar ini cukup serakah, ya? Bagaimana mungkin seorang perempuan menguasai anak dari perempuan lain?” balas Cantika.“Dia bukan serakah. Tapi melakukan hal yang benar.” Praba membalas ucapan Cantika. “Hak asuh Askara ada padaku. Sedangkan sekarang istriku adalah Sinar. Terlebih lagi, seperti yang Sinar bilang tadi, dia yang hamil dan melahirkan Askara, dan Askara tentu saja bergantung dengan Sinar. Kalau kamu tidak paham, lebih baik kamu tidak perlu berpendapat.”Cantika keki setengah mati mendengar ucapan Praba yang dilontarkan kepadanya. Maksud hati ingin membuat Sinar tersudut, tetapi dia salah langkah. Di sana ada Praba dan ternyata lelaki itu benar-benar melindungi istrinya dengan sangat baik.“Sepertinya Tante benar, kamu sudah banyak berubah, Praba.” Cantika kali ini menoleh menatap Praba. Menancapkan pandangannya pada wajah tampan lelaki yang dulu pernah ditinggalkannya. “Kamu tampak begitu mencintai istrimu begitu besar sampai lupa orang-orang di sekitarmu.”“
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status